HADIS EKONOMI
EKONOMI ISLAM
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “FILANTROPI
ISLAM”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian FILANTROPI atau yang lebih khususnya
membahas tentang aspek-aspek dan bentuk filantropi, Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang filantropi islam.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
kelompok 12
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................2
BAB 2....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Filantropi...................................................................................................................3
2.2 Aspek-aspek Filantropi Islam......................................................................................................4
2.3 bentuk-bentuk Filantropi Islam....................................................................................................5
A. Zakat..............................................................................................................................................5
B. Sedekah.........................................................................................................................................5
C. Infak..............................................................................................................................................6
D. Hibah.............................................................................................................................................7
BAB 3....................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
Kesimpulan........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
pemahaman dan dampak sistemik dalam konteks anjuran kewajiban berzakat,
Ibnu Qayyim membagi dua katagori dalam pola penyaluran zakat sebagaimana
telah ditentukan kepada penerima zakat yakni delapan asnaf seperti yang sudah
ditetapkan dalam Al Qur’an. Pertama, mereka yang menerima zakat berdasarkan
keperluan yakni fakir, miskin, riqab, dan ibnu sabil. Kedua, mereka yang
menerima zakat untuk digunakan sendiri yakni amil, muallaf, orang yang
berhutang demi tujuan yang baik dan berjuang di jalan Allah.
3
Latief, Melayani, hlm. 38
4
Hamid Abidin (ed.), Reinterpretasi Pendayahgunaan ZIS Menuju Efektifitas
2
masjid di masjid lingkungan pertetanggaan, ormas Islam, LSM
kolektordistributor, sampai pada pemerintah.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
5
Latief, Melayani, hlm. 34
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
4
solidaritas sosial, guna menjamin terlaksananya kehidupan bermasyarakat 9,
bentuk solidaritas sosial yang lebih berlatar belakang spirit agama yang diyakini.
5
Banyak yang sepakat bahwa zakat bukanlah bentuk “kedermawanan”,
melainkan sebuah “kewajiban” yang harus ditunaikan apabila sudah sampai kadar
(nishab) tertentu, meski para akademisi di Indonesia memasukkan kewajiban
tersebut pada filantropi Islam dikarenakan masih ditunaikan dengan bentuk
kerelaan dan kesadaran individu tanpa sangsi sosial bagi tidak menunaikannya 14.
Oleh sebab itu, membayar zakat adalah wajib etis dan dapat disebut filantropi
yang dasarkan juga pada moralitas15. Aspek lain filantropi Islam adalah Infak yang
berarti perbuatan atau sesuatu yang diberikan kepada orang lain untuk menutupi
kebutuhan orang lain tersebut, baik makanan, minuman, dan lainnya yang
didasarkan ikhlas pada Allah. Selain itu, infak juga berkaitan dengan sesuatu yang
dilakukan secara wajib dan sunnah16. Sedangkan shadaqah berarti pemberian
seseorang secara ikhlas kepada yang berhak menerimanya yang akan diiringi
pahala dari Allah, sehingga shadaqah mempunyai arti yang lebih luas, baik
materiil maupun nonmateriel17.
Aspek lain dalam filantropi Islam adalah wakaf (waqf) masdar dari kata
kerja waqafa-yaqifu yang berarti “melindungi atau menahan”, sinonim wakaf
meliputi tahbis, tasbil atau tahrim, meskipun ketiga istilah yang terakhir ini kalah
populer dibandingkan yang pertama18. Dalam era kontemporer wakaf berkembang
secara lebih elegan, wakaf tidak hanya berwujud tanah, masjid, sekolah, dan
benda lainnya ditahan pokok barangnya yang berpola klasik.
A. Zakat
Zakat adalah harta yang wajib oleh seorang muslim atau badan
yang dimiliki oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk
14
Latief, Melayani, hlm. 53
15
Widyawati, Filantropi, hlm. 32
16
Muhammadiyah, Pedoman, hlm. 71-72
17
Ibid, hlm. 74
18
Wahbah al Zuhayli, al Fiqh al Islami wa-Adillatuh, 8: 153; Wuzarat al Awqaf wa al Shu’un al-
Islamiyyah, al Mawsu’ah al-Fiqhiyyah, 44: 108 dalam Widyawati, Filantropi, hlm.32
6
diberikan kepada yang berhak menerimanya.19 Secara etimologi zakat dapat
diartikan berkembang dan berkah. Sedangkan menurut istilah syar‟i zakat berarti
sesuatu yang dikeluarkan atas nama harta atau badan dengan mekanisme tertentu. 20
Zakat diwajibkan pada tahun ke 2 hijriyah setelah pensyariatan zakat fitrah. Dasar
pensyariatannya yaitu al-Qur‟an, sunah, dan ijma‟.
B. Sedekah
Nabi bersabda,
20
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, fiqh ibadah, (jakarta: Amzah,
2009), 43.
7
pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf
atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang
berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan
memberi kepadanya pahala yang besar.''21. Hadis yang menganjurkan
sedekah juga tidak sedikit jumlahnya.
C. Infak
Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah
harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada
mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat,
anak yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam perjalanan.
Simak ayat berikut ini:
ا ِكي ِن َوا ْب ِنTا َم ٰى َو ْال َم َسTَ َربِينَ َو ْاليَتT َد ْي ِن َواأْل َ ْقTِر فَلِ ْل َوالTْ
ٍ ا أَ ْنفَ ْقتُ ْم ِم ْن خَ يTلْ َمTُونَ ۖ قTُك َما َذا يُ ْنفِق
َ َيَسْأَلُون
يل ۗ َو َما تَ ْف َعلُوا ِم ْن خَ ي ٍْر فَإ ِ َّن هَّللا َ بِ ِه َعلِي ٌم
ِ ِال َّسب
21
Al-Qura‟an, 4: 114.
8
orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang
kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.”22
D. Hibah
Menurut Siah Kosyi‟ah dalam bukunya hibah adalah suatu „aqad yang
mengakibatkan pindahnya kepemilikan harta dari seseorang kepada orang
lain dengan tanpa alasan, dan dilakukan selama masih hidup. Menurut Daud
Ali yang diikuti oleh Kosyi‟ah bahwa hibah merupakan pengeluaran harta
semasa hidup atas dasar kasih sayang untuk kepentingan seseorang atau
kepentingan badan sosial keagamaan, juga kepada orang yang berhak
menjadi ahli warisnya.24 Kompilasi Hukum Islam juga merumuskan pada
Pasal 171 huruf g, hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan
tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk
dimiliki.25
Menurut Abdul Ghofur Anshori dalam bukunya, hibah adalah suatu
pemberian, tanpa mengharapkan kontraprestasi atau secara cuma-cuma,
dilakukan ketika pemberi hibah masih hidup, serta tidak dapat ditarik
22
Al-Quran, 02: 215.
23
Hamid Farihi, “Hibah Terhadap Anak-Anak dalam Keluarga (Antara Pemerataan dan Keadilan),” dalam
Problematika Hukum Islam Kontemporer (III), ed. Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshary (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1997),82.
24
Siah Kosyi‟ah, Wakaf Dan Hibah Perspektif Ulama Fiqh Dan Perkembangannya Di Indonesia
(Bandung: Pustaka Setia, 2010), 239.
25
Abdurrohman, Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007),156.
9
kembali. Hibah merupakan perjanjian persegi satu (bukan timbal balik),
karena hanya terdapat satu pihak yang berprestasi.26
BAB 3
PENUTUP
26
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam (Yogyakarta: GMUP, 2010), 174.
10
Kesimpulan
Diharapkan dengan konsep filantropi Islam ini umat Islam faham betul
tentang bagaiman kemas lahatan itu bisa lestari dan terlaksana agar tidak ada
kesenjangan diantara
si kaya dan si miskin.
Nilai-nilai filantropi Islam ini sangat dibutuhkan pada era kini, karena
sangat berkurangnya kesadaran moral untuk saling menolong, dan menjadikan
manusia terkotak-kotakkan pada keadaan. Padahal jika kesadaran dalam
menjalankan konsep filantropi Islam ini bisa terus- menerus dan meningkat,
tidak di pungkiri akan meningkatnya kesejahteraan di muka bumi.
Semoga kita sebagai umat Islam dapat meningkatkan kesadaran saling
tolong menolong dan menerapkan konsep filantropi Islam, dan dapat
meningkatkan kualitas manusia sebagai kholifah fil ard yang dapat
menstabilkan kehidupan di dunia dan bermanfaat di akhirat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: BPFE.
Aziz Muhammad Azzam, Abdul. dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah, Jakarta: Amzah, 2009
12
Kosyi‟ah, Wakaf Dan Hibah, 242; Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam,
Jakarta: Rineka Cipta, 2001
13