Anda di halaman 1dari 25

MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI

DINEGARA BERKEMBANG

Oleh:

Bilqis Zamzamiria P.S

(2016511169)

Mata kuliah :

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

Dosen :

Mursida Kusuma W,SE,MM


DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................

1.2 Tujuan .............................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi .................

2.2 Tujuan Dan Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi ..................

2.3 Devinisi Negara Berkembang ........................................................................

2.4 Permasalahan Pembangunan Ekonomi Di Negara Berkembang ..............

2.5 Upaya Pembangunan Ekonomi Di Negara Berkembang ...........................

2.6 Strategi Pembangunan Indonesia Pengangguran Dan Inflasi

Strategi Pembanguanan di Indonesia ...........................................................

Pengangguran Dan Inflasi .............................................................................

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi telah lama dilakukan semenjak Orde Lama.Namun pada era

Orde Lama pembangunan masih tersendat - sendat karena masalah politik atau kesadaran

bernegara yang belum mantap. Pembangunan pada masa Orde Baru banyak membawa hasil

yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Tetapi walaupun berhasil,banyak juga

kelemahan yang terjadi. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan

total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan

disertaidengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan

ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi

memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi

adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam

bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan

ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan

ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara

keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu

adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan,

sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan

produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input

pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik. Supaya

dapat lebih memahami terhadap situasi ekonomi yang mana sekarang menjadi topik hangat

dan dilema luar biasa bagi seluruh dunia. Paling tidak dapat memecahkan masalah kecil yang

berhubungan dengan rencana pembangunan di negara kita. Diharapkan pula makalah ini

dapat menjadi acuan belajar dalam mempelajari permasalahan ekonomi.


Pembangunan Ekonomi merupakan salah satu upaya yang mutlak dilakukan untuk

meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam negara yang ditandai dengan adanya

peningkatan pendapat berkapita dalam jangka panjang. Untuk itu diperlukan serangkaian

upaya agar pembangunan tersebut berjalan dengan baik. Sedangkan ekonomi pembangunan

merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang berupaya untuk menganalisis masalah-

masalah yang dihadapi oleh negara berkembang dan cara-cara untuk mengatasi masalah

tersebut agar dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat.

1.1 Latar Belakang

Negara berkembang adalah negara yang sedang membangun menuju negara modern.

Didalamnya terdapat suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan

secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

manusia yang menuntut adanya perubahan sosial dan budaya sebagai pendukung

keberhasilannya.Negara berkembang umumnya memiliki ketergantungan tinggi pada

perekonomian luar negeri yang bersifat rentan akibat hanya mengandalkan ekspor komoditas

primer yang tidak menentu. Saat ini permasalahan tersebut cukup serius dan setiap negara

berkembang harus melakukan proses perubahan ke arah modernisasi dengan cara

melaksanakan pembangunan di segala bidang. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua

pembangunan tersebut membawa kemajuan. Sering pada bidang-bidang tertentu bisa juga

mengalami kemunduran. Oleh karena itu, pembangunan di negara berkembang harus

dilakukan semaksimal mungkin. Hal ini tidak lain adalah untuk mengatasi permasalahan-

permasalahn di atas. Secara umum, permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang

seperti yang terdapat di Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah tingkat kehidupan yang

rendah, tingkat produktivitas yang rendah, dan pertumbuhan populasi serta tanggungan beban

yang tinggi.
1.2 Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengerti pengertian pembangunan ekonomi.

2. Untuk mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi.

3. Untuk mengerti tujuan dan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.

4. Untuk mengerti devinisi negara berkembang?

5. Untuk mengerti permasalahan pembangunan ekonomi di negara berkembang.

6. Untuk mengerti upaya pembangunan ekonomi di negara berkembang.

7. Untuk mengerti strategi pembangunan Indonesia pengangguran dan inflasi.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor:

 Faktor Ekonomi

-Sumber alam atau tanah. Yang mencakup: kesuburan tanah, letak dan susunannya,

kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dsb. Lewis: "Dengan hal-hal

yang sama, orang dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan alamnya

dibandingkan apabila mereka tidak memilikinya."

-Akumulasi Modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat

direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu maka disebut

akumulasi modal atau pembentukan modal. Nurskse: "Makna pembentukan modal

adalah masyarakat tidak melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini sekedar untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, tetapi mengarahkan

sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan,

mesin dan fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya." Kuznets: "rasio modal

output marginal atau ICOR (incremental capital-output ratio; incremental = marginal)

memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi modern".

-Organisasi. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam

kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh, dan

membantu meningkatkan produktivitasnya.

-Kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di

dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan


didalam metode produksi sebagai hasil pembaruan atau teknik penelitian baru.

Perubahan ini menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lain.

Kuznets: lima pola penting pertumbuhan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi

modern, yaitu:

1. Penemuan ilmiah

2. Invensi

3. Inovasi atau pembaharuan

4. Penyempurnaan

5. Penyebarluasan penemuan

-Pembagian kerja dan skala produksi. Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan

peningkatan produktivitas. Adam Smith menekankan arti penting pembagian kerja bagi

perkembangan ekonomi. Pembagian kerja perbaikan kemampuan produksi buruh buruh

lebih efisien menghemat waktu mampu menemukan mesin baru produksi meningkat.

 Faktor non-ekonomi

-Lembaga atau faktor sosial dan budaya. Pendidikan dan kebudayaan di Barat

membawa ke arah penalaran (reasoning) dan skeptisisme menanamkan semangat baru

dan memunculkan kelas pedagang baru menghasilkan perubahan pandangan, harapan,

struktur dan nilai-nilai sosial orang dibiasakan menabung dan berinvestasi dan

menikmati resiko untuk memperoleh laba. Lewis: "hasrat untuk berhemat",

memaksimumkan output untuk input tertentu.

-Sumberdaya manusia. Pengembangan faktor manusia berkaitan dengan efisiensi dan

produktivitas, yang oleh ahli ekonomi disebut pembentukan modal insani, yaitu proses

peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara

yang bersangkutan. Jumlah penduduk yyang melonjak cepat merupakan penghambat

bagi pembangunan di negara berkembang.


-Faktor politik dan administratif. Stabilitas politik dan administrasi yang kokoh

membantu pertumbuhan ekonomi modern. Administrasi yang kuat, efisien, dan tidak

korup sangat penting bagi pembangunan ekonomi. Demikian juga dengan ketertiban,

stabilitas dan perlindungan hukum mendorong kewiraswastaan.

2.2 Tujuan Dan Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi mempunyai tujuan, yaitu: meningkatkan kualitas hidup

masyarakat untuk kebutuhan hidup, memperluas distribusi kebutuhan pokok, memperluas

kesempatan kerja, memperbaiki kualitas pendidikan, meningkatkan pemahaman dalam

pemahaman nilai-nilai budaya bangsa, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan

memperluas pilihan ekoonomi dan sosial bagi tiap individu secara menyeluruh. Tujuan

pembangunan ekonomi jangka pendek yang berhubungan dengan tujuan pembanguinan

nasional adalah untuk meningkatkan taraf hidup,kecerdasan,kesejahteraan masyarakat

yang semakin adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan

berikutnya. Tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang adalah mewujudkan suatu

masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di

dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,bersatu berkedaulatan

rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,tenteram,tertib,dan dinamis dalam

lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,bersahabat,tertib,dan damai.Pada tahap awal

pembangunan dititikberatkan pada bidang ekonomi dengan harapan akan berpengaruh

pada bidang lain.

Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting dalam mengurangi kemiskinan dan

menghasilkan sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan manusia dan

perlindungan lingkungan. Namun, pertumbuhan ekonomi saja tidak menjamin

pembangunan manusia. Yang berfungsi dengan baik lembaga-lembaga sipil, individu

yang aman dan hak milik, dan berbasis luas layanan kesehatan dan pendidikan juga
penting untuk meningkatkan standar hidup secara keseluruhan. Meskipun kekurangannya,

meskipun, PDB tetap ukuran proxy yang berguna kesejahteraan manusia.

Beberapa macam indikator yang dapat digunakan untuk melihat dan mengukur pertumbuhan

ekonomi yaitu :

1. Produk Domestik Bruto

PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar.

Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global

dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.

2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita

PDB per kapita merupakan ukuran yang elbih tepat karean telah memperhitungkan

jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat diketahui dengan

membagiPDB dengan jumlah penduduk. Jika pendapatan Negara itu tinggi maka

pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu

negaraitu di bawah rata – rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.

3. Pendapatan Per jam Kerja

Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila

mempunyaitingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi daripada

upah per jam kerjadi negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama.

2.3 Devinisi Negara Berkembang

Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang

rendah,infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang

kurangdibandingkan negara global. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang

yangtentunya memiliki permasalahan ekonomi, masalah perekonomian Indonesia akhir-

akhir inisemakin meningkat, dan para ahli ekonomi kita malah semakin pesimis dengan

programpemulihan ekonomi indonesia (Gombloh :1998). Kondisi perekonomian global


yang rapuhdengan sistem finansialnya yang tidak berfungsi baik, menempatkan negara-

negaraberkembang pada posisi yang kian rentan.

Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memiliki karakter atau ciri sebagai

berikut:

1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi

2. Tingkat Pengangguran Tinggi

3. Tingkat Produktivitas Rendah

4. Kualitas Hidup Rendah

5. Ketergantungan Pada Sektor Pertanian /Primer

6. Pasar & Informasi Tidak Sempurna

7. Tingkat Ketergantungan Pada Angkatan Kerja Tinggi

8. Ketergantungan Tinggi Pada Perekonomian Eksternal Yang Rentan

Ciri-ciri lainnya dari negara yang sedang berkembang:

1. Tidak cukup makan.

2. Struktur agraria lemah, karena pemilikan tanah yang kecil.

3. Industri kurang berkembang di sebagian daerah.

4. Tidak banyak menggunakan yang dibangkitkan dengan mesin.

5. Ketergantungan ekonomi, karena perusahaan-perusahaan besar ada di tangan orang

asing, atau negara tersebut masih tergantung pada luar negeri.

6. Struktur sosial yang masih feodal (menggunakan paham lama).

7. Tingkat pengangguran yang sangat besar jumlahnya dan tersebar di beberapa wilayah.

8. Tingkat pengajaran rendah atau mutu pendidikan yang kurang baik.

9. Angka kelahiran tinggi.

10. Kesehatan yang kurang memadai.


11. Orientasi kepada tradisi dan kepada kelompok.

12. Kekayaan alam belum diolah semaksimal mungkin.

13. Kemiskinan, dan hal ini memang sangat mengkhwatirkan.

14. Kebodohan dan keterbelakangan.

15. Kurangnya tenaga ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

16. Kesehatan kurang.

17. Pendidikan tidak memadai.

18. Kesehatan nasional lemah.

Oleh sebab itu, maka pemerintah negara yang sedang berekmbang harus memiliki

langkah yang strategis dalam perencanaan pembangunan untuk meningkatkan potensi

sumber daya yang terbatas dalma menunjang pembangunan bagi negara yang sedang

berkembang di era globalisasi ini.

2.4 Permasalahan Pembangunan Ekonomi Di Negara Berkembang

Permasalahan ekonomi yang sering dialami oleh negara berkembang yaitu:

 Penduduk, pertumbuhan penduduk yang sangat besar jumlahnya menambah

kerumitan masalah-masalah pembangunan yang dihadapi. Tingkat kelahiran dinegara-

negara berkembang umumnya sangat tinggi yakni sekitar 35-40 setiap 1.000 orang

penduduk. Sedangkan di negara-negara maju kurang dari setengahnya. Begitupula

tingkat kematian di negara-negara berkembang relatif tinggi dibandingkan dengan di

negara maju. Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan sehingga tidak seluruh

penduduk Indonesia dapat melakukan kegiatan ekonomi karena untuk berinvestasi

kita harus memiliki uang lebih sedangkan para pengangguran dan masyarakat miskin

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun sangat sulit. Masalah kesempatan kerja

dan pengangguran yang semakin kompleks ini menyebabkan jalannya perekonomian

menjadi terhambat. Menurut (Bachrawi :2004) Adapun faktor-faktor yang


menyebabkan rendahnya tingkat hidup di negaraberkembang diakibatkan kurangnya

penggunaan tenaga kerja yang efisien dimana mereka tergolong bekerja secara normal

dengan waktu penuh tetapi tingkat produktivitasnya rendah sehingga tidak

menghasilkan output yang baik sedangkanpenduduk yang mampu dan ingin bekerja

tetapi tidak tersedia lapangan pekerjaan.

 Tingkat Produksi yang rendah, produksi yang rendah ini diakibatkan oleh sumber

daya manusia yang kurang memadai sehingga kurang adanya inovasi

dalammeningkatkan nilai tambah suatu barang guna mencapai keuntungan yang

maksimal.Selain itu rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja bisa disebabkan

karena kekurangan faktor input komplementer seperti kekurangan modal atau kurang

baiknya manajemen yang profesional.

 Ekonomi Indonesia sangat tergantung kepada ekonomi eksternal, dalam hal ini

eksternal yang dimaksud yaitu siklus ekonomi Internasional, misalnya pada

periode1970-an membumbungnya harga minyak dunia hal ini berakibat postif bagi

Indonesia yaitu meningkatnya penerimaan dari ekspor migas sehingga meningkatkan

APBN sedangkan pada periode 1982 perekonomian dunia mengalami resesi.

Melemahnya perekonomian dunia bermakna melemahnya permintaan terhadap ekspor

Indonesia, yang pada gilirannya akan melemahkan kemampuan Indonesia dalam

kegiatan impor.

 Tingkat pendidikan, terdapatnya kegagalan-kegagalan dalam mengembangkan projek

di negara-negara berkembang menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi

bahwa kemampuan suatu masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan

pembangunan antara lain tergantung kepada taraf pendidikan masyarakatnya.

Kesenjangan sosial ekonomi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi negara

yang sedang berkembang, yaitu suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial ekonomi
dalam kehidupan masyarakat atau adanya jurang pemisah yang semakin lebar antara si kaya

dan si miskin. Kesenjangan ini timbul sebagai suatu keadaan yang menggambarkan tidak

adanya kesamaan kemampuan dari para warga masyarakat di bidang sosial dan ekonomi. Ada

individu dalam masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya,

sehingga dapat mencapai kedudukan sosial ekonomi yang tinggi. Seperti menduduki jabatan

tertentu atau berhasil menjadi orang kaya. Tetapi ada juga individu yang mengalami kesulitan

untuk menyesuaikan dengan tuntutan lingkungannya, sehingga tidak dapat meraih suatu

status sosial dan ekonomi yang tinggi. Seperti hidupnya miskin, menjadi pengangguran, atau

menjadi pekerja rendahan (buruh). Berdasarkan sejarah kehidupan manusia, gejala yang

menggambarkan kedaaan kaya dan miskin secara berdampingan dalam kehidupan

masyarakat merupakan masalah sosial atau merupakan gejala sosial yang wajar terjadi dalam

perkembangan masyarakat. Tetapi setelah masyarakat berencana melakukan modernisasi di

segala bidang penghidupan, terutama di bidang industri/ekonomi, maka timbullah nilai-nilai

sosial yang baru. Seperti munculnya konsep masyarakat tradisional dan masyarakat modern,

masyarakat ekonomi maju dan masyarakat ekonomi terbelakang, sehingga muncul individu

sebagai makhluk sosial. Pada waktu itulah individu sadar akan kedudukan sosial dan

ekonominya, sehingga menggolongkan dirinya sebagai orang kaya dan miskin. Kemiskinan

kemudian dianggap sebagai pemicu masalah sosial yang sangat dibenci oleh masyarakat.

Diikuti oleh timbulnya kecemburuan sosial, tindakan provokasi, dan aksi-aksi sosial warga

masyarakat miskin, seperti berupa gerakan demontrasi atau pemogokan dari pekerja rendahan

(buruh). Tuntutan kebebasan berusaha, kenaikan gajiatau upah, dan lain sebagainya.

Kemudian muncul anggapan bahwa lembaga ekonomi masyarakat belum berfungsi dengan

baik. Sehingga perlu dibenahi agar lebih adil dan merata. Bila tidak dilakukan dengan

sungguh-sungguh, maka hal-hal yang bersifat kriminalitas (kejahatan) tumbuh subur dengan

baik. Seperti korupsi, kolusi, nepotisme, pencurian, perkelahian, pembunuhan, penipuan, dan
lain sebagainya. Tindak kriminalitas ini berhubungan langsung dengan kondisi dan proses-

proses sosial ekonomi. Secara umum seperti terjadinya gerak dan perubahan sosial,

persaingan dan pertentangan, konflik budaya, ideologi, politik, ekonomi, agama, dan lain-

lain. Sebagai wujud imitasi (tiruan), kompensasi, identifikasi, konsepsi pribadi, dan

kekecewaan yang agresif tanpa bisa berpikir panjang lagi.

2.5 Upaya Pembangunan Ekonomi Di Negara Berkembang

Saat ini permasalahan-permasalahan yang tersebut pada pembahasan sebelumnya sudah

menjadi cukup serius dan setiap negara berkembang harus melakukan proses perubahan ke

arah modernisasi dengan cara melaksanakan pembangunan di segala bidang. Akan tetapi,

pada kenyataannya tidak semua pembangunan tersebut membawa kemajuan. Sering pada

bidang-bidang tertentu bisa juga mengalami kemunduran. Faktor-faktor yang membuat

pembangunan di suatu negara mengalami kemajuan di antaranya:

 Masyarakat mampu menerima adanya suatu perubahan dengan segala resikonya.

 Masyarakat harus menyadari bahwa perubahan tersebut memang sengaja dilakukan

oleh masyarakat itu sendiri.

Dikarenakan negara berkembang adalah negara yang sedang membangun menuju negara

modern, di dalamnya terdapat suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang

dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial dan budaya sebagai

pendukung keberhasilannya. Hanya dengan perubahan melalui pembangunan akan diperoleh

suatu kemajuan yang akan meningkatkan taraf kehidupan. Apabila mengalami kemunduran,

berarti masyarakat kurang siap menerima perubahan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu:


1. Terlalu banyak kekuatan dominan yang tidak menyetujui adanya perubahan.

2. Terjadinya revolusi yang mengakibatkan masyarakat mengalami disorganisasi.

3. Perubahan yang terlalu cepat karena terjadi bencana alam (bagi negara yang sedang

tertimpa bencana).

4. Dalam negara yang dijajah, pihak penjajah memaksakan perubahan.

Oleh karena itu, pembangunan di negara berkembang harus dilakukan semaksimal mungkin.

Hal ini tidak lain adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, secara umum

permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang seperti yang terjadi di Asia, Afrika, dan

Amerika Latin adalah tingkat kehidupan yang rendah, tingkat produktivitas yang rendah, dan

pertumbuhan populasi serta tanggungan beban yang tinggi. Melihat berbagai permasalahan

yang dihadapi Indonesia diharapkan perlunya upaya mengatasi masalah yang ada agar negara

Indonesia dapat bersaing dalam perekonomianInternasional dan bersaing dengan negara-

negara maju. Adapun berbagai solusi yangdiharapkan mampu mengatasi permasalahan

perekonomian di negara berkembang:

1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Perlu adanya peningkatan sumber daya

manusia agar penduduk asli tidak hanya menjadi pekerja kasar dalam mengelolola

sumber daya alam yang dimiliki sehingga mereka tidak hanya menjual barang mentah

melainkan mampu mengubah barang mentah menjadi barang jadi/setengah jadi agar

pada akhirnya dapat meningkatkan nilai jual dan mampu bersaing di pasaran sehingga

tidak kalah dari produk luar.

2. Perlu adanya kebijakan dari Pemerintah yang dapat mendorong kemajuan ekonomi,

misalnya dukungan dari pemerintah, dengan adanya program UKM (Usaha Kecil

danMenengah) yaitu program yang dapat membantu masyarakat yang ingin

berwirausaha tetapi tidak memiliki modal yang cukup.


3. Mengurangi ketergantungan terhadap pihak asing agar seluruh hasil sumber daya

alam yang dikelola, keuntungannya dapat dinikmati sepenuhnya sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Menciptakan iklim investasi yang baik, apabila ada investor ingin berinvestasi

sebaiknya tidak dihambat dalam hal perijinan karena hal ini membuat para investor

akan berfikir dua kali untuk berinvestasi.

5. Revitalisasi pembagian keuntungan perusahaan asing terhadap indonesia Ketika

perusahaan asing melakukan kerjasama terhadap Indonesia, keuntungan yang

didapatkan harus seimbang, dalam arti tidak ada yang lebih diuntungkan pada satu

pihak. Saat ini, perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia lebih kepada

eksploitasi pada sumber daya alam dan keuntungan yang didapat. Oleh karena itu,

perlu adanya revitalisasi pembagian keuntungan.

Perencanaan Pembangunan ekonomidi negara-negara berkembang:

1. Kegagalan Pasar

Pasar di berbagai nengara berkembang masih banyak kelemahan dan kekurangan,

baik aspek struktural mamupun fungsionalnya. Pasar komoditi seringkali tidak di

organisasikan secara memadai dan distorsi harga seringkali terjadi sehingga para

produsen dan konsumen terpaksa menanggapi isyarat dan insentif ekonomi yang

sesungguhnya kurang menggambarkan nilai yang sesungguhnya atas sege nap barang,

jasa dan faktor produksi yang ada di masyarakat tersebut. Inilah alasan yang menjadi

landasan pembenaran pemerintah memegang peranan sentral dalam mengitegrasikan

pasar dan memodifikasi harga. Lebih dari itu, kegagalna pasar dalam menetapkan

faktor produksi juga dianggap sebagai peneyebab terjadinya ketimpangan atau

diparatis yang besar antara nilai sosial dan pribadi atas setiap alternatif proyek

investasi. Jadi menurut logika ini, tanpa adanya campur tangan pemeirntah, maka
pasar akan terus mengakibatkan misalokasi penggunaan alat-alat sumber daya

sekarang dan masa-masa yang akan datang, atau paling tidak akan menyuburkan pola

alokasi sumber daya yang tidak memperhatikan kepentingan sosial (bila ditinjau dari

perspektif jangka panjang).

2. Mobilisasi dan Alokasi Sumber Daya

Perekonomian di negara-negara dunia ketiga pada umunya tidak banyak memilki

sumber daya berharga, sehingga mereka jelas tidak bisa menghambur-hamburkan

sumber-sumber daya keiangan dan tenaga kerja terampil yang sangat langka itu guna

melakukan berbagai macam usaha yang tidak produktif. Investasi proyek harus dipilih

secara cermat, bukan semata-mata berdasarkan analisis produktivitas industri parsial

seperti yang biasa dilakukan oleh rasio modal output, akan tetapi juga harus dikaitkan

dengan program dan tujuan inti pembangunan secara keseluruhan. Itu berarti

pemilihan proyek investasi di negara-negara berkembang juga harus senantiasa

memperhatikan pengaruh ekonomi eksternal, reperkusi yang tidak langsung dan

tujuan-tujuan pemmbangunan jangka panjang. Tenaga kerja terampil harus digunakan

pada tempat yang sumbangannya akan maksimal. Dalam konterks inilah maka pranata

perencanaan emkonomi dinggap dapat membantu memodifikasi pengruh negatif dari

terbatasnya sumber-sumber daya yang ada, karena melalui perencanaan akan lebih

nampak segala macam kendala khusus dalam proses pemilihan dan koordinasi

investasi pada proyek-proyek investasi yang ada. Dengan demikian, melalui

perencanaan amat diharapkan akan berlangsung penyaluran faktor-faktor produksi

langka ke tempat-tempat yang paling produktif.

3. Dampak Perilaku atau Psikologis

Seringkali dikemukakan bahwa suatu pernyataan formal secara terinci mengenai

tujuan ekonomi dan sosial nasional dalam dokumen perencanaan pembangunan dapat
menimbulkan dampak perilaku atau psikologis terhadap penduduk dari negara yang

bersangkutan, meskipun penduduk tersebut jauh dari homogen. Pernyataan formal itu

bisa diletakkan dalam kerangka kampanye nasional untuk dukungan rakyat bagi

pemerintah dalam upayanya mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan wabah

penyakit. Dengan dampak yang dapat memobilisasi dukungan masyarkat luas dan

menghilangkan kelas-kelas, kasta, rasial, agama dan golongan kesukuan serta

mendorong seluruh warga negara untuk bekerja sama dalam membangun negara,

maka bertambah lagi .alsan pemerintah pusat pada setiap negara untuk menggunakan

pranata perencanaan ekonomi. Melalui rencan ekonomi pemerintah juga dapat

menciptakan insentif-insentif yang terbukti memecah belah kekuatan dan potensi

bangsa dalam rangaka mengejar kemajuan-kemajuan sosial baik secara materiil dan

sosial yang lebih besar lagi.

4. Bantuan Luar Negeri

Adanya perumusan rencana pembangunan secara terinci yang disertai dengan target

output sektoral dan investasi proyek yang dirancang secara hati-hati, acapkali

merupakan syarat yang harus dipenuhi pemerintah dari suatu negara dunia ketiga

untuk memperoleh bantuan bilateral dan multilateral. Dalam kenyataannya, bawhwa

ada sementara pengamat yang memberi pendapat, bahwa alasan yang sesungguhnya

mengapa negara-negara yang sedang berkembang bertumpu pada serangkaian rencana

pembangunan adalah untuk mendapatkan bantuan luar negeri yang lebih banyak lagi.

Dengan mengjukan daftar belanja proyek yang tersusun rapi, pemerintah negara-

negara dunia ketiga lebih berpeluang untuk mengumpulkan bantuan luar negeri dan

meyakinkan para donor bahwa uang mereka akan digunakan untuk hal-hal yang

benar, penting dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang cermat dan konsisten.

Terlepas dari sangat beragmanya teknik-teknik perencanaan dan penyusunan rencana


pembangunan, ada sejumlah ciri dasar tertentu atas perencanaan komprehensif dari

kebanyakan negara berkembang. Tony Killick telah merinci enam karakteristik di

bawah ini ayng merupakan ciri umum tersebut:

-Dimulai dari kesamaan pandangan politik dan tujuan pemerintah. Pemerintah di

negara-negara berkembang selalu berupaya menetapkan tujuan kebijakan terutama

yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi di masa-masa mendatang.

-Suatu rencana pembangunan biasanya mengandung suatu strategi untuk mencapai

tujuan tersebut yang lazimnya dijabarkan menjadi target-target yang bercakupan

spesifik.

-Rencana pembangunan tersebut berupaya menyajikan suatu koordinasi terpusat dan

konsisten terhadap prinsip dan kebijakan dasar, pilihan tindakan optimal dalam

melaksanakan strategi tiu guna mencapai target-targetnya, hingga secara keseluruhan

rencana pembangunan tersebut akan dapat digunakan sebagai kerangka kerja atau

pedoman untuk mengarahkan keputusan sehari-hari selanjutnya.

-Perncanaan tersebut mencakup seluruh aspek atau faktor perekonomian (karena

itulah disebut “komprehensif” untuk menggantikan istilah perencanaan “kolonial”

atau “sektor publik” yang tidak populer itu).

-Untuk menmjamin optimalitas dan konsistensinya, rencana pembangunan yang

komprehensif lebih banyak menggunakan model-model makroekonomi yang sedikit

banyak bersifat formal (biasanya tidak dipublikasikan secara massal) untuk

memproyeksikan kinerja ekonomi di masa-masa yang akan datang.

-Suatu rencana ekonomi biasanya mencakup periode tertentu, katakanlah 5 tahun dan

dikaitkan dengan dokumen rencana jangka panjang, serta disemrtai dengan rencan-

rencana tahunan.
2.6 Strategi Pembangunan Indonesia Pengangguran Dan Inflasi

Strategi Pembanguanan di Indonesia

Strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem.

Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan

strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya

wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya). Periode

ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya sejak

Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia adalah strategi

yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan),

menghapus kemiskinan, dan juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah

pembangunan ini tidak didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang

 REPELITA I

Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor

pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

 REPELITA II

Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang

mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi

tahap selanjutnya.

 REPELITA III

Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan

meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan

landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

 REPELITA IV
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju

swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-

mesin industri sendiri,baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam

Repelita-Repelita selanjutnya dan meletakkan landasan yang kuat bagi tahap

selanjutnya.

Pengangguran dan Inflasi

Pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-

negara sedang berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali

dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan

dan besarnya jumlah penduduk. Masalah pengangguran juga dialami oleh negara-negara

maju akan tetapi permasalahan pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah

terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan

pasang surutnya Busines Cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah

ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut. Akibat krisis

finansial yang memporak-porandakan perekonomian di Indonesia, banyak pengusaha yang

bangkrut karena dililit hutang bank atau hutang ke rekan bisnis sehingga begitu banyak

pekerja atau buruh pabrik yang terpaksa di PHK oleh perusahaan karena perusahaan harus

mengurangi besarnya cost yang dipakai untuk membayar gaji para pekerjanya. Hal inilah

yang yang menjadi salah satu faktor terjadinya pelonjakan angka pengangguran dalam

waktu yang relatif singkat (ledakan pengangguran). Ledakan pengangguran yang terjadi di

indonesia berawal sekitar tahun 1997 akhir atau 1998 awal dikarenakan terjadinya krisis

moneter yang hebat melanda asia khususnya asia tenggara yang mendorong terciptanya

likuiditas ketat sebagai reaksi terhadap gejolak moneter. Di Indonesia kebijakan likuidasi

atas 16 bank akhir november 1997 membuat sekitar 8.000 karyawannya menganggur. Dan

dalam waktu yang tidak lama 7.196 pekerja dari 10 perusahaan juga terkena PHK.
Ditambah lagi diawal tahun 1998 1,4 juta pengangguran menambah daftar permasalahan

yang harus segera ditanggulangi oleh pemerintah Indonesia (Andreas, 2001).

Selama periode 2004-2009, tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkanantara 4,5

persen sampai 6,0 persen. Pertumbuhan ekonomi sebesar itu diperkirakan hanya dapat

menyerap angkatan kerja baru sekitar satu sampai satu setengah juta pekerja saja. Pada

masa lalu, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen mampu menyerap sekitar

400.000 pekerja. Namun, pada saat ini diperkirakan hanya mampu menyerap sebanyak

250.000 sampai 300.000 pekerja baru. Sementara angkatan kerja baru setiap tahun

bertambah 2,5 juta orang. Dengan jumlah penduduk yang diperkirakan masih bertambah

dari 207 juta jiwa pada tahun 2004 menjadi 220 juta jiwa pada tahun 2009, sementara

tingkat pengangguran pada tahun 2009 sekitar 8 persen dari seluruh angkatan kerja yang

ada.

Ketidakstabilan ekonomi yang terjadi tidak hanya terkait oleh masalah pengangguran

saja tetapi masalah inflasi juga merupakan masalah yang sangat penting yang harus

dihadapi oleh semua negara didunia ini. Bahkan, peran bank sentral di berbagai negara di

dunia ini sudah identik dengan bank sentral yang mengadopsi target inflasi baik secara

implisit maupun eksplisit. Inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah karena inflasi

merupakan penyakit ekonomi yang tidak bisa diabaikan karena dapat menimbulkan

dampak yang sangat luas. Inflasi pada mulanya senantiasa diidentikkan dengan pencetakan

uang yang terlalu banyak, yang menyebabkan bertambahnya pasokan jumlah uang beredar

menjadi lebih banyak. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya kenaikan harga. Oleh karena

itu inflasi didefinisikan sebagai kenaikan tingkat harga secara umum. Definisi itu sebagai

kebalikan dari kenaikan harga hanya satu atau dua komoditi saja (Humphreys, 1997).
Pengalaman krisis demi krisis yang menimpa ekonomi dunia dalam satu abad terakhir

ini seharusnya telah menyadarkan kepada kita bahwa masalah inflasi telah berkembang

menjadi persoalan yang semakin kompleks. Diawali dengan terjadinya malapetaka yang

besar (the great depressions) pada tahun 1930-an, kemudian disusul dengan terjadinya

krisis Amerika Latin pada dekade 1980-an, akhirnya muncul kembali pada krisis moneter

di Asia pada pertengahan tahun 1997-an, adalah pengalaman ekonomi dunia dengan

tingginya inflasi (hyper inflation) yang sangat merusakkan sendi-sendi ekonomi (Triono,

2006).

Inflasi yang tinggi penting untuk diperhatikan mengingat dampaknya bagi

perekonomian yang bisa menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan ekonomi yang

lamban dan pengangguran yang senantiasa meningkat. Berkenaan dengan hal tersebut,

upaya untuk mengendalikan agar stabil begitu penting untuk dilakukan. Menurut Chapra

(2000), jika kita hendak melakukan pengobatan, maka tidak akan ada pengobatan yang

efektif kecuali hal itu diarahkan kepada arus utama masalah. Kesalahan yang umumnya

dilakukan adalah bahwa pengobatan hanya dilakukan pada symtom (gejala) saja, bukan

secara causatic (sumber masalah). Contoh penyelesaian masalah yang hanya sampai

kepada gejala adalah: penyelesaian krisis ekonomi dengan hanya melihat

ketidakseimbangan anggaran, ekspansi moneter yang berlebihan, defisit neraca

pembayaran yang terlalu besar, naiknya kecenderungan proteksionis, tidak memadainya

bantuan asing dan kerja sama internasional yang tidak mencukupi dan sebagainya.

Akibatnya, penyembuhannya hanya bersifat sementara, seperti obat-obatan analgesik,

mengurangi rasa sakit hanya bersifat sementara. Beberapa saat kemudian, krisis muncul

kembali, bahkan lebih mendalam dan serius (Chapra 2000).


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangunan suatu negara diukur dengan indeks statistik seperti pendapatan per kapita

(per orang). Negara berkembang umumnya adalah negara yang belum mencapai tingkat I

iindustrialisasi yang relatif terhadap penduduknya dan memiliki standar hidup menengah

ke rendah. Terdapat korelasi kuat antara pendapatan rendah dan pertumbuhan populasi

yang tinggi.

Istilah yang digunakan ketika membicarakan negara berkembang mengareah pada

tujuan dan pembangunan negara-negara yang memakai istilah ini. Istilah lain yang kadang

digunakan adalah negara kurang maju (LDC), negara ekonomi kurang maju (LEDC),

"bangsa belum maju" atau bangsa Dunia Ketiga, dan "bangsa non-industri". Sebaliknya,

ujung lain dari spektrum ini disebut negara maju, negara ekonomi sangat maju (MEDC),

bangsa Dunia Pertama dan "bangsa industri".

3.2 Saran

Dari latar belakang dan pembahasan diatas penulis menyarankan agar ekonomi

pembangunan di Negara berkembang lebih signifikan dan terarah dimaksud agar

kesejahteraan rakyat pada Negara tersebut mengalami peningkatan dengan ditandainya

pendapatan per kapita (per orang) semakin meningkat setiap tahunnya.


DAFTAR PUSTAKA

 Prayitno, Hadi .Buku Ekonomi Pembangunan, Penerbit Ghalia Indonesia

 R. E. Baxter dan Evan Davis. 2004. A Dictionary of Economics. Inggris: Penguin

Books Ltd

 http://id.shvoong.com/social-sciences/1999240-faktor-yang-mempengaruhi-

pembangunan-ekonomi/#ixzz1MCGXVyBg

 http://serbamakalah.blogspot.co.id/2013/02/ekonomi-pembangunan-negara-

berkembang.html

 Pobersonic, “Indikator Pertumbuhan / Growth dan Pembangunan / Development

Ekonomi Indonesia”, dalam

https://pobersonaibaho.wordpress.com/2012/03/26/indikator-pertumbuhan-growth-

dan-pembangunan-development-ekonomi-indonesia/ (26 Maret 2012)

 Wahyoe Nengseh, “Permasalahan Pembangunan di Negara Sedang Berklembang”,

dalam http://fatmawahyuningsih.blogspot.com/2013/01/permasalahan-pembangunan-

di-negara-yang_25.html (25Januari 2013)

 http://ier-oezwah.blogspot.co.id/2015/06/pembangunan-ekonomi-pada-negara.html

Anda mungkin juga menyukai