Anda di halaman 1dari 25

KODE ETIK AKUNTAN

DAN
KODE ETIK AUDITOR

Disusun oleh : Abdilah


: Asep Jaenudin
: Fitri Nurhayati
: Nur Isnaini
Kode Etik Akuntan
ETIKA AKUNTANSI

Prinsip – prinsip Etika


Peran Akuntan Profesional

Perilaku Etika Akuntansi

EKSPEKTASI MASYARAKAT
(PEMAKAI JASA AKUNTAN) ATURAN – ATURAN
(KODE ETIK AKUNTAN)
KODE ETIK AKUNTAN

Etika Profesi akuntansi adalah yaitu suatu ilmu yang


membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh
yang dapat di pahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai seorang akuntan.
Arens memberikan definisi etika sebagai serangkaian prinsip
atau nilai moral.
Kode etik ini merupakan kewajiban para akuntan untuk
melaksanakan tanggjungjawab Profesionalnya kepada public,
pemakai jasa akuntan, dan rekan sebagai landasan dasar
perilaku etika dan perilaku profesionalnya.
ILUSTRASI PRINSIP-PRINSIP ETIKA YANG DISARANKAN

Berikut ini adalah enam nilai dasar etika mengenai perilaku etika oleh Josephson
Institute:
Kepercayaan (trustworthiness) mencakup kejujuran, integritas, realibilitas, dan
loyalitas.
Penghargaan (respect) mencakup gagasan seperti kesopanan (civility),
kesopansantunan (courtesy), harga diri, toleransi, dan penerimaan.
Pertanggungjawaban(responsibility) berarti bertanggung jawab atas tindakan
seseorang serta melakukan pengendalian diri.
Kesepadanan (fairness) dan keadilan mencakup isu - isu tentang kesejajaran,
sikap tidak memihak, proposionalitas, keterbukaan, serta perlindungan hukum.
Perhatian (caring) berarti secara sungguh -sungguh memperhatikan
kesejahteraan sesamanya termasuk di dalamnya adalah tindakan yang selalu
memperhatikan kepentingan sesama serta menunjukkan perbuatan baik.
Kewarganegaraan (citizenship) termasuk di dalamnya adalah kepatuhan pada
undang- undang serta melaksanakan kewajiban sebagai warga negara agar
proses dalam masyarakat berjalan dengan baik
Peran Akuntan Profesional
Akuntan adalah penasihat bisnis independen. Akuntan dapat
menawarkan berbagai layanan. Akuntan dapat didaftarkan auditor, dapat
mengatur sistem akuntan klien, bisa menjadi penasihat pada
perencanaan pajak, atau detektor penipuan dan penggelapan, dapat
melakukan penganggaran dan analisis laporan keuangan, menyarankan
klien pada keputusan pembiayaan, memberikan pengetahuan khusus
dan dapat membantu menjaga etika lingkungan.
Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi
Akuntansi sebagai profesi dan peran akuntansi Kepentingan utama profesi
akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa
akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan
etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua
anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus
menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang
tinggi.
EKSPEKTASI PUBLIK
Masyarakat umumnya mempersepsikan akuntan sebagai orang yang
profesional dibidang akuntansi. Ini berarti bahwa mereka mempunyai
suatu kepandaian yang lebih dibandingkan dengan orang awam
Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntansi Publik
Setiap akuntan publik sebagai bagian anggota Institut Akuntan Indonesia maupun
staff profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang
bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP) harus menerapkan Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik atau sekarang disebut sebagai Kode Etik Profesi
Akuntan Publik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemberi jasa. Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota,
baik yang berpraktik sebgaai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada
instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung jawab profesionalnya.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari:


1.Prinsip Etika, memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberi jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota.
2.Aturan Etika, disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota
Himpunan yang bersangkutan.
3. Interprestasi Aturan Etika, merupakan interprestasi yang dikeluarkan oleh Badan
yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan
Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerap
annya.
KODE PERILAKU PROFESIONAL
Kode perilaku profesional dapat dikatakan sebagai pedoman umum yang mengikat dan
mengatur setiap anggota serta sebagai pengikat suatu anggota untuk bertindak. Kode
perilaku profesional diperlukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat atas kualitas
pelayanan yang diberikan oleh profesi. Kode perilaku profesi terdiri dari prinsip-prinsip,
peraturan etika, interprestasi atas aturan etika dan kaidah etika.

Selanjutnya ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk di buat. Beberapa
alasan tersebut adalah( Adams,dkkdalam Ludigo,2007):

a. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
individu –individudapatberperilakusecaraetis.
b.Kontroletis di perlukankarena system legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku oragnisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan
bisnis.
c.Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah
profesi,dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
d.Kode etik dapat juga di pandang sebagi upaya menginstitusionalisasikan moral dan
nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya
perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
e.Kode etik merupakan sebuah pesan.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Prinsip-prinsip yang membentuk kode perilaku profesi sudah ditentukan dan dipegang teguh oleh
profesi tersebut. Sebagai contoh terdapat prisip-prinsip kode etik menurut lembaga-lembaga yang
mengaturnya, antara lain;

Menurut IFAC (The Inrernational Federation of Accountants), seorang profesi dituntut


memiliki berbagai sikap seperti :
1.Integritas,
2.Objektivitas,
3.Kompetensi profesional dan Kesungguhan,
4.Kerahasiaan,
5.Perilaku Profesional,

Menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), seorang profesi dituntut memiliki berbagai sifat seperti :
1.Tanggung Jawab
2.Kepentingan Publik
3.Integritas
4.Objektivitas
5.Kompetensi dan kehati-hatian
6.Kerahasiaan
7.Perilaku Profesional
8.Prinsip Etika Profesi
KODE ETIK AKUNTANSI INDONESIA
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode etik
ini mengikat para anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan dapat dipergunakan oleh
seluruh akuntan di Indonesia.
Penegakkan kode etik di Indonesia diawasi oleh:
• Kantor Akuntan Publik
• Unit Peer-Review Kompartemen Akuntan Publik-IAI
• Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik-IAI
• Dewan Pertimbangan Profesi IAI
• Departemen Keuangan RI
• BPKP
• Anggota dan Pimpinan KAP

RUU KODE ETIK AKUNTANSI INDONESIA


Departemen Keuangan RI melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no. 17
tahun 2008 bertindak mengawasi kegiatan akuntan publik, khusunya mengatur kode
etik. Peraturan ini mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas selalu berdasarkan
pada SPAP (Standar Profesi Akuntansi Publik) beserta kode etiknya sesuai standar
internasional. Misalkan standar dalam auditing menggunakan International Auditing
Standard.
TANGGUNGJAWAB HUKUM AKUNTAN
Pengertian Akuntan Publik:
Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin
untuk memberikan jasa sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan
Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia dan telah mendapatkan izin
usaha dari pihak yang berwenang. Mengingat pengguna jasa
profesi Akuntan Publik / KAP tidak hanya klien (pemberi
penugasan), namun juga pihak-pihak lain yang terkait, seperti
pemegang
saham, Pemerintah, investor, kreditor, Pajak, otoritas bursa,
Bapepam-LK, publik (masyarakat umum) serta pemangku
kepentingan (stake holder) lainnya, maka jasa profesi akuntan
publik harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan tersebut.
AKUNTAN PUBLIK

Kode Etik Akuntan Tanggungjawab Akuntan

TERDAPAT
PENYELEWENGAN KODE
ETIK DALAM PROSES
PEMBERIAN JASA AKAN
MENDAPATKAN SANKSI

PEMAKAI JASA AKUNTAN


Kewajiban Akuntan Publik
Terdapat 5 (lima) kewajiban Akuntan Publik dan KAP yaitu,
 Bebas dari kecurangan (fraud),ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan
kemahiran jabatannya (due professional care) dalam menjalankan tugas profesinya.
 Menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh dan tidak dibenarkan
memberikan informasi rahasia tersebut kepada yang tidak berhak. Pembocoran rahasia
data / informasi klien kepada pihak ketiga secara sepihak merupakan tindakan tercela.
 Menjalankan PSPM04-2008 tentang Pernyataan Beragam (Omnibus Statement) Standar
Pengendalian Mutu (SPM) 2008 yang telah ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik (DSPAP) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), terutama SPM Seksi 100
tentang Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (SPM-KAP).
 Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional dan memiliki pengalaman yang
cukup. Para auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan Profesi berkelanjutan
(Continuing Profesion education) sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam bidang audit dan proses bisnis (business process). Dalam rangka
peningkatan kapabilitas auditor, organisasi profesi mensyaratkan pencapaian poin (SKP)
tertentu dalam kurun / periode waktu tertentu. Hal ini menjadi penting, karena auditor
harus senantiasa mengikuti perkembangan bisnis dan profesi audit secara terus menerus.
 Memiliki Kertas Kerja Audit (KKA) dan mendokumentasikannya dengan baik. KKA tersebut
merupakan perwujudan dari langkah-langkah audit yang telah dilakukan oleh auditor
dan sekaligus berfungsi sebagai pendukung (supporting) dari temuan-temuan audit (audit
evidence) dan opini laporan audit (audit report). KKA sewaktu-waktu juga diperlukan
dalam pembuktian suatu kasus di sidang pengadilan.
TUNTUTAN HUKUM DAN TANGGUNGJAWAB AKUNTAN PUBLIK
Saat ini sudah dikeluarkan Undang-Undang Akuntan Publik Nomor 5 Tahun 2011 yang
salah satu pasalnya menyebutkan akuntan public bisa dikenakan sanksi pidana jika
terbukti lalai dalam menjalankan tugasnya dan terbukti terlibat tindak pidana. Bapepam
LK dan PPAJP Departemen Keuangan pun membuat berbagai aturan, antara lain
menyangkut indepensi akuntan publik, pembatasan jangka waktu pemberian jasa audit (3
tahun untuk Akuntan Publik dan 6 tahun untk KAP yang memiliki lebih dari satu partner ).

Akuntan publik bisa dituntut secara hukum oleh klien jika tidak bisa memenuhi kontrak yang
dibuat dengan klien atau tidak hati-hati (lalai) dalam memberikan jasa profesionalnya.
Tuntutan hukum juga bisa terjadi karena business failure, audit failure, dan audit risk.
 Business Failure terjadi manakala perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya
atau tidak bisa memenuhi harapan investor karena kondisi ekonomi atau bisnis yang
memberatkan.
 Audit Failure terjadi manakala akuntan public memberikan opini yang salah karena
gagal mematuhi apa yang diatur dalam standar auditing.
 Audit Risk adalah risiko bahwa akuntan public menyimpulkan bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar dan memberikan opini Wajar Tanpa
Pengecualian padahal dalam kenyataannya laporan keuangan mengandung salah saji
material. Tanggung jawab hukum akuntan publik terjadi jika timbul kelalaian atau
akuntan publik tersangkut Fraud.
Tingkat Jenis Pelanggaran
• Ordinary Negligence (kesalahan ringan, manusiawi, tidak sengaja) ini
merupakan pelanggaran ringan.
• Gross Negligence (kesalahan agak berat, harusnya tidak terjadi jika
auditor menerapkan due professional care).
• Constructive Fraud (pelanggaran berat, akuntan public terlibat secara
langsung atau tidak langsung membantu dalam fraud yang dilakukan
manajemen).
• Fraud (pelanggaran sangat berat, akuntan public secara sadar terlibat
bersama manajemen dalam melakukan fraud).
Tuntutan Hukum Di Indonesia bisa berasal dari :
 Klien
 (Calon) investor
 Bapepam –LK
 PPAJP-DepartemenKeuangan
 Bank Indonesia
 Pengguna Laporn Keuangan

Sanksi yang diberikan PPAJP-Departemen Keuangan bisa dalam bentuk


peringatan tertulis, penghentian sementara pemberian jasa akuntan publik atau,
usulan kepada Menteri Keuangan untuk pencabutan izin praktik akuntan
publik tergantung berat atau ringannya pelanggaran.

Sanksi yang diberikan Bapepam-LK dalam bentuk peringatan tertilis,


larangan pemberian jasa dipasar modal.Pihak lainnya (klien, investor
BI,pengguna laporan keuangan) bisa mengajukan tuntutan hukum
kepengadilan jika merasa dirugikan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan akuntan publik untuk menghindari
tuntutan hukum antara lain :
• Jangan sembarangan menerima klien, pilih klien yang memiliki integritas
• Pilih audit staf yang qualified dan memiliki integritas
• Pertahankan independensi (in fact, in appearance, and in mind)
• Patuhi standar auditing, kode etik akuntan publik
• Miliki system pengendalian mutu
• Pahami betul bisnis klien
• Lakukan audit yang berkulitas
• Dukung laporan audit dengan kertas kerja yang lengkap
• Untuk setiap penugasan harus ada kontrak kerja (engagaement letter)
• Dapatkan surat pernyataan langganan sebelum mengeluarkan audit report
• Jaga data confidential klient
• Jika memungkinkan asuransikan jasa professional yang diberikan
• Jika memungkinkan miliki penasihat hukum
• Terapkan sikap skeptic yang professional
Selain itu Ikatan Profesi (IAI, IAPI) juga bisa membantu anggotannya dengan cara:
 Menyediakan pelatihan bagi anggotanya melalui PPL dengan biaya yang
reasonable
 Menerapkan peer review
 Mengupdate standar auditing dan aturan etika
 Melakukan research dibidang auditing
 Melakukan lobby ke regulator untuk mencegah undang-undang dan
peraturan yang merugikan anggota
 Memberikan edukasi kepada pengguna laporan keuangan
 Berikan sanksi yang tegas untuk anggota yang melakukan pelanggaran
Kode Etik Auditor
Kode Etik Auditor
Etika sangat berperan penting dalam profesi auditor. Etika seorang auditor
akan mempengaruhi  standar kualitas audit, hal ini dikarenakan seorang
audit memiliki tanggung jawab dan pengabdian yang besar terhadap
masyarakat. Audit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu audit internal dan
audit eksternal.

Audit internal merupakan auditor yang berasal dari organisasi itu sendiri.
Sedangkan audit eksternal adalah auditor yang berasal dari luar organisasi
yang disewa untuk memeriksa laporan pada organisasi tersebut.

Sebagai contoh dari etika auditor yaitu dilema etika. Seorang auditor harus
menghadapi situasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mengambil
keputusan mengenai perilaku apa yang harus dibuat. Tantangan yang besar
adalah tidak salah mengambil keputusan yang tidak beretika dengan tidak
memikirkan kepentingan diri sendiri dan mengingat komitmen serta
tanggung jawab terhadap pengabdian pada masyarakat.
Prinsip-Prinsip Seorang Auditor
1. Integritas
Dalam integritas, seorang auditor harus membangun kepercayaan agar dapat
memberikan penilaian yang baik dan dapat dipercaya. Dalam integritas ini, seorang
auditor harus melakukan tugasnya dengan kejujuran, ketekukan, dan juga tanggung
jawab. Auditor juga harus menaati hukum sesuai dengan Undang-Undang yang berkalu.
Secara sadar, seorang auditor tidak boleh melalukan tindakan yang ilegal dan harus
menghormati serta turut berkontibusi pada tujuan yang etis dan sah pada organisasi
tersebut.

2. Objektivitas
Dalam menunjukkan objektivitas yang profesional, seorang auditor harus membuat
penilaian yang seimbang yang tidak boleh dikaitkan dengan masalah pribadi. Untuk
kepentingan organisasi, seorang audit tidak boleh melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan berpartisipasi dalam kegiatan apapun yang sifatnya mengganggu penilaian
mereka dan harus mengungkapkan segala fakta yang diketahui agar tidak mengganggu
laporan yang sedang diperiksa.
Prinsip-Prinsip Seorang Auditor
3. Kerahasiaan
Tentunya setiap organisasi memiliki rahasianya yang tidak boleh diketahui oleh
pihak luar. Auditor yang mengetahui kepemilikan informasi tidak berhak untuk
mengungkapkannya tanpa ada izin terlebih dahulu karena sudah ada ketentuan
Undang-Undangnya dan sudah merupakan kewajiban seorang auditor untuk
menghormatinya. Oleh karenanya, dalam melaksanakan tugasnya seorang auditor
harus berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi organisasi dan juga
tidak boleh menggunakan informasi organisasi untuk kepentingan pribadi dalam
bentuk apapun.

4. Kompetensi
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang auditor harus mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya dan akan terus menerus
meningkatkan kemampuan dan efektivitas dan kualitas layanan.
Dasar Hukum
Hukum yang mengatur tentang pelanggaran kode etik adalah Peraturan Mentri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/2008 tanggal 31
Maret 2008 yang berisi tentang:
1. Tindakan yang tidak sesuai atau melanggar kode etik tidak dapat ditoleransi
meskipun tindakan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau dalam
perintah pimpinan organisasi.
2. Seorang auditor tidak diperkenakan untuk meminta atau memaksa
karyawan lain dalam melakukan tinakan yang melawan hukum.
3. Pimpinan Aparat Pengawasan Intern pemerintah akan melaporkan tindakan
pelanggaran etik oleh seorang auditor kepada pimpinan organisasi
tersebut.
Sanksi Pelanggaran
Sanksi yang akan diterima oleh seorang auditor ketika melanggar kode etik,
yaitu sebgai berikut:
1. Mendapat peringatan
2. Pelaku yang melanggar kode etik akan  mendapatkan peringatan halus jika
tingkatan pelanggarannya tidak parah. Tetapi jika peringatan tersebut tidak
segera ditanggapi maka pelanggar akan menerima peringatan keras.
3. Auditor yang menlanggar kode etik akan mendapatkan usulan
pemberhentian dari Tim Audit.
4. Dalam jangka waktu tertentu, audior yang melanggar kode etik tidak akan
diberikan tugas.
Selesai.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai