Anda di halaman 1dari 5

Siklus Akuntansi Biaya

Siklus akuntansi biaya merupakan proses dari penyediaan informasi keuangan yang terdiir dari
pencatatan data hingga menyusunnya ke dalam sebuah laporan keuangan yang berdasarkan pada
tahapan-tahapan dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri merupakan
bentuk informasi keuangan dalam bentuk debit atau kredit sehingga mudah dipahami oleh
pengguna informasi tersebut. Laporan keuangan juga harus bersifat relevan, mudah dimengerti
serta dapat diperbandingkan.

Misalnya saja dalam perusahaan industri atau manufaktur, tentunya terdapat kegiatan produksi
seperti proses produksi mengolah bahan baku menjadi sebuah produk jadi yang dijual kepada
konsumen. Melihat dari sini, maka dapat diketahui bila siklus akuntansi memiliki urutan-urutan
di dalamnya, antara lain adalah:

 Menentukan harga dari bahan baku pokok yang akan dibeli dan harga bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi.
 menghitung biaya dari tenaga kerja yang digunakan
 Menghitung biaya dari overhead public

Setelah menentukan biaya-biaya tersebut, maka selanjutnya perusahaan dapat menentukan harga
dari produk yang akan dijual kepada konsumen tersebut. Untuk lebih memahami siklus akuntansi
biaya, ada beberapa istilah-istilah yang perlu anda pahami terlebih dahulu.

 Bahan baku, merupakan bahan uatam yang diolah menjadi bentuk produk jadi dan
penggunaannya dapat diidentifikasikan.
 Biaya bahan baku, merupakan biaya dari bahan utama yang digunakan dalam proses
produksi.
 Bahan tambahan (penolong), merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produk jadi
namun penggunaannya tidak dapat teridentifikasi.
 Biaya tambahan (penolong), merupakan biaya dari bahan tambahan atau penolong yang
digunakan dalam proses produksi.
 Biaya tenaga kerja, merupakan biaya yang digunakan sebagai tanda jasa kepada
karyawan yang telah bekerja di dalam perusahaan.
 Biaya overhead public, merupakan biaya proses produksi namun selain dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja. Dapat dikatakan bahwa biaya ini masuk ke dalam golongan
biaya-biaya tambahan seperti biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tak langsung,
biaya listrik dan air perusahaan, biaya asuransi, dan biaya-biaya overhead lainnya.

Setelah semua unsur-unsur di dalamnya lengkap, maka perusahaan dapat menggambarkan dasar
dari penjurnalan siklus akuntansi biaya, seperti berikut:

1. Mencatat bahan baku produksi yang digunakan


2. Mencatat biaya dari bahan baku produksi
3. Mencatat upah karyawan perusahaan
4. Mencatat upah dalam proses produksi
5. Mencatat hal-hal yang masuk dalam overhead pabrik
6. Mencatat biaya overhead yang dikeluarkan selama proses produksi
7. Mencatat pemindahan dari biaya overhead pabrik ke biaya overhead sesungguhnya.
8. Mencatat proses produksi hingga selesai
9. Mencatat semua produk produksi hingga sampai proses akhir.

Siklus Akuntansi Biaya Berdasarkan Jenis-Jenis Perusahaan

Secara umum, proses siklus akuntansi biaya pada sebuah perusahaan terdiri dari beberapa proses,
antara lain adalah:

 Penjurnalan, mencatat nilai transaksi yang ada pada bukti-bukti dalam sebuah buku catatatan.
 Buku besar, proses pengklasifikasian atau pengelompokan dari nilai nominal pos akun masing-
masing. Sehingga perusahaan dapat mengetahui saldo dari masing-masing akun.
 Neraca percobaan, biasanya hal ini disusun menjelang penutupan buku. Hal ini bertujuan agar
dapat melihat input data yang ada di dalam jurnal umum apakah sudah sesuai dengan buku
besar.
 Jurnal penyesuaian, menyesuaikan antara saldo yang ada pada akun dengan perhitungan fisik
sebenarnya.
 Neraca lajur, hal ini dilakukan setelah melakukan penyesuaian namun saldo masih belum
seimbang. Sehingga neraca lajur ini digunakan agar saldo seimbang.
 Laporan keuangan, setelah saldo seimbang maka laporan keuangan akan disusun dalam bentuk
neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan laba rugi.
 Jurnal penutup, hal ini dilakukan pada beberapa pos akun yang memiliki pengaruh pada laporan
perubahan ekuitas dan laporan laba rugi.
 Jurnal pembalik, hal ini merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi biaya. Jurnal pembalik
bertujuan untuk menutup pos-pos akun sebelumnya yang sudah ditutup.
 Neraca awal atau neraca akhir, disusun berdasarkan neraca pada neraca periode sebelumnya.

Tentunya siklus akuntansi biaya yang dimiliki tiap perusahaan akan berbeda satu sama lainnya.
Hal ini dikarenakan siklus akuntansi biaya tentunya dipengaruhi dengan siklus kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa siklus akuntansi biaya yang didasarkan
pada jenis-jenis perusahaan tersebut.

1. Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Dagang

Siklus akuntansi biaya yang ada pada perusahaan dagang dimulai pada saat pembelian barang
dagangan dengan tidak mengolahnya lebih lanjut dan kemudian diakhiri dengan penjualan
kembali dari barang-barang tersebut kepada konsumen. Bila kegiatan perusahaan tersebut hanya
membeli dan menjual barang atau produk, maka siklus akuntansi biaya dimulai dari saat
pencatatan dari harga pokok barang dagangan yang dibeli. Kemudian diakhir dengan penyajian
dari harga pokokb barang yang sudah dijual. Tujuan utama dari siklus akuntansi biaya di dalam
perusahaan dagang adalah untuk menyajikan informasi yang terkait dengan harga pokok barang
yang dijual, biaya administrasi, biaya pemasaran, hingga biaya-biaya umum lainnya.
2. Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Jasa

Sebenarnya siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa sama dengan perusahaan dagang, hanya
saja yang membedakan adalah jenis usaha yang dilakukan. Jika perusahaan dagang menjual
barang. Namun pada perusahaan jasa, yang dijual dalam bentuk layanan jasa. Jika perusahaan
dagang memiliki persediaan barang dagangan, namun tidak dengan perusahaan jasa. Pada
perusahaan jasa, inti dari kegiatan usaha nya adalah untuk menyediakan pelayanan atau jasa.
Siklus kegiatan dari perusahaan jasa adalah pada persiapan penyerahan jasa hingga jasa tersebut
sudah berada pada penggunanya.  Maka siklus akuntansi biaya dimulai dari pencatatan biaya-
biaya yang digunakan untuk persiapan penyerahan jasa dan kemudian berakhir dengan penyajian
harga jasa yang diserahkan kepada pengguna jasa. Tujuan dari adanya akuntansi biaya dalam
perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah untuk menyajikan informasi mengenai harga
pokok per satuan jasa yang digunakan oleh pengguna jasa

3. Siklus Akuntasi Biaya Pada Perusahaan Manufaktur

Pada perusahaan bidang manufaktur, siklus kegiatan dari perusahaan ini dimulai saat pengolahan
bahan baku pada proses produksi dan diakhiri dengan penyerahan produk ke dalam gudang
penyimpanan. Sehingga siklus akuntansi biaya yang ada pada perusahaan manufaktur dimulai
dari pencatatan harga dari bahan-bahan baku yang akan diproses kemudian mencatat biaya-biaya
yang dikeluarkan lainnya seperti biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan lainnya. Setelah
itu, siklus akuntansib biaya diakhiri dengan menyajikan harga pokok produk yang sudah jadi
kepada bagian gudang produksi.

Tujuan dari adanya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur adalah untuk menyajikan
informasi dari harga produk per unit yang akan dipasarkan. Selain itu, siklus akuntansi biaya
juga digunakan untuk mengikuti proses produksi dari produk atau barang. Mulai dari
memasukkan bahan baku hingga menjadi sebuah produk jadi yang siap dipasarkan. Tentunya
siklus akuntansi biaya yang ada harus mengikuti dari proses produksi yang dilakukan oleh
perusahaan.

Klasifikasi Beban dalam Akuntansi Biaya


Klasifikasi biaya merupakan proses pengelompokan biaya berdasarkan tujuan dari
informasi biaya yang disajikan.

Untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan biaya dan menyusun laporan


keuangan, serta memberikan gambaran informasi yang akurat kepada pihak
manajemen, maka komponen biaya dikelompokkan dalam beberapa kelompok akun
dengan klasifikasi sebagai berikut :
A.  Berdasarkan Fungsi Pokok dari Aktifitas Perseroan.

1. Biaya Produksi (Production Cost) atau Biaya Harga Pokok Produksi (Cost of
Good Sold) meliputi : Biaya Bahan Baku (Material), Tenaga Kerja Langsung /
Buruh (Direct Labour), dan Biaya Operasional (Direct Overhead).
2. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses) : Biaya Promosi dan Iklan.
3. Biaya Administrasi dan Umum (General Administration Expenses) : Biaya Gaji
Karyawan, Overhead Kantor, dan biaya terkait lainnya. 

B.  Berdasarkan Kegiatan atau volume Produksi.

1. Biaya Variabel (Variable Cost), Komponen biaya proporsional sesuai mengikuti


volume produksi yang dihasilkan. Contoh Biaya Bahan Baku dan Overhead
Langsung.
2. Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya yang tidak dipengaruhi oleh volume produksi.
Contoh Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour), walaupun volumenya
disesuaikan dengan kapasitas produksi namun pembayarannya bersifat
lumpsum per bulan. 

C.  Berdasarkan Objek yang Dibiayai.

1. Biaya Langsung (Direct Cost), Biaya yang dapat diidentifikasi langsung dengan
objeknya. Contoh : Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour), dan Biaya
Bahan Baku (Direct Material)
2. Biaya Tidak Lansung (Indirect Cost), Biaya yang tidak dapat diidentifikasi
langsung dengan objeknya. Contoh : Biaya Overhead Pabrik (Direct
Overhead). 

D.  Berdasarkan Pembebanan Periode Akuntansi.

1. Biaya Investasi (Capital Expenditure), Biaya yang memberikan masa manfaat


pada beberapa periode akuntansi. Contoh Mesin Pabrik biaya depresiasi
penyusutannya selama 5 tahun.
2. Biaya Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure), Biaya yang dikeluarkan
memberikan masa manfaat hanya pada satu periode akuntansi. Contoh : Biaya
Overhead Pabrik.

Anda mungkin juga menyukai