Kelompok 2:
KATA PENGANTAR
1
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi Islam. Shalawat serta salam kami curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita tunggu tunggu syafaatnya di yaumil kiamah, amin.
Makalah ini dibuat demi memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Islam
“Perkembangan Ekonomi Islam Klasik hingga Kontemporer”.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Sehubungan dengan itu, kami
selaku penulis menharapkan saran tentang kekurangan makalah ini agar bisa
mengevaluasi makalah selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi Islam merupakan hasil pemikiran para Muslim yang bersumber kepada
nilai-nilai Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ekonomi Islam juga merupakan sebuah
sistem ekonomi yang menjelaskan segala fenomena tentang perilaku, pilihan, dan
pengambilan keputusan dalam setiap unit kegiatan atau aktivitas ekonomi dengan
mendasarkan pada aturan moral dan etika Islam.
Untuk keberhasilan ekonomi Islam, diperlukan kepada kita mengenal pasti ilmu ini.
Salah satu cara adalah dengan mengetahui tokoh-tokoh klasik yang memberikan
4
pemikiran mereka terhadap perkembangan ilmu ekonomi Islam. Berikut tokoh-tokoh
ekonomi Islam klasik:1
Dasar pemikiran ekonomi Imam Zaid bin Ali Adalah menyatakan keabsahan
jual beli secara tangguh dengan harga yang lebih tinggi daripada jual beli secara
tunai. Pemikiran ini menjadi salah satu pijakan pendapat tentang kebolehan
menetapkan kelebihan harga yang lebih tinggi pada jual beli secara krdit ataupun
tanguh/tertunda. 2
Abu Hanifah pada zaman Daulah Bani Umayyah selama 52 tahun mulai dari
Khalifah Abdul Malik (86 H/685 M) dan Daulah Abbasiyah selama 18 tahun. Ada
suatu transaksi yang populer pada zaman itu, yaitu salam (kontrak pemesanan
barang atau penjualan komoditas yang akan diserahkan pada waktu yang akan
datang dengan pembayaran tunai pada waktu kontrak). 3
1
Ahmad Maulidizen,Pemikiran dan kontribusi tokoh ekonomi islam klasik dan
kontemporer,https://www.researchgate.net/publication/321348006 pada tanggal 10 September 2018
pukul 19:56.
2
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya,(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010),hlm.86.
3
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2010),hlm.87.
4
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2010),hlm.88.
5
Walaupun tidak banyak pandangannya tentang ekonomi, tetapi ada dua hal
yang penting untuk dicatat, yaitu: Pertama, Imam Malik menganggap penguasa
harus bertanggung jawab untuk menyejahterakan rakyat. Kedua, tentang al-
maslahah almursalah. Maslahah sama dengan
kepentingan/kebaikan/kegunaan/manfaat baik untuk individu maupun
masyarakat,dan mursalah artinya bebas, tidak terbatas, tidak terikat.
Abu Yusuf sangat menentang keras pengenaan pajak pertanian dan anjuran
penggantian suatu retribusi tetap atas tanah dengan pajak atau hasil produksi
pertanian yang dikenakan secara proporsional. Hal ini dirasakan lebih adil dan
nampaknya untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar dan memudahkan
perluasan area yang digarap. 5
Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam, yang menulis kitab al-Amwal; sebuah karya
lengkap tentang keuangan negara dalam Islam. Kitab al-Amwal dari Ubaid
merupakan satu karya yang lengkap tentang keuangan negara dalam Islam. Dimulai
dengan bab singkat tentang “hak penguasa atas subjek yang berhubungan dengan
penguasa” dilanjutkan dengan bab tentang jenis harta yang dikelola penguasa untuk
kepentingan subjek dan basisnya dalam Kitab Allah serta Sunnah.
5
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2010),hlm.89-90.
6
membahas tentang pendekatan yang mungkin untuk memperoleh penghasilan. Tidak
mengapa seseorang memperoleh penghasilan melebihi kebutuhannya, dengan
maksud dibelanjakan untuk alasan yang baik. Tetapi memperoleh uang demi untuk
uang dan dalam rangak menimbun kekayaan dan atas dasar itu menurut kekuasaan
adalah buruk.
Pusat perhatian dari Ibnu taimiyah adalah masyarakat, fondasi moralnya dan
bagaimana mereka harus membawakan dirinya sesuai dengan Syariah. Moralitas
6
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2010),hlm.91-93.
7
sebagaimana yang diabadikan dalam ketentuan syariah memerlukan keharusan tidak
adanya paksaan, tidak adanya kecurangan dan tidak mengambil keuntungan dari
keadaan yang menakutkan atau ketidaktahuan dari salah satu pihak yang melakukan
perjanjian. Ketika ketentuan-ketentuan ini dipatuhi, harga pasar yang terjadi adalah
wajar dan adil, dengan syarat tidak adanya pasokan yang ditahan untuk menaikkan
harga. Ibnu Taimiyah adalah sarjana Muslim yang pertama yang membahas pikiran
tentang harga yang wajar secara rinci.
Ibnu Khaldun adalah yang paling khas (unik). Ia dianugrahi kekuatan analisa
yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam ilmu pengetahuan Islami. Ibnu
Khaldun barangkali merupakan ekonom muslim terbesar, karena sedemikian
cemerlang dan luas bahasanya tentang ekonomi. Dialah satu-satunya ekonom
muslim yang secra jujur diakui integritas dan kualitas karyanya oleh ekonom barat,
J.A Schumpeter, dalam bukunya History of Economic Analysis (1959).7
7
Apridar,Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2010),hlm.96-106.
8
Mohamed Aslam Haneef,Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer,(Jakarta:Rajawali pers,2010),hlm.3.
8
Muhammad Abdul Mannan lahir di Bangladesh pada tahun 1938.Pendekatan
eklektik Mannan sekali lgi terlihat jelas di dalam pembahsannya mengenai produksi.
Sekalipun ia menyebut-nyebut kualitas, kuantitas, maksimisasi dan partisipasi sebagai
sifat proses produksi, uraiannya mengenai ‘bagaimana sifat-sifat tersebut akan berperan
tidaklah jelas, terutama yang mengenai kuatitas dan maksimisasi.
4. Monzer Kahf
Sekalipun memiliki latar belakang tradisional, Sadr tidak ernah terpisah dari isu-
isu kontemporer. Minat intelektualnya yang tajam mendorongnya untuk scra kritis
mempelajari filsafat kontemporer, ekonomi, sosiologi, sejarah, dan hukum. Seperti
Taleghani, ia adalah seornag ‘alim yang aktif’. Secara terus menerus ia menyuarakan
pandanan-pandangan mengenai kondisi kaum Muslimin dan membicarakan keinginan
merdeka, tidak saja kekangan politik, namun juga dari ‘pemikiran dan gagasan’.10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini kami sadar bahwasannya makalah kami ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi materi pembahasan maupun ejaan kat, maka dari itu kami mengharapkan
10
Mohamed Aslam Haneef,Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer,(Jakarta:Rajawali Pers,2010),hlm.87-
131
10
adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari kami
dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat
untuk menambah wawasan mengenai perkembangan pemikiran ekonomi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Websites: https//ww.reseacrhgate.net/publication
11