Anda di halaman 1dari 14

PROFIL DESA SUMBERPETUNG

(Tahun 2017)

PROFIL DESA SUMBERPETUNG


KECAMATAN KALIPARE
KABUPATEN BLITAR
Kondisi Desa
1.1 Sejarah Desa

Dari hasil penelusuran ke masyarakat dan dokumen tertulis tidak dapat diperkirakan
sejak kapan Desa Sumberpetung ada dan berdiri, tetapi ada satu dokumen tulisan tangan yang
disusun dan disimpan yang mencatat sejarah kepemimpinan kepala desa di desa ini yaitu :

1. Sukohardjo yang menjabat sampai tahun 1879 ( tidak diketahui sejak kapan Kepala
Desa ini menjabat )
2. Waris menjabat selama 7 tahun dari tahun 1879 – 1886, beliau sebelumnya adalah
Kamituwo yang kemudian diangkat menjadi kepala desa Sukohardjo yang meninggal
dunia.
3. Sarmin menjabat dari tahun 1886 sampai tahun 1896
4. Soleh menjabat dari tahun 1896 sampai tahun 1898
5. P. So menjabat dari tahun 1898 sampai tahun 1912
6. Warno menjabat dari tahun 1912 sampai tahun 1932
7. P.Sampur ( Djojokarjo ) tahun 1932 sampai 1958
8. S.Adiwinangun sejak tahun1958 sampai 1981
9. Soeseno menjabat dari tahun 1981 hingga tahun 1998

10. Kholik ( Sekwilcam Kalipare ) PJ Kepala Desa untuk 2 tahun yaitu 1998 sampai tahun 2000
11. Mesiyar yang menjabat dua periode yaitu tahun 2000 – 2007 (8 tahun) dilanjutkan tahun 2007
– 2013 (6 tahun)
12. Sri Nurhayati yang terpilih dan dilantik sejak tahun 2014 Sampai tahun 2019.

1.2 Demografi
Desa Sumberpetung terdiri dari 3 dusun dengan jumlah penduduk sebesar 7886
jiwa merupakan salah satu dari 9 ( sembilan ) desa di Kecamatan Kalipare yang terletak di
timur Wilayah Kecamatan Kalipare, Batas Wilayah Desa Sumberpetung Kecamatan Kalipare
sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Sungai Brantas
Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Sempol dan Tlogorejo ( Kecamatan Pagak )
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Tlogosari (Kecamatan Donomulyo)
Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Putukrejo dan Kalipare ( Kecamatan Kalipare )
Jarak tempuh ke Ibu Kota Propinsi : 120 km
Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten : 25 km
Jarak tempuh ke Ibu Kota Kecam atan : 3 km
Waktu tempuh ke Ibu Kota Kabupaten : 1 jam

Jumlah penduduk Desa Sumberpetung pada tahun 2015 mencapai 7.886 jiwa,
terdiri dari Laki-Laki = 3.715 jiwa dan Perempuan = 4.171 jiwa dengan 2.578 KK. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:
A. Jumlah Penduduk menurut golongan umur
Data ini bermanfaat untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk dan mengetahui
jumlah angkatan kerja yang ada. Data penduduk menurut golongan umur di Desa
Sumberpetung dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Jumlah Penduduk
Golongan Umur Jumlah Keterangan
L P
0 Bln – 12 Bln 63 77 140
13 Bln – 4 Thn 205 248 453
5 Thn – 6 Thn 60 67 127
7 Thn – 12 Thn 314 389 703
13 Thn –15 Thn 134 154 288
16 Thn – 18 Thn 175 204 379
19 Thn – 25 Thn 362 387 749
26 Thn – 35 Thn 543 598 1141
36 Thn – 45 Thn 551 675 1226
46 Thn – 50 Thn 386 413 799
51 Thn – 60 Thn 602 552 1154
61 Tahun keatas 320 407 727
Jumlah 3715 4171 7886

Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2015


B. Jumlah Penduduk menurut Agama
Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Desa Sumberpetung mayoritas
beragama Islam, dengan rincian data sebagai berikut :
· Islam : 7.883 orang
· Kristen : 3 orang
· Hindu : 0 orang

C. Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan


Tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Proses
pembangunan desa akan berjalan dengan lancar apabila masyarakat memiliki tingkat
pendidikan yang cukup tinggi. Akses untuk mendapatkan pendidikan jauh lebih mudah karena
jarak tempat pendidikan baik tingkat SD sampai SMA dekat dengan pemukiman warga, akan
tetapi kalau dilihat dari data statistik masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
merupakan suatu permasalahan yang harus segera dipecahkan terutama dalam membangun
kesadaran masyarakat akan arti pentingya pendidikan. Data penduduk menurut tingkat
pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut;

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Ket

1 Tidak Sekolah / Buta Huruf 520 orang


2 Tidak Tamat SD/Sederajat 1950 orang
3 Tamat SD / sederajat 2470 orang
4 Tamat SLTP / sederajat 1975 orang
5 Tamat SLTA / sederajat 845 orang
6 Tamat D1, D2, D3 68 orang
7 Sarjana / S-1 56 orang
8 Lulus S2 2 orang
JUMLAH 7886 orang
Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2015

D. Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian


Mata pencaharian penduduk di Desa Sumberpetung sebagian besar masih berada di
sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting
dalam bidang ekonomi masyarakat. Data menurut mata pencaharian penduduk dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Ket
1 Petani 1549 orang
3 Pegawai Negeri 16 orang
4 Peternak 125 orang
5 Pengrajin 11 orang
6 TNI/POLRI 15 orang
7 Pensiunan 9 orang
8 Pedagang 1366 orang
9 Lain-lain 982 orang
Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2015

1.3 Keadaan Sosial

Dengan mayoritas mata pencarian penduduk Desa Sumberpetung bergerak di


bidang pertanian, maka permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan mata pencaharian
penduduk adalah tersedianya lapangan pekerjaan yang kurang memadai dibanding dengan
pertumbuhan penduduk, sebagaimana tertuang dalam perencanaan pembangunan daerah
Kabupaten Malang. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan desa
adalah melakukan usaha perluasan kesempatan kerja dengan melakukan penguatan usaha kecil
dengan pemberian kredit sebagai modal untuk pengembangan usaha khususnya di bidang
perdagangan.
Tingkat angka kemiskinan di Desa Sumberpetung yang masih tinggi memicu upaya
untuk mencari peluang lain yang bisa menunjang peningkatan taraf ekonomi bagi masyarakat.
Banyaknya kegiatan ormas di Desa Sumberpetung seperti Remaja Masjid, Karang Taruna,
Kelompok Pengajian, PKK, Posyandu, Majelis Ta’lim merupakan aset desa yang bermanfaat
untuk dijadikan media penyampaian informasi dalam setiap proses pembangunan desa pada
masyarakat.
KESEJAHTERAAN WARGA
No Uraian Jumlah

1. Jumlah Kepala Keluarga 2.578 KK


2. Jumlah penduduk miskin 4.181 KK
3. Jumlah penduduk sedang 2.847 KK
4. Jumlah penduduk kaya 858 KK

PENGANGGURAN

No Uraian Jumlah
Jumlah penduduk usia 15 s/d 55 yang belum
1 1.237 orang
bekerja

2 Jumlah angkatan kerja usia 15 s/d 55 tahun 4.894 orang

FASILITAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN


Jenis Fasilitas Jenis Fasilitas
No. Jumlah No. Jumlah
Pendidikan Kesehatan

1. Gedung TK/RA 4 Polindes 1

2. Gedung SD/MI 6 Posyandu 10

3. Gedung SLTP 2 Taman Posyandu 2

4. Gedung SLTA 0

1.4 Keadaan Ekonomi

Kekayaan sumber daya alam yang ada di Desa Sumberpetung sangat mendukung
perekonomian baik dari segi pengembangan ekonomi maupun sosial budaya.
Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan penerimaan desa yang dibukukan
dalam APBDes setiap tahun anggaran. Sumber Pendapatan Desa Tumpakrejo berasal dari :
1. Pendapatan asli desa terdiri dari hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil
gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;
2. Bagi hasil pajak daerah kabupaten paling sedikit 10 % untuk desa dan dari retribusi kabupaten
sebagian diperuntukkan bagi desa yang merupakan pembagian untuk setiap desa secara
proporsional;
3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten untuk
desa paling sedikit 10 % yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang
merupakan alokasi dana desa;
4. Bantuan keuangan dari pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah dalam rangka
pelaksanaan urusan Pemerintah;
5. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh Desa tidak
dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah.
Adapun kekayaan Desa terdiri dari :
a. Tanah kas desa
b. Bangunan desa yang dikelola desa
c. Lain-lain kekayaan milik desa.

Dilihat dari segi kondisi perekonomian penduduk Desa Sumberpetung yang


sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan mayoritas beragama Islam juga
memiliki kepatuhan terhadap adat istiadat dan tradisi keagamaan. Oleh karena itu, arah
pembangunan masyarakat desa juga diharapkan bersumber pada diri sendiri (kemandirian) dan
perkembangan pembangunan harus berdampak pada perubahan sosial, ekonomi dan budaya
yang seimbang agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup masyarakat desa menjadi
lebih baik secara jasmani dan rohani.
Sebagai pendukungnya, maka telah didirikan beberapa prasarana desa di Desa
Sumberpetung diantaranya adalah :
(1) Prasarana kesehatan
· Posyandu : 10 unit
· Taman Posyandu : 2 unit
· Polindes : 1 unit
· Bidan Desa : 1 orang
(2) Prasarana Pendidikan
· TK/RA : 4 unit
· SD / MI : 6 unit
· SLTP / MTs : 2 unit
· SLTA / MA : 0 unit
· TPA / TPQ : 9 unit
(3) Prasarana Umum lainnya
· Tempat ibadah : 71 unit
Pengelolaan sarana dan prasana merupakan tahap keberlanjutan dimulai dengan
proses penyiapan masyarakat agar mampu melanjutkan pengelolaan program pembangunan
secara mandiri.
Proses penyiapan ini membutuhkan keterlibatan masyarakat, agar masyarakat
mampu menghasilkan keputusan pembangunan yang rasional dan adil serta semakin sadar akan
hak dan kewajibannya dalam pembangunan, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan
mampu mengelola berbagai potensi sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraannya.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan dalam tahapan ini adalah:
a. Swadaya masyarakat merupakan faktor utama penggerak proses pembangunan,
b. Perencanaan secara partisipatif, terbuka dan demokratis sudah menjadi kebiasaan bagi
masyarakat dalam merencanakan kegiatan pembangunan dan masyarakat mampu membangun
kemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagai sumber daya dalam rangka
melaksanakan proses pembangunan,
c. Kapasitas pemerintahan daerah meningkat sehingga lebih tanggap dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, antara lain dengan menyediakan dana dan pendampingan.
d. Keberadaan fasilitator/konsultan atas permintaan dari masyarakat atau pemerintah daerah sesuai
keahlian yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam merencanakan kegiatan pembangunan agar
masyarakat mampu membangun kemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagai
sumber daya dalam rangka melaksanakan proses pembangunan.
2. Kondisi Pemerintahan Desa
2.1 Pembagian Wilayah Desa

Desa Sumberpetung memiliki wilayah seluas 1.350 ha. Desa Sumberpetung terdiri
dari 3 dusun, yaitu Dusun Cungkal, Dusun Pondokkobong dan Dusun Banduarjo.
Perangkat Desa menurut jenis jabatannya di Desa Sumberpetung terdiri dari
Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kaur Keuangan, Kaur Pembangunan ( Kuwowo ), Kaur Kesra (
Modin ), Kaur Umum, Kaur Pemerintahan ( Bayan ), Kepetengan dan 3 Kepala Dusun yang
disebut Kamituwo. Desa Sumberpetung terdiri dari 14 Rukun Warga (RW) dan 65 Rukun
Tangga (RT).

2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Sebagaimana dipaparkan dalam UU No. 06 tahun 2014 bahwa di dalam Desa


terdapat tiga kategori kelembagaan Desa yang memiliki peranan dalam tata kelola Desa, yaitu:
Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Dalam
undang-undang tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan di tingkat
desa (Pemerintahan Desa) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa. Pemerintahan Desa ini dijalankan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan di negeri ini. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan
nama lain adalah kepala Desa dan perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
Desa. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan,
dan kemasyarakatan.
Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang merupakan perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan Desa. Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan Desa
bersama kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk
Desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara
musyawarah dan mufakat.
Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi,
pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. BPD berfungsi menetapkan
peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Bagan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa Sumberpetung

Tabel : Nama Pejabat Pemerintah Desa Sumberpetung

No Nama Jabatan
1 Sri Nurhayati Kepala Desa
2 Drs,Sampir Subandi PJ.Sekretaris Desa
3 Turiadi Kaur Pemerintahan
4 Sutrisno Kaur Keuangan
5 Pujiono PJ.Kaur Umum
6 Listiono Kaur Pembangunan
7 Musaikutdin Kaur Kesra
8 Taufiq Hidayatullah Kasun Cungkal
9 Sayudi Kasun Pondokkobong
10 M.Toif Kasun Banduarjo
Tabel : Nama Badan Permusyawaratan Desa Sumberpetung

No Nama Jabatan
1 Luwari Sasongko Ketua

2 Sumadi Sekretaris

3 Setu Bendahara

4 Supani Anggota

5 Marsiyanto Anggota

6 Ahmad Siraj Anggota

7 Samsul Arifin Anggota

2.3 Organisasi Lembaga Kemasyarakatan Desa


Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah
Desa dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan mempunyai tugas
membantu pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat Desa.
Pembentukan lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan peraturan Desa. Hubungan kerja
antara lembaga kemasyarakatan dengan pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan
koordinatif.
Tabel : Nama Pengurus LPMD Desa Sumberpetung
No Nama Jabatan
WIDODO BUDI Ketua
1
PRASOJO

SOLIKIN DIDIK Sekretaris


2
ARIADI

3 SUPADI Bendahara

4 ARIFIN Seksi Agama

5 WINARNIK Seksi Pemberdayaan Perempuan

6 WIDODO Seksi Sosial dan Kesadaran Masyarakat

6 WINARTO Seksi Pendidikan dan Penerangan

7 MISTIMPAL Seksi Keamanan,Ketentraman & Ketertiban

8 RIADI Seksi Pembangunan & Lingkungan Hidup

9 PURIANTO Seksi Perekonomian dan Koperasi

10 WASITO Seksi Kesehatan dan KB

11 ALI ROHMAN Seksi Pemuda, Olahraga

12 IRAWAN Seksi Budaya dan Kesenian

Tabel : Nama Tim Penggerak PKK Desa Sumberpetung

No Nama Jabatan
1 Karni Budiono Ketua

2 Suciati Wakil Ketua

3 Mudhaiyah Sekretaris I

4 Erna Sekretaris II

5 Seniwati Bendahara I

6 Tasemi Bendahara II

7 Najmatul Lailiyah Ketua POKJA I

Maimun Itsnaini Wakil Ketua

Muntayah Sekretaris
Suliati Anggota

Suyami Anggota

Zaenab Anggota

Sriati Anggota

8 Inuk Malikha Ketua POKJA I

Sri sulatsih Wakil Ketua

Yatik Sekretaris

Yeti Anggota

Siti Rofikho Anggota

Jumiati Anggota

9 Siamah Ketua POKJA III

Yunarti Wakil Ketua

Tunik Sekretaris

Ngatini Anggota

Arminah Anggota

Tri Praptiani Anggota

10 Suliswati Ketua POKJA IV

Sunarsih Wakil Ketua

Sumiati Sekretaris

Sunarupah Anggota

Sri Utami Anggota

Sri Muntayah Anggota

Reformasi dan otonomi daerah telah menjadi harapan baru bagi pemerintah dan
masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Bagi sebagian besar aparat pemerintah desa, otonomi adalah satu peluang baru yang dapat
membuka ruang kreativitas bagi aparatur desa dalam mengelola desa. Hal itu jelas membuat
pemerintah desa menjadi semakin leluasa dalam menentukan program pembangunan yang
akan dilaksanakan. Sayangnya kondisi ini ternyata belum berjalan cukup mulus. Sebagai
contoh, aspirasi desa yang disampaikan dalam proses musrenbang senantiasa kalah dengan
kepentingan pemerintah daerah (eksekutif dan legislatif) dengan alasan bukan prioritas,
pemerataan dan keterbatasan anggaran.
Dari sisi masyarakat, poin penting yang dirasakan di dalam era otonomi adalah
semakin transparannya pengelolaan pemerintahan desa dan semakin pendeknya rantai
birokrasi yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh positif terhadap jalannya
pembangunan desa. Dalam proses musrenbang, keberadaan delegasi masyarakat desa dalam
kegiatan musrenbang di tingkat kabupaten/kota gagasannya adalah membuka kran partisipasi
masyarakat desa untuk ikut menentukan dan mengawasi penentuan kebijakan pembangunan
daerah. Namun demikian, lagi-lagi muncul persoalan bahwa keberadaan delegasi masyarakat
ini hanya menjadi ‘kosmetik’ untuk sekedar memenuhi ‘qouta’ adanya partisipasi masyarakat
dalam proses musrenbang sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang.
Merujuk pada kondisi di atas, tampaknya persoalan partisipasi masyarakat desa dalam proses
pembangunan di pedesaan harus diwadahi dalam kelembagaan yang jelas serta memiliki
legitimasi yang cukup kuat di mata masyarakat desa.

Anda mungkin juga menyukai