Anda di halaman 1dari 19

ANGGARAN BIAYA KONVERSI DAN BEBAN USAHA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Penganggaran Perusahaan

Dosen Penggampu: Anisa Dewi Arismaya, S.E., M.Akt

Disusun Oleh:

Mahwiyana Zulfa (63040210163)


Adelia Indira C (63040210166)
Brylian Pratama (63040210170)
Wafiq Nurazizah (63040210172)
Muhammad Dandi A P (63040210175)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANGGARAN
BIAYA KONVERSI DAN BEBAN USAHA”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi
tugas kelompok presentasi mata kuliah Penggangaran Perusahaan yang diberikan oleh dosen
pengampu ibu Anisa Dewi Arismaya, S.E., M.Akt selaku dosen pengampu. Kami harap dapat
menambah wawasan dan pengetahuan, serta pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana
anggaran biaya konversi dan beban usaha itu.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,


kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari ibu dosen maupun para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah
ini.

Salatiga, 9 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Pengertian Biaya Konversi..............................................................................................5
B. Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung....................................................5
C. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar per Unit Produk................................................6
D. Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai.....................................................6
E. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung........................................................................8
F. Anggaran Biaya Overhead Pabrik...................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
Kesimpulan...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penganggaran (Budgeting) menunjukkan suatu proses sejak tahap persiapan
yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan
berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan
rencananya sendiri,implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap
pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Anggaran dapat dipilih sebagai
system yang memiliki kekhususan tersendiri atau sebagai suatu sub system yang
memberlakukan hubungan (interface) dengan sub system lain yang ada dalam
perusahaan itu.

Perusahaan perlu menyusun anggaran yang menyeluruh tentang kegiatan


perusahaan untuk waktu yang akan datang dan dibuat berdasarkan data waktu
sebelumnya yang disesuaikan dengan kondisi yang akan datang. Kemajuan
perusahaan sangat bergantung pada pengelolaan manajemen yang baik, sehingga
tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai, Keputusan yang diambil oleh
manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dengan Menyusun
anggaran. Perusahaan kecil maupun besar sudah seharusnya membuat anggaran,
karena anggaran dapat digunakan oleh manajemen sebagai alat perencanaan dan
pengendalian kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan di masa mendatang. Salah
satu anggaran pada perusahaan yaitu biaya konversi dan beban usaha. Biaya konversi
terdiri dari biaya tenaga kerja. Sedangkan Beban usaha terdiri dari Beban Penjualan
dan Beban Administrasi dan Umum.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud anggaran biaya konversi?
b. Apa yang dimaksud anggaran beban usaha?
c. Apa yang dimaksud anggaran laba rugi?

C. Tujuan
a. Dpat mengetahui tentang anggaran biaya konversi
b. Dapat mengetahui tentang anggaran beban usaha
c. Dapat mengetahui tentang anggaran laba rugi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya Konversi


Biaya konversi atau conversion cost merupakan jumlah biaya overhead
perusahaan dan tenaga kerja untuk menghasilkan produk jadi dan bahan mentah.
Perhitungan conversion cost ini merupakan biaya tenaga kerja yang terkait dengan
pengeluaran karyawan yang melakukan proses produksi secara langsung. Dengan
melakukan perhitungan conversion cost, suatu bisnis akan dapat memberikan
gambaran pengeluaran produksi inventaris dengan lebih jelas.

B. Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung
mengolah produk untuk perusahaan. Misalnya yang memproduksi kursi rotan yang
disebut tenaga kerja langsung, seperti: tukang potong rotan, tukang ukur kursi rotan,
tukang rakit kursi rotan, tukang ketam (pelicin) kursi rotan. tukang warna kursi rotan.
Adapun tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang ikut membantu
menyelesaikan produk. seperti: mandor, manajer produksi, penyelia, dan lain-lain.
Upah untuk tenaga kerja langsung disebut biaya tenaga kerja langsung
(BTKL), sedangkan upah untuk tenaga kerja tak langsung disebut biaya tenaga kerja
tak langsung (BTKTL) Biaya tenaga kerja tak langsung merupakan salah satu unsur
dan biaya overhead pabrik (BOP). Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang
memelihara alat produksi (seperti: montir, mekanik) termasuk unsur biaya
pemeliharaan pabrik. Biaya pemeliharaan pabrik termasuk salah satu unsur biaya
overhead pabrik (BOP).
Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga
kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produk yang
direncanakan dalam anggaran produk. Anggaran biaya tenaga kerja langsung
merupakan salah satu unsur dari harga pokok produk. Harga pokok produk adalah
salah satu biaya yang berkaitan dengan produk Oleh karena itu anggaran biaya tenaga
kerja langsung diperlukan dalam penghargapokokan produk per unit
Penghargapokokan produk per unit sangat penting dalam penentuan harga jual Di
gamping itu juga dengan disusunnya anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat
diperkirakan keperluan kas uunik biaya tenaga kerja langsung. Untuk menyusun

5
anggaran biaya tenaga kerja Imgsung terlebih dahulu ditetapkan biaya tenaga kerja
langsung standar per unit produk.

C. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar per Unit Produk


Biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk terdiri dari jam tenaga
kerja langsung dan tarif upahestandar tenaga kerja langsung Jam Standar Tenaga
Kerja Langsung (JSTKL) adalah taksiran sejumlah jam tenaga kerja Langsting yang
diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Jam standar tenaga kerja
langsung dapat ditentukan dengan Cara.

a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
kartu harga pokok periode yang lalu.
b. Mencoba jalan operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan
c. Mengadakan penyilidikan gerak dan waktu.
d. Mengadakan taksiran yang wajar.
e. Memperhitungkan keloriggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang
tak bisa dihindari, dari faktor kelelahan.

Tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) adalah taksiran tarif upah per
jam. tenaga kerja langsung. Tari upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) dapat
ditentukan atas dasar (a) Perjanjian dengan organisasi karyawan, (b) Dapat upah masa
lalu yang dihitung secara rata-rata dan (c) Perhitungan tarif upah dalam operasi
normal.

Misalkan jam standar tenaga kerja langsung ditentukan untuk membuat satu
botol kecap. diperlukan waktu 0,1 jam dan tarif upah standar tenaga kerja langsung
(TSt) ditentukan per jam Rp 500. Dengan demikian biaya tenaga kerja langsung
standar per unit produk (BTKLSP) untuk membuat satu botol kecap = 0,1 jam @ Rp
500: Rp 50.

Setelah jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL.) ditetapkan, kemudian


disusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai.

D. Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai


Untuk menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt)
diperlukan data anggran produk dan jam standar tenga kerja langsung (JSTKL).

6
Misalkan Anggaran Produk jadi dari Perusahaan Kecap Asli selama Tahun 2016
Sebagai Berikut:

Triwula Kecap
n Kecap Sedang Kecap Sedang Asin Total
I 22 Botol 13 Botol 9 Botol 44 Botol
II 23 Botol 13 Botol 10 Botol 46 Botol
III 24 Botol 14 Botol 9 Botol 47 Botol
IV 26 Botol 14 Botol 10 Botol 50 Botol
187
Setahun 95 Botol 54 Botol 38 Botol Botol
Tabel 1

Jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) untuk membuat satu botol kecap
diperlukan waktu 0,1 jam. Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun jam kerja
standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) adalah sebagai berikut.

JKSI = 2 P&ISTKL

JKST= Jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai

P=Unit ekuivalen produk

JSTKL=Jam standar tenaga kerja langsung

Bila tidak terdapat Produk dalam proses, maka unit ekuivalen produk sama
dengan produk jadi dihasilkan period tersebut. Anggaran produk pada Perusahaan
Kecap Asli dalam contoh tersebut tidak terdapat sediaan produk dalam proses,
sehingga unit ekuivalen produk sama dengan produk jadi.

Dari data tersebut di atas dapat disusun jam kerja standar tenaga kerja
langsung terpakai (JKS1) seperti Tabel 9-1.

Perusahaan Kecap Asli


Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai
Tiap Triwulan Pada Tahun 2016
Triwula Kecap Kecap Sedang Kecap Total

7
n Sedang Asin
I 2,2 Jam 1,3 Jam 0,9 Jam 4,4 Jam
II 2,3 Jam 1,3 Jam 1,0 Jam 4,6 Jam
III 2,4 Jam 1.4 Jam 0,9 Jam 4,7 Jam
IV 2,6 Jam 1,4 Jam 1,0 Jam 5,0 Jam
Setahun 9,5 Jam 5,4 Jam 3,8 Jam 18,7 Jam

Tabel 9-1

Pada Tabel 9-1 tampak triwulan 1 produk jadi kecap sedang sebanyak 22 botol
(P) x JSTKL (jam standar tenaga kerja langsung) 0,1 sehingga jam kerja standar
tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) sebanyak 2. 2 Jam.

Setelah disusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai, kemudian
disitsun. anggaran biaya tenaga kerja langsung.

E. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara lagsung terlibat dalam
proses produksi dalam perusahaan. Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun
anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL) atau biaya tenaga kerja langsung
standar (BTKLSt) sebagai berikut.

Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP

Misalkan dari data pada Tabel 9-1 dan data tarif upali standar tenaga kerja
langsung (TUS) per jam Rp 500, maka dapatlah disusun anggaran tanya tenaga kerja
langsung seperti Tabel 9-2.

Pada Tabel 9-2 anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk kecap sedang
sebesar Rp 1. 100 dihitung dengan cara IKS & TUS, yaitu 22 Jam x Rp 500 - Rp
1.100 atau P X BTKLSP yaitu 22 Botol x Rp 50 Rp 1.100.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung setahun untuk:


Kecap sedang =9,5 jam x Rp 500 = Rp 4.750.
Kecap manis =5,4 jam x Rp 500 = Rp 2.700.
Kecap asin =3,8 jam x Rp 500 = Rp 1.900 Total = Rp 9.350.

8
Perusahaan Kecap Asli
Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung
Tiap Triwulan Pada Tahun 2016
Triwula Kecap Kecap Kecap
n Sedang Sedang Asin Total
I Rp1.100 Rp650 Rp450 Rp2.200
II Rp1.150 Rp650 Rp500 Rp2.300
III Rp1.200 Rp700 Rp450 Rp2.350
IV Rp1.300 Rp700 Rp500 Rp2.500
Setahun Rp4.750 Rp2.700 Rp1.900 Rp9.350

F. Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya-biaya dalam
pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan dalam rangka proses produksi,
kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja kerja langsung. Di dalam
menentukan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk Anggaran Biaya Overhead
Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yakni: masalah
penanggung jawab dalam perencanaan biaya dan masalah menentukan jumlah biaya
(anggaran)
a. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Misalnya Perusahaan Kecap Asli pada tahun 2016 menyusun anggaran
biaya overhead pabrik pada kapasitas produksi normal setahun 200 botol dengan
Waktu 20 jam kerja langsung. Atas dasar unit produk dan atas dasar jam kerja
langsung dapat dibuat pembebanan biaya overhead pabrik yang dianggarkan
seperti Tabel 9-3.
Dari Tabel 9-3 terlihat yang merupakan BOP variabel penuh seperti biaya
balan pembantu dan biaya pernik pabrik.
Adapun yang merupakan BOP tetap penuh hanya biaya depresiasi pabrik.
Sedangkan yang merupakan biaya semi variabel, artinya dalam biaya tersebut
terdapat biaya variabel tetapi terdapat juga biaya tetap, seperti biaya tenaga kerja

9
tak langsung biaya pemeliharaan pabrik biaya listrik pabrik, biaya asuransi pabrik
dan biaya lain-lain pabrik. Cara pemisahan biaya semi variabel menjadi sebagian
biaya variabel dan sebagian lagi menjadi biaya tetap dapat dipelajari lebih lanjut
pada Bab 16 dalam pokok bahasan Metode Pemisahan Biaya.

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Atas Dasar Kapasitas Normal 200 atau 20 jam kerja langsung
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
Dalam (Rp)
BOP BOP
Unsur Biaya BOP BOP Variabel Tetap
Total
Overhead Pabrik Teta Variabe Per
BOP
(BOP) p l uni Per Per Per
t jam unit jam
Bahan pembantu 4.000 - 4.000 20 200 - -
Pernik pabrik 1.000 - 1.000 5 50 - -
Tenaga kerja tak 1.00
langsung 7.000 0 6.000 30 300 5 50
Pemeliharaan pabrik 1.000 200 800 4 40 1 10
2.00
Listrik pabrik 3.000 0 1.000 5 50 10 100
2.00
Depresiasi pabrik 2.000 0 10 100
Asuransi pabrik 1.000 600 400 2 20 3 30
Lain-lain pabrik 1.000 600 400 2 20 3 30
20.00 9.40
Jumlah 0 0 13.600 68 680 32 320

Semivariabel. Pada tabel 9-3 terlhat jumalah BOP Variabel per unit (botol) sebesar Rp
68, sedangkan jumlah BOP Variabel per jam sebesar Rp 680.

Dengan demikian BOP Variabel Standar per botol kecap memerlukan waktu = Rp 68 /
Rp 680=0.1 jam.

10
Pada tabel 9-3 terlihat jumlah BOP Tetap Standar per unit sebesar Rp 32 dan jumlah
BOP Tetap per jam sebesar Rp 320.
Dengan demikian BOP Tetap per botol kecap memerlukan waktu = Rp 32 Rp 320=0.1
Jam.
Dari perhitungan tersebut diatas dapat dibuat biaya overhead pabrik standar perbotol
kecap sebagai berikut:

BOP Variabel 0,1 jam @Rp 680 = Rp68


BOP Tetap 0,1 jam @Rp 320 = 32 +
BOP Per botol kecap = Rp 100

Bila kita gabungkan biaya bahan baku standar per unit produk dengan biaya tenaga
kerja langsung standar per unit produk dan biaya overhead pabrik standar per unit
produk, maka dapatlah disusun harga pokok standar per botol produk jadi berupa
kecap seperti tabel 9-4.
Perusahaan Kecap Asli
Harga Pokok Standar per botol Kecap sedang
Tahun beakhir 31 Desember 2016

Unsur Harga Pokok Produk Penghargapokokan Penuh Penghargapokokan

Variabel

BBB Kedelai 2 ons @Rp 100 Rp 200 Rp 200

Gula Merah 0,5 ons @Rp 240 Rp 120+ Rp 120+

Rp 320 Rp 320

BTKL 0,1 Jam @Rp 500 Rp 50 Rp 50

BOP Variable 0,1 JAM @Rp 680 Rp 68 Rp 68

BOP Tetap 0,1 jam @Rp320 Rp 32 0

Harga Pokok Standar per botol Kecap Rp 470 Rp 438

Pada tabel tampak harga pokok standar unit produk dalam hal ini harga pokok
standar per botol Kecap sedang dengan metode penghargapokokan pemih (full
costing) RP 470 dan dengan metode penghargapokokan variabel (variable costing) Rp
11
438. Anggaran tetap menggunakan metode penghargapokokan penul. Anggaran tetap
berupa anggaran jangka panjang yang dijelaskan pada bab 14 dan anggaran jangka
pendek yang dijelaskan pada Bab 15 menggunakan metode penghargapokokan penuh.
Beda metode penghargapokokan penuh dengan metode penghargapokokan variabel
dijelaskan pada Bab 16.

Dengan dibuatnya harga pokok standar per botol kecap sedang, maka dapat
ditentukan harga jual per botol Kecap sedang. Misalnya perusahaan menetapkan
margin kontribusi per botol kecap Rp 262, berarti harga jual per botol kecap sedang
sebesar Rp 262+ Rp 438 Rp 700.

Dengan demikian margin kontribusi yang dunginkan oleh perusahaan sebesar


262: 700-37%.

Bila harga jual per botol Rp 700, berarti kenaikan 59,82% dari harga pokok
variabel per botol kecap.

Harga pokok variabel per botol kecap = Rp 438


Kenaikan 59,82% x Rp 438 = Rp 262
Harga jual per botol kecap = 700
b. Penyusunan Anggaran Beban Usaha
Beban usaha (operating expenses) adalah beban kegiatan pokok
perusahaan yang tidak terjadi di pabrik, selain harga pokok jualan (cost of sales).
Beban usaha terdiri dari: beban penjualan, beban administrasi dan umum. Beban
penjualan adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama.
Beban penjualan ada yang bersifat tetap, tetapi ada juga yang bersifat variabel:
Beban penjualan variabel contolnya beban komisi penjualan, beban
penghapusan piutang, dan beban pernik penjualan Beban penjualan variabel besar
kecilnya dipengaruhi oleh kegiatan penjualan. Semakin banyak barang yang dijual
semakin besar beban penjualan variabel. Sebaliknya semakin sedikit barang yang
dijual semakin kecil beban penjualan variabel. Sedangkan beban penjualan tetap,
contohnya beban depresiasi alat penjualan, beban penghapusan piutang beban gan
pegawai tetap bagian penjualan dan lam-lam Beban penjualan semi variabel,
seperti beban promosi penjualan dan lain-lain.
Beban administrasi dan umum adalah beban yang umumnya terjadi pada
bagian personalia, bagian keuangan, dan bagian umum, seperti: beban gaji

12
pemimpin dan staf. beban depresiasi peralatan kantor, beban pernik kantor, beban
pemeliharaan kantor, dan beban umum lamnya Beban administrasi dan unum
biasanya bersifat tetap.
c. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Beban Usaha
Sebagai ilustrasi misalkan Perusahaan Kecap Asli akan menyusun
anggaran beban usaha selama tahun 2016 dengan data sebagai berikut:
a. Mempunyai aset tetap yang terdiri atas: bagian penjualan senilai Rp
100.000 dan bagian umum senilai Rp 50.000. Aset tetap disusut dengan
metode garis lurus 12% setahun atau 3% tiap triwulan.\
b. Jualan direncanakan triwulan: 1 Rp 24.400, II Rp 25.500, III Rp 26.750,
dan IV Rp 26.950.
c. Komisi penjualan 5% dari penjualan dan penghapusan piutang ditaksir 2%
dari jualan.
d. Gaji penjualan dan pemeliharaan alat penjualan tiap triwulan masing-
masing Rp 1.000 dan Rp 700.
e. Pernik (supplies) penjualan ditaksin triwulan Rp 200, II Rp 210 III Rp
250. dan IV Rp 250.
f. Beban turun harga triwulan I dan II masing-masing 19% dari jualan,
triwulan III dan IV masing-masing 2% dari jualan.
g. Beban penjualan lainnya pada triwulan I dan II masing-masing Rp 150.
triwulan III dan IV masingmasing Rp 200.
h. Beban administrasi ditaksir tiap triwulan terdiri atas gaji pemimpin dan
staf kantor Rp 300, asuransi alat kantor Rp 100, pernik kantor Rp 50.
pemeliharaan kantor Rp 125, dan lainnya Rp 75.

Dari data tersebut disusunlah anggaran beban usaha seperti Tabel 9-5. Pada
Tabel 9-5 triwulan 1 komisi penjualan sebesar Rp 1 220 dengan perhitungan komisi
penjualan tiap triwulan 5% dari jualan pada triwulan bersangkutan, yaitu 5% x Rp
24.400-Rp 1.220.

TABEL ANGGRAAN BEBAN USAHA

Perhitungan beban penghapusan piutang tiap triwulan 2% dari jualan pada.


triwulan bersangkutan, misalnya pada triwulan I= 2% x Rp 24.400 Rp 488.
Perhitungan beban depresiasi alat penjualan tiap triwulanu 3% x Rp 100. 000 Rp 3.

13
000. Perhitungan beban rurun harga pada triwulan 11% x Rp 24.400 Rp 244 Triwulan
II = 1% x Rp 25 500 Rp 255.

Triwulan III = 2% X Rp 26 750 = Rp 535. Triwulan IV 2% X Rp 26.950 Rp


539. Perhitungan depresiasi alat kantor tiap triwulan = 3% x Rp 50.000 Rp. 1.500.

a. Menyusun Anggaran Laba Rugi


b. Sumber Informasi dalam Penyusunan Anggaran Laba Rugi terdiri dari:
1. Anggaran penjualan
2. Anggaran produksi
3. Anggaran biaya produksi
4. Anggaran beban operasi
5. Anggaran pajak penghasil badan
6. Anggaran kas
c. Teknis Penyusunan Anggaran Laba Rugi
Berikut ini adalah informasi yang dibutuhkan oleh PT. Kenari untuk menyusun
anggaran laba rugi bulan April 2018.
1. Anggaran produksi bulan Maret 2016 menyajikan informasi sebagai berikut:

Anggaran Produksi
PT Kenari
Bulan April 2018
Sepatu
Penjualan (Unit) 8.000
Ditambah: Persediaan Akhir barang jadi 4.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 12.000
Dikurang: Persediaan awal barang jadi 2.000
Jumlah barang jadi yang akan 10.000
diproduksi

2. Harga jual barang jadi per unit selama bulan April 2016di perkirakan sebesar
Rp.100.000
3. Total biaya persediaan barang jadi per 1 April sebesar 80.000.000
4. Beban umum dan administrasi untuk bulan April di perkirakan sebesar
20.000.000

14
5. Beban bunga bulan April di perkirakan sebesar 20.000.000 Anggaran Laba
Rugi PT. Kenari:

Anggran Laba Rugi PT. Kenari:

PT. Kenari
Anggaran LABA
RUGI
Untuk Periode
Yang Berakhir Pada
31 April 2018
Penjualan 800.000.000
Beban Pokok
Penjualan
Saldo awal 80.000.000
persediaan barang
jadi
Biaya Produksi 300.000.000
Persediaan barang 380.000.000
jadi tersedia untuk
dijual
Dikurangi: 152.000.000
Persediaan akhir
barang jadi
Beban Pokok 228.000.000
Penjualan
Laba Kotor yang 572.000.000
dianggarkan
Beban Operasi
Beban Penjualan 40.000.000
Beban Administrasi 20.000.000 60.000.000
Laba Operasi yang 512.000.000

15
dianggarkan
Pendapatan dan
beban lain-lain
Beban bunga 20.000.000 20.000.000
Laba sebelum pajak 492.000.000
penghasilan
Perkiraan beban 147.600.000
pajak penghasilan
Laba bersih yang 344.400.000
dianggarkan

Unit Biaya (Rp)


Produksi bulan 8.000 300.000.000
oktober
Persediaan barang 2.000 80.000.000
jadi awal
Persediaan barang 10.000 380.000.000
jadi tersedia dijual

Langkah 1
Membuat format anggaran laba rugi PT. Kenari
Langkah 2
Masukkan perkiraan nilai penjualan untuk bulan April ke dalam format
anggaran penjualan. Nilai penjualan di peroleh dengan mengalihkan jumlah
barang jadi yang akan diperkirakan akan dijual selama bulan April dengan
harga jual perunit nya 800.000.000 (100.000 x 8.000 unitnya).
Langkah 3
Masukkan data-data yang telah diberikan pada kasus di atas ke dalam format
anggaran laba rugi. Informasi yang telah diberikan adalah biaya persediaan
barang jadi awal, biaya produksi, beban penjualan, beban adm & umum, serta
beban bunga untuk bulan April 2016
Langkah 4

16
Hitung nilai persediaan barang jadi, setelah itu hasilnya dimasukkan ke format
anggaran laba rugi.
Berikut perhitungan nilai persediaan akhir barang jadi dengan menggunakan
asumsi arus biaya rata-rata.
Biaya rata-rata persediaan untuk dijual sebesar 38.000 (380.000.000:10.000
unit). Adapun biaya persediaan akhir barang jadi adalah 152.000.000 (38.000
x 4.000 unit).
Langkah 5
Hitunglah beban pokok penjualan, laba kotor, laba operasi, pendapatan, beban
lain- lain, dan laba sebelum pajak penghasilan, perhatikan operasi
penambahan atau pengurangan untuk memperoleh informasi-informasi di atas.
Langkah 6
Hitunglah perkiraan beban pajak penghasilan yang di peroleh dengan
mengalikan laba sebelum pajak penghasilan dengan tariff pajak penghasilan
badan. Perkiraan pajak penghasilan badan adalah 147.600.000 (492.000.000 x
30%).
Langkah 7
Selesaikan penyusunan anggaran laba rugi dengan menghitung laba bersih
yang di anggarkan dengan mengurangkan laba sebelum pajak penghasilan
dengan perkiraan beban pajak penghasilan.

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang langsung bekerja mengolah Prod
Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang harus dibayar untuk tenaga kerja langsung
Upah untuk tenaga kerja langsung biasanya menggunakan sistem upah per unit Prod yang
dihasilkan atau Sistem upah per jam kerja langsung Untuk memperoleh biaya tenaga kerja
langsung yang dianggarkan adalah jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt)
dikali tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUS). Jam kerja standar tenaga kerja
langsung terpakai (KS) adalah unit ekuivalen produk (P) dikali Jam standar tenaga kerja
Langsung (ISTKL)

Dengan adanya anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat disiapkan kas "untuk
pembayarannya, sehingga dapat memperlancar produksi. Anggaran biaya tenaga kerja
langsung besar kecilnya dipengarulu oleh produk dianggarkan, jam kerja standar tenaga kerja
langsung, dan tarif upah standar tenaga kerja langsung.

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya yang terjadi di pabrik, selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Bila ingin menyusun anggaran laba rugi metode
penghargapokokan variabel (variable costing) maka biaya overhead pabrik dipisahkan
menjadi BOP variabel dan BOP tetap, tetapi bila ingin menyusun anggaran laba rugi metode
penghargapokokan penuh BOP tidak perlu dipisahkan menjadi dua, terkecuali untuk
kepentingan pembedaan anggaran laba rugi antara metode penghargapokokan variabel
dengan metode pengharga-pokokan penuh

Beban penjualan merupakan salah satu unsur beban usaha, beban penjualan meliputi:
beban komisi penjualan, beban promosi, beban distribusi, beban penghapusan piutang usaha,
beban turun harga, tetapi tidak termasuk harga pokok barang terjual.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nafarin M. Penganggaran Perusahaan Edisi Ketiga – Jakarta: Salemba Empat, 2007

Gunawan&Marwan Anggaran Perusahaan Edisi Kedua-Yogyakarta, 2013

19

Anda mungkin juga menyukai