Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“KONSEP PENDIRIAN USAHA”


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Study Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Mohammad mirza pratama, S.S.T.,M.M

Disusun oleh kelompok 2:


1. Nydia Moktika Fathoni (204105020121)
2. Rizkiyatul Hasanah (204105020125)
3. Riskiyani (204105020126)
4. Moch Sabdanil Karomah (204105020140)
5. Nur Maya Badriyatus Zamro(204105020162)
6. Nur Masliha (205105020001)
7. Daniel Euzolines Ansori (205105020007)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
1
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat, dan hidayah- Nya berupa kesehatan, kesempatan, serta penegtahuan
kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyusun makalah berjudul Liberalisasi
Perdagangan tapat waktunya. Tidak lupa sholawat salam semoga tercurah
limpahkan terhadap junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
panutan dari masa kebodohan ke masa penuh kecerdasan.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan penulis mengucap terimakasih
terhadap:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. Selaku Rektor UIN KH Ahc
hmad Siddiq Jember,
2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’I, S.E, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bi
snis Islam,
3. Bapak M.F Hidayatullah, S.H.I, M.S.I selaku Ketua Program Studi Ekono
mi Syariah,
4. Mohammad mirza pratama, S.S.T.,M.M selaku Dosen Pengampu Mata Ku
liah Studi Kelayakan Bisnis,
5. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dengan keterbatasan pengalaman dan wawasan ilmu, penulis sadar bahwa


makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pada umumnya.

Jember, 11 April 2023

Penulis
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB 1 PEMBAHASAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
2.1 Menilai Usaha...............................................................................................4
2.2 Bidang Usaha................................................................................................4
2.3 Pengertian dan Jenis Badan Usaha................................................................7
2.4 Proses Pendirian Usaha.................................................................................9
2.5 Manajemen Organisasi..................................................................................10
2.6 Jenis dan Bentuk Organisasi.........................................................................12
2.7 Penentuan Organisasi....................................................................................14

BAB III PENUTUP...........................................................................................15

3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia bisnis, mempunyai konsep merupakan salah satu hal wajib
ada dan tak bisa dianggap sebelah mata. Konsep awal memang memiliki
peranan yang sangat penting karena mencakup berbagai hal inti mulai
dari value hingga strategi bisnis yang akan digunakan dalam menjalankan
bisnis. Konsep bisnis yang bagus dan tepat akan membantu perusahaan
mencapai tujuan utamanya.
Selain itu, konsep dalam bisnis merupakan salah satu hal yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai sebuah usaha. Dengan begitu,
kita mempunyai landasan yang bisa dijadikan pegangan dalam bisnis. Tentu
saja, membuat konsep harus melalui tahap demi tahap yang harus dilalui.
Konsep pendirian usaha merujuk pada rencana atau ide untuk
memulai bisnis baru. Sebelum memulai sebuah usaha, penting bagi calon
pengusaha untuk memahami konsep dasar dan latar belakang bisnis yang
ingin mereka jalankan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam konsep pendirian
usaha antara lain:
Tujuan bisnis: calon pengusaha harus memiliki tujuan yang jelas dan spesifik
dalam mendirikan usaha baru. Tujuan tersebut harus realistis dan dapat
diukur, misalnya meningkatkan pendapatan atau memperluas pangsa pasar.
Analisis pasar: calon pengusaha harus memahami kondisi pasar yang ingin
mereka masuki, termasuk persaingan, permintaan pasar, dan faktor-faktor
ekonomi yang mempengaruhinya.
1
Produk atau jasa: calon pengusaha harus memiliki gagasan yang jelas tentang
produk atau jasa yang ingin mereka tawarkan kepada konsumen. Produk atau
jasa tersebut harus memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju.
Model bisnis: calon pengusaha harus menentukan model bisnis yang akan
digunakan dalam mengelola usaha, seperti penjualan langsung, e-commerce,
atau jasa konsultasi.
Rencana keuangan: calon pengusaha harus menyusun rencana keuangan yang
mencakup estimasi biaya awal, sumber pendanaan, dan proyeksi pendapatan
dan laba.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, calon pengusaha
dapat mengembangkan konsep pendirian usaha yang kuat dan berhasil di
masa depan.
Tulisan ini membahas konsep pendirian usaha, ditinjau dari beberapa
hal yang menjadi pendukung dan impact dari sebuah konsep pendiri usaha.

1.2 Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas, pokok pokok masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagimanakah definisi menilai usaha ?
2. Bagaimanakah definisi bidang usaha ?
3. Bagimanakah definisi pengertian dan jenis badan usaha ?
4. Bagaimanakah proses pendirian usaha ?
5. Bagaimanakah manajemen organisasi ?
6. Bagaimanakah jenis dan bentuk organisasi ?
7. Bagaimanakah penentuan organisasi ?

1.3 Tujuan Masalah


Merujuk pada rumusan masalah tersebut , tujuan penulisan makalah
dirumuskan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan definisi menilai usaha

2
2. Mendeskripsikan definisi bidang usaha
3. Mendeskripsikan definisi pengertian dan jenis badan usaha
4. Mendeskripsikan proses pendirian usaha
5. Mendeskripsikan manajemen organisasi
6. Mendeskripsikan jenis dan bentuk organisasi
7. Mendeskripsikan penentuan organisasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menilai Usaha


Penilaian usaha adalah tindakan atau proses menentukan nilai suatu
perusahaan bisnis atau kepemilikan di dalamnya. Sebuah Penilaian adalah
tindakan atau proses menentukan nilai bisnis, kepemilikan bisnis, keamanan,
atau aset tidak berwujud. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP- 196/BL/2012 Tentang Pedoman
Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal
menyatakan Penilaian Usaha adalah kegiatan atau proses untuk menghasilkan
suatu opini atau perkiraan atas Nilai Pasar Wajar Obyek Penilaian. Business
Valuation menurut Ruky (1997) adalah penilaian suatu perusahaan, yang
merupakan tindakan atau proses kegiatan untuk sampai pada suatu pendapat
atau perkiraan tentang value dari suatu perusahaan atau suatu penyertaan
dalam perusahaan tersebut. Nilai perusahaan adalah nilai pasar asset
dikurangi dengan utang lancar. Sedangkan nilai ekutas dalam akuntansi
dikenal dengan nilai “net worth”, yaitu Seluruh nilai asset dikurangi nilai
utang jangka pendek dan nilai utang jangka panjang.

2.2 Bidang Usaha

Bidang Usaha adalah sebuah bisnis yang menghasilkan keuntungan


tertentu yang Dijalankan dengan modal yang digunakan untuk membuat
usaha. Secara umum, arti bidang usaha adalah segala bentuk kegiatan bisnis
yang dilakukan untuk menghasilkan barang/jasa dalam kegiatan ekonomi.
Faktor-faktor keberhasilan suatu usaha adalah sebagai berikut:

1. Faktor Peluang Usaha

4
Faktor keberhasilan usaha yang pertama adalah peluang. Peluang
usaha merupakan kesempatan emas yang mungkin sifatnya hanya sementa.
Oleh sebab itu, kita harus bisa datang dan membawa sinergi yang tepat untuk
bisnis ketika ada peluang. Selain itu, kita juga bisa menciptakan peluang
bisnis. Maksudnya, peluang yang didapat harus bisa berkembang menjadi ide
bisnis dan kemudian diwujudkan menjadi bisnis. Jadi, seorang wirausaha juga
harus bisa berperan di waktu yang tepat untuk bisa diterima di tempat dan
waktu yang tepat. Istilah ini dikenal dengan sebutan the right man on the right
place.

2. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)

Kualitas SDM juga menjadi faktor internal dalam keberhasilan suatu


usaha. Adapun beberapa faktor SDM yang bisa membantu kesuksesan suatu
usaha antara lain:

- Kecermatan dalam perencanaan usaha yang strategis

- Kreativitas dan implementasi yang tepat dari perencanaan usaha

- Mampu memecahkan masalah dengan baik

3. Faktor Perencanaan

Perencanaan menjadi faktor mendasar yang mendukung kita untuk


mencapai suatu tujuan. Maksudnya, penyusunan perencanaan bisa menjadi
hal untuk meminimalisir kegagalan dalam kegiatan usaha. Oleh sebab itu,
dalam kegiatan usaha harus ada perencanaan yang matang.

4. Faktor Organisasi

Organisasi menjadi faktor internal dan bagian penting yang berperan


untuk mengontrol kegiatan kerja. Maka dari itu, agar mencapai keberhasilan
organisasi usaha harus bisa terstruktur dengan baik.

5. Faktor Keuangan

5
Keuangan menjadi elemen terpenting dalam bisnis. Untuk itu, agar
mencapai keberhasilan usaha perlu adanya pengelolaan keuangan yang baik
(memiliki arus kas yang sehat).

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Bidang dan jenis usaha yang dimiliki.

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki diantaranya:

a. Bidang usaha Pertanian, meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan, dan


agrobisnis.
b. Bidang usaha Pertambangan, meliputi usaha seperti galian pasir, tanah, batu,
dan batu bata.
c. Bidang usaha Pabrikasi, meliputi usaha industri perakitan dan sintesis.
d. Bidang usaha Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan,
pengairan, dan jalan raya.
e. Bidang usaha Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel), grosir,
agen, membuka usaha restoran, dan perdagangan lainnya.
f. Bidang usaha Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan
koperasi.
g. Bidang usaha Jasa perorangan, meliputi usaha pangkas rambut, salon, penatu,
percetakan, fotokopi, dan sablon.

2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih.


Setelah menentukan bidang dan jenis usaha yang akan dipilih,
selanjutnya adalah menentukan bentuk kepemilikan usaha. Beberapa bentuk
kepemilikan usaha diantaranya:
a. Perorangan yaitu usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh satu orang.
6
b. Persekutuan yaitu usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang
menjadi pemilik.
c. Perseroan yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri dari para
pemegang saham, yang bertangung jawab terbatas terhadap utang-utang
perusahaan sebesar modal disetor.
d. Firma yaitu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama
bersama.
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
Dalam menentukan tempat usaha, perlu pertimbangan aspek efisiensi
dan efektifnya. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan efisien baik
bagi konsumen.
4. Organisasi usaha yang akan dipilih.
Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan
usaha yang akan dimasuki. Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks
organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, semakin sederhana
organisasinya. Pada lingkup usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya
dikelolah sendiri.
5. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
Lingkungan usaha tidak bisa diabaikan. Lingkungan usaha dapat
menjadi pendorong maupun penghambat. Lingkungan yang dapat
mempengaruhi jalannya usaha adalah lingkungan mikro dan lingkungan
makro.
a. Lingkungan mikro
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan
operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,
majikan, manajer, direksi, distribusi, pelanggan/konsumen dan lainnya.
b. Lingkungan makro
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat
mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan.

7
2.3 Pengertian dan Jenis Badan Usaha

Dominickn Salvatore, berpendapat badan usaha dapat diartikan


sebagai suatu organisasi yang merupakan gabungan dan koordinasi dari
berbagai sumber daya dengan tujuan untuk menghasilkan atau memproduksi
barang atau jasa untuk dijual. Sementara itu, Murni Sumarni menyatakan
bahwa badan usaha adalah suatu kegiatan dalam pengelolaan atau produksi
suatu produk dengan menggunakan berbagai sumber daya dan kemudian
dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan menurut M. Echols,
tanpa mengurangi peran badan usaha itu sendiri yaitu badan usaha dikatakan
sebagai usaha yang berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang tinggi
dari kegiatan usaha yang dilakukan didalamnya.

Badan usaha adalah suatu organisasi atau sekelompok orang yang


membentuk kesatuan hukum (yuridis), teknis dan ekonomis yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan maksimum dengan menggunakan modal dan
tenaga kerja. Badan usaha sering disamakan dengan perusahaan, walaupun
pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya Badan Usaha adalah
lembaga, sementara perusahaan adalah tempat dimana badan usaha itu
mengelola faktor-faktor produksi.

Jenis-Jenis Badan Usaha

Berikut ini adalah macam-macam usaha berdasarkan klasifikasi kegiatan,


kepemilikan modal, dan wilayah negara.
1. Jenis Badan Usaha Berdasarkan Kegiatannya
a. Ekstraktif adalah kegiatan mengambil apa yang telah dihasilkan oleh
sumberdaya alam. Contohnya hasil hutan, Hasil laut dan lain-lain.
b. Agraris yaitu melakukan jenis kegiatan yang berhubungan dengan pertanian.
c. Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual kembali Suatu barang
tanpa mengubah bentuknya. Contohnya Perdagangan beras dilakukan oleh
seseorang dengan membeli Beras di daerah penghasil padi.

8
d. Industri adalah kegiatan mengolah bahan-bahan baku dan bahan penolong
menjadi barang setengah jadi atau barang siap pakai. Contohnya sepatu,
pakaian dan sebagainya.
e. Jasa adalah kegiatan yang memberikan pelayanan dan kemudahan dalam
rangka memenuhi kebutuhan. Contohnya jasa pengangkutan barang, jasa
perbankan dan lain-lain.
2. Jenis Badan Usaha Berdasarkan Kepemilikan Modal
Modal memainkan peranan besar dalam pendirian suatu usaha. Tanpa modal
yang cukup, suatu usaha tak akan berjalan optimal. Modal suatu usaha pun juga
beragam tergantung siapa pemiliknya. Berikut adalah badan usaha berdasarkan
kepemilikan modal.
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana pemilik modal adalah
pemerintah atau negara.
b. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), yaitu modal perusahaan dimiliki oleh
pihak swasta. Dalam hal ini dapat berupa swasta nasional dan pihak asing.
c. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu kepemilikan usaha berada
ditangan pemerintah daerah
d. Badan Usaha Campuran, yaitu merupakan usaha yang modalnya dimiliki oleh
pemerintah dan swasta.
3. Jenis Badan Usaha Berdasarkan Wilayah Negara
Globalisasi ekonomi menyebabkan banyaknya usaha yang didirikan di luar
negeri atau usaha luar negeri yang didirikan di dalam negeri. berikut jenis
badan usaha berdasarkan wilayah negara
a. Penanaman Modal Dalam Negeri, dimana kepemilikan modal perusahaan
berada ditangan masyarakat negara sendiri
b. Penanaman Modal Asing, adalah perusahaan milik asing yang beroperasi di
wilayah Indonesia atau dalam negeri.
2.4 Proses Pendirian Usaha
Proses pendirian usaha dapat dibagi menjadi beberapa tahap, antara
lain:

9
1. Ide dan Konsep Bisnis Tahap pertama dalam pendirian usaha adalah memiliki
ide dan konsep bisnis yang jelas. Ide dan konsep bisnis dapat diperoleh dari
pengalaman pribadi, hobi, minat, atau melihat peluang di pasar.
2. Studi Kelayakan Bisnis Setelah memiliki ide bisnis, langkah selanjutnya
adalah melakukan studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bisnis meliputi
analisis pasar, analisis produk atau jasa yang ditawarkan, analisis pesaing, dan
analisis finansial.
3. Pembuatan Rencana Bisnis Setelah melakukan studi kelayakan bisnis,
selanjutnya adalah membuat rencana bisnis. Rencana bisnis berisi visi, misi,
tujuan, strategi, dan rencana aksi yang akan dilakukan dalam menjalankan
bisnis.
4. Pendirian Perusahaan Setelah memiliki rencana bisnis yang jelas, selanjutnya
adalah melakukan pendirian perusahaan. Proses pendirian perusahaan
meliputi pendaftaran perusahaan, perizinan, dan pembukaan rekening bank.
5. Pembiayaan Setelah pendirian perusahaan selesai, selanjutnya adalah mencari
sumber pembiayaan untuk menjalankan bisnis. Sumber pembiayaan dapat
diperoleh dari modal sendiri, pinjaman bank, atau investasi dari pihak lain.
6. Peluncuran Bisnis Setelah semua persiapan selesai, langkah selanjutnya
adalah peluncuran bisnis. Peluncuran bisnis meliputi promosi produk atau
jasa yang ditawarkan, pembukaan toko atau kantor, dan memulai operasional
bisnis.
7. Pengembangan Bisnis Setelah bisnis berjalan, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengembangan bisnis. Pengembangan bisnis meliputi
pengembangan produk atau jasa baru, ekspansi ke pasar baru, atau
meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan Proses pendirian usaha
memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang agar dapat berjalan
dengan baik.

2.5 Manajemen dan Organisasi

10
Secara Etimologi kata “Manajemen” berasal dari bahasa Perancis
kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur"
(Wikipedia). Manajemen secara harfiah, berasal dari bahasa latin yaitu,
“manus” yang berarti “tangan” atau bisa juga diartikan sebagai kekuatan atau
kekuasaan dan “agree” yang berarti “melakukan, mengelola, mengarahkan dan
memberdayakan”.Secara umum Manajemen merupakan suatu proses
pengelompokan, perencanaan, pelaksanaan dan juga pemantauan terhadap
seluruh sumber daya dari sebuah organisasi atau perusahaan agar bisa
mencapai tujuan.
Kata organisasi berasal dari bahasa Inggris organization yang bentuk
invinitifnya adalah to organize. Kata tersebut berasal dari kata Yunani
“organon” yang berarti sebagian atau susunan. Kata “to organize” artinya
menyusun atau mengatur bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain,
yang tiap-tiap bagian mempunyai fungsi tersendiri sesuai dengan kapasitasnya.
Secara umum organisas ialah sekelompok orang yang saling bekerjasama dan
juga berinteraksi untuk menjalankan fungsi, peran juga tanggung jawabnya
terhadap organisasi tersebut.Jadi, manajemen organisasi bisa diartikan sebagai
proses perencanaan, pengelompokan, pemantauan dalam sebuah organisasi.
Tujuan dari Manajemen Organisasi:

1. Membentuk suatu koordinasi yang baik antar divisi maupun individu.


2. Membentuk suatu kinerja sumber daya yang lebih efektif melalui pemberian
rasa aman dan kesatuan diantara karyawan.
3. Menciptakan suasana lingkungan pada kegiatan kerja yang damai dan positif.
4. Mendorong para karyawan agar bekerja dengan rasa tanggung jawab.
5. Mencapai tujuan utama suatu perusahaan dengan cara-cara yang paling
efisien melalui pembentukan karakter sumber daya

Fungsi Manajemen Organisasi :

1. Fungsi Planning (Perencanaan), Perencanaan merupakan salah satu fungsi


dasar manajemen. Perencanaan adalah suatu penentuan tindakan untuk bisa

11
mencapai tujuan yang diinginkan.Perencanaan diperlukan untuk dapat
memastikan pemanfaatan sumber daya manusia & non-manusia yang tepat.
Ini semua meresap, ini adalah suatu kegiatan intelektual dan ini juga
membantu dalam menghindari kebingungan, ketidakpastian, risiko,
pemborosan, dll.
2. Fungsi Organizing (Pengorganisasian), Merupakan serangkaian proses
menyatukan sumber daya , keuangan dan manusia dan mengembangkan
hubungan produktif di antara mereka untuk pencapaian tujuan organisasi.
3. Fungsi Staffing (Kepegawaian), Merupakan salah satu fungsi dari
menjalankan struktur organisasi dan menjaganya agar tetap terjaga. Tugas
utama dari Staffing adalah untuk dapat menempatkan orang yang tepat pada
pekerjaan yang benar.
4. Fungsi Directing (Pengarahan), Merupakan salah satu bagian dari fungsi
manajerial yang menggerakkan organisasi untuk bisa bekerja secara efisien
untuk pencapaian tujuan organisasi. Manajer atau atasan juga harus bisa
menetapkan target yang jelas bagi anggota tim, Seorang pemimpin harus
memastikan anggota timnya bekerja sama untuk dapat menuju tujuan
bersama. Pada Directing ini dapat memutuskan apa yang benar dalam situasi
tertentu.
5. Fungsi Controlling (Pengendalian) , Tujuan Controlling adalah untuk bisa
memastikan bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan standar. Atasan juga
memegang kuasa atas pengambilan keputusan.
6. Fungsi Manajemen Waktu (Time Management), Organisasi yang menerapkan
salah satu fungsi manajemen waktu yang efektif dapat berkembang dengan
cepat dan sehat. Hal ini juga berkaitan dengan cara kerja pegawai yang tepat
waktu dan dengan cara kerja yang benar.
7. Fungsi Motivasi (Motivation), Manajemen perusahaan juga dapat berperan
penting dalam memberikan motivasi kepada anggotanya. Dengan adanya
motivasi tersebut maka para anggota akan dapat termotivasi untuk bekerja
lebih baik.

12
2.6 Jenis dan Bentuk Organisasi

Jenis Organisasi. Terdapat dua jenis organisasi, yaitu organisasi formal


dan organisasi informal. Organisasi formal disusun berdasarkan kebutuhan
dalam mengatur tata hubungan dalam bentuk struktur yang ditetapkan.
Organisasi formal menurut Hick (1968) menggambarkan hubungan manajer
dan karyawan dalam struktur hubungan organisasi yang jelas pada posisi
masing-masing, melalui jaringan kewenangan bertindak, komunikasi dan
pertanggungjawaban. Ciri-ciri organisasi formal adalah:

a) struktur kegiatan diatur secara jelas


b) komunikasi organisasi ditata secara tertib
c) organisasi relatif permanen untuk tujuan yang luas dan berjangka panjang
d) organisasi tumbuh semakin besar karena peningkatan spesialisasi
e) terdapat pergantian personil, pengangkatan dan pemberhentian pegawai
f) memiliki acuan norma sebagai aturan yang dipegang teguh organisasi,
termasuk penetapan pimpinan dan anggotanya
g) dibentuk secara rasional
h) setiap masalah dipecahkan secara formal
i) pelayanan ditetapkan secara hierarkis.

Sedangkan organisasi informal merupakan ikatan kebersamaan yang


dibentuk secara sukarela oleh para anggotanya guna memperoleh kepuasan
berafiliasi. Berbeda dengan organisasi formal, organisasi informal tidak
mengenal bentuk dan struktur organisasi yang jelas dan tegas, karena proses
pembentukanya terjadi karena faktor kebersamaan, persahabatan,
persaudaraan, kesamaan hobi, persepsi atau kebutuhan yang relatif sama.
Senioritas biasanya diterima secara sosiologis sebagai yang dituakan untuk
memimpin organisasi informal, dan interaksi di dalamnya merupakan interaksi
yang luwes dan spontanitas. Organisasi informal sering menjadi media yang
efektif untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi formal, justru karena sifatnya

13
yang luwes dan tidak kaku sehingga para anggota lebih bebas berekspresi dan
mengaktualisasikan dirinya.

Ada tiga bentuk organisasi, yaitu: organisasi garis/lini/jalur, organisasi


garis dan staf, dan bentuk organisasi fungsional.

a. Bentuk Organisasi Garis.


Bentuk ini menunjukkan adanya garis komando sentral dari atasan kepada
bawahan, seperti pada organisasi tentara. Setiap bawahan harus memberikan
pertanggungjawaban kepada atasan sesuai dengan jalur komandonya masing-
masing, dan setiap pimpinan memberi perintah kepada bawahanya masing-
masing sesuai dengan jalur komandonya. Pucuk pimpinan memiliki
wewenang untuk melimpahkan sebagian kekuasaannya kepada bawahannya
atau kepada satuan-satuan organisasi yang ada di bawahnya, sehingga ia tidak
perlu secara langsung berhubungan dengan bawahanya, kemudian bawahan
yang terdekat dengan pimpinannya diberi kewenangan memberikan perintah
kepada bawahanya lagi, dan demikian seterusnya, sehingga terbentuk
jaringan komando yang berantai.
b. Bentuk Organisasi Garis dan Staf.
Bentuk organisasi garis dan staf merupakan penyempurnaan dari bentuk
organisasi garis. Pada bentuk organisasi ini pucuk pimpinan memiliki staf
sebagai pembantu yang tidak memiliki kewenangan untuk memberi komando.
Staf adalah orang kepercayaan atasan dalam bidang keahliannya. Pada bentuk
organisasi ini, pucuk pimpinan yang membuat keputusan, kemudian memberi
komando kepada bawahannya serta meminta pertanggungjawaban kepada
bawahannya dalam pelaksanaannya.
c. Bentuk Organisasi Fungsional. Bentuk organisasi ini didasarkan atas
keahlian, dimana sebagian wewenang pucuk pimpinan dilimpahkan kepada
satuan organisasi yang ada di bawahnya sesuai dengan fungsi dan tugasnya
masing- masing. Tiap satuan organisasi memiliki kewenangan memberi
perintah kepada bawahanya sebagai pelaksana sesuai dengan keahliannya
masing-masing.
14
2.7 Penentuan Organisasi

Penentuan jenis organisasi yang akan dipilih harus dilakukandengan


berbagai pertimbangan. Penentuan organisasi yang tidak dengan
pertimbangan matang akan berakibat fatal bagi perkembangan dan kemajuan
perusahaan. Berikut ini beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan:

1. Tujuan dan bentuk badan usaha perusahaan


Pendidikan perusahaan biasanya memiliki tujuan tertentu dan bentuk badan
usaha tersendiri. Hal-hal ini akan memengaruhi bentuk organisasi
2. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang kita miliki biasanya berkaitan erat dengan jumlah
aktivitas usaha.
3. Jumlah aktivitas
Jumlah aktivitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melakukan
kegiatan. Semakin banyak kegiatan, maka rentang kendali yang dibutuhkan
banyak dan jangkauan atau cabang yang dimiliki pun luas.
4. Fleksibilitas
Kemungkinan perusahaan untuk berkembang ke depan juga perlu dipikirkan
secara matang.
5. Efisiensi
Agar perusahaan dapat bekerja maksimal, perlu dipikirkan efisiensi biaya
yang akan dikeluarkan. Besarnya organisasi yang dibentuk akan berpengaruh
terhadap biaya yang akan dikeluarkan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penilaian usaha adalah tindakan atau proses menentukan nilai suatu
perusahaan bisnis atau kepemilikan di dalamnya. Sebuah Penilaian adalah
tindakan atau proses menentukan nilai bisnis, kepemilikan bisnis, keamanan,
atau aset tidak berwujud.
Konsep pendirian usaha merujuk pada rencana atau ide untuk
memulai bisnis baru. Sebelum memulai sebuah usaha, penting bagi calon
pengusaha untuk memahami konsep dasar dan latar belakang bisnis yang
ingin mereka jalankan.
Proses pendirian usaha dapat dibagi menjadi beberapa tahap, antara
lain:
Ide dan Konsep Bisnis , Studi Kelayakan Bisnis Setelah memiliki ide bisnis,
Pembuatan Rencana Bisnis, Pembiayaan Setelah pendirian perusahaan

16
selesai, Peluncuran Bisnis Setelah semua persiapan selesai, Pengembangan
Bisnis Setelah bisnis berjalan, dan lain lain.

3.2 Saran
Tiada kata yang pantas kami ucapkan selain rasa syukur yang sebesar-
besarnya kepada Allah SWT, atas terselesaikannya makalah ini, kami selaku
penulis makalah ini menyadari dalam penyusunan makalah yang membahas
tentang “Perilaku Konsumen di Indonesia” ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang di pergunakan
maupun dari segi penyajian materinya. Untuk itu kritik dan sarannya sangat
kami harapkan supaya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih
baik dan lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, A. S., & Idrus, M. S. (2021). Analisis Hambatan dan Prosedur Pendirian
Usaha pada Koperasi di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, 2(1), 12-25.
Yusuf, M., & Karim, M. (2021). Proses Pendirian Badan Usaha di Indonesia:
Studi Kasus pada Perusahaan Kecil dan Menengah (PKM) di Kota
Padang. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 18(2), 123-136.
Permadi, A. Y., & Harsono, A. (2021). Proses Pendirian Badan Usaha Perusahaan
Terbatas (PT) di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 22(1), 1-14.
Pramono, D. A., & Anggraeni, D. (2021). Proses Pendirian Badan Usaha pada
Industri Kreatif di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 7(1), 23-34.
Rifa’i- Muhammad fadli, Manajemen Organisasi. (Bandung: Citapustaka
MediaPerintis, 2013)
Jurnal Yusuf Hamdan. Pernyataan Visi Dan Misi Perguruan Tinggi. Volume XVII
No. 1 Januari-Maraet 2001:90:103. http://www.sayanda
Sagoro, Endra Murti. Bentuk Badan Usaha. 2010.

17
Usaha, Legalitas Badan. Bentuk-Bentuk Badan Usaha. Kewirausahaan (E-bisnis
dan E-commerce), 2022, 263.
Andewi, Keni. Pertumbuhan Badan Usaha di Indonesia. Alprin, 2020.
Parakkasi, Idris. Manajemen Bisnis Syariah. 2021.
E-book Manajemen Kewirausahaan Kontemporer oleh Ady Inrawan, S.E., M.M,
dkk,
E-book Produk Kreatif dan Kewirausahaan oleh Liswati, S.Kom. Diakses pada
tanggal 10 April 2023
https://www.hestanto.web.id/penilaian-usaha/ diakses pada tanggal 10 April 2023

I gusti ayu putri anggraeni, hal 3 https://id.scribd.com/document/C-Pertimbangan-


Penentuan-Organisasi diakses pada tanggal 10 April 2023

18

Anda mungkin juga menyukai