Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGERTIAN, HUKUM, LANDASAN, HIKMAH TUJUAN, DAN


URGENSI ZAKAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah fiqih zakat

Dosen pengampu :

M. Suyatno,M.Pd.I

Disusun oleh :
Zanuba Aulia Zulfa

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH (STIS) DARUL ‘ULUM

SEKAMPUNG LAMPUNG TIMUR

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan ridhanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah materi pada mata kuliah Fiqih Zakat yang berjudul “Pengertian, Hukum, Landasan,
Hikmah Tujuan, Dan Urgensi Zakat”. Harapan terdalam penulis, semoga penyusunan
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan ilmu pengetahuan yang
sesuai dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik
dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah lebih
lanjut. Tulisan ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah seharusnya pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-rekan dosen jurusan
yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah ini. Semoga
tulisan selanjutnya jauh lebih sempurna dan bermanfaat berkat kritik dan saran dari pembaca.

Metro,20 September 2021


Penulis

Zanuba Aulia Zulfa

ii
DAFTAR ISI

HALAMAM JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian zakat.......................................................................................................5
B. Hukum Zakat...........................................................................................................5
C. Landasan Zakat........................................................................................................6
D. Hikmah Dan Tujuan Zakat......................................................................................6
E. Urgensi Zakat..........................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah
yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan dengan
menerangkansholat. Pada 82 tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat
ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal
keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-
utama ibadah maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh
sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang
telah diatur secara rinci berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal
sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan umat manusia.
Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni
mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus mengetahui
definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab zakat, tata cara
pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat akan dibahas dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian zakat?
2. Apa Hukum zakat?
3. Apa saja hikmah dan tujuan zakat?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu zakat dalam islam.
2. Untuk mengetahui apa hokum dan dasar zakat.
3. Untuk mengetahui hikmah dan tujuan zakat.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa (lughat) artinya tumbuh, suci, dan berkah. Menurut istilah, zakat
adalah pemberian yang wajib diberikan dari harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran
kepada golongan tertentu. Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan disebutkan
secara beriringan dengan kata salat pada 82 ayat di dalam al-Qur’ān. Allah Swt. telah
menetapkan hukum wajib atas zakat sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’ān, Sunnah
Rasul, dan ijmak ulama. Zakat secara harfiah berarti “apa yang membersihkan”. Zakat
dianggap sebagai cara untuk memurnikan pendapatan dan kekayaan seseorang dari cara
mendapatkan harta duniawi yang terkadang tidak murni. Sama seperti wudu memurnikan
tubuh dan salat memurnikan jiwa, maka zakat memurnikan harta.

Sebagai salah satu dari Rukun Islam, zakat adalah kewajiban agama bagi semua Muslim
yang memenuhi kriteria kekayaan. Ini adalah sumbangan amal wajib, sering dianggap
sebagai pajak. Pembayaran dan perselisihan tentang zakat telah memainkan peran utama
dalam sejarah Islam, khususnya selama perang Ridda. Zakat didasarkan pada pendapatan dan
nilai semua milik seseorang. Biasanya 2,5% (atau 1/40) dari total tabungan dan kekayaan
seorang Muslim di atas jumlah minimum yang dikenal sebagai nisab, tetapi para
cendekiawan Islam berbeda pada seberapa banyak nisab dan aspek zakat lainnya.

Menurut doktrin Islam, jumlah yang terkumpul harus dibayarkan kepada orang
yang kemiskinan dan yang membutuhkan, pengumpul zakat, orang yang baru saja masuk
Islam, budak yang baru dibebaskan, orang yang memiliki hutang, dan orang yang sedang
berjuang di jalan Allah. Saat ini, di sebagian besar negara mayoritas Muslim, kontribusi zakat
bersifat sukarela, sementara di Libya, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Sudan, dan Yaman,
zakat diamanatkan dan dikumpulkan oleh negara..

B. Hukum Zakat

Allah Swt. telah menetapkan hukum wajib atas zakat sebagai salah satu dari lima
rukun Islam yang disebutkan di dalam al-Qur’ān. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan di
dalam al-Qur’ān., Sunnah Rasul-Nya, dan ijma’ para ulama. Di dalam al-Qur’ān Surat Al-
Baqarah ayat 43 Allah Swt. berfirman: “dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah
beserta orang-orang yang ruku’.”Dalam Kitab Al-Ausath dan Ash-Shagir, Imam Thabrani

5
meriwayatkan dari Ali r.a bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda: “Allah Swt. mewajibkan
zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum muslimin sejumlah yang dapat memberikan
jaminan kepada orangorang miskin di kalangan mereka. Fakir miskin tidak akan menderita
kelaparan dan kesulitan sandang pangan melainkan disebabkan perbuatan golongan orang
kaya. Ingatlah bahwa Allah Swt. akan mengadili mereka secara tegas dan menyiksa mereka
dengan azab yang pedih akibat perbuatannya itu.” (HR. Thabrani)

C. Landasan Zakat

Hukum zakat adalah wajib ‘aini dalam arti kewajiban yang ditetapkan untuk diri
pribadi dan tidak mungkin dibebankan kepada orang lain, walaupun dalam pelaksanaannya
dapat diwakilkan kepada orang lain. Kewajiban zakat itu dapat dilihat dari beberapa segi.
Banyak sekali perintah Allah untuk membayarkan zakat dan hampir keseluruhan perintah
berzakat itu dirangkaikan dengan perintah mendirikan shalat seperti firman Allah dalam
surah Al-Baqarah ayat 43:

َّ ‫َوَأقِي ُمواال‬
َ‫صاَل ةَ َوآتُواال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َعالرَّا ِك ِعين‬

”Dan dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat dan ruku’lah kamu beserta orang-orang yang
ruku’”.

D. Hikmah Dan Tujuan Zakat

1. Hikmah Zakat
Hikmah diperintahkan kewajiban zakat atas kepemilikan harta kekayaan adalah untuk
mendorong aktifitas ekonomi, perputaran modal sekaligus mengurangi aktifitas spekulasi dan
penimbunan barang (ihtikar). Adapun hikmah lain dari zakat antara lain sebagai berikut:

a. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para pendosa dan
pencuri. Nabi saw bersabda:
‫ َواَ ِع ُّدوْ الِ ْلبَاَل ِءال ُّدعَا َء‬, ‫ص َد قَ ِة‬ َ ْ‫ َودَاوُوْ ا َمر‬. ‫َحصِّ نُوْ ا َألَ ُك ْم بِال َّز َكا ِة‬
َّ َ‫ضا ُك ْم بِال‬
Artinya:“Peliharalah harta-harta kalian dengan zakat. Obatilah orang-orang sakit kalian
dengan sedekah. Dan persiapkanlah doa untuk (menghadapi) malapetaka.”
b. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat
memerlukan bantuan.
c. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.

6
d. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada
seseorang.

2. Tujuan Zakat

a. Membuktikan penghambaan diri kepada Allâh Azza wa Jalla dengan menjalankan


perintah-Nya.
b. Menyukuri nikmat Allâh dengan menunaikan zakat harta yang telah Allâh limpahkan
sebagai karunia kepada manusia.
c. Menyucikan orang yang menunaikan zakat dari dosa-dosa. Tujuan dan hikmah-hikmah itu
terangkum dalam dua kata yang muhkam yaitu, “Dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka.”
d. Membersihkan orang dari sifat bakhil
e. Membersihkan harta yang dizakati.
f. Membersihkan hati orang miskin dari hasad dan iri hati terhadap orang kaya.
g. Pertumbuhan harta yang dizakati.
h. Mewujudkan Solidaritas Dan Kesetiakawanan Sosial.
i. Menumbuhkan Perekonomian Islam.

E. Ugensi Zakat dalam Ajaran Islam

Menunaikan zakat adalah kewajiban bagi umat Islam yang mampu. Zakat adalah
merupakan salah satu rukun dari rukun Islam yang lima sebagai ibadah kepada Allah
sekaligus merupakan amal sosial (kemasyarakatan) dan kemanusiaan dalam wujud
mengkhususkan sejumlah harta atau nilai milik perorangan atau badan hukum untuk
diberikan kepada yang berhak dengan syarat-syarat tertentu guna menyucikan dan
menumbuhkan harta serta jiwa pribadi para wajib zakat, mengurangi penderitaan masyarakat,
memelihara keamanan dan meingkatkan pembangunan.

Sesungguhnya ajaran Islam dengan konsep zakatnya telah memberikan landasan


mendasar bagi pertumbuhan dan perkembangan kekuatan sosial ekonomi umatnya. Ajaran ini
memiliki dimensi yang kompleks yang tidak dimiliki oleh ajaran agama atau aliran-aliran
pemikiran ekonomi klasik maupun modern lainnya sehingga dari sisi pembangunan
kesejahteraan umat, ada banyak pandangan konstruktif tentang peran, fungsi dan potensi
zakat, antara lain: Zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan dalam membangun
pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan (economy growth with equality).

7
Zakat cenderung pada pendistribusian harta secara egaliter dan menjaga sirkulasi
peredarannya. Zakat akan mencegah terjadinya akumulasi dan sentralisasi kepemilikan harta
pada segelintir orang dan pada saat yang bersamaan akan mendorong manusia untuk
melakukan pengembangan harta (investasi) dan menggalakkan distribusi.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Islam telah menempatkan zakat
sebagai pilar ketiga setelah ibadah shalat. Dan didalam al-Qur’an, Allah telah menyebutkan
perihal zakat selalu berdampingan dengan kewajiban shalat. Ini menunjukan bahwa keduanya
mempunyai arti yang urgen dan memiliki hubungan erat dalam menumbuh kembangkan
kualitas hidup umat. Shalat merupakan ibadah jasmaniah yang paling utama, sedang zakat
dipandang sebagai ibadah maliyah (harta benda) yang paling mulia. Keharmonisan antara
keduanya mutlak diwujudkan sehingga dapat membangun tatanan sosial yang solid, berbasis
pada keseimbangan nilai-nilai religi dan ekonomi. Wallahu a’lam bisshawab

B. Saran
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga apa yang terdapat dalam
pembahasan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pada umumnya. Dan kususnya
bagi para pembaca, apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan
maupun pemaparannya, saya selaku penulis naskah mohon maaf sebesar-besarnya. Penulis
menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak hal yang belum terlampirkan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
dapat dijadikan bahan perbaikan makalah atau karya tulis yang akan datang. . Demikian
makalah ini, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan,
penulis mohon maaf. Semoga dapat bermanfaat. Amin

9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zuhayly, Wahbah. 1997. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Moh. Rowi Latief & A. Shomad Robith. 1987. Tuntunan Zakat Praktis. Surabaya:
Indah, 1987
 K.H.M. Syukri Ghozali, dkk. 1997. Pedoman Zakat 9 Seri. Jakarta: Proyeksi
Peningkatan Sarana Keagamaan Islam, Zakat dan Wakaf
Dr. H. Amiruddin Inoed, dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat (Potret & Pemahaman
Badan Amil Zakat Sumatera Selatan). Sumatera Selatan: Pustaka Pelajar

10

Anda mungkin juga menyukai