Anda di halaman 1dari 5

Dwi Ayu Hidayati

1905028006
S2 Ekonomi Syari’ah FEBI UIN Walisongo Semarang

Jawaban kaidah fiqh


1. Proses pembentukan kaidah fiqh
A.

Al-Qur’an Ushul Kaidah


Al-Hadis (1) Fiqh Fikih Fikih
(2) (3) (4)

Kaidah
Fikih Fikih Qanun
(6) (7) (8)

Pengujian Kaidah (5)

Penjelasan: Berdasarkan dari bagan di atas hukum yang

diterapkan dalam Islam di dalam Al-Qur’an dan hadits. Lalu

ditegaskan pula dalam ushul fiqh, yang mana ushul fiqh sebagai

metode dalam hukum (re: istinbath al-ahkam), yang mana pola

piker deduktif tersebut menghasilkan fiqh. Lalu di dalam fiqh

tersebut kemudian para ulama yang menerapkan ilmu-ilmu di

bidang fiqh menerapkan pola piker induktif, lalu disimpulkan

dqlam satu kelompok dari suatu masalah yang serupa. Setelah itu

menjadi suatu kaidah yang disebut juga dengan kaidah fiqh. Lalu

berbagai kaidah kemudian dikritisi Kembali menggunakan

beberapa ayat dan hadits yang berdasarkan ayat Al-Qur’an dan

hadits nabi. Ketika semua pedoman sesuai dengan ayat Al-Qur’an

dan banyak hadis nabi, baru kaidah fikih tadi menjadi kaidah fikih
Dwi Ayu Hidayati
1905028006
S2 Ekonomi Syari’ah FEBI UIN Walisongo Semarang

yang mapan; jika kaidah-kaidah tersebut sudah mapan atau akurat,

maka para ulama fiqh menggunakan suatu kaidah tersebut dalam

menjawab berbagai tantangan perkembangan masyarakat, baik di

bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya, akhirnya

memunculkan fkih-fikih baru; kemudian suatu kaidah tersebut

tidaklah mengherankan apabila ulama memberi fatwa, terutama di

dalam hal-hal baru yang praktis selalu menggunakan kaidah-kaidah

fikih, bahkan kekhalifahan Turki Utsmani di dalam Majalah al-

Ahkam al-Adliyah, menggunakan 99 kaidah di dalam membuat

undang-undang tentang akad-akad muamalah dengan 1851 pasal;

(8) Seperti telah disinggung di atas.

B. 5 kaidah pokok fiqh beserta artinya:

ِ ‫ أَاْل ُم ْو ُر ِب َمقَا‬: Segala sesuatu tergantung tujuannya.


1. ‫ص ِدهَا‬

2. ‫ض َر ُر يُزَ ا ُل‬
َّ ‫ ال‬: Kemudharatan itu dapat hilang.

3. ٌ‫ ا ْل َعا َدةُ ُم َح َّك َمة‬: Tradisi tersebut dapat menjadi hukum.

ُ ِ‫شقَّةُ ت َْجل‬
ِ ‫ب التَّ ْي‬
4. ‫س ْي ُر‬ َ ‫ ا ْل َم‬: Kesulitan menimbulkan kemudahan.

5. ‫ اَ ْليَقِيْنُ اَل يُ َزا ُل بِالش َِّك‬: Yakin tidak hilang karena adanya keraguan.

2. 3 contoh problem hukum pada transaksi LKS yang dijawab menggunakan

kaidah fikih:

a. ‫ الضرر يزال‬: Bahaya harus dihilangkan (Fatwa DSN-MUI no. 17)

Solusi:

1. Seseorang tidak dapat membayar hutangnya secara langsung.

Untuk menghilangkan bahaya/beban hutangnya ia boleh


Dwi Ayu Hidayati
1905028006
S2 Ekonomi Syari’ah FEBI UIN Walisongo Semarang

memindahkan penagihannya kepada pihak lain, yang dalam hukum

Islam disebut dengan Hawalah, yaitu akad pengalihan hutang dari

satu pihak yang berhutang kepada pihak yang wajib membayarnya.

2. Untuk menunjukkan kesungguhan nasabah dalam pembiayaan

murabahah, agar tidak terjadi mudharat, atau bahaya dikemudian

hari, LKS boleh meminta uang muka (urbun) atas transaksi

tersebut.

b. ‫ة أو خاصة‬II‫رورة عام‬II‫ أينما وجدت ادلصلحة فثم حكم ه احالجة تنزل منزلة الض‬: Dimana

terdapat kemaslahatan, disana terdapat hukum Allah. (Fatwa DSN-

MUI no. 29)

Solusi:

1. Dalam sistem pencatatan dan pelaporan (akuntansi) keuangan

dikenal ada dua sistem, yaitu prinsip akuntansi yang mengharuskan

pengakuan biaya dan pendapatan pada saat terjadinya (Cash Basis),

dan prinsip akuntansi yang membolehkan pengakuan biaya dan

pendapatan didistribusikan pada beberapa periode (Accrual Basis).

Kedua sistem tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan

kekurangan.

2. Pada prinsipnya LKS boleh menggunakan kedua sistem tersebut

dalam administrasi keuangannya. Namun dilihat dari segi

kemaslahatan, dalam pencatatan sebaiknya digunakan sistem

Accrual Basis, sedangkan dalam distribusi hasil usaha hendaknya


Dwi Ayu Hidayati
1905028006
S2 Ekonomi Syari’ah FEBI UIN Walisongo Semarang

ditentukan atas dasar penerimaan yang benar-benar terjadi (Cash

Basis).

c. ‫درها‬II‫در بق‬II‫رورة تق‬II‫ا أبيح للض‬II‫ م‬: Setiap utang piutang yang mendatangkan

manfaat (bagi yang berpiutang, muqridh) adalah riba. (Fatwa DSN-

MUI no. 31)

Solusi:

Dimana suatu Lembaga komersial berperan sebagai lembaga sosial

yang dapat meningkatkan perekonomian secara maksimal, yaitu antara

lain dengan qardh, yaitu suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan

ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimnya

kepada LKS pada waktu yang telah disepakati bersama, tidak boleh

LKS mengambil keuntungan/bunga dalam hal ini, tetapi kepada

nasabah boleh dibebankan biaya administrasi.

3. “ainama wujidatil maslahah fatsamma hukmullah”: Dimana terdapat

kemaslahatan, disana terdapat hukum Allah. Terdapat dalam fatwa DSN-MUI

nomor 14, 15, 16, 18, 27, 34, 35, 41, 60, 61, 67, 85, 87, 94, 96, 98, 116, 117,

119, 122, 123, 125, 126, dan 130.

Contoh: Uang elektronik syari’ah (dalam fatwa DSN-MUI nomor 116).

Dimana uang elektronik syari’ah ini berbentuk uang yang disimpan melalui

media elektronik dengan cara uang nominal tersebut disimpan dan

ditransferkan sebagai media pembayarannya. Kemaslahatan nya disini

sebagai alat untuk mempermudah nasabah dalam menyimpan uangnya dalam

jumlah yang besar jika sewaktu-waktu uang kertas tersebut hilang atau rusak.
Dwi Ayu Hidayati
1905028006
S2 Ekonomi Syari’ah FEBI UIN Walisongo Semarang

4. “al-aslu fil muamalah al-ibahah illa an yadulla dalilun 'ala tahrimiha”:

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada

dalil yang mengharamkannya. Dimana akad syirkah (Fatwa DSN-MUI no.

114) adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu di mana setiap pihak memberikan kontribusi dana/modal usaha (ra's

al-mal) dengan ketentuan dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang

disepakati dan kerugian ditanggung oleh para pihak proporsional. Contoh:

dimana syirkah yang baik menurut Hambali dan Hanafi adalah syirkah

dengan modal usaha yang tujuannya menghasilkan modal uang.

5. “Al-Ibrah fil uqud lil maqasidi wal ma'ani la lil al-fadhi wal mabani.”:

Yang dapat dijadikan pegangan dalam akad adalah maksud dan makna, bukan

lafadz dan bentuk perkataan. Dimana dalam contoh disebutkan: “Mbak Rifka,

saya pakai uang kamu untuk membeli traktor ya? Setahun kemudian saya

kembalikan.” Disini dapat disimpulkan saya “pakai” uang berarti saya

“meminjam”. Walaupun kata di atas tidak ada kata “meminjam”.

Anda mungkin juga menyukai