Anda di halaman 1dari 23

Siklus akuntansi biaya dan laporan harga pokok

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan
Masalah 1.3 Tujuan BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Siklus Akuntansi Biaya 2.2 Jenis Laporan
Keuangan pada Perusahaan Manufaktur BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang,
perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu menjalankan aktivitas yang beragam. Setiap
perusahaan akan berbeda cara perhitungan, terutama perusahaan manufaktur yang memproduksi dari
barang mentah sehingga menjadi barang jadi, Dengan adanya makalah tentang siklus akuntansi
perusahaan manufaktur ini diharapkan akan memberikan suatu pengetahuan yang terpadu dalam
pengenalan kegiatan perusahaan manufaktur dengan lancar. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan perusahaan manufaktur adalah kesesuaian dan kecocokan antara sistem itu sendiri dengan
aktivitas perusahaan. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah aktivitas yang berhubungan
dengan Laporan keuangan perusahaan manufaktur. Laporan keuangan perusahaan manufaktur adalah
suatu proses pencatatan, pengklasifikasian dan pelaporan atas kejadian ekonomi dan dilaporkan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan dalam suatu perusahaan manufaktur yaitu untuk mencapai
produksi dan produktifitas yang optimal agar dapat digunakan untuk pengambilan-pengambilan
keputusan atau kebijakan dalam memilih alternative sehingga operasional produksinya dapat lebih
efektif dan efesien. Konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan adalah penyediaan data yang
akurat dan dapat dipercaya, serta dapat teruji kebenarannya sehingga dapat diterima oleh semua pihak
yang berkepentingan.

1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud siklus akuntansi? 2. Bagaimana siklus akuntansi itu? 3. Apa
saja laporan keuangan manufaktur? 4. Bagaimana contoh laporan keuangan manufaktur?

1.3. Tujuan 1. Mengetahui siklus akuntansi perusahaan manufaktur 2. Mengetahui macam-macam


laporan keuangan manufaktur 3. Mengetahui contoh laporan keuangan manufaktur

BAB II PEMBAHASAN Di dalam ilmu akutansi, terdapat sebuah bagian ilmu yang mempelajari mengenai
sistem akuntansi yang terdapat di dalam sebuah perusahaan meliputi penentuan harga barang produksi,
pencatatan, dan hal hal lainnya yang berkaitan dalam proses produksi. Secara umum, akutansi biaya
adalah proses pencatatan, peringkasa, penggolongan, serta pelaporan biaya yang menggunakan cara-
cara tertentu. Tujuan dari akuntansi biaya ini adalah untuk membantu menyediakan informasi yang
berkaitan biaya kepada manajemen perusahaan. Informasi ini dapat digunakan untuk mengelola
perusahaan. Sehingga kehadiran akuntansi biaya ini sangat penting di dalam sebuah perusahaan. Di
dalam akuntansi biaya terdapat siklus akuntansi biaya. Apa itu siklus akuntansi biaya dan tujuannya? 2.1
Pengertian Siklus Akuntansi Biaya Siklus akuntansi biaya merupakan proses dari penyediaan informasi
keuangan yang terdiir dari pencatatan data hingga menyusunnya ke dalam sebuah laporan keuangan
yang berdasarkan pada tahapan-tahapan dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan
sendiri merupakan bentuk informasi keuangan dalam bentuk debit atau kredit sehingga mudah
dipahami oleh pengguna informasi tersebut. Laporan keuangan juga harus bersifat relevan, mudah
dimengerti serta dapat diperbandingkan. Misalnya saja dalam perusahaan industri atau manufaktur,
tentunya terdapat kegiatan produksi seperti proses produksi mengolah bahan baku menjadi sebuah
produk jadi yang dijual kepada konsumen. Melihat dari sini, maka dapat diketahui bila siklus akuntansi
memiliki urutanurutan di dalamnya, antara lain adalah: 

Menentukan harga dari bahan baku pokok yang akan dibeli dan harga bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi.

menghitung biaya dari tenaga kerja yang digunakan

Menghitung biaya dari overhead public Setelah menentukan biaya-biaya tersebut, maka selanjutnya
perusahaan dapat

menentukan harga dari produk yang akan dijual kepada konsumen tersebut. Untuk lebih memahami
siklus akuntansi biaya, ada beberapa istilah-istilah yang perlu anda pahami terlebih dahulu. 

Bahan baku, merupakan bahan uatam yang diolah menjadi bentuk produk jadi dan penggunaannya
dapat diidentifikasikan.

Biaya bahan baku, merupakan biaya dari bahan utama yang digunakan dalam proses produksi.

Bahan tambahan (penolong), merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produk jadi namun
penggunaannya tidak dapat teridentifikasi.

Biaya tambahan (penolong), merupakan biaya dari bahan tambahan atau penolong yang digunakan
dalam proses produksi.

Biaya tenaga kerja, merupakan biaya yang digunakan sebagai tanda jasa kepada karyawan yang telah
bekerja di dalam perusahaan.

Biaya overhead public, merupakan biaya proses produksi namun selain dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja. Dapat dikatakan bahwa biaya ini masuk ke dalam golongan biaya-biaya tambahan seperti
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya listrik dan air perusahaan, biaya asuransi,
dan biaya-biaya overhead lainnya. Setelah semua unsur-unsur di dalamnya lengkap, maka perusahaan
dapat
menggambarkan dasar dari penjurnalan siklus akuntansi biaya, seperti berikut: 1. Mencatat bahan baku
produksi yang digunakan 2. Mencatat biaya dari bahan baku produksi 3. Mencatat upah karyawan
perusahaan

4. Mencatat upah dalam proses produksi 5. Mencatat hal-hal yang masuk dalam overhead pabrik 6.
Mencatat biaya overhead yang dikeluarkan selama proses produksi 7. Mencatat pemindahan dari biaya
overhead pabrik ke biaya overhead sesungguhnya. 8. Mencatat proses produksi hingga selesai 9.
Mencatat semua produk produksi hingga sampai proses akhir. Siklus Akuntansi Biaya Berdasarkan Jenis-
Jenis Perusahaan Secara umum, proses siklus akuntansi biaya pada sebuah perusahaan terdiri dari
beberapa proses, antara lain adalah: 

Penjurnalan, mencatat nilai transaksi yang ada pada bukti-bukti dalam sebuah buku catatatan.

Buku besar, proses pengklasifikasian atau pengelompokan dari nilai nominal pos akun masing-masing.
Sehingga perusahaan dapat mengetahui saldo dari masing-masing akun.

Neraca percobaan, biasanya hal ini disusun menjelang penutupan buku. Hal ini bertujuan agar dapat
melihat input data yang ada di dalam jurnal umum apakah sudah sesuai dengan buku besar.

Jurnal penyesuaian, menyesuaikan antara saldo yang ada pada akun dengan perhitungan fisik
sebenarnya.


Neraca lajur, hal ini dilakukan setelah melakukan penyesuaian namun saldo masih belum seimbang.
Sehingga neraca lajur ini digunakan agar saldo seimbang.

Laporan keuangan, setelah saldo seimbang maka laporan keuangan akan disusun dalam bentuk neraca,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan laba rugi.

Jurnal penutup, hal ini dilakukan pada beberapa pos akun yang memiliki pengaruh pada laporan
perubahan ekuitas dan laporan laba rugi.

Jurnal pembalik, hal ini merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi biaya. Jurnal pembalik
bertujuan untuk menutup pos-pos akun sebelumnya yang sudah ditutup.

Neraca awal atau neraca akhir, disusun berdasarkan neraca pada neraca periode sebelumnya. Tentunya
siklus akuntansi biaya yang dimiliki tiap perusahaan akan berbeda

satu sama lainnya. Hal ini dikarenakan siklus akuntansi biaya tentunya dipengaruhi dengan siklus
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa siklus akuntansi biaya yang
didasarkan pada jenis-jenis perusahaan tersebut 1) Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi biaya yang ada pada perusahaan dagang dimulai pada saat pembelian barang dagangan
dengan tidak mengolahnya lebih lanjut dan kemudian diakhiri dengan penjualan kembali dari barang-
barang tersebut kepada konsumen. Bila kegiatan perusahaan tersebut hanya membeli dan menjual
barang atau produk, maka siklus akuntansi biaya dimulai dari saat pencatatan dari harga pokok barang
dagangan yang dibeli. Kemudian diakhir dengan penyajian dari harga pokokb barang yang sudah dijual.
Tujuan utama dari siklus akuntansi biaya di dalam perusahaan dagang adalah untuk menyajikan
informasi yang terkait dengan harga pokok barang yang dijual, biaya administrasi, biaya pemasaran,
hingga biaya-biaya umum lainnya 2) Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Jasa Sebenarnya siklus
akuntansi biaya pada perusahaan jasa sama dengan perusahaan dagang, hanya saja yang membedakan
adalah jenis usaha yang dilakukan. Jika perusahaan dagang menjual barang. Namun pada perusahaan

jasa, yang dijual dalam bentuk layanan jasa. Jika perusahaan dagang memiliki persediaan barang
dagangan, namun tidak dengan perusahaan jasa. Pada perusahaan jasa, inti dari kegiatan usaha nya
adalah untuk menyediakan pelayanan atau jasa. Siklus kegiatan dari perusahaan jasa adalah pada
persiapan penyerahan jasa hingga jasa tersebut sudah berada pada penggunanya. Maka siklus akuntansi
biaya dimulai dari pencatatan biayabiaya yang digunakan untuk persiapan penyerahan jasa dan
kemudian berakhir dengan penyajian harga jasa yang diserahkan kepada pengguna jasa. Tujuan dari
adanya akuntansi biaya dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah untuk menyajikan
informasi mengenai harga pokok per satuan jasa yang digunakan oleh pengguna jasa 3) Siklus Akuntasi
Biaya Pada Perusahaan Manufaktur Pada perusahaan bidang manufaktur, siklus kegiatan dari
perusahaan ini dimulai saat pengolahan bahan baku pada proses produksi dan diakhiri dengan
penyerahan produk ke dalam gudang penyimpanan. Sehingga siklus akuntansi biaya yang ada pada
perusahaan manufaktur dimulai dari pencatatan harga dari bahan-bahan baku yang akan diproses
kemudian mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan lainnya seperti biaya tenaga kerja, biaya overhead
pabrik, dan lainnya. Setelah itu, siklus akuntansib biaya diakhiri dengan menyajikan harga pokok produk
yang sudah jadi kepada bagian gudang produksi. Tujuan dari adanya akuntansi biaya pada perusahaan
manufaktur adalah untuk menyajikan informasi dari harga produk per unit yang akan dipasarkan. Selain
itu, siklus akuntansi biaya juga digunakan untuk mengikuti proses produksi dari produk atau barang.
Mulai dari memasukkan bahan baku hingga menjadi sebuah produk jadi yang siap dipasarkan. Tentunya
siklus akuntansi biaya yang ada harus mengikuti dari proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

Siklus Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Pesanan Metode harga pokok pesanan merupakan
metode pengumpulan biaya-biaya produksi yang nantinya akan membantu untuk menentukan harga
pokok dari produk yang diproduksi perusahaan tersebut. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah
agar perusahaan dapat menentukan harga pokok produk baik pada setiap satuan maupun secara
keseluruhan dari setiap pesanan. Dalam metode harga pokok pesanan, akan dikumpulkan pesanan-
pesanan serta harga pokok produksi untuk setiap satuannya. Kemudian dihitung dengan cara membagi
total biaya produksi pada pesanna dengan jumlah satuan produk dalam setiap pesanan yang ada. Pada
pengumpulan harga pokok dari pesanna, semua biaya yang dikumpulkan pada tiap pemesanan akan
dipisahkan menurut identitasnya. Atau dengan kata lain, penentuan dari harga pokok pesanan
merupakan sistem akuntansi yang menelusuri biaya setiap unit individual atau pekerjaan, kontrak
ataupun tumpukan produk yang spesifik. Pembahasan dari metode harga pokok produksi dimulai dari
menguraikan prosedur pencatatan dari biaya bahan baku produksi dan dilanjutkan dengan menguraikan
pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik hingga mencatat harga produk yang
sudah jadi. 1) Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong Perusahaan akan menggunakan dua rekening
yang akan digunakan untuk mencatat persediaan bahan baku serta bahan penolong. Dalam pembelian
tersebut akan tercatat di dalam jurnal dengan format berikut: Jurnal 1 : Untuk pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku

Rp…..

Utang Dagang

Rp…..

Jurnal 2 : Untuk pembelian bahan penolong Persediaan bahan penolong

Rp……

Utang dagang

Rp……..

2) Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Penolong dalam Proses Produksi Untuk mencatat bahan baku
yang akan digunakan dalam setiap pesanan, maka perusahaan akan menggunakan dokumen yang
digunakan sebagai bukti permintaan pengeluaran dari gudang. Pencatatan penggunaan bahan baku
dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan cara mendebitkan rekening barang yang
digunakan dalam proses produksi dan mengkreditkan rekening persediaan bahan baku bedasarkan
dokumen permintaan dan pengeluaran yang dikeluarkan oleh gudang produksi 3) Mencatat Biaya
Tenaga Kerja Dalam metode ini, perusahaan harus memisahkan antara upah tenaga kerja langsung dan
upah tenaga kerja tak langsung. Untuk upah tenaga kerja langsung, akan dilakukan pencatatan dengan
mendebitkan barang yang digunakan dalam proses produksi serta mencatatnya dalam kartu harga
pokok pesanan. Untuk upah tenaga kerja tak langsung, maka pencatatannya dilakukan dengan
mendebitkan biaya overhead pabrik yang sebenarnya. 4) Mencatat Biaya Overhead Pabrik Untuk
pencatatan biaya overhead pabrik ini terbagi menjadi dua bagian, antara lain adalah: 

Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk yang

didasarkan pada tairf yangs udah ditentukan sebelumnya.

Kemudian dicatat dengan mendebitkan rekening barang ke dalam proses dan mengkreditkan ke dalam
rekening biaya overhead pabrik. 

Pencatatan biaya overhead pabrik sebenarnya akan dicatat dengan cara mendebitkan rekening biaya
overhead pabrik yang sebenarnya.

5) Mencatat Harga Pokok Produk Jadi Harga pokok produk pesanan yang telah jadi, dapat dihitung
dengan menggunakan informasi dari biaya yang sudah dikumpulkan ke dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan. 6) Mencatat Harga Produk Dalam Proses Produksi Pada akhir periode, akan
ada kemungkinan bila pesanan yang dipesan oleh konsumen belum selesai diproduksi. Biaya yang
dikeluarkan pada pesanan tersebut dapat dilihat pada kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Setelah itu barulah dibuat jurnal yang mencatat persediaan produk yang digunakan dalam proses
produksi dengan cara mendebitkan rekening persediaan produk serta mengkreditkan rekening barang
yang digunakan. 7) Mencatat Harga Pokok Produk Yang Dijual Harga produk yang akan diserahkan
kepada pemesan kemudian dicatat dalam rekening harga pokokpenjualan serta rekening persediaan
produk yang sudah jadi. 8) Mencatat Pendapatan Penjualan Produk Pendapatan yang diperoleh dari
proses penjualan produk akan dicatat dengan cara mendebitkan rekening piutang dagang serta
mengkreditkan rekening dari hasil penjualan. Nah itu tadi penjelasan rinci mengenai siklus akuntansi
biaya. Setiap perusahaan tentunya memiliki siklus akuntansi biaya yang berbeda tergantung dari

kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi anda.
Laporan Harga Pokok Produksi Pengertian Biaya Produksi Biaya Produksi yaitu seluruh biaya yang di
pergunakan untuk proses produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung &
biaya-biaya lainnya. Biaya Produksi → Terjadi pada perusahaan manufaktur / perusahaan industri.
Dalam perusahaan industri harga pokok ditentukan oleh bahan baku yang dipakai + biaya tenaga kerja
langsung + biaya-biaya produksi tidak langsung (biaya overhead).
Unsur-unsur biaya produksi :

a. Biaya Bahan Baku (BBB)

Biaya bahan baku / bahan langsung merupakan bahan yang digunakan & menjadi bagian dari produk
yang dihasilkan. Biaya bahan langsung akan dibebankan secara langsung kesatuan hasil yang
diproduksi / ke proses produksi tanpa melalui alokasi biaya terlebih dahulu.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)

Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga kerja terlibat langsung dalam proses produksi. c. Biaya
Overhead Pabrik (BOP)

Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produksi tidak langsung. BOP merupakan biaya-biaya produksi
lainnya selain biaya bahan langsung & biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini tidak dihubungkan secara
langsung dengan barang yang dihasilkan oleh perusahaan. BOP meliputi biaya bahan btidak langsung
biaya tenaga kerja tdk langsung, & BOP lainnya. Contoh : 

Biaya Bahan Penolong,

Biaya Perlengkapan Pabrik,

Biaya Asuransi Pabrik,


& Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung.

Biaya Pendukung Biaya Produksi :

Biaya Komersial

Biaya Komersial adalah biaya non produksi, meliputi :

a. Biaya Penjualan ⇒ Biaya yang dilakukan berhubungan dengan fungsi pemasaran produksi jadi. b.
Biaya Administrasi & Umum ⇒ Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan bagian administrasi & umum
pabrik.

Contoh : 

Gaji bagian administrasi,

Gaji bagian akuntansi,


Gaji bagian Humas, dll.

Aliran Biaya Produksi :

Biaya produksi dimasukkan dalam proses produksi kegiatan perusahaan industri di mulai dari : 

Pembelian BB,

Pengolahan BB di bagian produksi,

Penyerahan produksi jadi ke bagian gudang produk jadi.

Alur Biaya Produksi : 

Pencatatan harga pokok BB yang dibeli

Pencatatan bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi


Pencatatan biaya tenaga kerja langsung & pencatatan biaya overhead pabrik yang terjadi selama proses
produksi,

Pencatatan harga pokok produksi jadi.

Kartu Biaya Produksi adalah kartu yang mencatat perubahanperubahan biaya produksi dalam produksi
pada periode tertentu.

2.2 Jenis Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur 1) Laporan Harga Pokok Produksi Di
perusahaan manufaktur, Anda mungkin mengenal istilah laporan harga pokok produksi. Maka, laporan
ini yang akan menjadi poin utama dalam perusahaan manufaktur, karena adanya laporan ini, maka
perusahaan bisa melihat jumlah nilai persediaan yang dipakai dalam sebuah proses produksi, jumlah
nilai biaya yang dipakai dalam proses ini serta jumlah nilai biaya overhead pabrik yang dikeluarkan saat
proses ptroduksi. Dengan begitu, perusahaan manufaktur mampu menentukan berapa nilai harga pokok
dengan pasti yang nantinya dipakai pada barang jadi yang sudah selesai dibuat. Hal ini juga bisa
berpengaruh pada nilai jual yang akan dipakai untuk menjual produk jadi dari hasil produksi itu.

2) Harga Pokok Harga pokok penjualan (HPP) bukanlah istilah yang asing untuk Anda dengar bukan?
Terlebih untuk orang yang bekerja dalam bidang akuntansi, istilah ini akan sangat familiar. Namun, bagi
sebagian orang juga masih ada yang bingung mengenai harga pokok penjualan. Beberapa orang akan
menganggap harga pokok penjualan merupakan harga jual, apakah demikian? Harga pokok penjualan
bukanlah harga jual. Harga jual dan harga pokok

penjualan memiliki arti dan cara penghitungan yang berbeda. Di bawah ini, Jurnal akan memberikan
penjelasan lebih lengkap mengenai Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual. a. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan (HPP) atau yang biasa disebut dengan cost of good sold (COGS) merupakan
seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Dalam
menghitung HPP, biaya yang diperhitungkan mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead. Tujuan menghitung HPP adalah mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam
produksi barang dan jasa. HPP merupakan salah satu komponen dalam laporan laba rugi. Untuk
menghitung HPP, Anda dapat menggunakan rumus berikut ini:

HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persedian Akhir Sementara

Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian) A gar lebih
jelas, Anda dapat memperhatikan ilustrasi berikut: PT Maju Bersama pada Tanggal 24 Maret 2017
memiliki: a. Persediaan barang dagangan (awal) sebanyak Rp20 juta. b. Pembelian sebesar Rp50 juta. c.
Beban angkut pembelian Rp1 juta. d. Retur pembelian sebesar Rp5 juta.

e. Potongan pembelian Rp2 juta. f. Persediaan barang dagangan akhir sebesar Rp10 juta. Untuk
menghitung HPPnya adalah sebagai berikut;

Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)

Pembelian Bersih = (50.000.000 + 1.000.000) – (5.000.000 + 2.000.000) Pembelian Bersih = 51.000.000 –


7.000.000 Pembelian Bersih = 44.000.000 Barang Tersedia Dijual = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

Barang Tersedia Dijual = 20.000.000 + 44.000.000 Barang Tersedia Dijual = 64.000.000 HPP = Barang
Tersedia Dijual – Persediaan Akhir HPP = 64.000.000 – 10.000.000 HPP = 54.000.000 Dari contoh di atas,
maka dapat diketahui jumlah HPP adalah sebesar Rp54 juta.

1) Harga Jual

Harga jual merupakan besarnya harga yang dibebankan kepada konsumen. Untuk menghitung harga
jual, Anda dapat menghitungnya dengan cara :
Harga Jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Laba yang Diharapkan Dalam menentukan harga jual,
ada dua metode yang bisa digunakan, yakni penetapan harga biaya plus dan penetapan harga mark up.
Penetapan harga biaya plus (cost plus pricing method) merupakan salah satu metode menghitung harga
jual dengan cara menjumlahkan semua biaya dengan margin yang diharapkan. Sementara penetapan
harga mark up caranya lebih sederhana, yakni dengan menambahkan jumlah keuntungan yang Anda
harapkan dengan harga beli dari barang yang akan dijual.

Kesimpulan: Harga pokok penjualan dan harga jual merupakan hal yang berbeda. Namun, dengan
menggunakan HPP, Anda dapat menentukan harga jual yang sesuai untuk dibebankan kepada
konsumen. Agar perusahaan mendapatkan laba, maka harga jual yang Anda tetapkan harus lebih besar
dari HPP. 2) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi di perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan
laporan laba rugi pada perusahaan komersil lainnya, dimana ada nilai pendapatan dan beban didalam
satu periode sehingga menghasilkan nilai laba atau rygi pada satu periode tertentu.

3) Laporan Neraca Laporan neraca pada perusahaan ini juga tidak berbeda dengan perusahaan komersil
lain, dimana ada dua bagian penting yakni aktiva dan pasiva. Aktiva merupakan sumber utama keuangan
perusahaan karena semua aset perusahaan tercatat pada laporan neraca mulai dari aktivta lancar (kas,
piutang, bank, persediaan, dsb), sedangkan pasiva adalah hutang atauy kewajiban perusahaan dan
modal perusahaan manufaktur.

4) Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal pada perusahaan manufaktur sama juga
dengan perusahaan komersil lainnya. Di laporan perubahan modal berisikan nilai modal awal,
perubahan modal karena prive dan lain lain yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan perusahaan.

Contoh Soal Berikut ini adalah Neraca Saldo yang telah disesuaikan, perusahaan Iwagakure Furniture
pada tanggal 31 Januari 2018, akhir bulan operasi pertama mereka:

PT IWAGAKURE FURNITURE

NECARA SALDO

PERIODE JANUARI 2018


NAMA AKUN

Kas

Rp

21.000.000

Piutang Usaha

Rp

16.200.000

Persediaan Bahan Baku

Rp

7.400.000

Persediaan Barang Dalam Proses


-

Persediaan Barang Jadi

Rp

Bangunan

Rp 300.000.000

13.900.000

Akumulasi Depresiasi - Bangunan Mesin & Peralatan Akumulasi Depresiasi - Mesin & Peralatan

Rp

Rp

3.000.000

Rp

2.200.000
88.000.000

Paten

Rp

800.000

Hutang Usaha

Rp

Gaji & Upah

8.900.000

Modal Saham

Rp 422.550.000

Penjualan
Rp

Harga Pokok Penjualan

Rp

Overhead Pabrikasi Biaya Penjualan dan Administrasi Total

68.300.000

42.450.000 -

Rp

15.200.000

Rp 504.950.000

Rp 504.950.000

Buku besar memperlihatkan bahwa pada bulan November terdapat tambahan datadata berikut:

a) Tidak ada saldo awal persediaan

b) Bahan baku yang dibeli selama periode tersebut berjumlah Rp 33.000.000


c) Biaya tenaga kerja langsung berjumlah Rp 18.500.000

d) Biaya overhead pabrikasi, adalah sebagai berikut:

Bahan baku tidak langsung

Rp

1.400.000

Tenaga kerja tidak langsung

Rp

4.300.000

Depresiasi - Bangunan

Rp

3.000.000

Rp
2.200.000

Depresiasi - Mesin & Peralatan Utilitas (listrik, air & telepon) Total

Diminta Rp

2.750.000

Rp 13.650.000

1. Siapkan laporan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan

untuk bulan Januari 2018. 2. Siapkan laporan laba rugi untuk bulan Januari 2018. 3. Siapkan laporan
posisi keuangan untuk bulan Januari 2018.

Jawab: 1. Laporan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan

2. Laporan Laba Rugi

Kesimpulan:

Jika dilihat dari penjelasan dan contoh laporan keuangan perusahaan manufaktur sederhana diatas,
maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan yang mencolok pada laporan keuangan perusahaan
dengan perusahaan komersil lain. Namun, yang paling mencolok adalah pada laporan harga pokok
produksi pada perusahaan manufaktur dan perusahaan komersil.

Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang, Jasa dan Manufaktur 


Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Pada perusahaan dagang, produk yang akan diperjualbelikan
adalah produk jadi. Sistem penjualannya juga hanya dengan menjual lagi produk tersebut kepada orang
lain sembari menaikkan harga sedikit demi sedikit. Nah, selisih harga inilah yang menjadi keuntungan
usaha dari sebuah perusahaan dagang.

Namun, pada perusahaan manufaktur, produk yang diperjual belikan bisa lebih bervariasi. Produk ini
berupa barang jadi atau bahan mentah yang dioleh trlebih dahulu, atau bahan mentah yang diolah
namun tetap berbentuk mentah.

Secara umum, laporan keuangan perusahaan dagang dibagi beberapa jenis, antara lain:

1. Laporan laba rugi 2. Laporan neraca 3. Laporan arus kas 4. Laporan perubahan modal Masing-masing
tersebut memiliki fungsi dan menyediakan data keuangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dagang.

Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Produk dalam perusahaan jasa bisa dikatakan cukup berbeda. Jika
pada perusahaan dagang lebih focus pada barang sebagai produk bisnisnya, maka lain hal dengan
perusahaan jasa. Perusahaan jasa memiliki aktivitas bisnis dengan

menjual layanan tertentu. Maka dari itu, perbedaan laporan kuangan juga terletak pada bagian
persediaan dan pembeliaannya.

Ketika ada pembelian pada perusahaan jasa, maka umumnya akan langsung dimasukkan sebagai
peralatan atau perlengkapan. Pada laporan keuangan perusahaan jasa, tidak ada harga pokok penjualan
(HPP) atau akuntansi biaya yang berlaku.


Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Pada perusahaan manufaktur, persediaan dan pembelian
terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan pembantu, pembelian, persediaan dalam proses
produksi, persediaan barang jadi dan adanya harga produk penjualan (HPP) juga akuntansi biaya.

Manfaat Laporan Keuangan Bagi Seorang Pengusaha 

Memisahkan Aset Bisnis dengan Aset Pribadi Laporan keuangan bisa membuat aset pribadi tidak
bercanmpur dengan aset bisnis Anda. Hal ini bisa meminimalkan resiko bisnis kedalam ranah pribadi
Anda. Selain itu, dengan membuat laporan keuangan ini, Anda bisa menjalankan perusahaan dengan
lebih professional.

Acuan Penting dalam Pengambilan Keputusan Pelaku bisnis bisa melihat kondisi keuangan pada periode
tertentu untuk memastikan apakah kondisi keuangan baik, kritis atau bahkan bangkrut. Maka,
manajemen perusahaan bisa membuat keputusan terkait pembelian aset, mencari modal, kenaikan gaji
karyawan, pembagian bonus, menambah pinjaman, pembagian dividen, dll.

Informasi untuk Perhitungan Pajak Laporan keuangan juga memegang perang yang sangat penting
dalam penyajian informasi yang nantikan bisa menjadi bahan dasar perhitungan pajak. Bahan dasar
perhitungan pajak berisikan informasi dalam laporan keuangan yang harus dikelola lebih lanjut untuk
bisa menentukan besarnya pajak terutang didalam suatu perusahaan.

Melihat Jumlah Keuntungan Pada suatu bisnis tentu akan ada fase dimana Anda bisa memiliki
pendapatan yang bervariasi. Melalui laporan ini, maka bisa melihat dan juga menganalisa jumlah
keuntungan dari bisnis, seperti apa mendapatkan keuntungan yang banyak atau justru mengalami
kerugian. Anda bisa melihat semua kondisi ini melalui lajur debit dan kredit.

Laporan ke Pihak Luar Laporan keuangan sangatlah dibutuhkan sebagai bahan tinjau pajak atau syarat
pihak luar yakni pemerintah, lembaga keuangan dan perusahaan lain. Mereka mungkin akan meminta
laporan keuangan sebagai syarat kerjasama untuk meninjau prospek bisns yang mungkin Anda miliki
dimasa yang akan datang. Maka dari itu, Anda harus tahu seberapa pentingnya fungsi laporan keuangan
sebagai syarat untuk berhubungan dengan pihak luar. Jika Anda memiliki bisnis yang lebih besar, maka
memiliki laporan keuangan adalah syarat utama dalam transparansi kepada public.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Siklus akuntansi merupakan serangkaian langkah-langkah yang terjadi selama periode waktu yang telah
ditentukan, sehingga menghasilkan Laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai laporan
keuangan, baik itu pihak internal maupun pihak eksternal. Untuk Membuat Laporan Keuangan, terdapat
beberapa langkah, yang dikenal dengan Siklus Akuntansi yaitu ; Transaksi keuangan, Mencatat segala
transaksi keuangan berdasarkan bukti asli transaksi dalam satu periode akuntansi, menggolongkan
teransaksi ke Jurnal Umum, Membuat dan memposting teransaksi ke Buku Besar, meingiktisarkan
kedalam Neraca saldo, Membuat Jurnal Penyesuaian, meingiktisarkan kedalam Neraca saldo
disesuaikan, membuat neraca lajur yang digunakan sebagai alat pembantu/memudahkan dalam
menyusun laporan keuangan, menyusun laporan keuangan(Laporan Laba rugi, Leporan Perubahan
Modal dan Neraca,), membuat jurnal penutup dan meingiktisarkan kedalam Neraca saldo setelah
penutupan.

DAFTAR PUSTAKA Mulyadi. 2016. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
https://dosenakuntansi-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenakuntansi.com/siklusakuntansibiaya/amp?
amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQEKAFwAQ%3D%3D#aoh= 15679231158371&referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20 %251%24s&share=https%3A%2F%2Fdosenakuntansi.com
%2Fsiklus-akuntansibiaya https://www.jurnal.id/id/blog/2018-apakah-harga-pokok-penjualan-adalah-
harga-jualberikut-ulasannya/ https://jenimilasari1997-wordpresscom.cdn.amp

Anda mungkin juga menyukai