DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................
1.3. Tujuan..................................................................................................................................................3
a. Metode Langsung..........................................................................................................................8
b. Metode Berurutan..........................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................................13
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya
Kami bisa menyusun Makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
dalam Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen yang dibimbing oleh DR. ROOSDIANA, SE.,
Ak., M.M
Dalam penyusun Makalah ini, Kami tentu saja menjumpai beberapa hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak akhirnya Kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-
baiknya, oleh karena itu melalui kesempatan ini Kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih
sebesarbesarnya kepada berbagai pihak terkait yang telah membantu Kami menyelesaikan Makalah
ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu Kami sendiri sedangkan segala sesuatu
yang benar datangnya hanya dari Allah SWT, untuk itu Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan baik itu dalam penulisan
atau tata bahasa, dan kritik beserta saran yang membangun sangat Kami harapkan guna untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahap selanjutnya.
Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi Kami sebagai penyusun umumnya untuk semua
pihak pembaca.
Tim Penyusun
2
BAB 1 PENDAHULUAN
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana
biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan,
aktivitas, dan divisi. Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau
produksi (operating departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen
operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada
produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa
yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen
jasa yang lain. Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di
departemen jasa (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan
ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar
alokasi biaya (cost driver) yang tepat.
1.3. Tujuan
3
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Departemen
Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua
kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung.
Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau
jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang
diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung
menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi.
Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk
organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan.
Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan departemen
pendukung. Pabrik pembuat furniture dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan
dan penyelesaian) serta empat departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan baku,
kafetaria, pemeliharaan, general factory).
4
2.2. Tujuan Alokasi Biaya
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke
departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu: 1. Untuk menghasilkan satu
kesepakatan harga yang menguntungkan
2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga
mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika
biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat
dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer
dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya yang
akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen pendukung
tidak dialokasikan ke departemen produksi, para manajer dapat memperlakukan jasa ini
seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataa nya, biaya marginal sebuah jasa
lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manajer departemen
produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat
memastikan bahwa para manajer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal
suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap
departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.
5
Jumlah 800.000 Kardus Rp 40.000.000.000,00
Perusahaan juga mengeluarkan biaya gaji sebagai komponen biaya tetap pada akun biaya
pengepakan sebesar Rp 1.000.000.000,00. Maka total biaya pengepakan sebesar Rp
41.000.000.000,00 (Rp 40.000.000.000,00 + Rp 1.000.000.000,00) dengan jumlah
keseluruhan kardus sebanyak 800.000 kardus. Oleh karena itu, biaya untuk satu kali
pengepakan sebesar Rp 51.250,00 (Rp 41.000.000.000,00 : 800.000 kardus). Nah
sekarang, kita lihat pembebanan aktualnya sebagai berikut :
6
C. Pengembangan Tarif Tetap
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna
menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirim unit produk yang dibutuhkan
oleh departemen produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan
mengirimnya dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi.
Karena kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan,
maka adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya jasa tetap berdasarkan kebutuhan
tersebut. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel berikut:
7
Kardus 39.500.000.000,00
A. Metode Langsung
Metode langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan
biaya departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen
produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya
tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan
proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung dengan metode
langsung sebagai berikut:
8
Pemeliharaan
4.500
- 0,50
(4.500 + 4.500)
B. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi.
Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen
pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur
penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya uruta nya ditentukan
dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang
diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.
9
(4.500 + 4.500)
Pemeliharaan 4.500
- - 0,50
(4.500 + 4.500)
10
Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Aktivitas normal:
Killowat-jam (L) - 0,20 0,60 0,20
Jam pemeliharaan (P) 0,10 - 0,45 0,45
0,98 P = $ 210.000
P = $ 210.000 : 0,98
Pemeliharaan = $ 214.286
Listrik = $ 271.429
11
2.5. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke
biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan
membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam
mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan
adalah $355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead
ke produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead
departemen pengesahan adalah:
$355.000
Tarif overhead pengesahaan =
71.000 jam Mesin =
$ 5 per jam mesin
Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000, dan
diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya
overhead di departement perakitan adalah:
Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu
jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit
produk ini menjadi
[ (2 X $ 5) + (1X $ 2)] = $ 12. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15
dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per
unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).
12
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Departemen produksi membuat produk jasa di mana perusahaan bermain di dunia usaha
tersebut untuk memproduksi dan menjual, departemen pendukung menyediakan dukungan
departemen produksi tetapi mereka tidak membuat produk jadi. Karena departemen
pendukung berada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen
pendukung secara umum dibebankan pada semua departemen produksi.
Hansen dan Mowen. 1999. Akuntansi Manajerial, buku 1 edisi 8. Salemba Empat: Jakarta.
13