Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Metode Alokasi Biaya Pendukung

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi

Disusun oleh Kelompok 5:

RUDI PUTRA :21220200099


USMAN ALIM :21220200100

FAKULTAS MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AZZAHRA
CIBALONG TASIKMALAYA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................................3

1.3. Tujuan..................................................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN ..........................................................................................................................

2.1. Alokasi Biaya Departemen Pendukung................................................................................................4

2.1.1. Alokasi Biaya....................................................................................................................................4


a. Jenis-Jenis Departemen.................................................................................................................4

a. Jenis-Jenis Dasar Alokasi..............................................................................................................4

2.2.Tujuan Alokasi Biaya............................................................................................................................

2.3.Alokasi Biaya Antar Departemen..........................................................................................................

a.Tarif Pembebanan Tunggal.............................................................................................................5

b.Tarif Pembebanan Ganda...............................................................................................................6

c.Pengembangan Tarif Tetap.............................................................................................................7

d. Pengembangan Tarif Variabel.......................................................................................................7

2.4. Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung...................................................................................8

a. Metode Langsung..........................................................................................................................8

b. Metode Berurutan..........................................................................................................................9

c. Metode Timbal Balik...................................................................................................................10

2.5. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk.............................................................12

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................................................13

3.1. Kesimpulan........................................................................................................................................13

3.2. daftar pustaka.....................................................................................................................................13

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya
Kami bisa menyusun Makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
dalam Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen yang dibimbing oleh DR. ROOSDIANA, SE.,
Ak., M.M
Dalam penyusun Makalah ini, Kami tentu saja menjumpai beberapa hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak akhirnya Kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-
baiknya, oleh karena itu melalui kesempatan ini Kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih
sebesarbesarnya kepada berbagai pihak terkait yang telah membantu Kami menyelesaikan Makalah
ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu Kami sendiri sedangkan segala sesuatu
yang benar datangnya hanya dari Allah SWT, untuk itu Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan baik itu dalam penulisan
atau tata bahasa, dan kritik beserta saran yang membangun sangat Kami harapkan guna untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahap selanjutnya.
Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi Kami sebagai penyusun umumnya untuk semua
pihak pembaca.

Tasikmalaya, 28 September 2022

Tim Penyusun

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana
biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan,
aktivitas, dan divisi. Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau
produksi (operating departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen
operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada
produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa
yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen
jasa yang lain. Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di
departemen jasa (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan
ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar
alokasi biaya (cost driver) yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk sekilas tentang alokasi biaya ?


2. Apa sajakah tujuan alokasi ?
3. Bagaimanakah pengalokasian biaya satu departemen ke departemen lainnya?
4. Bagaimana memilih metode alokasi biaya departemen pendukung ?
5. Bagaimana tarif overhead departemen dan perhitungan biaya produk ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu alokasi biaya.


2. Untuk mengetahui tujuan alokasi.
3. Untuk mengetahui pengalokasian biaya satu departemen ke departemen lain.
4. Untuk mengetahui metode alokasi biaya departemen pendukung.
5. Untuk mengetahui tarif overhead departemen dan perhitungan biaya produk.

3
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Alokasi Biaya Departemen Pendukung


2.1.1. Alokasi Biaya
Alokasi biaya merupakan pembiayaan yang memberikan manfaat bersama dan yang terjadi
ketika sumber daya yang sama digunakan untuk menghasilkan lebih dari satu produk atau
jasa. Hal ini dapat dicontohkan seperti biaya mesin foto kopi pada kantor konsultan yang
mendukung aktivitas pelayanan lebih dari satu jenis jasa. Oleh karena itu, biaya mesin
fotokopi akan dibebankan ke pada masing-masing jenis jasa dengan proposional.

A. Jenis-Jenis Departemen
Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua
kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung.
Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau
jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang
diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung
menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi.
Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk
organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan.
Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan departemen
pendukung. Pabrik pembuat furniture dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan
dan penyelesaian) serta empat departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan baku,
kafetaria, pemeliharaan, general factory).

B. Jenis-Jenis Dasar Alokasi


Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung: oleh sebab itu, biaya departemen
pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya
adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya
biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung,
berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang sesuai
(penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang
lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol
konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.

4
2.2. Tujuan Alokasi Biaya
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke
departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu: 1. Untuk menghasilkan satu
kesepakatan harga yang menguntungkan
2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga
mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika
biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat
dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer
dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya yang
akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen pendukung
tidak dialokasikan ke departemen produksi, para manajer dapat memperlakukan jasa ini
seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataa nya, biaya marginal sebuah jasa
lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manajer departemen
produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat
memastikan bahwa para manajer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal
suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap
departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.

2.3. Alokasi Biaya Antar Departemen


A. Tarif Pembebanan Tunggal
Perusahaan memiliki departemen pengepakan untuk tiga jenis produknya, yaitu: Produk
A, Produk B, dan Produk C. Biaya pengepakan merupakan biaya variabel dengan jumlah
sebesar Rp 50.000,00 per lembar kardus pembungkus. Estimasi penggunaan kardus
pembungkus untuk setiap jenis produk dan perhitungan biaya variabel dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Jenis Produk Total


Produk A 100.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 5.000.000.000,00
Produk B 200.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 10.000.000.000,00
Produk C 500.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 25.000.000.000,00

5
Jumlah 800.000 Kardus Rp 40.000.000.000,00
Perusahaan juga mengeluarkan biaya gaji sebagai komponen biaya tetap pada akun biaya
pengepakan sebesar Rp 1.000.000.000,00. Maka total biaya pengepakan sebesar Rp
41.000.000.000,00 (Rp 40.000.000.000,00 + Rp 1.000.000.000,00) dengan jumlah
keseluruhan kardus sebanyak 800.000 kardus. Oleh karena itu, biaya untuk satu kali
pengepakan sebesar Rp 51.250,00 (Rp 41.000.000.000,00 : 800.000 kardus). Nah
sekarang, kita lihat pembebanan aktualnya sebagai berikut :

Jenis Produk Total


Produk A 90.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 4.612.500.000,00
Produk B 210.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 10.762.500.000,00
Produk C 490.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 25.112.500.000,00
Jumlah 790.000 Kardus Rp 40.487.500.000,00

Dari perhitungan perhitungan tarif pembebanan tunggal perusahaan mengeluarkan biaya


Rp 40.487.500.000,00. Namun, apakah benar angka tersebut? Mari kita lakukan analisis
dengan langkah sebagai berikut:

Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel


= Rp 1.000.000.000,00 + ( 790.000 Kardus x Rp 50.000,00)
= Rp 1.000.000.000,00 + Rp 39.500.000.000,00
= Rp 40.500.000.000,00
Jadi sebenarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 40.500.000.000,00 untuk
pengepakan dan ada selisih sebesar Rp 12.500.000,00.

B. Tarif Pembebanan Ganda


Dengan tarif pembebanan ganda, setiap tarif pembebanan didasarkan pada jumlah yang
sebenarnya yang ditimbulkan departemen pendukung sehingga perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas dengan mempertimbangkan biaya dan mafaatnya.Contoh tarif
pembebanan ganda pada departemen foto kopi adalah
1. Tarif pertama adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas.
2. Tarif kedua adalah tarif untuk biaya tetap sewa peralatan dan upah.

6
C. Pengembangan Tarif Tetap
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna
menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirim unit produk yang dibutuhkan
oleh departemen produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan
mengirimnya dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi.
Karena kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan,
maka adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya jasa tetap berdasarkan kebutuhan
tersebut. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Jenis Estimasi Prosentase Biaya Tetap Pembebanan B. Tetap


Produk Kardus Kardus
Produk A 100.000 13% Rp Rp
Kardus 1.000.000.000,00 125.000.000,00
Produk B 200.000 25% Rp Rp
Kardus 1.000.000.000,00 250.000.000,00
Produk C 500.000 63% Rp Rp
Kardus 1.000.000.000,00 625.000.000,00
Jumlah 800.000 100% Rp
Kardus 1.000.000.000,00

D. Pengembangan Tarif Variabel


Tarif Variabel tergantung pada biaya yang berubah ketika penggerak biaya berubah. Pada
departemen pengepakan, penggerak biaya adalah jumlah lembar kardus. Pada kegiatan
aktual perusahaan menggunakan 790.000 lembar kardus, maka jumlah biaya variabel atas
pengepakan sebesar Rp 39.500.000.000,00 (790.000 Kardus x Rp
50.000,00). Pengembangan tarif variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

Janis Estimasi Prosentase Biaya Variabel Pembebanan B.


Produk Kardus Kardus Variabel
Produk A 100.000 13% Rp Rp
Kardus 39.500.000.000,00 4.937.500.000,00
Produk B 200.000 25% Rp Rp
Kardus 39.500.000.000,00 9.875.000.000,00
Produk C 500.000 63% Rp Rp
Kardus 39.500.000.000,00 24.687.500.000,00
Jumlah 800.000 100% Rp

7
Kardus 39.500.000.000,00

2.4. Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung


Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan, perusahaan
hatus menetapkan batasan interaksi departemen pendukung. Selain itu, mereka harus
menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya,
yakni:

A. Metode Langsung
Metode langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan
biaya departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen
produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya
tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan
proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
Aktivitas normal:
Killowat-jam 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 4.500 4.500

Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung dengan metode
langsung sebagai berikut:

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi


Pengerinda Perakitan
600.000
0,75 -
(600.000 + 200.000)
Dep. Listrik
200.000
- 0,25
(600.000 + 200.000)
Dep. 4.500 0,50 -
(4.500 + 4.500)

8
Pemeliharaan
4.500
- 0,50
(4.500 + 4.500)

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio


Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi

Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan


Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000

Dep. Listrik ($ 250.000) - $ 187.500 $ 62.500


Dep. - ($ 160.000) $ 80.000 $ 80.000
Pemeliharaan
Jumlah 0 0 $ 367.500 $ 202.500

B. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi.
Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen
pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur
penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya uruta nya ditentukan
dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang
diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi


Pemeliharaan Pengerinda Perakitan
20.000
0,20 - -
(200.000 + 600.000 + 200.000)
600.000
Dep. Listrik - 0,60 -
(200.000 + 600.000 + 200.000)
200.000
- - 0,20
(200.000 + 600.000 + 200.000)
Dep. 4.500 - 0,50 -

9
(4.500 + 4.500)
Pemeliharaan 4.500
- - 0,50
(4.500 + 4.500)

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi


Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000

Dep. Listrik ($ 250.000) $ 50.000 $ 150.000 $ 50.000


Dep. - ($ 210.000) $ 105.000 $ 105.000
Pemeliharaan
Jumlah 0 0 $ 355.000 $ 215.000

C. Metode Timbal Balik


Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Menurut metode
ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam
menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan
interaksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen
pendukung dialokasikan ke departemen produksi.

Misal data ditambah rincian nya sebagai berikut:

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya langsung :
Tetap $ 200.000 $ 100.000 $ 80.000 $ 50.000
Variabel $ 50.000 $ 60.000 $ 20.000 $ 10.000
Jumlah $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
Aktivitas normal:
Killowat-jam 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 4.500 4.500

10
Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Aktivitas normal:
Killowat-jam (L) - 0,20 0,60 0,20
Jam pemeliharaan (P) 0,10 - 0,45 0,45

Total Biaya Departemen = Biaya Langsung + Biaya yang Dialokasikan


Pendukung

Listrik (L) = $ 250.000 + 0,10 P

Pemeliharaan (P) = $ 160.000 + 0,20 L

P = $ 160.000 + 0,20 ($ 250.000 + 0,10 P)

P = $ 160.000 + $ 50.000 + 0,02 P

P - 0,02 P = $ 160.000 + $ 50.000

0,98 P = $ 210.000

P = $ 210.000 : 0,98

Pemeliharaan = $ 214.286

Listrik (L) = $ 250.000 + 0,10 P

= $ 250.000 + 0,10 ($ 214.286)

Listrik = $ 271.429

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio


Alokasi

Departemen Pendukung Departemen Produksi

Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan

Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000

Dep. Listrik ($ 271.429) $ 54.286 $ 162.857 $ 54.286

Dep. $ 21.429 ($ 21.429) $ 96.429 $ 96.429


Pemeliharaan

Jumlah 0 0 $ 359.286 $ 210.715

11
2.5. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke
biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan
membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam
mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan
adalah $355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead
ke produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead
departemen pengesahan adalah:

$355.000
Tarif overhead pengesahaan =
71.000 jam Mesin =
$ 5 per jam mesin

Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000, dan
diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya
overhead di departement perakitan adalah:

Tarif overhead perakitan $215.000

= 107.500 jam tenaga kerja

= $ 2 per jam tenaga kerja

Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu
jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit
produk ini menjadi

[ (2 X $ 5) + (1X $ 2)] = $ 12. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15
dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per
unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).

12
BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Departemen produksi membuat produk jasa di mana perusahaan bermain di dunia usaha
tersebut untuk memproduksi dan menjual, departemen pendukung menyediakan dukungan
departemen produksi tetapi mereka tidak membuat produk jadi. Karena departemen
pendukung berada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen
pendukung secara umum dibebankan pada semua departemen produksi.

Alasan-alasan yang termasuk penilain persediaan, profibilitas, penetapan harga, dan


perencanaan serta pengendalian. Alokasi dapat juga digunakan untuk mendorong perilaku
manajerial yang menguntungkan.

3.2 DAFTAR PUSTAKA

Hansen dan Mowen. 1999. Akuntansi Manajerial, buku 1 edisi 8. Salemba Empat: Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai