Anda di halaman 1dari 23

PAPER

PERENCANAAN PRODUKSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi
Dosen pengampu : Dr. I Wayan Sudartha W, SE.,M.Sc

Kelas : A1 Manajemen
Di susun oleh :
Siti Tita Nurpadilah : 41033402191012
Mila Safitri : 41033402191031
Windy Aprianti Kartini : 41033402191041

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2022
2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini,
guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi dengan Judul “ Perencanaan
Produksi “.
Di dalam paper ini menjelaskan mengenai pengertian perencanaan produksi,sifat
perencanaan produksi, proses konversi,definisi dan sasaran pengendalian produksi,fugsi
perencanaan dan pengendalian produksi ,sistem produksi dan yang lainnya. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan paper ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak terutama rekan
kelompok, tak lupa saya ucapkan kepada “ Dr.I Wayan Sudarth W, SE., M.Sc “ begitu juga
saran dan keritikan sehingga paper ini dapat terselesaikan.
Kami menyadarai sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna di
karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan keritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami harap semoga paper ini dapat memberikan manfaat serta
mampu memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung,20 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumus Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB 2...................................................................................................................................................3
TEORI PUSTAKA................................................................................................................................3
1. PENGERTIAN PERENCANAAN PRODUKSI.......................................................................3
2. SIFAT-SIFAT PERENCANAAN PRODUKSI.........................................................................3
BAB 3...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1. PROSES KONVERSI...............................................................................................................5
2. DEFINISI DAN SASARAN PENGENDALIAN PRODUKSI.................................................7
3. FUNGSI PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI..................................................7
4. SISTEM PRODUKSI................................................................................................................8
5. ORGAN – ORGAN KELENGKAPAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR...........................10
6. LINGKUNGAN MANUFAKCTUR.......................................................................................13
7. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR...........................................17
BAB 4..................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
1. KESIMPULAN.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

ii
BAB 1
PENDULUAN
A. Latar belakang
Perencanaan produksi mencakup sekumpulan kegiatan yang pada umumnya
dimulai dari estimasi / perkiraan permintaan yang akan datang, perencanaan produksi,
perencanaan persediaan dan kebutuhan bahan, perencanaan kapasitas mesin dan
tenaga kerja, keseimbangan lintasan dan penjadwalan mesin.
Pada umumnya tujuan akhir dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh
keuntungan, keberlanjutan dan pengembangan usaha. Di sisi lain ada tuntutan
konsumen yang harus dipenuhi perusahaan. Tuntutan konsumen pada umumnya
meliputi kualitas baik, harga murah, penyerahaan tepat volume dan waktu, produk
fleksibel dan variatif. Supaya tujuan kedua belah pihak (produsen dan konsumen)
terpenuhi maka perusahaan harus mampu membuat perencanaan dan pengendalian
produksi dengan memperhatikan semua tujuan tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan perencanaan produksi adalah
untuk merencanakan dasar-dasar daripada proses produksi dan aliran bahan, sehingga
menghasilkan produk yang dibutuhkan pada waktunya dengan biaya yang seminimum
mungkin dan mengatur serta menganalisa mengenai pengorganisasian dan
pengkoordinasian bahan-bahan, mesin–mesin peralatan, tenaga manusia dan tindakan-
tindakan lain yang dibutuhkan. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan,
diperlukan adanya kegiatan pengkoordinasiaan managemen berupa koordinasi dari
berbagai bagian atau antar kegiatan dari perusahaan tersebut, sehingga dapat tercapai
suatu kerjasama yang baik antara bagian pembelian, bagian teknik (engeneering),
akuntan dan bagian penjualan sebagai satu team yang terkoordinir untuk
memprooduksi dan menjual hasil produksi dengan efektif dan efisien.

B. Rumus Masalah
a. Bagaimana proses konversi ?
b. Apa definisi dan sasaran pengendalian produksi ?
c. Apa saja fungsi perencanaan dan pengendalian produksi ?
d. Apa yang di maksud dengan sistem produksi ?
e. Bagaimana kelengkapan perusahaan manufactur ?
f. Apa saja struktur organisasi perusahaan manufactur ?

1
C. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana proses konversi
b. Mengetahui apa definisi dan sasaran pengendalian produksi
c. Mengetahui apa saja fungsi perencanaan dan pengendalian produksi
d. mengetahui apa yang di maksud dengan sistem produksi
e. Mengetahui bagaimana kelengkapan perusahaan manufactur
f. Mengetahui apa saja struktur organisasi perusahaan manufactur

2
BAB 2
TEORI PUSTAKA
1. PENGERTIAN PERENCANAAN PRODUKSI
Perencanaan produksi adalah kegiatan untuk menentukan arah awal dari
tindakan-tindakan yang harus dilakukan di masa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak melakukannya, dan kapan harus melakukan. Karena
perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas
dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunaan beberapa
asumsi. Oleh karena itu perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana
yang diharapkan dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat
harus dievaluasi secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian.
Perencanaan produksi menurut Sofyan, mengatakan bahwa, perencanaan
produksi merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan produk sesuai kebutuhan 2
(dua) pihak yaitu perusahaan dan konsumen. Perencanaan produksi dapat diartikan
sebagai suatu pernyataan rencana produksi secara keseluruhan yang memuat
kesepakatan antara top management dengan bagian manufaktur yang disusun
berdasarkan permintaan dan kebutuhan sumber daya perusahaan.
Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang di
produksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-
sumber yang dibutuhkan. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan pelayanan bagi
konsumen, meminimalkan investasi pada persediaan di perusahaan, serta untuk
perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi,
persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing
dan process planning, dan sebagainya sehingga dengan adanya perencanaan produksi,
perusahaan dapat mengelola tingkat persediaan dan tingkat produksi sesuai dengan
tingkat harapan atau target penjualan di perusahaan.
Dalam melakukan perencanaan produksi perlu dilakukan pemantauan dan
pelaporan khusus mengenai input dan output produksi yang telah di tetapkan, hal
tersebut menjadi dasar historis perusahaan dalam melakukan peningkatan produksi
yang lebih optimal.

2. SIFAT-SIFAT PERENCANAAN PRODUKSI


Perencanaan produksi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Berjangka waktu
- Berjenjang
- Terpadu
- Berkelanjutan
- Terukur
- Realistis
- Akurat
- Menantang

3
a. Berjangka waktu
Dalam perencanaan produksi, biasanya kita jumpai tiga jenis perencanaan
berdasarkan periode waktu yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu :
- Perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan produksi ini melihat 3
tahun atau lebih kedepan. Perencanaan produksi jangka panjang pada
umumnya menangani keputusan-keputusan yang bersifat strategis,
- Perencanaan produksi jangka menengah (perencanaan agregrat). Perencanaan
ini mempunyai horizon waktu antara 1 sampai 2 tahun, dan pada umumnya
menangani keputusan-keputusan yang bersifat taktis, misalnya perencanaan
tenaga kerja.
- Perencanaan produksi jangka pendek. Perencanaan produksi jangka pendek
mempunyai horison waktu ≤ 1 tahun, dan pada umumnya menangani
keputusan-keputusan yang bersifat teknis operasional misalnya membuat
jadwal produksi.
b. Berjenjang
Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan hanya sekali dan digunakan
untuk selamanya. Perencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan
berjenjang. Artinya, perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan
produksi level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah.
c. Terpadu
Perencanaan produksi melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku,
mesin/peralatan, tenaga kerja, dan waktu, oleh karena itu harus dilakukan secara
terpadu.
d. Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap rencana
sebelumnya, oleh karena itu perencanaan produksi haruslah merupakan kegiatan
yang berkelanjuta.
e. Terukur
Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus
menetapkan ukuran sehingga mudah untk mengevaluasinya.
f. Realistik
Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di
perusahaan, sehingga target yang ditetapkan realistik bisa dipenuhi.
g. Akurat
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang
akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang
dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan.
h. Menantang
Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini bukan
berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat
dicapai. Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yang
hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.

4
BAB 3
PEMBAHASAN
1. PROSES KONVERSI
Produk dihasilkan melalui proses konversi sumber daya alam ke dalam bentuk
yang berwujud ( tangible ) atau tak berwujud ( intangible ). Proses konversi dapat
berupa kegiatan sederhana atau serangkaian kegiatan dengan tahapan yang panjang
dan cukup kompleks. Karena produk yang dihasilkan harus memiliki nilai manfaat
tinggi Maka proses konversi dengan segala elemen produknya harus terencana dengan
baik. Pengertian proses konversi terencana dengan baik ialah semua input yaitu
sumber daya produksi tersedia pada waktu yang tepat, mutu yang tepat dan proses
konversi dapat dilaksanakan secara efisien.

Sumberdaya Produk
Proses konversi

Gambar 2.1 Proses Konversi Sumber daya Menjadi Produk


Proses konversi dengan semua kegiatan produknya disebut produksi
(production) dan keluaran yang dihasilkan disebut produk ( product ). Produksi dapat
didefinisikan sebagai kegiatan ( acts ) yang dilakukan secara terencana ( intentional )
untuk menghasilkan sesuatu ( products ) yang berguna ( Riggs, J.L, 1976 ). Oleh
karena itu useful products dapat diartikan sebagai marketable products ( produk-
produk yang mempunyai nilai pasar ), saleable prodycts ( produk-produk yang dapat
dijual ) dan lain-lain yang semuanya memiliki manfaat bagi manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Sumber daya yang dibutuhkan dalam proses konversi sangat beragam, tetapi
dapat dikelompokkan ke dalam elemen elemen yaitu elemen bahan, elemen mesin
atau peralatan, elemen bangunan, elemen utilitas elemen energi dan elemen lainnya
yang semuanya disebut input. Produk-produk yang dihasilkan yang disebut output
dapat dibagi atas dua kelompok yaitu output yang diinginkan ( intended output ) dan
output yang tidak diinginkan ( unitended output ).
Output yang tidak diinginkan sering disebut waste (limbah). Karena input
adalah barang-barang ekonomi yang ketersediaannya sangat terbatas maka proses
konversi perlu dilaksanakan secara efisien sehingga setiap unit yang digunakan dapat
memberikan jumlah intended output yang maksimum. Dalam praktek, proses konversi
dengan efisiensi yang tinggi sering sangat sulit diwujudkan. seperti telah dijelaskan
dalam Bab 1, tidak sedikit faktor ketidakpastian (uncertainty factors) yang
menghadang dan membuat proses konversi tidak terkendari. Berbagai faktor
ketidakpastian yang dimaksud antara lain ketidakakuratan data, kerusakan mesin tiba-
tiba, kekurangan persediaan bahan baku, dan kesalahan rancangan produk. Untuk

5
meminimumkan pengaruh negative dari faktor ketidakpastian tersebut maka proses
konversi dan semua elemen pendukungnya harus direncanakan dengan baik.
Perencanaan yang baik akan memberikan proses konversi terkendali sehingga output
yang diinginkan dapat dihasilkan secara efisien, tepat waktu, tepat mutu dan tepat
jumlah.

Input Output yang diinginkan

Proses konversi

 Bahan
 Tenaga buruh
 Mesin-mesin Umpan balik
 Energi
 Lain-lain Output yang tak di
inginkan
Gambar 2.2 proses Konversi dengan timbal Balik

lnti dari perencanaan dan pengendalian proses konversi mencakup tiga aspek
yaitu perencanaan dan pengendalian aliran informasi (flow of information), aliran
bahan (flow of materials) dan aliran biaya (flow of costs), (plossl tgg4).lnformasi
dibutuhkan mulai dari tahap awal yaitu informasi pasar hingga jadwar pengiriman
produk kepada pelanggan. lnformasi harus dikumpurkan sehingga tersedia tepat
waktu pada tingkat akurasi yang tinggi.
Proses konversi terkendali sehingga output yang diinginkan dapat dihasilkan
secara efisien, tepat waktu, tepat mutu dan tepat jumlah. lnti dari perencanaan dan
pengendalian proses konversi mencakup tiga aspek yaitu perencanaan dan
pengendalian aliran informasi (flow of information), aliran bahan (flow of materials)
dan aliran biaya (flow of costs), (plossl tgg4).lnformasi dibutuhkan mulai dari
tahapawal yaitu informasi pasar hingga jadwar pengiriman produk kepada pelanggan.
lnformasi harus dikumpurkan sehingga tersedia tepat waktu pada tingkat akurasi yang
tinggi. perencanaan dan pengendalian aliran bahan mencakup penentuan bahan apa, di
mana dibutuhkan, kapan dibutuhkan, dan berapa banyak dibutuhkan. Kelancaran
aliran bahan sangat menentukan pengiriman produk kepada pelanggan tepat waktu.
Perencanaan dan pengendalian aliran biaya harus menjamin agar biaya-biaya yang
dibutuhkan tersedia tepat waktu dan besaran besarannya dapat ditelusuri untuk
mengetahui kewajarannya.
Pengendalian proses konversi yang baik dicirikan oleh proses umpan balik
yang berjalan lancar dan setiap penyimpangan yang terindikasi oleh proses umpan
balik akan terkoreksi secara lancar pula. suatu hal yang perlu dipahami ialah seberapa
baik dan lancar pun kegiatan pengendalian proses dapat dirakukan, kegiatan tersebut
tetap berwujud pemborosan sehingga harus diminimumkan. Oleh karena itu,
perencanaan yang baik dicirikan oreh kegiatan pengendalian yang minimum.

6
2. DEFINISI DAN SASARAN PENGENDALIAN PRODUKSI
The american production and inventory control society mendefinisikan
perencanaan produksi sebagai berikut :
1) Perencanaan produksi ialah suatu kegiatan yang berkenaan dengan menentukan
apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi, Kapan diproduksi, dan apa
sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.
2) Pengendalian produksi ialah fungsi yang mengarahkan atau mengatur pergerakan
material ( bahan, part/ komponen / subassembly dan produk ) melalui siklus
Manufacturing mulai dari permintaan bahan baku sampai pada pengiriman produk
akhir kepada pelanggan.
Ada tiga sasaran pokok yang sekaligus menjadi barometer ke berhasilan
perencanaan dan pengendalian produksi yaitu :
a) Tercapainya kepuasan pelanggan yang diukur dari terpenuhinya order terhadap
produk tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu.
b) Terpercayanya tingkat utilitas sumber daya produksi yang maksimum melalui
minimasi waktu stup, transportasi, waktu menunggu dan waktu untuk
mengerjakan ulang (rework)
c) Terhindarnya cara pengadaan yang bersifat rush order dan persediaan yang
berlebihan.

3. FUNGSI PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI


Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi ( production planning and
control ) yang sering disingkat sebagai pengendalian produk si ( production control )
mencakup perencanaan produksi, perencanaan persediaan, perencanaan kapasitas,
otorisasi produksi dan pengadaan, pengendalian produksi dan penyimpanan bahan.
Perencanaan produksi meliputi :
- Mempersiapkan rencana produksi mulai dari tingkat agregat untuk seluruh pabrik
yang meliputi perkiraan permintaan pasar, dan proyeksi penjualan.
- Membuat jadwal penyelesaian setiap produk.
- Merencanakan produksi dan pengadaan komponen yang dibutuhkan dari luar ( bough
out items ) dan bahan baku.
- Menjadwalkan proses operasi setiap order pada Stasiun kerja terkait.
- Menyampaikan jadwal penyelesaian setiap order kepada para pemesan.
Perencanaan persediaan meliputi :
- Mempersiapkan rencana persediaan bahan pada tingkat agregat yang meliputi bahan
baku work in progress dan produk akhir.
- Merencanakan persediaan untuk masing-masing item dengan memperhatikan faktor
skala ekonomis, waktu ancang-ancang pengadaan, ketidak pastian permintaan dan
tingkat pelayanan kepada pelanggan.
Perencanaan kapasitas meliputi :

7
- Penyusunan rencana kapasitas jangka panjang menengah dan pendek untuk
mendapatkan rencana jadwal produksi termasuk rencana jadwal kebutuhan fasilitas
produksi.
Otoritas produksi dan pengadaan meliputi :
- Otoritas produksi melalui pengeluaran pemerintah kerja.
- Otoritas pengadaan bahan-bahan yang dibutuhkan dari luar pabrik.
Pengendalian produksi meliputi :
- Memantau human catatan membuat laporan secara terus-menerus tentang kemajuan
pengerjaan order order pelanggan tingkat persediaan dan kapasitas produk.
Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang meliputi :
- Mengoreksi penyimpangan terhadap rencana memecahkan masalah yang dihadapi.

Penyimpanan dan pemindahan bahan meliputi :


- Menerima bahan dari vendor,menguji kesesuaian ( spesifikasi, jumlah, harga )
dengan order yang disampaikan.
- Meletakkan bahan yang diterima dalam Store Room.
- Memelihara pencatatan persediaan d inventory records ).
- Mengeluarkan bahan dari Store room sesuai permintaan dari lantai pabrik atau
pengguna lainnya.
- Pengiriman produk akhir kepada pelanggan.
- Mengendalikan aliran bahan di lantai pabrik
Dari uraian di atas terlihat bahwa peranan dari fungsi perencanaan dan
pengendalian produksi dalam perusahaan yang berbasis manufacturing merupakan
sentral kegiatan karena menjadi penghubung antara fungsi marketingdan fungsi
manufacturing.

4. SISTEM PRODUKSI
Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi
yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Produk yang dihasilkan sebagai
output dari proses tersebut dapat berupa produk akhir (finished products) yang sering
juga disebut produk jadi, produk setengah jadi (work-in-process) atau bahan baku
(raw materia/s) yang semuanya bersifat tangible (berwujud fisik). Jasa (services)
adalah output yang bersifat intangible (berwujud non-fisik). Perbedaan yang paling
mendasar antara kedua tipe output tersebut ialah pada produk fisik, waktu untuk
proses pembuatan dan pengiriman (delivery) kepada pelanggan bersifat terpisah atau
dapat dipisahkan sedangkan pada jasa waktu proses dan pengiriman (de/ivery) kepada
pelanggan adalah simultan. Karena, pada produk fisik waktu proses dan pengiriman
jasa kepada pelanggan bersifat simultan maka masalah pengendalian mutu menjadi
sangat kritikal.
Berdasarkan motifnya, kegiatan produksi dapat dibedakan atas tiga kelompok
yaitu motif produksi (production motive), motif laba (profit motive) dan motif
pelanggan (customer motive). Motif produksi ialah suatu keadaan di mana kegiatan
produksi dimotivasi terutama karena ketersediaan sumber daya produksi baik berupa
bahan baku maupun tenaga terampil dan kapital. Misalnya, jika seseorang memiliki
atau menguasai sumber bahan baku maka dia akan berupaya melakukan aktivitas
ekonomiterhadap sumber daya tersebut misalnya mengolah atau menjualnya untuk

8
mendapatkan penghasilan. pada umumnya, kegiatan ekonomi yang demikian
dilakukan hanya sebatas ketersediaan sumber daya tersebut dan pasar masih
menginginkan. Jika bahan sudah habis atau pasar tidak membutuhkan lagi maka
kegiatan ekonomi pun terhenti. Upaya untuk mengganti sumber bahan atau beralih
kegiatan ekonomi sangat jarang dilakukan.
Kegiatan produksi dengan motif laba sedikit lebih maju dari motif produksi.
Kegiatan produksi dengan motif laba lebih ditentukan oleh adanya kesempatan untuk
memperoleh laba dan kegiatan produksi dipandang sebagai balas jasa atas resiko
kapital yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi. Besarnya ekspektasi laba
menjadi dasar penentuan besarnya aktivitas produksi.
Dalam sistem ekonomi klasik di mana kegiatan eko. nomi masih kurang
bersaing, pendekatan-pendekatan diatas mungkin masih berjalan. Tetapi dalam sistem
ekonomi modern terlebih dalam era globalisasi yang sekarang berjalan semakin cepat
yang ditandai dari suasana persaingan berjalan semakin tajam, kedua pendekatan di
atas jelas telah usang. Persaingan antar pelaku bisnis mau tak mau harus semakin
mengarah kepada pemenangan konsumen (consumers' favour competition).
Sehubungan dengan situasi persaingan ini, Peter F. Drucker mengatakan bahwa hanya
bisnis yang berorientasi kepada pelanggan (customer motive) yang akan
memenangkan persaingan. Customer motive production ditandai dari penetapan
tujuan utama produksi yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan (customeri
satisfaction). Tiga pilar pendukung terciptanya kepuasan pelanggan ialah:
 Ketepatan waktu pengiriman produk kepada pelanggan (timeliness of deliveries)
 Mutu produk yang sesuai dengan harapan pelanggan (acceptable product quality)
 Harga jual produk yang bersaing (reasonable products'prices).
Apabila para pelanggan dapat dipuaskan maka permintaan pelanggan terhadap
produk-produk atau jasa yang dihasilkan akan terus meningkat. Apabila dalam
suasana permintaan yang meningkat, ke. giatan produksi dilakukan secara efisien dan
pada produktivitas yang tinggi maka laba yang wajar akan dapat diperoleh. Hal ini
mengindikasikan bahwa keterlibatan pelanggan dalam perencanaan produksi dan
keterintegrasian semua unsur perencanaan dan eksekusi rencana produksi dalam
sistem merupakan keharusan (Gambar 2.3).

9
Seperti terlihat dalam Gambar 2.3 sistem produksi berawal dari pemahaman
terhadap keinginan dan harapan para pelanggan berdasarkan temuan-temuan dari
kegiatan pemasaran termasuk permintaan langsung dari para pelanggan terhadap
produk-produk tertentu. Data dan informasi tentang keinginan pelanggan kemudian
diterjemahkan ke dalam bentuk rancangan produk atau jasa untuk mengetahui part,
komponen dan sub-assembly apa yang dibutuhkan termasuk dimensi (ukuran dan
spesifikasi dan jenis bahan), bentuk dan jumlah masing-masing item yang dibutuhkan
untuk setiap unit produk yang diinginka

5. ORGAN – ORGAN KELENGKAPAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR


Perusahaan manufaktur sebagaimana juga halnya dengan perusahaan nan-
manufactur, harus memiliki organ pelaksana. Karena kegiatan produksi adalah sebuah
jaringan (network) yang membentuk kesatuan kegiatan dari operasi yang paling hulu
(perencanaan) hingga operasi yang paling hilir (pengiriman produk kepada
pelanggan) maka hubungan fungsional dari seluruh organ yang ada harus jelas,
bersinergis dan tidak tumpang tindih. Beberapa organ yang tipikal pada perusahaan
manufaktur ialah unit perancangan produk (design & engineering), unit penentuan
dan penyusunan proses operasi (production engineering), unit penentuan jenis bahan
yang dibutuhkan (quality engineering), unit perencanaan program dan pengendalian
produksi di lantai pabrik (production planning and control disingkat production
control) dan unit pengolahan (manufacturing).

10
Gambar 2.4 Hubungan Fungsi-fungsi pada Perusahaan Manufaktur
M marketing Desain Quality Production
A Engineering Engineering Engineering
R
K
E
T
&
C Sales & warehousing Manufactu- Production
U shipping ring control
S
T
O
M
E Acconting & vendors purchasing Store Room
R
finance
S

keterangan: aliran informasi


aliran bahan
aliran finansial

11
Gambar 2.5 Hubungan antara Production Control Function dan Manufacturing
Function dalam sistem manufaktu

Perlu diketahui bahwa cakupan fungsi dari masing-masing organ sangat


tergantung kepada ukuran perusahaan manufaktur dan tingkat kompleksitas kegiatan
yang dilakukan. Pada perusahaan yang berukuran besar, fungsi perancangan,
pengujian bahan dan pengujian proses mungkin harus dilakukan oleh bagian yang
terpisah, masing- masing adalah design engineering, quality engineering dan
production engineering. Tetapi pada perusahaan skala kecil dan menengah, ketiga
fungsi tersebut dapat disatukan dalam satu bagian yaitu bagian Design & Engineering.
Tetapi fungsi perencanaan dan pengendalian produksi sangat jarang digabung dengan
fungsi-fungsi lain karena ruang lingkup tugasnya yang demikian besar. Fungsi ini
dilaksanakan oleh bagian Production Control.

12
6. LINGKUNGAN MANUFAKCTUR
- Klasifikasi Operasi Manufactur

Tipe proses operasi manufacturing secara umum dapat diklasifikasikan dan


diidentifikasikan sebagai proyek, job, batch, repetitif dan operasi kontinu.
Pemilihan terhadap proses operasi yang sesuai untuk digunakan tergantung kepada
jumlah produk akhir atau part/komponen yang akan diproduksi dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut.

Operasi manufaktur disebut proyek apabila pekerjaan yang dilakukan bersifat


unik, relatif berskala besar yang ditujukan untuk pembuatan satu atau beberapa
produk akhir yang harus diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.

Operasi manufaktur disebut job apabila order membutuhkan kegiatan berskala


kecil, dengan output yang terdiri dari satu atau beberapa item yang identik, bersifat
custom-made (dibuat untuk memenuhi keinginan khusus pemesan). iob dapat
dikatakan sebagai sebuah proyek skala kecil di mana pekerjaan dilakukan dalam
sebuah pabrik berskala kecil yang disebut iob shop oleh para profesional atau
orang-orang berjiwa dagang yang memiliki keterampilan.

Produk-produk yang sejenis atau dikelompokkan dan order terhadap produk


sejenis tersebut dibagi ke dalam beberapa batch. Proses operasi dilakukan batch per
batch dan setiap batch yang selesai langsung dikirim kepada pemesan. Terdapat
kecenderungan bahwa setiap batch adalah produk-produk standar agar proses
manufaktur dari satu batch ke batch yang lain membutuhkan waktu setup yang
minimum, dan pengadaan bahan yang memungkinkan pemotongan harga akibat
pembelian dalam skala besar.

Repetitif atau kontinue (flow shops) ditandai dari operasi produksi yang
identik dalam volume besar. Maka operasi dilakukan berulang-ulang sampai
seluruh order selesai dikerjakan. Karena material bergerak secara mulus dengan
hanya sedikit atau tidak ada interupsi. Produk-produk yang tipikal untuk operasi
manufaktur yang kontinu ialah produk-produk berbentuk fluida seperti minyak
bumi dalam proses penyulingan, berbentuk butiran (bulk) seperti pupuk urea,
batubara, berbentuk bubur seperti pulp dan lain-lain.

13
Nicholas, 1.M., (1998) menggambarkan kedudukan relatifproyek, lob, repetitif
dan kontinu dalam hubungannya dengan kebutuhan sumber daya per unit dan
volume produksi dalam diagram.

- Klasifikasi Posisi Produk

Empat tipe posisi produk dalam lingkungan manufacturing yang masing-


masing memberikan pengaruh yang berbeda terhadap proses perencanaan dan
pengendalian.

 Engineering to order
Pelanggan menyediakan spesifikasi dari produk yang diinginkannya
dan berdasarkan spesifikasi tersebut perusahaan membuat desain,
menyediakan bahan, membuat partlkomponen, merakit, menguji kinerja
produk dan kemudian mengirim produk kepada pelanggan. Bills of materials,
gambar-gambar teknik (engineering drawings) dan perintah kerja (job orders)
dipersiapkan perusahaan secara terpisah untuk setiap order.
Karena engineering adalah bagian dari waktu ancang-ancang maka
pengendalian produksi harus mencakup kegiatan engineering, sifatnya
memenuhi order satu per satu maka peramalan permintaan jangka pendek
tidak diperlukan tetapi peramalan jangka panjang masih relevan khususnya
untuk penyediaan kapasitas.
 Make to order
Sama seperti engineering to order kegiatan produksi Tipe make-to-
order sering dijumpai pada perusahaan industri mesin-mesin di mana original
equipment manufacturer sering mesubkontrakkan pembuatan sebagian
komponen mesin-mesin yang diproduksinya. Perusahaan yang menerima order
subkontrak ini disebut beroperasi berdasarkan tipe make-to-order.

14
 Assembly to order
Perusahaan menyediakan sejumlah model dasar dari produk tetapi
dilengkapi dengan berbagai alternatif dan variasi yang diperkirakan akan
memperkaya pilihan bagi pelanggan. Pelanggan melakukan pemilihan
terhadap model, variasi dan tipe produk yang diinginkannya dari alternatif
yang tersedia. Kegiatan produksi dilakukan untuk membuat komponen-
komponen standar dengan semua variasinya dan perakitan produk akhir
dilakukan setelah pelanggan mengajukan permintaan.
Rencana produksi disusun berdasarkan peramalan permintaan terhadap
model dasar, pilihan-pilihan dan variasi produk. Aspek kritis dalam
pengendalian produksi ialah peramalan permintaan untuk pilihan-pilkhan dan
variasinya.
 Make to stock
Pelanggan tidak mempunyai kesempatan untuk memilih sesuai dengan
seleranya tetapi membeli langsung produk yang sudah jadi dari persediaan.
Kegiatan produksi dilakukan untuk mengisi persediaan yang jumlahnya
dinyatakan dalam jadwal induk produksi. Jadwal induk produksi disusun
berdasarkan peramalan terhadap potensi permintaan pelanggan untuk setiap
produk akhir. Isu utama dalam tipe make-to-stock ialah permamalan
permintaan dan penentuan persediaan pengaman (safety stock).

Gambar 2.7 Empat Tipe Posisi Produksi

Engineering to order

Make to order

Assembly to order

Make to stock

Delivery

Perencanaan dan pengendalian produksi pada perusahaan manufaktur


mencakup berbagai kegiatan secara terintegrasi mulai dari mendapatkan permintaan
produk dari pelanggan, menterjemahkan permintaan ke dalam rencana manufacturing
yang fisibel, menyusun rencana detail kebutuhan dan aliran bahan (bill of materials),
menyusun rencana kebutuhan kapasitas dan terakhir ialah menyusun jadwal eksekusi
(shopfloor manufaktur scheduling) dan rencana pengadaan bahan dari vendor.
Manfaat utama yang diharapkan dengan pengintegrasiaan kegiatan-kegiatan di atas

15
adalah waktu ancang-ancang manufacturing lebih pendek, persediaan yang minimum,
penggunaan kapasitas produksi yang efisien dan jam lembur operator yang minimum.
Lingkungan engineering-to-order dan make-to-order pada dasarnya tidak
berbeda kecuali dalam hal pembuatan engineering design. Oleh karena itu kedua tipe
lingkungan itu disatukan. Mmanufacturing dalam lingkungan make-to-order dan
engineering-to-order hanya efektif dalam skala produksi kecil. Produk-produk yang
dihasilkan pada umumnya mempunyai proses yang cukup rumit dan mempunyai
waktu ancang-ancang yang relatif panjang, kadang-kadang sampai bertahun-tahun.
Persediaan dalam hal bahan baku, maupun part atau komponen relatif kecil atau pun
mungkin tidak ada karena jenis dan tipe produk yang diproduksi sangat bervariasi
sesuai dengan keinginan pelanggan.
Tabel 2.1 Perbandingan Lingkungan Manufacturing Berdasarkan Make-
to-Stock, Assembly-to-Order dan Make-to-Order/Engineering-to-Order.
Lingkungan
Aspek Make/Engineering-to-
Make-to-stock Assembly-to-order
order

Interface antara Rendah dan jauh Terutama pada tingkat Berada pada tingkat
manufacturing dan penjualan Engineering dan unit
pelanggan penjualan

Jadwal pengiriman Pendek Medium Panjang

Volume produksi tiap Tinggi Medium Rendah


unit penjualan

Kisaran produksi Rendah Medium-tinggi Tinggi

Ramalan prnjualan Peramalan terhadap Backlog, customer


produk akhir opsi produksi untuk intelligence forecast
Basis dalam jadwal induk dan
perencanaan dan backlog untuk jadwal
pengendalian produksi perakitan

Basis pelayanan Ketersediaan produk Ketersedian modul- Ketersediaan kapasitas


dalam persediaan modul standard an engineering dan
komponen umum manufacturing

Satuan jadwal induk Produk akhir Modul-modul standar, Order-order pelanggan,


produksi variant, komponen- bahan baku standar,
komponen umum komponen standar

Item dalam persediaan Produk akhir Modul-modul utama, Rancangan produk,


subassemblies, bahan-bahan standar
komponen umum

Jadwal perakitan akhir Bill of material Perencanaan bill of Bill of material yang
standar material khusus

Faktor kritis Distribution resourse Konfigurasi produk, Jadwal perakitan akhir,

16
planning jadwal induk produksi, perencanaa kebutuhan
jadwal perakitan akhir kapasitas

7. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR


Kedudukan Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi (disingkat
Departemen Pengendalian Produksi) dalam struktur organisasi perusahaan
manufaktur pada umumnya berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain
dan sangat ditentukan oleh besarnya perusahaan serta jumlah pabrik yang dikelola.
Pada perusahaan yang mengelola banyak pabrik yang produk-produknya tidak
memiliki keterkaitan, masing-masing pabrik memiliki sendiri departemen tersebut.
Tetapi apabila memiliki keterkaitan misalnya part atau komponen yang dibuat pada
satu pabrik diangkut ke pabrik lain untuk dirakit dengan part atau komponen yang
dibuat di pabrik lain maka Departemen Pengendalian Produksi sering disentralisasi.

Gambar 2.8 Pengendalian Produksi Dalam Struktur Organisasi Tradisional

Direktur Utama

Bendahara Direktur Utama

Dir. Marketing Dir. Keuangan Dir. Dir. Product Dir. Hubungan


Akunting Manufacturing Engineering Industri
Akunting

Manajer Manajer Manajer Perencanaan Manajer Pabrik


Engineering Pembelian Produksi dan Persediaan

Pengendalian Pengendalian Pengendalian


Persediaan Persediaan Persediaan

17
BAB 4
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Perencanaan produksi adalah kegiatan untuk menentukan arah awal dari
tindakan-tindakan yang harus dilakukan di masa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak melakukannya, dan kapan harus melakukan. Karena
perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas
dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunaan beberapa
asumsi. Proses perencanaan produksi ini terdiri dari proses konversi,definisi dan
sasaran pengendalian produksi,fungsi perencanaan dan pengendalian produksi, sistem
produksi, kelengkapan perusahaan manufaktur dan struktur organisasi perusahaan
manufaktur. Yang mana itu adalah proses-proses produksi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi pertama.


Yogyakarta: Graha ilmu
Indiyanto, Rus. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Klaten: Yayasan Humaniora
Khairani, Diana. 2013. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu

19

Anda mungkin juga menyukai