Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah: Etika Perbankan Syariah
Dosen Pengampu : Miftah Farizqi, M.E
Disusun Oleh :
Kelas : 6 C
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika Akuntan Bank
Syariah” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak Miftah Farizqi, M.E pada mata kuliah Etika Perbankan Syariah, program studi
Perbankan Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika di dalam profesi akuntan merupakan hal penting yang mendasari perilaku
akuntan dalam menjalankan tugasnya. Setiap orang yang mempunyai profesi diharapkan
terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya. Penerapan kode etik profesi akuntan yang sesuai dapat membangun
akuntan baik akuntan internal perusahaan, akuntan eksternal, akuntan pendidik maupun
akuntan pemerintah.
Beberapa tahun terakhir ini banyak sekali kasus yang dihadapi dunia bisnis
berkaitan dengan pelanggaran etika seperti kasus korupsi dan praktik-praktik illegal yang
terhadap dunia bisnis. Tidak sedikit pula dunia perbisnisan yang melibatkan profesi
akuntan baik akuntan internal perusahaan ataupun akuntan eksternal dalam timbulnya
keberlangsungan suatu bisnis. Pelanggaran etika oleh akuntan perusahaan dapat berupa
perekayasaan data akuntansi untuk menunjukkan kinerja keuangan agar terlihat lebih
baik, sedangkan pelanggaran etika oleh akuntan pemerintah dapat berupa pelaksanaan
jumlah tertentu dari pihak yang laporan keuangannya diperiksa (Ludigdo dalam
Nugrahaningsih, 2005).
Saat ini perkembangan bisnis syariah mengalami pertumbuhan yang terus
meningkat. Bahkan bisnis syariah sudah menjadi tren di masyarakat, hampir di semua
sektor bisnis telah bermunculan layanan syariah. hal ini menunjukan adanya kepercayaan
masyarakat akan bisnis syariah. Dengan hadirnya bisnis syariah di ruang publik ini
menjadikan profesi akuntan bank syariah sangat dibutuhkan. Untuk menjaga kepercayaan
masyarakat ini dibutuhkan profesi akuntan yang memiliki mutu tinggi dalam kinerjanya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip dari kode etik akuntan syariah
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum akuntan adalah orang yang mempunyai keahlian dan memenuhi
persyaratan tertentu sebagai ahli di bidang akuntansi (accountant). Peran akuntan terdiri
dari proses mengidentifikasi,mengukur, menganalisis dan mengkomunikasikan informasi
ekonomi bagi pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan. Sedangkan
akuntan bank syariah adalah seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidang akuntansi
yang ditempatkan dibank-bank syariah. Akuntan syariah adalah sebuah profesi baru untuk
melayani kebutuhan perkembangan entitas, produk, layanan dan transaksi syariah
terutama dalaam hal penerapan akuntansi keuangan syariah dan pelaporan keuangan
syariah.
1. Fungsi mendasar yang diemban oleh akuntan. Akuntan memiliki fungsi relasional
yang krusial baik dengan perusahaan maupun lembaga pemerintahan. Fungsinya bisa
mengaudit alur pengelolaan perusahaan (akuntansi manajemen), bisa juga memeriksa
keuangan negara (akuntan publik) atau mengaudit keuangan perusahaan (auditor
internal dan eksternal). Dalam semua tugas ini akuntan yang berkualitas diperlukan
dan kompetensi etis masuk dalam tuntutan kualitas itu.
2. Pekerjaan akuntan sebagaimana ditegaskan oleh Mark Cheffers dan Michael Pakluk
berkaitan dengan nilai kebaikan yang tidak bisa diukur, yakni kepercayaan, artinya
orientasi profesi akuntan bukan bisnis, melainkan pelayanan bagi kepentingan publik.
Pembentukan karakter etis menjadi sangat penting bagi akuntan dengan adanya
orientasi yang luhur ini.
3. Pekerjaan akuntan sangat rentan dengan pelanggaran karena godaanya begitu besar.
Godaan ini datang dari dua kepentingan, yakni kepentingan korporasi dan
kepentingan pribadi. Disatu sisi, pekerjaan akuntan mempunyai implikasi terhadap
eksistensi perusahaan atau lembaga dimata publik. Dilain sisi, akuntan berhadapan
dengan berbagai ancaman yang datang dari dalam diri sendiri seperti ancaman
kepentingan pribadi maupun dari luar seperti seperti intimidasi dan kepentingan
keluarga. Berhadapan dengan situasi demikian akuntan tidak bisa menunjukkan
pengertahuannya, melainkan lebih-lebih memperlihatkan kualitas etisnya2.
1 Havis Aravik & Achmad Hamzani, Etika Perbankan Syariah Teori dan Implementasi, (Yogyakarta:
Deepublish, 2021), hlm. 78.
2 Kasdin Sihotang, Etika Profesi Akuntansi, (Yogyakarta: PT Kanisius, 2016), hlm. 73.
konsumen atau masyarakat pada umumnya. Hal demikian dibuktikan dengan adanya
berbagai tanggung jawab yang harus dipenuhi.
Perilaku tidak etis adalah perilaku yang menyimpang dari tugas pokok atau tujuan
utama yang telah disepakati. Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara
moral karena mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan. Dalam praktiknya
perilaku tidak etis memiliki pola yang rumit. Sebagai gejala kompleks perilaku tidak etis
sangat bergantung pada interaksi antara karakteristik personal dengan fenomena asosial
yang muncul, lingkungan, dan faktor psikologi yang kompleks.
3 Dian Kusumaningtyas dan Mar’atus Solikah, “Pengaruh Etika Profesi Akuntan Terhadap Perilaku
Tidak Etis di Lembaga Keuangan Syariah”, 2019, hlm. 157.
d. Ketidaktepatan aset.
C. Tujuan Etika Bank Syariah
Berikut ini beberapa tujuan etika profesi di bidang akuntansi yang penting
dikenali para calon akuntan, yaitu:
1. Sebagai panduan dalam bersikap dan bertindak bagi para akuntan yang berjiwa
profesional.
2. Masyarakat dapat langsung melakukan pengontrolan terhadap prilaku akuntan
3. Profesi akuntan adalah profesi yang terhormat. Dengan adanya etika profesi di bidang
akuntansi sebagai perwujudan rasa hormat yang tinggi terhadap profesi akuntan.
4. Memberikan kemakmuran bagi profesi akuntan. Tujuan hadirnya etika profesi di
bidang akuntansi adalah untuk memberikan kesejahteraan kepada profesi akuntan di
seluruh Indonesia.
5. Mempertinggi loyalitas. Terdapatnya etika profesi akuntan juga berfungsi untuk
meningkatkan loyalitas para akuntan di tanah air.
6. Bekerja secara baik dan benar. Tujuan yang paling utama dari terdapatnya etika
profesi di bidang akuntansi adalah membimbing para akuntan untuk bekerja secara
baik dan benar serta profesionalitas.
7. Peningkatan kualitas organisasi. Adanya etika profesi di bidang akuntansi turut
memperkuat kualitas organisasi profesi akuntan dan lebih mempererat hubungan.
8. Penentuan standar baku pekerjaan. Adanya etika profesi di bidang akuntansi turut
memperkuat standar baku pekerjaan dari seorang akuntan
9. Peningkatan layanan profesi. Hadirnya etika profesi akuntan di masyarakat sebagai
upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas dari profesi sebagai
akuntan yang bertanggungjawab dan profesional.
10. Meningkatkan keterampilan dalam akuntansi. Etika profesi yang beredar luas di
sesama anggota akuntan berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
akuntan dalam bidang akuntansi4.
Beberapa tujuan etika profesi di bidang akuntansi yang penting dikenali para calon
akuntan, yaitu memberikan kemakmuran bagi profesi akuntan, mempertinggi loyalitas,
bekerja secara baik dan benar, peningkatan kualitas organisasi, penentuan standar baku
pekerjaan, peningkatan layanan profesi, dan meningkatkan keterampilan dalam
akuntansi. Adapun beberapa prinsip kode etik akuntan syariah menurut AAOIFI antara
lain dapat dipercaya, legitimasi, objektivitas, kompetensi profesi dan rajin, perilaku yang
didorong keyakinan keimanan, perilaku profesional dan standar teknik.
DAFTAR PUSTAKA
Aravik Havis & Achmad Hamzani, Etika Perbankan Syariah Teori dan Implementasi,
(Yogyakarta: Deepublish, 2021), hlm. 78.
Sihotang Kasdin, Etika Profesi Akuntansi, (Yogyakarta: PT Kanisius, 2016), hlm. 73.
Kusumaningtyas Dian dan Mar’atus Solikah, “Pengaruh Etika Profesi Akuntan Terhadap
Perilaku Tidak Etis di Lembaga Keuangan Syariah”, 2019, hlm. 157.
https://edumasterprivat.com/etika-profesi-akuntansi/amp/, diakses tanggal 13 Mei 2023,
pukul 07.25 WIB.
Aravik Havis & Achmad Hamzani, Etika Perbankan Syariah…, hlm.79-85.
Etika Profesi Akuntansi, https://finance.detik.com/solusiukm/d-6335668/8-etika-profesi-
akuntansi-apa-saja, diakses tanggal 13 Mei 2023, pukul 10.05 WIB.