Anda di halaman 1dari 6

Etika Profesi Akuntan

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan yang
harus dibangun dengan baik. Salah satu profesi yang dianggap profesional dan memegang peranan
penting dalam ekonomi dan sosial adalah akuntan. Begitu juga dalam lingkungan bisnis yang pasti
berkutat dengan masalah keuangan. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan
menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan
pekerjaan profesional yang disebut etika profesi yang tercantum dalam kode etik.
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan para
klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi akuntan dengan masyarakat. Kode etik profesi
akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek
sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan. Etika profesi bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
(Sihwajoni dan Gudono, 2000). Prinsip Etika di sahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota.
Prinsip Etika Profesi Akuntan dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi
akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota
dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan
perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan
pengorbanan keuntungan pribadi.

Sebagai salah satu profesi penting dalam ranah ekonomi, tentu terdapat kode etik yang harus dipenuhi
demi menjaga mutu dan kepercayaan para pengguna jasa. Berdasar pada keputusan yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), etika profesi akuntansi ini meliputi semua kaidah dan norma yang
mengatur hubungan antara akuntan dengan sejawat, dengan auditor atau klien, ataupun dengan
masyarakat.

Prinsip etika ini pun bertujuan untuk memandu para akuntan agar bisa menjalankan tanggung jawab
profesionalnya.
Berikut beberapa prinsip etika profesi akuntansi tersebut;
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam menjalankan tanggung jawabnya, seorang akuntan harus senantiasa berpijak pada pertimbangan
moral di setiap kegiatan/aktivitas yang dilakukan. Bagaimanapun, mereka memiliki tanggung jawab tidak
hanya pada pengguna jasa atau klien, tetapi juga pada rekan sejawat dan masyarakat secara umum.
Karenanya, pertimbangan moral menjadi salah satu cara untuk menjaga kepercayaan dan mutu dari
kinerja.
2. Kepentingan Publik
Sama halnya seperti profesi lain, akuntan juga memiliki tanggung jawab pelayanan kepada publik. Publik
di sini dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan bergantung pada integritas
seorang akuntan. Tak lain, demi terciptanya stabilitas ekonomi bisnis yang sehat dan efisien. Sebut saja
seperti; pemerintah, klien, investor, pemberi kredit, atau bahkan masyarakat secara langsung.
Karenanya, seorang akuntan harus selalu bertindak dalam koridor pelayanan publik serta menjaga
kepercayaan mereka.
3. Integritas
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, demi menjaga kepercayaan publik seorang akuntan haruslah
dibekali dengan integritas yang tinggi. Dengan integritas ini, seseorang akan senantiasa memberikan
pelayanan dengan jujur tanpa ada unsur keuntungan pribadi. Karena bagi mereka yang memiliki integritas
tinggi, perbedaan dan kesalahan secara tidak sengaja masih bisa ditoleransi, namun tidak dengan
kecurangan.

1
4. Objektivitas
Selain harus mengedepankan kejujuran, seorang akuntan juga dituntut untuk objektif. Dalam artian,
mereka harus bebas dari berbagai benturan kepentingan yang berhubungan dengan kewajiban
profesionalnya.
Etika profesi akuntansi dengan prinsip objektivitas ini mengharuskan para akuntan untuk bersikap adil,
tidak berprasangka, tidak memihak, tidak di bawah pengaruh salah satu pihak, serta jujur secara
intelektual.
5. Kerahasiaan
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan, mereka juga harus
mampu memegang prinsip kerahasiaan. Dalam artian, tidak boleh mengungkapkan informasi pada pihak
mana pun, terlebih jika tanpa persetujuan atau tanpa wewenang secara spesifik. Kecuali, jika memang
harus mengungkapkannya karena kewajiban hukum atau tanggung jawab profesional.
Selain itu, juga tidak dibenarkan untuk menggunakan informasi rahasia tersebut sebagai sarana
mendapatkan keuntungan bagi pribadi maupun pihak ketiga.
6. Kompetensi dan Kehati-hatian
Sebagai akuntan profesional, tentu kompetensi menjadi salah satu penjamin mutu dan kualitas pelayanan.
Mereka harus membekali diri dengan etika profesi akuntansi yang satu ini, agar bisa memberi pelayanan
terbaik untuk para pengguna jasa. Karenanya, seorang akuntan harus selalu bersedia mengasah
pengetahuan dan keahlian, serta bertindak cermat dalam menjalankan jasa profesionalnya
7. Standar Teknis
Etika profesi akuntansi yang juga tak kalah penting adalah menjalankan tugas profesional sesuai dengan
standar teknis. Seorang akuntan memiliki kewajiban untuk mematuhi standar teknis dan standar
profesional yang telah ditetapkan oleh perundangan-undangan yang relevan, ataupun yang telah
dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Internasional Federation of Accountants.

Beberapa prinsip etika profesi akuntansi tersebut sangat penting untuk diperhatikan agar akuntan
bisa menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Tak lain, demi memenuhi tanggung jawab
profesional dengan baik dan maksimal.
Bagi Anda para akuntan, juga sangat penting untuk bisa mengoperasikan software akuntansi guna
efisiensi waktu dalam melakukan pencatatan pembukuan, terutama pada era digital sekarang.

Pengertian Etika Profesi Akuntansi

            Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika dapat dibagi menjadi beberapa pengertian Dan etika
profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin
memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan. Prinsip etika profesi
dalam kode etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya
kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi
tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya.
            Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang
memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
            

2
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya
dituangkan dalam bentuk aturan yang khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban
profesi yang bersangkutan. Aturan ini sebagai aturan main dalam menjalankan profesi tersebut yang biasa
disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Setiap profesi yang
memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan prinsip-prinsip
moral dan mengatur tentang perilaku profesional. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap etika profesi
adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi.

Menurut Billy, Perkembangan Profesi Akuntan terbagi menjadi empat fase yaitu,

1. Pra Revolusi Industri


2. Masa Revolusi Industri tahun 1900
3. Tahun 1900 – 1930
4. Tahun 1930 – sekarang

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya dituangkan
dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang
bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut
yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut
Chua dkk (1(994) menyatakan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral yang lebih
terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang
merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika professional (Agnes, 1996). Pihak-pihak
yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan
mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002). Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika
yang pada dasarnya untuk melindungi kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat
dua sasaran pokok dalam dua kode etik ini yaitu Pertama, kode etik bermaksud melindungi masyarakat
dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum
profesional. Kedua, kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku
buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan para
klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Kode etik akuntan
Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai
auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan.
Etika profesional bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
(Sihwajoni.dan.Gudono.2000).
Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI, berkaitan dengan karakteristik tertentu yang
harus dipenuhi oleh seorang akuntan.

RUU dan KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu) mempunyai
aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang mewajibkan akuntan
dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode
etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan standar Internasional. Misalkan
dalam auditing, SPAP berstandar kepada International Auditing Standart.
Laporan keuangan mempunyai fungsi yang sangat vital, sehingga harus disajikan dengan penuh tanggung

3
jawab. Untuk itu, Departemen Keuangan menyusun rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik
dan RUU Laporan Keuangan. RUU tentang Akuntan Publik didasari pertimbangan untuk profesionalisme
dan integritas profesi akuntan publik. RUU Akuntan Publik terdiri atas 16 Bab dan 60 Pasal , dengan
pokok-pokok mencakup lingkungan jasa akuntan publik, perijinan akuntan publik, sanksi administratif,
dan ketentuan pidana.
Sedangkan kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federations of Accountants
(IFAC) yang diterjemahkan, jadi kode etik ini bukan merupakan hal yang baru kemudian disesuaikan
dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari sumber IFAC. Jadi tidak ada perbedaaan yang signifikan antara
kode etik SAP dan IFAC.
Adopsi etika oleh Dewan SPAP tentu sejalan dengan misi para akuntan Indonesia untuk tidak jago
kandang. Apalagi misi Federasi Akuntan Internasional seperti yang disebut konstitusi adalah melakukan
pengembangan perbaikan secara global profesi akuntan dengan standar harmonis sehingga memberikan
pelayanan dengan kualitas tinggi secara konsisten untuk kepentingan publik.
Seorang anggota IFAC dan KAP tidak boleh menetapkan standar yang kurang tepat dibandingkan dengan
aturan dalam kode etik ini. Akuntan profesional harus memahami perbedaaan aturan dan pedoman
beberapa daerah juridiksi, kecuali dilarang oleh hukum atau perundang-undangan.

APLIKASI.KODE.ETIK

Meski sampai saat ini belum ada akuntan yang diberikan sangsi berupa pemberhentian praktek audit oleh
dewan kehormatan akibat melanggar kode etik dan standar profesi akuntan, tidak berarti seorang akuntan
dapat bekerja sekehendaknya. Setiap orang yang memegang gelar akuntan, wajib menaati kode etik dan
standar akuntan, utamanya para akuntan publik yang sering bersentuhan dengan masyarakat dan
kebijakan pemerintah. Etika yang dijalankan dengan benar menjadikan sebuah profesi menjadi terarah
dan jauh dari skandal.

Menurut Kataka Puradireja (2008), kekuatan dalam kode etik profesi itu terletak pada para pelakunya,
yaitu di dalam hati nuraninya. Jika para akuntan itu mempunyai integritas tinggi, dengan sendirinya dia
akan menjalankan prinsip kode etik dan standar akuntan. Dalam kode etik dan standar akuntan dalam
memenuhi standar profesionalnya yang meliputi prinsip profesi akuntan, aturan profesi akuntan dan
interprestasi aturan etika akuntan. Dan kode etik dirumuskan oleh badan yang khusus dibentuk untuk
tujuan tersebut oleh Dewan Pengurus Nasional (DPN).
Hal yang membedakan suatu profesi akuntansi adalah penerimaan tanggungjawab dalam bertindak untuk
kepentingan publik. Oleh karena itu tanggungjawab akuntan profesional bukan semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan klien atau pemberi kerja, tetapi bertindak untuk kepentingan publik yang harus
menaati dan menerapkan aturan etika dari kode etik.
Akuntan tidak independen apabila selama periode Audit dan periode Penugasan Profesioanalnya, baik
Akuntan, Kantor Akuntan Publik (KAP) maupun orang dalam KAP memberikan jasa-jasa non-audit
kepada klien, seperti pembukaan atau jasa lain yang berhubungan dengan jasa akuntansi klien, desain
sistem informasi keuangan, aktuaria dan audit internal. Konsultasi kepada kliennya dibidang itu
menimbulkan benturan kepentingan.

Etika Profesi Akuntansi


Dalam dunia lembaga akuntansi, ada yang namanya kode etik profesi akuntansi, seorang akuntan
profesional harus memiliki etika profesi akuntansi.
Di Indonesia, kode etik ini di gawangi oleh organisasi profesi akuntansi, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

4
Tujuan dari kode etik profesi akuntansi ini diantaranya adalah :

 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.


 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
 Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
 Untuk meningkatkan mutu profesi.
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
 Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
 Menentukan baku standar

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia, meliputi 3 bagian:

1. Prinsip Etika,
2. Aturan Etika, dan
3. Interpretasi Aturan Etika

Prinsip Etika memberikan dasar kerangka bagi aturan etika yang mengatur suatu pelaksanaan jasa
profesionall.oleh.anggota.

Prinsip Etika disahkan oleh kongres serta berlaku untuk seluruh anggotanya

Sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan mengikat hanya kepada anggota
Himpunan.yang.bersangkutan.

Interpretasi Aturan Etika adalah interpretasi yang ditetapkan oleh Badan yang di bentuk oleh Himpunan
setelah mendengarkan/memerhatikan tanggapan dari anggota dan juga pihak berkepentingan yang lain

Kemudian digunakan sebagai panduan menerapkan Aturan Etika tanpa bermaksud untuk membatasi
lingkup dan juga penerapan nya.

Standar Teknis
Anggota harus menjalankan jasa profesional sesuai standar teknis dan standar profesional yang
berhubungan/relevan.

Setiap anggota wajib untuk melaksanakan penugasan dari klien selama penugasan tersebut tidak
berseberangan dengan prinsip integritas dan prinsip objektivitas

Dalam kode etik yang telah disebutkan pada etika profesi akuntansi sudah diatur bagaimana para akuntan
harus.bertindak.

Namun pada kenyataan, penyimpangan oleh para akuntan banyak terjadi.

Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan tentu saja berdampak buruk terhadap nama baik maupun
tingkat kredibilitas akuntan dimata publik. 

5
https://www.kompasiana.com/dwinarti/5d17002a097f3667336dc564/etika-profesional-akuntansi?
page=all
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-8-prinsip-dasar-etika-profesi-akuntansi/
https://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/
https://www.simulasikredit.com/apa-itu-etika-profesi-akuntan/
http://nichonotes.blogspot.com/2015/01/etika-profesi-akuntansi-kode-etik.html
https://cansliaranta.blogspot.com/2017/02/pengertian-etika-profesi-akuntansi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai