Anda di halaman 1dari 23

DISRUPTIVE INNOVATION

OLEH : KELOMPOK I
DIDI SETIAWAN (P2100214003)
ANDI MUH. FAUZAN AMIR (P2100214004)
ASRUL THAYYIB (P2100214005)
SYAMSUL KAMAR (P2100214009)
MELISSA RIZKY (P2100214010)

ANGKATAN XXXIX KELAS B2


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

Mata Kuliah : Strategic Leadership


Dosen Pengajar : Dr. Andi Nur Baumassepe, SE., MM
Mukadimah
Ada dua jenis inovasi yaitu yang pertama adalah
yang menyempurnakan inovasi sebelumnya (sustaining
innovation), dan yang kedua yang mengganggu atau
bahkan menggantikan inovasi-inovasi sebelumnya
(disruptive innovation). Bila kita jenuh dengan
pekerjaan kita, jenuh dengan pasar kita, jenuh
dengan situasi yang kita hadapi, dan kita ingin
membuat perubahan besar dalam hidup kita – maka
salah satu caranya adalah dengan ber-inovasi
yang out of the box atau yang disebut disruptive
innovation ini.
Pengertian & Konsep
Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah inovasi yang
membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau
merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya
menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Inovasi disruptif
mengembangkan suatu produk atau layanan dengan cara
yang tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis
konsumen berbeda pada pasar yang baru dan menurunkan
harga pada pasar yang lama. Wikipedia merupakan salah
satu contoh inovasi disruptif yang merusak pasar ensiklopedia
tradisional (cetak). Istilah disruptive innovation dicetuskan oleh
Clayton M. Christensen dan Joseph Bower pada artikel
"Disruptive Technologies : Catching the Wave" di jurnal
Harvard Business Review (1995).
Pengertian & Konsep
 Teori ini pertama kali di perkenalkan pada tahun 1995 oleh
Clayton Christensen. Definisi dari disruptive innovation
menurut Wikipedia adalah “marketing speak for a
technological innovation that improves a product or service in
ways that the market does not expect, typically by being lower
priced or designed for a different set of consumers”.
 Ciri khas dari teori ini adalah produk atau service yang
dihasilkan lebih murah dan lebih mudah dalam penggunaan
bagi konsumer baru (low-end consumer).
 Disruptive innovation dapat kita gunakan untuk memecahkan
kejenuhan, mencairkan status quo, men-challenge ketidak-
adilan systemic, menggantikan kekuasaan yang korup,
menghentikan monopoli dan kartel pasar dlsb.
Pengertian & Konsep
 Disruptive innovation adalah ketika produk atau jasa
baru dimulai dari bagian bawah pasar tetapi akhirnya
bergerak naik dan menggusur pesaing mereka.
 Menurut Clyton Christensen Institute for Disruptive
innovation, fenomena ini terjadi ketika suatu inovasi
mengubah pasar atau sektor yang sudah ada dengan
memperkenalkan kesederhanaan, kenyamanan,
aksesibilitas, dan keterjangkauan.
 Awalnya, disruptive innovation terbentuk dalam ceruk
pasar yang mungkin terlihat sama sekali tidak menarik
atau tidak penting, tapi akhirnya produk atau ide baru
benar-benar mengubah industri.
Pengertian & Konsep
Untuk menjadi disruptive innovation, dibutuhkan beberapa persyaratan:
 Pertama, inovasi baru tersebut tidak berkembang secara linier dari teknologi
sebelumnya.
 Syarat kedua adalah inovasi tersebut memanfaatkan peluang pasar yang muncul
pada saat inovasi lama sudah terlalu canggih dan kompleks buat sebagian
pelanggan. Pelanggan tersebut mengharapkan solusi yang lebih sederhana
dengan biaya yang lebih murah. Di sinilah disruptive innovation masuk untuk
memenuhi keinginan tersebut.
 Syarat ketiga berkaitan dengan syarat kedua, yaitu: inovasi yang dihasilkan
bukanlah inovasi yang lebih canggih. Justru disruptive innovation sering berupa
inovasi yang lebih inferior dalam fungsionalitas, bila dibandingkan dengan
produk lama yang sejenis. Inferioritas tersebut tentu saja jangan dipandang
enteng, karena setelah berhasil di pasar awal, perusahaan yang
memperkenalkan disruptive innovation tersebut umumnya akan terus menerus
menyempurnakan produknya sehingga perlahan-lahan kinerjanya bisa mendekati
fungsionalitas produk lama dengan harga yang lebih rendah.
Pengertian & Konsep
 Karena sifatnya yang menyasar segmen yang relatif lebih rendah,
perusahaan yang memperkenalkan disruptive innovation relatif aman dari
incaran pemain lama yang lebih suka mengembangkan produk mereka
untuk menggapai pasar yang lebih menguntungkan (yang umumnya
terletak di atas). Karena itu, para inovator ini memiliki keleluasaan
bergerak yang cukup besar.
 Sifat-sifat tersebut juga menjadikan perusahaan besar yang sudah
mapan jarang bersedia mengeluarkan disruptive innovation karena dua
alasan. Selain karena kecilnya potensi pasar awal, inovasi disruptif ini
tidak selaras dengan strategi perusahaan yang lebih mementingkan
kebutuhan pelanggan mereka yang paling menguntungkan, yang selalu
menuntut produk yang lebih canggih. Karena itu, disruptive inovasi lebih
sering lahir dari inovator baru, dan bukan dari perusahaan-perusahaan
yang sudah mapan.
Pengertian & Konsep
 Disruptive innovation, seperti definisi yang diberikan penggagasnya Clayton Christensen, adalah
inovasi (teknologi) yang awalnya lebih inferior dibanding teknologi mainstream. Ingat, kata kunci di
sini adalah inferior. Namun inferioritas tersebut justru berhasil menangkap pelanggan baru yang
selama ini memang tidak membutuhkan produk/layanan yang canggih. Mereka butuh sesuatu yang
sederhana dengan biaya yang lebih murah. Inferioritas tersebut juga memberikan perlindungan tak
terlihat bagi pendatang baru. Pemain lama yang sudah terbiasa mengembangkan produk-produk
yang canggih tidak tertarik untuk bersaing di segmen yang lebih bawah (yang umumnya kurang
menguntungkan). Kadang mereka malah berterima kasih atas kedatangan para disruptive innovators
ini. Mengapa? Karena para pelanggan yang tidak menguntungkan bisa pergi sehingga perusahaan
bisa berfokus untuk mengejar pelanggan yang lebih menguntungkan. Marjin keuntungan justru
meningkat. Dalam waktu singkat, kelihatannya kedatangan para disruptive innovators merupakan
jawaban dari surga. Sebuah win-win solutions.
 Kedatangan disruptive innovators akan tetap merupakan nyanyian merdu dari surga, jika para
inovator baru ini sudah puas dengan apa yang mereka capai dan berhenti sampai di sana. Tetapi
manusia tetap manusia. Ambisi tidak mungkin dihilangkan. Para inovator tersebut setelah berhasil
mengamankan segmen pasar bawah mulai melirik pasar di atasnya. Demikianlah perlahan-lahan
mereka merangkak naik sampai akhirnya sang pemain lama terpojok di atas. Pelanggan yang
dilayaninya memang menguntungkan tetapi jumlahnya semakin sedikit. Akhirnya, ketika sang pemain
lama tersadar semuanya sudah terlambat.
 Demikianlah ciri utama disruptive innovations. Datang tanpa tanda bahaya, perlahan-lahan
merangkak naik, dan akhirnya menggusur penguasa sebelumnya.
Pengertian & Konsep

Diagram Disruptive Innovation versi Clayton Christensen


Pengertian & Konsep
Di website pribadinya (http://www.claytonchristensen.com/key-concepts/), yang di kutip dari
bukunya yang berjudul “The Innovator Dillema”, Clayton beragumen bahwa “Perusahaan
cenderung untuk berinovasi lebih cepat daripada kebutuhan pelanggan mereka
berkembang, sebagian besar organisasi akhirnya berakhir memproduksi produk atau jasa
yang benar-benar terlalu canggih, terlalu mahal, dan terlalu rumit untuk banyak pelanggan
di pasar mereka.”
Clayton juga memberikan contoh konkrit dari industri – industri yang mengalami disruptive,
yaitu :
Contoh (Facebook vs Friendster)
 social network atau jejaring sosial menurut research paper Danah M
Boyd, seorang peneliti dari School of Information Berkeley
University pertama kali muncul pada tahun 1995, yaitu pada saat
munculnya classmate.com, dan di awal tahun 2000, situs jejaring
sosial semakin bermunculan. Situs friendster pada awalnya
diluncurkan di US tahan 2002, namun lebih popular di kawasan asia
tenggara. Sedangkan facebook diluncurkan di US pada tahun
2004. Bagaimana dan kapan situs facebook melakukan disruptive
pada situs jejaring sosial lainnya? Hingga tahun 2006, pengguna
situs friendster masih cukup banyak dan mungkin masih unggul
secara jumlah user dibandingkan dengan facebook. Bahkan menurut
saya pribadi, desain UI dari facebook di tahun 2005, tidak lebih
bagus dari friendster, seperti yang tampak pada gambar di
bawah:
Contoh (Facebook vs Friendster)
Contoh (Facebook vs Friendster)
 Namun yang terjadi pada facebook setelah tahun 2005 adalah
benar-benar luar biasa, ia menerapkan sebuah algoritma khusus
yang benar-benar merepresentasikan keadaan nyata dunia sosial,
seperti :
 Gambar pada halaman pemilik akun hanya menampilkan orang-
orang yg sering melihat profil si pemilik akun
 Setting di privasi, benar-benar lengkap sehingga Anda bisa
mengatur dengan siapa Anda ingin berbagi wall atau foto.
 Dan booster selanjutnya adalah di saat tim kampanye Barack
Obama pada tahun 2008, menggunakan facebook untuk
mendapatkan dukungan dari generasi muda. Dan perpaduan ke
foenmenalan kemunculan Obama ditambah liputan media cetak dan
elektronik secara global, menjadikan facebook mendapatkan
ekspos secara global. Jika digambarkan dengan grafik yang
diciptakan oleh Clayton Chrsitensen, mungkin akan seperti berikut :
Contoh (Facebook vs Friendster)

Dan kita bisa lihat desain dan UX facebook di


tahun 2007 sudah menjadi lebih kompleks dan
lebih nyaman dari pada friendster, seperti
gambar berikut ini :

Disruptive point Facebook vs Friendster

Desain UX facebook tahun 2007 – 2008


Contoh (Nokia vs Apple & Samsung)
 Di tahun 2000, hingga tahun 2007, tidak ada yang bisa mendekati kapasitas
market Nokia. Nokia menguasai semua segment produk handphone, mulai dari
handphone low end hingga produk handphone high end seperti Nokia
Communicator, E Series dan N Series. Bagaimana gambaran kejayaan Nokia di
masa lalu? Mari kita lihat grafik harga saham Nokia berikut ini :
Contoh (Nokia vs Apple & Samsung)
 Semua kedigdayaan Nokia mulai di tumbangkan di tahun 2007, yaitu di saat
Apple Computer meluncurkan produk IPhone pada tahun 2007. Dan gambaran
disruptive market, adalah sebagai berikut :

Disruptive point Apple & Samsung Vs Nokia


Contoh (Nokia vs Apple & Samsung)
 Jika kita melihat grafik di atas, Disruptive point terjadi pada tahun 2008, atau
satu tahun setelah peluncuran IPhone, lalu disruptive secara Inovasi terjadi dari
sisi desain dan model bisnis dari smartphone. Apakah IPhone mendisrupt pasar
hanya dengan produk hardware yang canggih ? tentu saja tidak, Apple IPhone
melakukan “Disruptive Innovation “ secara holsitik, yaitu :
· Secara Desain fisik : Apple mengubah smartphone yang saat itu cenderung
memiliki Qwerty Keyboard fisik menjadi qwerty virtual dan dengan single
button
· Software iOS sedemikian responsive dan canggih, sehingga OS yang paling
canggih saat itu, yaitu Symbian menjadi terlihat kuno sekali
· Apple mengaktifkan Apple App Market dan berhasil menciptakan sumber
pendapatan baru bagi developer applikasi
 Perpaduan ke tiga hal tersebut telah benar – benar menghancurkan Nokia yang
begitu besar dan kuat di tahun 2000.
Contoh
 Disruptive Innovation telah terjadi di berbagai bidang industri. Di
bidang industri pengiriman surat pun demikian juga, kehadiran e-
mail sudah lama menggantikan pengiriman surat fisik via pos, dan
inipun kemudian digeser lagi dengan hadirnya berbagai layanan
instant messaging. Di bidang medis, radiografi didesak minggir
dengan penggunaan teknologi berbasis ultrasound. Untuk
penyimpanan data, kita juga menyaksikan sendiri betapa cepatnya
pergeseran itu menyusul temuan disket, lalu USB hingga yang
terbaru sistem cloud storage. Demikian juga dengan industri
photography, publishing, manufkatur, transportasi, dan sebagainya.
Itu semua adalah contoh bagaimana disruptive innovation sangatlah
kuat dan strategis dalam mengubah wajah pasar di industri apapun
juga.
Contoh
 Contoh lain adalah situs web YouTube yang memungkinkan
para pengguna Internet untuk meng-upload video rekaman
mereka sendiri. Para pemakai juga bisa menyusun acara
sendiri dari koleksi video yang telah dikumpulkan YouTube.
Apakah situs web ini akan menjadi ancaman untuk studio
televisi konvensional? Kita belum bisa menjawab saat ini,
namun potensinya pasti ada.
 Disruptive innovation yang sangat tepat guna dan
berdampak besar adalah hadirnya ‘tongsis’. Ya tongkat
narsis, siapa yang tidak kenal dan tidak pernah
memakainya. Tongsis telah merubah cara kita untuk berpose
a.k.a selfie dengan cara yang sangat revolusioner
dibanding cara kita sebelumnya.
Kesimpulan
Demikianlah, teori disruptive innovation yang dajukan
Christensen ini menjelaskan tentang fenomena di mana
sebuah inovasi mampu mantransofrmasikan pasar yang
mainstream atau status-quo, entah dengan produk-produk
yang lebih nyaman, lebih gampang diakses, lebih
terjangkau dan sebagainya. Jika dalam sustaining
innovation, atau inovasi yang secara relatif masih sama
teknologinya, produk atau merk incumbent biasanya akan
tetap bertahan dan menang. Namun berbeda dengan
disruptive innovation, yang baru masuk malah berpeluang
besar untuk menang.
Sosok
Clayton Christensen secara luas masihlah diakui sebagai
pemikir bisnis yang paling berpengaruh di dunia. Profesor di
Harvard Business School dan penulis sejumlah buku best seller
ini dikenal karena pemikiran-pemikiran luar biasanya yang
sangat mempengaruhi banyak tokoh industri dunia seperti
Steve Jobs, Michael Bloomberga dan Andy Grove dari Intel
sekalipun.
Buku-buku best seller karya Christensen yang masih terus
dibaca sebagai rujukan manajemen dan bisnis dunia adalah
The Innovator’s Dilemma (1997), The Innovator’s Solution
(2013), Seing What’s Next (2004), Disrupting Class (2008),
dan The Innovator’s Prescription (2009). Teorinya tentang
Disruptive Innovation bahkan disebut-sebut sebagai teori
yang paling menggebrak dan sangat revolusioner dalam
menggambarkan bisnis di abad 21 ini di mana kita melihat
tumbangnya sejumlah industri raksasa dan meraksasanya
perusahaan baru.
Referensi
 https://businessconsult.wordpress.com/2009/06/09/di
sruptive-innovation/ (diakses November 2015)
 http://www.kompasiana.com/imran273/bagaimana-
menerapkan-strategi-disruptive-innovation-pada-level-
sebuah-negara_551b712da333118c23b65e7b
(diakses November 2015)
 https://id.wikipedia.org/wiki/Inovasi_disruptif (diakses
November 2015)
 http://markbiz.co.id/?p=445 (diakses November
2015)
 http://www.itpin.com/blog/sekali-lagi-tentang-
disruptive-technologies/ (diakses November 2015)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai