Anda di halaman 1dari 18

ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG

OLEH
Diana Kartika Dewi (A1C020059)
Eka Oktavia Putri (A1C020063)
Elsa Aprilianty (A1C020065)
Fina Ade Kantarai (A1C020077)
Futri Ayu Iswantari (A1C020078)
Gabriel Thaariq G. (A1C020079)
Gita Ayu Savitri (A1C020082)
Gusti Ayu Puji Susanti (A1C020083)
Hafis Krisnayudha H. (A1C020085)

UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami bisa menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok dalam Mata Kuliah Akuntansi Manajemen.
Dalam penyusunan Makalah ini, Kami tentu saja menjumpai beberapa
hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya Kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-baiknya, oleh Karena itu melalui
kesempatan ini Kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak terkait yang telah membantu Kami menyelesaikan Makalah
ini.
Segala sesuatu yang salah datingnya dari manusia yaitu Kami sendiri
sedangkan segala sesuatu yang benar datangnya hanya dari Alllah SWT, untuk itu
Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan Makalah ini
masih terdapat berbagai kesalahan baik itu dalam penulisan atau tata bahasa, dan
kritik beserta saran yang membangun sangat Kami harapkan guna untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan pada tahap selanjutnya.
Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi Kami sebagai penyusunan
umumnya untuk semua pihak pembaca.

Mataram, 07 Februari 2022


Tim Penyusun
Kelompok 2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Alokasi Biaya


a. Jenis-Jenis Departemen.........................................................................
b. Jenis-Jenis Dasar Alokasi.....................................................................
c. Tujuan Alokasi......................................................................................
2.2 Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lainnya
a. Tarif Pembebanan Tunggal...................................................................
b. Tarif Pembebanan Ganda......................................................................
2.3 Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung
a. Metode Alokasi Langsung....................................................................
b. Metode Alokasi Berurutan....................................................................
c. Metode Alokasi Timbal Balik...............................................................
2.4 Perhitungan Biaya Pesanan dan Proses ………………………………..
a. Karakteristik Lingkungan Pesanan dan Proses………………………..
b. Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan……………………………..
c. Produksi dan Perhitungan Biaya Proses ………………………………
d. Menghitung Biaya Per Unit dengan Menggunakan Perhitungan
Biaya Pesanan …………………………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Penutup.......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen.
Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti
produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi. Perusahaan biasanya
membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating departement)
dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen operasi merupakan
departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau
jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa
yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun
departemen jasa yang lain. Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-
biaya yang terjadi di departemen jasa (supporting department) ke departemen
produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses
alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang
tepat.

2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum alokasi biaya?


2. Bagaimana cara mengalokasikan biaya suatu departemen ke departemen
lainnya?
3. Apa saja metode alokasi biaya departemen pendukung?

2.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui gambaran umum alokasi biaya


2. Untuk mengetahui cara mengalokasikan biaya suatau departemen ke
departemen lainnya
3. Untuk mengetahui metode alokasi biaya departemen pendukung
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Alokasi Biaya

Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika


sumber daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk,
disebut sebagai biaya bersama ( commont cost).

Contonya : Upah yang dibayarkan pada penjaga keamanan di suatu pabrik merupakan
biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi di pabrik tersebut. Manfaat
keamanan dapat dirasakan oleh semua produk, tetapi pembebanan biaya keamanan
kesetiap produk adalah proses arbitrer.

a. Jenis-Jenis Departemen
 Departemen produksi
Adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi.
Contoh, departemen pengesahan dan perakitan.
 Departemen pendukung
Menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen
produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu
jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan,
pertamanan, rumah tangga, personalia, dan penyimpanan.
b. Jenis-Jenis Dasar Alokasi

Departemen Produksi membutuhkan jasa pendukung, Oleh sebab itu, biaya


departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas Departemen Produksi.Faktor
penyebab (causal factor) adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi,
yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar
pengalokasian biaya Departemen Pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk
mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan
faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika
faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung
dengan lebih baik.
Untuk mengilustrasikan jenis penggerak biaya yang dapat digunakan,
pertimbangkanlah tiga Departemen Pendukung berikut : Listrik, Personalia, dan
Penanganan Bahan Baku. Untuk biaya listrik, dasar alokasi yang logis adalah jam
penggunaan listrik yang dapat diukur dengan meteran terpisah untuk tiap
departemen.Jika meteran terpisah tidak ada, jam mesin yang digunakan tiap
departemen mungkin akan menjadi pengganti atau penggerak yang baik. Untuk biaya
personalia, baik jumlah karyawan Departemen Produksi maupun pergantian tenaga
kerja (contohnya, jumlah tenaga kerja baru) adalah penggerak biaya yang mungkin
digunakan.Penanganan bahan baku, jumlah perpindahan bahan, lamanya jam
penanganan bahan,dan jumlah bahan yang dipindahkan dapat menjadi penggerak
biaya.
c. Tujuan Alokasi

Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung


ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:

 Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan.


 Untuk menghitung profibilitas lini produk.
   Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian.
   Untuk meniai persedian.
   Untuk memotivasi para manajer.
Jika biaya tidak dialokasikan denga akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi,
hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi
bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa
ini. Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan
menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting
untuk menentukan laba.

Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya Departemen
Pendukung tidak di alokasikan ke Departemen Produksi, para menejer dapat
memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada
kenyataanya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan
mengalokasikan biaya dan meminta para manejer Departemen Produksi bertanggung
jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa
para manejer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama
dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap
Departemen Produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.

2.2 Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lainnya


Biaya Departemen Pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui
penggunaan tarif pembebanan.Pada kasus ini, kita berfokus pada alokasi biaya suatu
departemen ke departemen lain. Sebagai contoh, Departemen Pemrosesan Data suatu
perusahaan melayani berbagai departemen lainnya. Kemudian, biaya pengoperasian
Departemen Pemrosesan Data dialokasikan ke departemen-departemen yang dilayani.
e. Tarif Pembebanan Tunggal
Perusahaan memiliki departemen pengepakan untuk tiga jenis produknya, yaitu:
Produk A, Produk B, dan Produk C. Biaya pengepakan merupakan biaya variabel
dengan jumlah sebesar Rp 50.000,00 per lembar kardus pembungkus. Estimasi
penggunaan kardus pembungkus untuk setiap jenis produk dan perhitungan biaya
variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jenis Produk Total


Produk A 100.000 Kardus x Rp. 50.000,00 Rp. 5.000.000.000,00
Produk B 200.000 Kardus x Rp. 50.000,00 Rp. 10.000.000.000,00
Produk C 500.000 Kardus x Rp. 50.000,00 Rp. 25.000.000.000,00
Jumlah 800.000 Kardus Rp. 40.000.000.000,00

Perusahaan juga mengeluarkan biaya gaji sebagai komponen biaya tetap pada akun
biaya pengepakan sebesar Rp 1.000.000.000,00. Maka total biaya pengepakan
sebesar Rp 41.000.000.000,00 (Rp 40.000.000.000,00 + Rp 1.000.000.000,00)
dengan jumlah keseluruhan kardus sebanyak 800.000 kardus. Oleh karena itu, biaya
untuk satu kali pengepakan sebesar Rp 51.250,00 (Rp 41.000.000.000,00 : 800.000
kardus). Nah sekarang, kita lihat pembebanan aktualnya sebagai berikut :

Jenis Produk Total


Produk A 90.000 Kardus x Rp. 51.250,00 Rp. 4.612.500.000,00
Produk B 210.000 Kardus x Rp. 51.250,00 Rp 10.762.500.000,00
Produk C 490.000 Kardus x Rp. 51.250,00 Rp. 25.112.500.000,00
Jumlah 790.000 Kardus Rp. 40.487.500.000,00

Dari perhitungan perhitungan tarif pembebanan tunggal perusahaan mengeluarkan


biaya Rp 40.487.500.000,00. Namun, apakah benar angka tersebut? Mari kita lakukan
analisis dengan langkah sebagai berikut: Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.000.000.000,00 + ( 790.000 Kardus x Rp 50.000,00) = Rp 1.000.000.000,00 +
Rp 39.500.000.000,00 = Rp 40.500.000.000,00 Jadi sebenarnya biaya yang
dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 40.500.000.000,00 untuk pengepakan dan ada
selisih sebesar Rp 12.500.000,00.

f. Tarif Pembebanan Ganda

Dengan tarif pembebanan ganda, setiap tarif pembebanan didasarkan pada jumlah
yang sebenarnya yang ditimbulkan departemen pendukung sehingga perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas dengan mempertimbangkan biaya dan mafaatnya.Contoh
tarif pembebanan ganda pada departemen foto kopi adalah

 Tarif pertama adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas.


 Tarif kedua adalah tarif untuk biaya tetap sewa peralatan dan upah.

2.5 Metode Alokasi Biaya Departmen Pendukung

Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan,


perusahaan hatus menetapkan batasan interaksi departemen pendukung. Selain itu,
mereka harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga
metode pengalokasian biaya, yakni

a. Metode Alokasi Langsung

Metode langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung


mengalokasikan biaya departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan
langsung ke departemen produksi secara proporsional terhadap masing-masing
departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada
departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis
departemen produksi.
Departemen Pendukung Departemen
Produksi
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya Langsung 250.000 160.000 100.000 60.900
Aktivitas normal : 200.000 600.000 200.000
Killowat-Jam
Jam Pemeliharaan 1.000 4.500 4.500
Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung dengan metode
langsung sebagai berikut :

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi


Pengerinda Perakitan
Dep. Listrik 600.000 0,75 -
(600.000 + 200.000)
200.000 - 0,25
(600.000+200.000)
Dep. 4.500 0,50 -
Pemeliharaan (4.500 + 4.500)
4.500 - 0,50
(4.500 + 4.500)
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio
Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Pengerindaa Perakitan
n
Biaya Langsung 250.000 160.000 100.000 60.000
Dept. Listrik (250.000) - 187.500 62.500
Dept. - (160.000) 80.000 80.000
Pemeliharaan
Jumlah 0 0 367.500 202.500

b. Metode Alokasi Berurutan

Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah


terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi
departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap
mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya
uruta nya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu
tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.

c. Metode Alokasi Timbal Balik

Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Menurut


metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain
dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya
mencerminkan interaksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru
dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES

Karakteristik Lingkungan Pesanan dan Proses

Perusahaan telah menelusuri jumlah biaya per unit untuk sejumlah alas an, termasuk
dalam pembuatan laporan keuangan, penentuan profitabilitas, dan pengambilan
keputusan. Pada prusahaan manufaktur dan jasa dibagi menjadi dua jenis yaitu
perusahaan pesanan (job order) dan perusahaan proses homogen.

Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan

Perusahaan yang beroperasi memproduksi berbagi macam jenis barang atau jasa yang
berbeda sesuai pelanggan pesanan. Dalam perusahaan bedasarkan pesanan fitur
utama dari perhitungan biaya pesanan adalah biaya suatu pesanan berbeda dengan
pesanan lainnya dan herus ditelusuri secara terpisah.

Produksi dan Perhitungan Biaya Proses

Perhitungan biaya proses akan berjalan baik jika produk tersebut bersifat homogen,
melewati serangkaian proses, dan menerima jumlah biaya produksi yang hamper
sama. Perusahaan yang menggunakan sistem proses mengakumulasikan biaya
produksi tersebut berdasarkan proses atau departemen umtuk satu periode waktu
tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur, biaya per unit dihitung
melalui pembagian biaya prosesnya dengan output pada periode terkait.
yang sesuai dengan selesainya tahun fiscal. Harga pokok produksi menggunakan
perhitungan biaya normal dan biaya per unit berdasarkan pesanan kerja, yaitu jumlah
biaya bahan baku yang digunakan Arus biaya yang berkaitan dengan perhitungan
biaya pesanan

Menghitung biaya per unit dengan menggunakan perhitungan biaya pesanan

Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, overhead yang di anggarkan selalu


digunakan karena penyelesaian pekerjaan jarang dan tenaga kerja langsung, dan
overhead yang dibebankan menggunakan satu atau lebih penggerak aktivitas.

Contoh Soal :
Delia memiliki usaha yang memproduksi suplemen dan menyewa sebuah gedung
untuk pabriknya tersebut. Pada bulan pertama operasionalnya, ia mendapatkan dua
pesanan. Pesanan pertama 200 botol suplemen. Sedangkan pesanan kedua 100 botol
kapsul herbal. Delia menyetujui pesanan tersebut dengan harga berdasarkan biaya
ditambah 50%. Misalkan dengan biaya bahan baku Rp. 1.780 dan biaya tenaga kerja
langsung adalah Rp. 300 (15/jam, selama 20 jam) dengan biaya overhead yang
dibebankan adalah 240 (12/jam, selama 20 jam).
Maka perhitungannya sebagai berikut :

 Bahan baku langsung : 1.780


 Tenaga kerja langsung : 300
 Overhead : 240
 Jumlah biaya : 2.320
 Jumlah biaya : 2.320
 Jadi, biaya per-unit adalah 2.320 : 200 unit = Rp. 11.60
Karena biaya terkait sangat erat dengan harga, maka mudah untuk melihat Delia akan
menagih toko makanan kesehatan tersebut sebesar 3.480 yang terdiri atas biaya 2.320
+ 50% atau 17,40/botol.
Contoh Soal :
Jika bahan baku adalah Rp 26.700.000 dan biaya tenaga kerja langsung Rp4.500.000
(Rp.225.000 per jam ,selama 20 jam ) . sedangkan tariff overhead yang dianggarkan
adalah Rp.180.000 per jam tenaga kerja langsung , makan beban overhead yabg di
bebankan adalah Rp.3.600.000 ( Rp.180.000 per jam ,selama 20 jam ) .sehingga ,
menghasilkan jumlah biaya pesanan yaitu RP.34.800.000 dan biaya perunit
Rp.174.000 per botol .
Penyelesaian :

 Bahan baku langsung = Rp.26.700.000


 Tenaga kerja langsung =Rp.4.500.000 ( Rp.22.500 X 20 )
 Overhead = Rp. 3.600.000 ( RP.180.000 X 20)
 Jumlah biaya = RP.34.800.000
 Jumlah biaya per unit nya = 34.800.000 :20 = 174.000

PT Gadjah Sakti adalah sebuah Perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan
dengan menggunakan motede harga pokok pesanan .Pada bulan September 2004
perusahaan mendapatkan sebanyak 2400 lembar dari PT Restu dengan harga yang
dibebankan adalah Rp.2000 per lembar . pada bulan yang sama perusahaan juga
menerima pesanan sebanyak 100 spanduk dari PT Insani dengan harga Rp.200.000
perbuah .pesanan dari PT Restu diberi nomer KU-01 dan pesanan dari PT Isani diberi
Nomer SP-02.
Data Kegiatan Dan Produksi
1. Pada tanggal 4 september 2004 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara
kredit yakni sebagai berikut :
Bahan baku
Kertas untuk Undagan Rp. 1.350.000
Kain putih 600 meter Rp. 4.125.000

Bahan Penolong
Bahan Penolong X1 Rp.300.000
Bahan Penolong X2 Rp.170.000

2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk memproses pesanan KU-
01 dan SP -02 diperoleh informasi sebagai berikut :
Bahan baku kertas dan bahan penolong X2 digunakan untuk memproses
pesanan No KUP-01 sedangkan bahan baku kain dan bhan penolong X1
dipakai untuk memproses pesanan no SP-02 .
3. Untuk penentuab biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen
produksi menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan
sebagai berikut :
Upah langsung untuk pesanan KU-01 180 jam a.RP5000 dan upah langsung
untuk pesanan SP-02 menghabiskan sebanyak 100 jam a.Rp.5.000 sedangkan
untuk upah tidak langsung Rp.2,9 juta rupiah untuk gaji karyawan bagian
pemasaran dikeluarkan sebesar Rp7.500.000 dan gaji karyawan admisnistrasi
dan umum Rp.4.000.000
4. Pencatatatan Biaya Overhead pabrik perusahaan dalam hal ini
menggunakan tariff BOP sebesar 160% dari biaya tenaga kerja langsung baik
pesanan KU-01 dan SP-02
Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan
pesanan di atas adalah sebagai berikut :
Biaya Pemeliharaan gudang Rp.500.000
Biaya Depresiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000
Biaya Depresiasi Mesin Rp.1.500.000
Biaya Pemiliharaan Mesin Rp.1.000.000
Biaya asuransi Gudang Pabrik dan Mesin Rp.700.000
5. Pencatatan Harga pokok produk jadi .berdasarkan informasi untuk pesanan no
KU-01 telah selesai dikerjakan
6. Pencatatan Harga Pokok produk dalam proses berdasarkan informasi
diketahui bahwa untuk pesanan no SP-02 masih dalam poses penyelesaian .
7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual .Pesanan No KU-01 telah
diserahan kepada pemasan dan dari penyerahan tersebut pemesan akan
membayar dengan cara kredit .

Anda mungkin juga menyukai