Disusun oleh:
Kelompok 1
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi AllahSWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah Manajemen Syariah”.
Penulis mengucapakan terimakasih kepada Bapak Ahmad Budiman, S.H.I,
M.H.I., selaku dosen pembimbing bidang studi dan teman teman yang turut
memberi semangat atas terbentuknya makalah ini, karena berkat dari bantuan
berbagi pihak penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktu yang ditentukan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan kepada
pembaca sekalian. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.
Wassalamulaikum wr.wb..
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses pengorganisasian, pengaturan, pengelolaan SDM,
sampai dengan pengendalian agar bisa mencapai tujuan dari suatu kegiatan.
Manajemen sangat diperlukan untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis, karena
dapat membuat bisnis menjadi lebih berkembang karena dijalankan secara
struktural dan prosedural.
Islam sendiri merupakan agama yang didalamnya terdapat keteraturan, islam
mengatur (manage) hal-hal yang kecil dalam kehidupan manusia sampai kepada
hal-hal yang besar, mengatur kehidupan masa kini (dunia) dan kehidupan masa
depan (akhirat). Dengan aturan tersebut menjadikan manusia hidup menjadi
terarah, teratur dan seimbang.
Manajemen syariah adalah manajemen yang mengatur organisasi untuk
memperoleh hasil yang optimal dan mengarah pada pencarian keridhaan Allah.
Kegiatan bisnis yang terlaksana di dalamnya sudah sesuai dengan kaidah-
kaidah dan prinsip-prinsip syariah yang akhirnya akan menghasilkan
kemaslahatan bagi seluruh umat.
Dengan demikian urgensi dari manajemen Islam adalah untuk
menjangkau/mencapai tujuan dunia dan akhirat, baik organisasional (maupun
personal) dan memelihara keseimbangan antara tujuan dengan cara efisiensi dan
efektifitas dalam menjalan hubungan manusia dan hubungan Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemikiran awal manajemen?
2. Apa saja macam-macam pemikiran manajemen?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami penjelasan tentang pemikiran awal manajemen
2. Untuk memahami penjelasan mengenai macam-macam manajemen
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Fitri Wulandari, “Manajemen Syariah”, (Yogyakarta, Media Aksara, 2022) hlm. 25
2
fungsi dan tanggung jawabnya terhadap rakyat dalam bentuk mengatur dan
memberikan pelayanan dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. 2
Manajemen dalam Islam tidak jauh dari pemahaman bahwa manajemen
dianggap sebagai ilmu teknik (seni) dan muncul diawal perkembangan Islam.
Dalam manajemen islam terbanyak menjelaskan tentang kepemimpinan Islam.
Hal terpenting dalam manajemen Islam adalah harus memiliki sifat ri’ayah atau
jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan menurut pandangan Islam merupakan
faktor utama dalam konsep manajemen. Kepemimpinan Islam merupakan
bagian terpenting dari tugas manusia yaitu sebagai khalifah Fi al ardh.
Manajemen dalam Islam juga memiliki dua unsur penting yaitu subyek
dan obyek. Subyek merupakan pelaku/manajer, dan obyek merupakan tindakan
manajemen yang terdiri dari organisasi, sumber daya manusia, dana,
operasi/produksi, pemasaran, dan sebagainya, dan memiliki empat fungsi utama
yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
2
Ibid., hlm. 27—28
3
Perkembangan dari manajemen Islam berdasarkan beberapa kajian riset
sebelumnya membagi menjadi 3 (tiga) fase dalam menjelaskan teori
perkembangan manajemen Islam yaitu manajemen Islam di era klasik, neo
klasik dan modern.3
Perkembangan ilmu manajemen di dalam Islam dapat dilihat dari beberapa
catatan sejarah. Salah satunya adalah Nizam alidari yang bermakna sistem tata
laksana. Terdapat beberapa peristiwa pada masa kekhalifahan Islam yang dapat
dikemukakan bertalian dengan perkembangan ilmu manajemen ini adalah
sebagai berikut:
1. Manajemen Zaman Rasulullah SAW
Sekitar 571 M, seorang bayi keturunan Quraisy lahir di Mekah. Bangsa
Quraisy memberi julukan al-Amin (yang terpecaya).Bayi itu Bernama
Muhammad (yang terpuji).4 Sejak menjadi Nabi dan Rasul ini Muhammad
SAW memulai kegiatan manajemen yang secara ringkasnya dapat
diringkaskan sebagai berikut:
a) Ketika perkembangan Islam mulai nampak dan Islam didakwahkan
secara terang-terangan dengan persuasif, Rasulullah SAW mulai
mengutus para sahabat untuk dijadikan sebagai duta guna
mendakwahkan agama dan memungut zakat masyarakat Arab pada
waktu itu. Tugas utama yang harus dilakukan utusan adalah memberikan
pelajaran agama terlebih dahulu kepada pemimpin kabilah dan
diharapkan dapat merambah pada kaumnya
b) Rasulullah SAW juga memiliki Majelis Syura semacam think tank (staf
ahli) yang dimulai setelah berdirinya negara “kota Madinah” Majelis
Syura difungsikan oleh Rasulullah sebagai tempat berdiskusi dan
bermusyawarah untuk membicarakan masalah masalah yang dihadapi
yang berkenaan masalah keagamaan, pemerintahan, kemasyarakatan,
dan hubungan dengan bangsa atau negara lain.
3
Ismail Nawawi, “Manajemen Syariah Sebuah Pemikiran, Wacana dan Realita”, ( UINSA : 2010)
Vol. 13, No.2, hlm. 15
4
Philip K. Hitti, History of the Arab, (edisi dalam Bahasa Indonesia), Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2010, h. 139.
4
2. Manajemen Zaman Khulafaur Al-Rasyidin
a) Abu Bakar
Abu Bakar adalah pendukung dan teman setia Muhammad yang paling
awal. Setelah Muhammad SAW meninggal dunia, ia terpilih sebagai
penerus Muhammad pada tanggal 8 Juni 632 M.5 Pada zaman
pemerintahan Abu Bakar aktivitas manajemen yang dilakukannya antara
lain menata wilayah kekuasaan Islam dibagi menjadi beberapa provinsi.
Diantara tugas para Gubernur adalah mendirikan sholat, menegakkan
peradilan, menarik, mengelola dan membagikan zakat, melaksanakan
had, dan mereka mempunyai kekuasaan pelaksanaan peradilan secara
simultan.6 Pada zaman khalifah Abu Bakar ini sudah pula ada
pengawasan terhadap kinerja karyawan.
b) Umar bin Khattab
Setelah Abu Bakar meninggal dunia tugas khalifah diteruskan oleh Umar
bin Khattab. Umar memerintah dari tahun 634-644 M. 7Pada zaman
pemerintahan Umar bin Khattab kegiatan manajemen semakin luas.
Salah satu diantaranya dipraktekkannya konsep dasar hubungan antara
negara dan rakyat, tugas pelayanan publik dan menjaga kepentingan
rakyat dari otoritas pemimpin. Umar juga melakukan pemisahan antara
kekuasaan peradilan dengan kekuasaan eksekutif, serta menetapkan ada
lembaga pengawasan terhadap kinerja pegawai publik. Pengawasan ini
dimaksudkan untuk menjaga penduduk dari tindak kezaliman dan
kesewenangan pegawai pelayanan publik atau seorang pemimpin.
c) Usman bin Affan
Usman bin Affan terpilih sebagai khalifah ke-3 menggantikan Umar bin
Khattab. Ia menjadi khalifah dari tahun 644-656 M.8 Pada zaman khalifah
Utsman bin Affan, pertama-tama kegiatan manajemen yang dilakukannya
adalah menjaga dan melestarikan sistem pemerintahan yang sudah
ditetapkan oleh khalifah Umar bin Khattab. Pada masa kekhalifahan
5
Philip K. Hitti, Op Cit, h. 202
6
Muhammad Al-Khudhari, Muhadharat fi alTarikh al Ummah al Islamiyah, Mathba’ah al
Istiqomah, h.17-18
7
Philip K. Hitti, Op Cit, h. 202
8
Ibid, h. 203
5
Utsman ini terdapat indikasi nepotisme. Hal ini membuat sekelompok
sahabat mencela kepemimpinan Utsman karena lebih memilih keluarga
dari pada para sahabat yang menjadi pioner dalam Islam. 9
d) Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib terpilih menjadi khalifah menggantikan Utsman bin
Affan dari tahun 656-661 M.10 Pada zaman khalifah Ali bin Abi Thalib
kegiatan manajemen yang menonjol yang dilakukannya adalah memilih
gubernur dengan sangat selektif, begitu juga dalam mengangkat pegawai.
Khalifah Ali juga konsen terhadap kepentingan masyarakat dan
mempunyai perhatian khusus terhadap keadilan dan menjauhi tindak
kezaliman.
3. Manajemen Zaman Bani Umayyah (660-750 M)
Ada perkembangan yang cukup menggembirakan di masa pemerintahan
Bani Umayyah, yakni terjadi perluasan manajemen pemerintahan. Dengan
meluasnya wilayah pemerintahan negara Islam dan sulitnya komunikasi
dengan para gubernur di masing-masing provinsi, pemerintah memiliki
sebuah kebijakan, masing-masing gubernur diberi otoritas penuh
(wewenang yang hampir bersifat mutlak) untuk mengelola wilayah yang
dikuasainya.11 Manajemen Bani Umayah dalam bentuk sebagai berikut;
a. Perkembangan manajemen jaman Khulafaur Rasyidin mengalami
stagnan karena persoalan politik dan perseteruan elit dari para sahabat.
b. Perseteruan politik menyebabkan munculnya pemberontakan terhadap
Bani Umayah oleh Kaum Khawarij dan juga oleh Bani Abbasiyah
dengan dakwah terselubung.
c. Namun demikian terdapat perkembangan dalam Bani Umayah.
d. Terjadi perluasan manajemen pemerintahan ditambah Angkatan perang
dan keuangan, sekretariatan, otorisasi stemple, dan kantor pos di pusat
pemerintahan.
e. Masing-masing gubernur diberikan kewenangan dan otorisasi mutlak
atau desentralisasi untuk mengelola wilayah.
9
Ahmad Ibrahim Abu Sin. Op Cit, h. 46
10
Philip K. Hitti, Op Cit,h. 227
11
Khisam Qawam Al-Samira’i, Al Muassasat al-Dariyah fi al Daulah
6
4. Manajemen ZamanBani Abbasiyah (750-1258 M)
Pemerintahan Bani Abbasiyah memiliki peran yang cukup signifikan dalam
pembentukan lembaga-lembaga pemerintahan. Berkembanglah lembaga
kementerian, sistem peradilan dan pemikiran pembentukan lembaga al-
hisbah yang mengawasi kehidupan sosial masyarakat, dan memerintahkan
kepada kebaikan dan mencegah tindakan kemungkaran.12
a. Kementerian (Al-Wuzarah) Abu Salamah al-Khalal merupakan orang
yang pertama kali memiliki ide pembentukan kementerian di masa
pemerintahan Abu Abbas Al-Sifah. Orang yang menjadi menteri
dipersyaratkan memiliki beberapa sifat terpuji, di antaranya amanah,
sidiq, cerdas, bijaksana dan memiliki kompetensi. Seorang menteri
merupakan tangan kanan khalifah yang dipercaya untuk menangani
beberapa persoalan penting.
b. Sistem Peradilan Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, sistem
peradilan telah dikembangkan dan dikenal dengan istilah qadhi al
qudhat (ketua peradilan, mahkamah agung, mentri kehakiman) yang
berdomisili di ibukota negara.
c. Sistem Hisbah ( Al-Hisbah)
Al-Hisbah merupakan lembaga manajemen pemerin - tahan, dan orang
yang pertama kali menekankan peran al-hisbah adalah diri Rasulullah.
Seorang mustahib (petugas hisbah) memiliki tugas menyelesaikan
persoalan-persoalan publik, tindak perdata (jinayat) yang
membutuhkan keputusan secara cepat. Seorang mustahib haruslah
seorang muslim, merdeka, baligh, adil, ahli fiqh, berpengalaman,
paham terhadap hukum-hukum syariah sehingga bisa beramar ma’ruf
nahi mungkar.13
12
al-Abbasiyah, Damaskus: Maktabah Daar al Fath, 1971, h. 8. 1 4 Philip K. Hitti, Op Cit, h.258
13 Khisam Qawam Al-Samira’i, Loc Cit.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen adalah untuk mengatur semua kegiatan dalam organisasi, dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi dan kebutuhan organisasi, mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efesien dan efektif.
Pemikiran awal mengenai ilmu manajemen tercetus sebelum abad ke-20. Ketika
Adam Smith, seorang filsuf yang juga mempelopori ilmu ekonomi modern,
menerbitkan sebuah buku berjudul “The Wealth of Nation.
Pemikiran awal manajemen dalam Islam telah ada sejak Allah SWT
menurunkan wahyu atau risalahnya kepada Nabi Muhammad SAW. Pemikiran
manajemen dalam Islam bersumber dari nash-nash Al Qur’an dan petunjuk-
petunjuk sunnah.
B. SARAN
Adapun saran yang penulis berikan kepada pembaca, diantaranya para pembaca
dapat lebih memahami akan sejarah manajemen syariah yang dimulai dengan
mempelajari pemikiran awal hingga macam macam pemikiran syariah dari para
ahli, khususnya para pembaca yang akan terjun di dunia bisnis dan manajemen.
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat terus belajar memahami ilmu
manajemen. Kami juga membutuhkan saran akan isi dan penulisan dari makalah
ini, sehingga pembaca dapat memberikan kritikan kepada kami.
8
DAFTAR PUSTAKA