Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM

Dosen Pembimbing:
Zainul Qudsi, S.pd.I, M.Pd.I.

Oleh:
MOHAMAD YUSUF ARDIANSYAH
NPM: 191542119152453

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kerangka Dasar Ajaran
Islam”.Penulis mengucapkanterimakasihkepada:
1. Kedua orangtua tercita, dan keluarga yang telah memberikan motivasi dan
dukungan tiada henti baik moril maupun materil kepada penulis.
2. Bapak Zainul Qudsi, S.Pd.I, M.Pd.I, selaku dosen pengampu, yang banyak
membimbing dan mengarahkan penulis.
3. Semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi salah satu acuan dalam
memahami tentang konsep dasar ajaran islam. Bagi pembaca diharapkan dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung
penyusunan makalah ini.

Malang, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Kerangka Dasar Ajaran Islam ...................................................................... 2
2.2 Simpul Keagamaan Pribadi ........................................................................... 2
2.2.1 Makna Taqwa ......................................................................................... 2
2.2.2 Makna Tawakal....................................................................................... 3
2.2.3 Makna Ikhlas........................................................................................... 3
2.3Islam, Iman dan Ihsan .................................................................................... 4
2.3.1 Islam........................................................................................................ 4
2.3.2 Iman ........................................................................................................ 5
2.3.3 Ihsan ........................................................................................................ 5
2.4 Hubungan Antara Ketiga Kerangka Ajaran Islam......................................... 6
2.5 Akidah ........................................................................................................... 7
2.6 Syari’ah ......................................................................................................... 8
2.7Akhlak ............................................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11
4.2 Saran ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan fundamental yang
terjadi dalam praktek ibadah islam seorang muslim. Salah satu permasalahan
fundamental yang kian menjamur adalah menyangkut praktek dasar ajaran Islam.
Dasar ajaran Islam yang terdiri dari aqidah, syari’ah, dan akhlak sering
sekali dilupakan keterkaitannya.
Untuk mendasari pemahaman Islam yang lebih luas, perlu dipahami dulu
mengenai dasar-dasar Islam atau yang sering disebut kerangka dasar ajaran Islam.
Dengan memahami kerangka dasar islam ini, seseorang diharapkan dapat
memahami gambaran ajaran Islam secara keseluruhan. Dengan adanya uraian
singkat ini diharapkan para pembaca, khususnya mahasiswa, mampu memiliki
pemahaman dasar tentang ajaran Islam dan bisa menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari dalam segala kondisi atau kasus kehidupan yang
dihadapinya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana konsep dasar kerangka dasar ajaran Islam?
2. Apa yang dimaksud dengan simpul keagamaan pribadi berupa taqwa,
tawakal dan ikhlas?
3. Bagaimana aplikasi Islam, iman dan ihsan?
4. Apa hubungan antar ketiga kerangka dasar ajaran Islam?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui konsep dasar kerangka ajaran Islam
2. Mengetahui simpul keagamaan pribadi berupa taqwa, tawakal dan
ikhlas
3. Mengetahui pengaplikasian islam, iman dan ihsan
4. Mengetahui dan memahami hubungan antar ketiga kerangka dasar
ajaran Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerangka Dasar Ajaran Islam
Kerangka dasar berarti garis besar atau rancangan yang sifatnya mendasar.
Dengan demikian, kerangka dasar ajaran Islam maksudnya adalah garis besar atau
rancangan ajaran Islam yang sifatnya mendasar, atau yang mendasari semua nilai
dan konsep yang ada dalam ajaran Islam. Kerangka dasar ajaran Islam sangat
terkait erat dengan tujuan ajaran Islam.1
Dengan demikian, pengertian kerangka dasar ajaran Islam adalah
gambaran asli, garis besar, rute perjalanan, atau bagian pokok dari ketuhanan yang
disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada manusia.
2.2 Simpul Keagamaan Pribadi
Dalam perbendaharaan kata sehari-hari, di samping perkataan iman,
islam, dan ihsan, dikenal dan digunakan secara meluas perkataan taqwa, tawakal,
dan ikhlas. Semuanya menunjukkan pribadi seorang yang beriman kepada Allah.
Kualitas-kualitas itu membentuk simpul-simpul keagamaan pribadi, sebab
semuanya terletak dalam inti kedirian seseorang dan berpangkal pada batin dalam
lubuk hatinya.
Secara umum tujuan pengajaran Islam atau Pendidikan Agama Islam
(PAI), khususnya di perguruan tinggi adalah membina mahasiswa agar mampu
memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga
menjadi insan Muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak
mulia. Simpul keagamaan pribadi terdiri dari Taqwa, Tawakal dan Ikhlas yang
akan dibahas dibawah ini.
2.2.1 Makna Taqwa
Makna Taqwa berasal dari bahasa arab ‘waqa’ yang artinya
menjaga,melindungi, hati-hati, waspada, memperhatikan dan menjahui .secara
istilah taqwa adalah menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjahui
segala apa yang dilarang-Nya.2
Nilai-nilai taqwa menurut A.Yusuf Ali, berkisar sekitar 4 hal, yaitu: (1)
Keimanan kita harus sejati dan murni, (2) Kita harus siap untuk memancarkan

1
https://kbbi.web.id/kerangka. Diakses pada 15 Oktober 2019.
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Takwa. Diakses pada 16 Oktober 2019.

2
iman ke luar dalm bentuk tindakan kemanusiaan kepada sesama, (3) Kita harus
menjamkdi warga masyarakat yang baik, yang mendukung sendi-sendi kehidupan,
dan (4) Jiwa pribadi kita sendiri harus teguh dan tak goyah dalam setiap keadaan.
Semuanya itu saling berkait, namun bisa dipandang secara terpisah.
2.2.2 Makna Tawakal
Secara harfiah, “tawakal” bersandar atau mempercayai diri. Dalam agama,
tawakal ialah sikap bersandar dan mempercayakan diri kepada Allah, Tuhan Yang
Maha Esa. Karena mengandung makna “mempercayakan diri”, maka tawakal
merupakan implikasi langsung iman. Tidak ada taawakal tanpa iman, dan tidak
ada iman tanpa tawakal. “Dan kepada Allah hendaknya kamu sekalian bertawakal,
kalau benar kamu adalah orang-orang yang beriman”.3
Dalam kitab suci, seruan kepada manusia untuk bertawakal kepada Allah
itu dikaitkan dengan berbagai ajaran dan nilai:
1. Tawakal kepada Allah diperlukan setiap kali sehabis mengambil keputusan
penting, guna memperoleh keteguhan hati dan ketabahan dalam
melaksanakannyaa, serta agar tidak mudah mengubah keputusan itu.
2. Tawakal juga diperlukan untuk mendukung perdamaian antara sesama manusia,
terutama jika perdamaian itu ujuga dikehendaki oleh mereka yang memusuhi kita.
3. Tawakal kepada Allah juga dilakukan karena Dialah Yang Maha Hidup dan
tidak akan mati . dialah Realita Mutlak dan Maha Suci, yang senantiasa
memperhitungkan perbuatan hamba-hamba-Nya.
4. Kita bertawakal kepada Allah karena Dialah yang Maha Mulia dan Maha
Bijaksana. Dengan tawakal kita mengahapus kekhawatiran kepada pencipta kita
sendiri dengan segala kemuliaan dan kebijaksanaan-Nya.
2.2.3 Makna Ikhlas
Pengertian Ikhlas ialah menyengajakan perbuatan semata-matamencari
keridhoan Allah dan memurnikan perbuatan dari segala bentuk kesenangan
duniawi termasuk diantaranya adalah riya’ atau memamerkan/menunjukkan amal
perbuatan yang telah dilakukan.4

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Tawakal. Diakses pada 16 Oktober 2019.
4
Qardawi Yusuf,Ikhlas Sumber Kekuatan Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2004). Hal. 13.

3
Seorang suhfi terkenal, Ibnu Atha illah, al-Sakandari mengatakan bahwa
“Amal perbuatan adalah bentuk-bentuk lahiriah yang tegak, sedangkan ruh amal
perbuatan itu ialah adanya rahasia keikhlasan di dalamnya”. Ikhlas merupakan
ketulusan seseorang dalam beribadah dengan kesaksiannya akan adanya hak pada
Tuhan Yng Maha Benar semata untuk membuat orang itu bergerak dengan
sendirinya.
Ciri-ciri Ikhlas diantaranya:
1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam
keadaan sendiri ataupun bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun
celaan.
2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama
manusia atau jauh dari mereka.
3. Tidak suka dipuji dalam melakukan amal kebaikan serta tidak suka
menunjukkan ataupun mengungkit amal perbuatannya.
2.3Islam, Iman dan Ihsan
2.3.1 Islam
Kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti
semantik sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah
diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan,
menyampaikan (addā), masuk dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian
(dakhala fi al-salm au al-silm au al-salām).Dari istilah-istilah lain yang akar
katanya sama, “islām” berhubungan erat dengan makna keselamatan, kedamaian.
5
Adapun menurut syariat (terminologi), apabila di mutlakan berada pada dua
pengertian yaitu:
Yang pertama: apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman,
maka pengertian islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun
furu’ (cabang), juga seluruh masalah aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan.
Kedua, apabila kata islam di sebutkan bersamaan dengan kata iman, maka
yang di maksud islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya

5
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam. Diakses pada 10 Oktober 2019.

4
terjaga diri dan hartanya, baik dia meyakini islam atau tidak. Sedangkan kata iman
berkaitan dengan amal hati.6
Disatu sisi, Islam memiliki dua makna menurut bahasa. “Keselamatan” (as
salam) sebagai tujuan utama menyelamatkan pemeluknya dari keburukan dunia
dan akhirat. Makna yang kedua, “Ketundukan” (aslama), yang menunjukkan
kepemimpinan dan jama’ah.
2.3.2 Iman
Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Selain itu menurut istilah
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan di
amalkan dengan tindakan (perbuatan).7
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaannya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta
dibuktikan dngan amal perbuatan secara nyata.
2.3.3 Ihsan
Kata Ihsan berasal dari bahasa Arab yaitu ahsan-yuhsinu-ihsanan yang
artinya kebaikan atau berbuat baik. Dan pelakunya disebut muhsin.Sedangkan
menurut istilah ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang
dengan niat hati beribadah kepada Allah swt.8
Ihsan atau kebaikan tertinggi adalah seperti yang di sabdakan Rasulullah
Saw. “Ihsan hendaknya kamu beribadah kepada Allah swt seolah-olah kamu
melihatnya, dan jika kamu tidak dapat melihatnya, sesungguhnya dia melihat
kamu.” (HR. Bukhari).
Para ulama menggolongkan ihsan menjadi 4 bagian yaitu:
1. Ihsan kepada Allah
2. Kepada diri sendiri
3. Sesama manusia
4. Bagi sesama mahluk

6
Fathurrahman Syekh Akbar Muhammad,Jalan Menuju Tuhan, (Jakarta: Grasindo, 2007). Hal. 1
7
https://id.wikipedia.org/wiki/Iman. Diakses pada 15 Oktober 2019.
8
https://www.idpengertian.com/pengertian-iman-islam-dan-ihsan/. Diakses pada 30 September
2019.

5
Al-Ghazali memberikan pendapat bahwa orang yang mau berhubungan
langsung dengan Allah maka harus terlebih dahulu memperbaiki hubungannya
dengan sesama manusia.
Untuk mengenal Allah swt maka sebelumnya perlu mengenal diri sendiri,
karena pada diri sendri setiap manusia ada unsur ketuhanan. Sedangkan cara
untuk mengenal diri adalah dengan mengetahui proses kejadian manusia itu
sendiri.
2.4 Hubungan Antara Ketiga Kerangka Ajaran Islam
Kerangka dasar ajaran Islam meliputi tiga konsep kajian pokok,
yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Dari tiga konsep dasar ini para ulama
mengembangkannya menjadi tiga konsep kajian. Konsep iman melahirkan konsep
kajian aqidah, konsep islam melahirkan konsep kajian syariah dan konsep ihsan
melahirkan konsep kajian akhlak.
Kalau dikembalikan pada konsep dasarnya, tiga kerangka dasar Islam di
atas berasal dari tiga konsep dasar Islam, yaitu iman, islam, dan ihsan.Tiga
kerangka dasar ajaran Islam ini sering juga disebut dengan tiga ruang lingkup
pokok ajaran Islam atau trilogi ajaran Islam.Ketiga komponen tersebut dalam
ajaran Islam ibarat sebuah pohon, akarnya adalah aqidah, sementara batang,
dahan, dan daunya adalah syariah, sedangkan buahnya adalah akhlak.
Ketiga konsep dasar Islam ini didasarkan pada hadis Nabi saw. yang
diriwayatkan dari Umar Bin Khaththab. Hadis ini menceritakan tentang dialog
antara Malaikat Jibril dengan Nabi saw. Jibril bertanya kepada Nabi tentang
ketiga konsep tersebut, pertama-tama tentang konsep iman yang dijawab oleh
Nabi dengan rukun iman yang enam, yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-Nya
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadla dan Qadar-Nya.
Allah berfirman dalam QS.An-Nisa’, ayat 136 yaitu
“ Wahai orang yang beriman, tetaplah beriman kepaada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang diturunkan

6
sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-
Nya, hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya”. 9

Jibril lalu bertanya tentang islam yang dijawab dengan rukun Islam yang lima
yaitu:
1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-
Nya,
2. Mendirikan shalat
3. Menunaikan zakat
4. Melaksanakan puasa di bulan Ramadhan
5. Haji ke Baitullah bagi yang mampu.
Kemudian Jibril bertanya tentang konsep ihsan yang dijawab dengan rukun ihsan,
yaitu menyembah (beribadah) kepada Allah seolah-olah melihat-Nya, dan jika
tidak bisa melihat Allah, harus diyakini bahwa Dia selalu melihatnya. Lalu
mengenai penjelasan ketiga konsep kajian ini akan dijelaskan di bawah ini :
2.5 Akidah
Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Aqidah secara
teknis juga berarti keyakinan atau iman. Dengan demikian, aqidah merupakan
asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam dan menjadi Kerangka
Dasar Ajaran Islam sangkutan semua hal dalam Islam.10 Aqidah juga merupakan
sistem keyakinan Islam yang mendasar seluruh aktivitas umat Islam dalam
kehidupannya. Aqidah atau sistem keyakinan Islam dibangun atas dasar enam
keyakinan atau yang biasa disebut dengan rukun iman yang enam. Adapun kata
iman secara etimologis berarti percaya atau membenarkan dengan hati. Sedang
menurut istilah syara’, iman berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan
dengan lidah, dan melakukan dengan anggota badan. Dengan pengertian ini,
berarti iman tidak hanya terkait dengan pembenaran dengan hati atau sekedar
meyakini adanya Allah saja, misalnya.

9
M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Lentera Hati Group, 2010) hal.
100.
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Akidah_Islam. Diakses pada 15 Oktober 2019.

7
2.6 Syari’ah
Secara etimologis, syariah berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus
diikuti, yakni jalan kearah sumber pokok bagi kehidupan. Orang-orang Arab
menerapkan istilah ini khususnya pada jalan setapak menuju palung air yang tetap
dan diberi tanda yang jelas terlihat mata. Adapun secara terminologis syariah
berarti semua peraturan agama yang ditetapkan oleh Allah untuk kaum Muslim
baik yang ditetapkan dengan al-Quran maupun Sunnah. Syariah merupakan
aturan-aturan yang disyariatkan oleh Allah atau disayariatkan pokok-pokoknya
agar manusia itu sendiri menggunakannya dalam berhubungan dengan Tuhannya,
dengan saudaranya sesama Muslim, dengan saudaranya sesama manusia, dan
alam semesta, serta dengan kehidupan. Syariah merupakan cabang dari aqidah
yang merupakan pokoknya.11 Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat
yang tidak dapat dipisahkan. Aqidah merupakan fondasi yang dapat membentengi
syariah, sementara syariahmerupakan perwujudan dari fungsi kalbu dalam
beraqidah.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kajian syariah tertumpu pada
masalah aturan Allah dan Rasul-Nya atau masalah hukum. Aturan atau hukum
inimengatur manusia dalam berhubungan dengan Tuhannya (hablun minallah) dan
dalam berhubungan dengan sesamanya (hablun minannas). Kedua hubungan
manusia inilah yang merupakan ruang lingkup dari syariah Islam. Hubungan yang
pertama itu kemudian disebut dengan ibadah, dan hubungan yang kedua disebut
muamalah. Ibadah mengatur bagaimana manusia bisa berhubungan dengan Allah.
Dalam arti yang khusus (ibadah mahdlah), ibadah terwujud dalam rukun Islam
yang lima, yaitu mengucapkan dua kalimah syahadah (persaksian), mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji bagi yang
mampu. Sedang muamalah bisa dilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas
manusia dalam berhubungan dengan sesamanya. Bentuk-bentuk hubungan itu bisa
berupa hubungan perkawinan(munakahat), pembagian warisan (mawaris),
ekonomi (muamalah), pidana (jinayah),politik (khilafah), hubungan internasional
(siyar), dan peradilan (murafa’at). Dengan demikian, jelaslah bahwa kajian
syariah lebih tertumpu pada pengamalan konsep dasar Islamyang termuat dalam

11
https://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam. Diakses pada 15 Oktober 2019.

8
aqidah. Pengamalan inilah yang dalam al-Quran disebut denganal-a’mal al-
shalihah (amal-amal shalih).
Untuk lebih memperdalam kajian syariah ini para ulama mengembangkan
suatu ilmu yang kemudian dikenal dengan ilmu fikih atau fikih Islam. Ilmu fikih
ini mengkaji konsep-konsep syariah yang termuat dalam al-Quran dan Sunnah
dengan melalui ijtihad. Dengan ijtihad inilah syariah dikembangkan lebih rincidan
disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
manusia. Sebagaimana dalam kajian aqidah, kajian ilmu fikih ini juga
menimbulkan berbagai perbedaan yang kemudian dikenal dengan mazhab-mazhab
fikih. Jika aqidah merupakan konsep kajian terhadap iman, maka syariah
merupakan konsep kajian terhadap islam. Islam yang dimaksud di sini adalah
islamsebagaimana yang dijelaskan dalam hadis Nabi saw.yang di riwayatkan oleh
Umat Ibn Khaththab sebagaimana yang diungkap di atas.
2.7Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlaq yang
merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, atau tabiat. Sinonim dari kata akhlak ini adalah etika, moral, dan
karakter. Sedangkan secara terminologis, akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang
mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran.
Inilah pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Maskawaih. Sedang al-Ghazali
mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang daripadanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkankepada
pikiran. 12

12
https://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak. Diakses pada 15 Oktober 2019.

9
Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidahyang lurus dan kuat
yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan kepada
Allah sehingga tergambar akhlak yang mulia dalam dirinya. Atas dasar hubungan
ini pula maka seorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi
oleh aqidah atau iman, maka ia termasuk ke dalam kategori kafir. Seorang yang
mengaku beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka ia disebut orang
fasik. Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi
tidak dilandasi aqidah atau iman yang lurus disebut orang munafik. Demikianlah,
ketiga konsep atau kerangka dasar Islam ini memiliki hubungan yang begitu erat
dan tidak dapat dipisahkan. AlQuran selalu menyebutkan ketiganya dalam waktu
yang bersamaan.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Kerangka dasar ajaran Islam maksudnya adalah garis besar atau rancangan
ajaran Islam yang sifatnya mendasar, atau yang mendasari semua nilai dan
konsep yang ada dalam ajaran Islam.
2. Simpul keagamaan pribadi meliputi Taqwa, Tawakal, Ikhlas
3. Konsep kerangka dasar ajaran Islam ada 3 yakni Islam, Iman dan Ihsan
4. Konsep iman melahirkan konsep kajian aqidah, konsep islam melahirkan
konsep kajian syariah dan konsep ihsan melahirkan konsep kajian akhlak
5. Hubungan aqidah, syariah, dan akhlak adalah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan analogi dimana segala perbuatan (syariah) akan
bermakna bila dibarengi dengan tujuan yang jelas (aqidah) dan berdampak
positif bagi manusia lain (akhlak).
4.2 Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Fathurrahman Syekh Akbar Muhammad, 2016, Jalan Menuju Tuhan, Jakarta: Grasindo.

Shihab Quraish M, 2010, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Lentera Hati


Group.

Qardawi Yusuf, 2004, Ikhlas Sumber Kekuatan Islam, Jakarta: Gema Insani.

https://www.idpengertian.com/pengertian-iman-islam-dan-ihsan/. Diakses pada 30


September 2019.

https://asepprasetio.wordpress.com/2015/09/29/kerangka-dasar-islam/. Diakses pada 30


September 2019.

https://anakadong.blogspot.com/2017/10/simpul-simpul-keagamaan-taqwa-
tawwakal.html. Diakses pada 30 September 2019.

https://id.wikipedia.org/wiki/Islam. Diakses pada 10 Oktober 2019.

12

Anda mungkin juga menyukai