Anda di halaman 1dari 17

Manajemen operasi

“perencanaan produksi”

Kode Mata Kuliah : EKM 234


Dosen Pengampu : Dr. Putu Yudi Setiawan, S.T.,M.M.

Disusun oleh :
Kelompok 1 :
Ketut Adiyaksa Abdi Wibawa (1807521147) Absen 1
Wandarman Lombu (2007521005) Absen 2
Ni Putu Prisma Devi Wulandari (2007521007) Absen 3
Ni Wayan Shella Jaya Anggraini (2007521011) Absen 4
Ni Kade Eristayani (2007521015) Absen 5

Program Studi S1 Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan paper ini dengan baik.

Tidak lupa, penulis mengucapkan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupu akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan paper sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Operasi yang berjudul
“Perencanaan Produksi”.

Penulis tentu menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk paper ini, agar nantinya dapat menjadi paper yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat
banyak kesalahan pada paper ini, penulis mohon maaf sebesar besarnya.

Denpasar, 02 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2


2.1 Perencanaan Produksi.......................................................................................... 2
2.2 Peran Peramalan Dalam Perencanaan Produksi .................................................... 3
2.3 Jenis-Jenis Peramalan .......................................................................................... 6
2.4 Metode Pendekatan Perencanaan Produksi Agregat .............................................. 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 13


3.2 Saran ................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menentukan tingkat produksi dari barang atau jasa yang perlu disiapkan untuk masa
mendatang merupakan salah satu keputusan penting dalam perusahaan yang dilakukan oleh
manjemen. Penentuan tingkat produksi, yang merupakan tingkat penawaran, dipengaruhi
oleh jumlah permintaan pasar yang dipengaruhi oleh perusahaan. Tingkat penawaran yang
lebih tinggi dari permintaan pasar dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya,
seperti biaya penyimpanan, biaya modal dan biaya kerusakan barang. Tingkat penawaran
yang lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan pangsa pasar yang dapat diraih
mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, bahkan
mengakibatkan hilangnya pelanggan karena beralih ke pesaing.

Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang optimal diperlukan adanya


suatu cara yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu alat yang
diperlukan oleh manajemen dan merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan
adalah metode peramalan. Metode peramalan digunakan untuk mengukur atau menaksir
keadaan dimasa datang. Dalam setiap perusahaan, bagian yang satu selalu mempunyai
keterkaitan dengan bagian yang lain sehingga suatu peramalan yang baik atau buruk akan
mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan. Berdasarkan pembahasan tersebut diatas,
kami akan membahas mengenai peran peramalan dalam perencanaan produksi, jenis-jenis
peramalan dan dan metode pendekatan perencanaan produksi agregat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan produksi?
2. Bagaimana peran peramalan dalam perencanaan poduksi?
3. Apa saja jenis-jenis dari peramalan?
4. Apa saja metode pendekatan perencanaan produksi agregat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai perencanaan produksi.
2. Untuk mengetahui peran peramalan dalam perencanaan poduksi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari peramalan.
4. Untuk mengetahui metode pendekatan perencanaan produksi agregat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Produksi


Perencanaan produksi secara umum adalah menyediakan jumlah produk yang
diinginkan pada waktu yang tepat dan pada jumlah biaya yang minimum dengan kualitas
yang memenuhi syarat (Biegel, 2000). Perencanaan dapat disimpulkan sebagai suatu usaha
untuk menentukan tindakan-tindakan dan keputusan yang menyangkut kegiatan pada masa
yang akan datang. Terdapat tiga jenis perencanaan berdasarkan periode waktu (Diana
Khairani, 2013) yaitu:
1. Perencanaan produksi jangka pendek adalah perencanaan yang mempunyai jangka
waktu perencanaan kurang dari satu bulan dan perencanaannya disusun secara
sistimatis sehingga terbentuklah jadwal produksi.
2. Perencanaan produksi jangka menengah (perencanaan agregat), didasarkan pada
perencanaan 1 sampai dengan 12 bulan dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang
telah ditetapkan pada perencanaan jangka panjang serta dilakukan atas peramalan
permintaan dari data masa lalu dan sumber daya produktif yang ada termasuk
didalamnya jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan dan biaya produksi.
3. Perencanaan produksi jangka panjang adalah penentuan tingkat kegiatan produksi 5
tahun atau lebih kedepan.

Ada tiga tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi (Gaspersz, 2008):
1. Memaksimumkan tingkat pelayanan pelanggan (costomer service level).
2. Meminimumkan investasi inventori (inventory investment).
3. Efisiensi operasi (operating efficiencies).
Menurut Wingjosoebroto (2003) untuk mencapai tujuan perencanaan pengendalian
produksi, digunakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Planning, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan sebelum produksi dilakukan,
yaitu menentukan bagaimana produk dan komponen produk apa yang harus dibuat dan
berapa jumlahnya.
2. Routing, merupakan usaha untuk menentukan urutan-urutan operasi yang akan
dilakukan, mulai dari bahan baku hingga menjadi barang jadi yang selesai dikerjakan,
dan kemudian ditulis dalam route sheet.
3. Scheduling, adalah menentukan kapan setiap pekerjaan harus dikerjakan.

2
4. Dispacting, adalah pemberian perintah-perintah kepada pekerja yang telah ditentukan
untuk mengerjakan aktivitas tertentu.
5. Follow-up, merupakan kegiatan pengawasan produksi untuk memantau dan
mencocokan secara terus menerus pengerjaan order-order produksi.

2.2 Peran Peramalan Dalam Perencanaan Produksi

Sebelum membahas mengenai bagaimana peran peramalan dalam perencanaan


produksi, akan lebih baik jika memahami definisi dari peramalan tersebut. Berikut
merupakan definisi peramalan menurut para ahli.
1. Menurut Jay Heizer & Barry Render (2011 : 136), peramalan adalah seni dan ilmu
untuk memprediksi kejadian di masa depan dengan melibatkan pengambilan data
historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan model pendekatan
sistematis.
2. Menurut William J Stevenson (2009 : 72), peramalan didefinisikan sebagai input dasar
dalam proses pengambilan keputusan manajemen operasi dalam memberikan informasi
tentang permintaan di masa mendatang dengan tujuan untuk menentukan berapa
kapasitas atau persediaan yang akan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Seperti
kapasitas yang diperlukan untuk membuat keputusan staffing, budget yang harus
disiapkan, pemesanan barang dari supplier dan partner dari rantai pasok yang
dibutuhkan dalam membuat suatu perencanaan.
Ramalan yang dilakukan umumnya akan berdasarkan pada data masa lampau
yang di analisis dengan menggunakan cara-cara tertentu. Data dari peramalan penjualan
dapat digunakan untuk dasar perencanaan produksi. Perencanaan produksi adalah
proses menciptakan ide produk dan menindaklanjutkan sampai produk diperkenalkan
ke pasar. Secara tidak langsung perencanaan produksi akan menjadi standar hasil dalam
perkembangan dunia usaha itu sendiri. Suatu usaha yang tidak merencanakan
produksinya tidak akan mengetahui seberapa besar jumlah produk yang harus
diproduksi setiap bulannya, sehingga biaya produksi yang seharusnya dapat
diminimalkan terbuang untuk biaya produksi yang berlebihan. Perencanaan yang
efektif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang bergantung pada perkiraan
permintaan untuk produk perusahaan. Hasil peramalan mampu memberikan gambaran
tentang masa depan perusahaan yang memungkinkan manajemen membuat
perencanaan, menciptakan peluang bisnis dan mengatur pola invistasi.

3
Peramalan yang baik sangat penting dalam semua aspek bisnis. Peramalan
adalah satu-satunya cara perkiraan permintaan sampai permintaan aktual diketahui, dan
melalui peramalan akan dapat diketahui 3 hal dibawah ini :

1. Manajemen rantai persediaan. Hubungan pemasok yang baik dan keuntungan


berikutnya dalam inovasi produk, biaya, dan kecepatan pasar bergantung pada
prakiraan yang akurat. Sebagai contoh :
Toyota mengembangkan peramalan mobil yang canggih dengan masukan
dari berbagai sumber, termasuk dealer. Namun peramalan permintaan aksesoris
seperti sistem navigasi, custom roda, spoiler, dan sebagainya sangat sulit dan ada
lebih dari 1.000 item yang bervariasi berdasarkan model dan warna. Hasilnya,
Toyota tidak hanya meninjau bertumpuk-tumpuk data berkenaan dengan kendaraan
yang telah dibuat dan secara grosir tetapi juga melihat secara rinci peramalan
kendaraan sebelumnya dan membuat penilaian tentang permintaan aksesori di masa
depan. Jika ini dilakukan dengan benar, hasilnya adalah rantai pasokan yang efisien
dan pelanggan yang puas.
2. Sumber Daya Manusia.
Mempekerjakan, melatih, dan memberhentikan pekerja semuanya
bergantung pada permintaan yang diantisipasi. Jika manusia departemen sumber
daya harus mempekerjakan pekerja tambahan tanpa peringatan, jumlah pelatihan
menurun, dan kualitas tenaga kerja menderita. Sebuah perusahaan kimia be sar
Louisiana hampir hilang pelanggan terbesarnya ketika ekspansi cepat ke shift
sepanjang waktu menyebabkan kerusakan total dalam kontrol kualitas pada shift
kedua dan ketiga.
3. Kapasitas
Ketika kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkan dapat
menyebabkan hilangnya pelanggan dan pasar. Inilah yang sebenarnya terjadi pada
Nabisco ketika mereka meremehkan permintaan yang sangat besar untuk “Kue
Makanan Setan Snackwell” barunya. Bahkan dengan jalur produksi yang bekerja
lembur, Nabisco tidak dapat memenuhi permintaan, dan kehilangan pelanggan.
Nintendo menghadapi masalah ini ketika Wii-nya diperkenalkan dan melampaui
semua peramalan permintaan. Amazon membuat hal yang sama kesalahan dengan
Kindle-nya. Di sisi lain, jika terdapat kelebihan kapasitas, biaya dapat meroket.

4
Adapun peran peramalan dalam perencanaan proses produksi adalah agar
perusahaan mampu mengambil keputusan yang berkaitan dengan hal-hal dibawah ini.
1. Business Planning
Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan sebagai dasar
untuk membuat rencana pemasaran.
2. Marketing Planning
Rencana tentang produk yang akan dibuat, penjualan dan pemasaran, sebagai dasar
untuk membuat production planning.
3. Master Production Schdule (MPS)
Rencana produk akhir yang harus dibuat pada tiap periode selama 1 -5 tahun. Produk
akhir, merupakan dekomposisi dari production planning.
4. Resource Planning
Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi production plan, dapat
dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin. Merupakan bahan pertimbanagn
untuk ekspansi orang, mesin, pabrik, dan lain-lain, yang ditetapkan berdasarkan
kapasitas yang tersedia.
5. Rought Cut Capacity Planning (RCPP)
Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS.
Hasilnya berupa jenis orang / mesin yang diperlukan untuk tiap work centre pada
setiap periode. Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan jam kerja atau
sub kontrak.
6. Demand Management
Aktivitas memprediksi kebutuhan di masa datang dikaitkan dengan kapasitas.
Terdiri dari aktivitas forecasting, distribution requirement planning, order entry,
shipment, dan service part requirement.
7. Material Requirement Planning (MRP)
Menetapkan rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS. Output MRP
adalah purchasing dan PAC (Production Activity Control), dan MRP menghasilkan
rencana pembelian meliputi jumlah due date, release date.
8. Capacity Requirement Planning (CRP)
Rencana kebutuhan kapasitas yang dibutuhkan untuk merelealisasikan MPS di tiap
periode dan tiap mesin. CRP lebih teliti dan lebih rinci dibanding RCCP, karena
didasarkan pada planned order. Jika kapasitas tidak tersedia bisa ditambah dengan

5
over time, merubah routing dan lain-lain. Jika tidak tercapai maka MPS harus
dirubah.
9. Production Activity Control (PAC)
Sering disebut distributor shop floor control (SFC), aktivitas membuat produk
setelah bahan dibeli. PAC terdiri dari aktivitas awal-akhir suatu job berdasarkan
urutan kedatangan job, lalu membebankan job ke work station, dan melakukan
pelaporan. Hasil laporan akan merupakan feedback bagi MPS.
10. Purchasing
Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, dan
menjadwalkan vendor.
11. Performance Measurement
Evaluasi sistem untuk melihat seberapa jauh hasil yang diperoleh dibandingkan
dengan rencana yang telah ditetapkan. Sebagai bahan evaluasi pencapaian bisnis
planning.

2.3 Jenis-Jenis Peramalan


Menurut Heizer dan Render, jenis-jenis peramalan dapat dibedakan menjadi 4
kategori yaitu :
1. Berdasarkan Horizon Waktu

• Peramalan Jangka Panjang


Umumnya dalam rentang waktu 3 tahun atau lebih, ramalan jangka panjang
digunakan dalam perencanaan produk baru, belanja modal, lokasi fasilitas atau
perluasan, serta penelitian dan pengembangan.

• Peramalan Jangka Menengah

Peramalan yang meliputi waktu antara 3 bulan sampai 3 tahun. Berguna


dalam perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi,
merencanakan tenaga kerja tidak tetap, dan analisis berbagai rencana operasi.
• Perencanaan Jangka Pendek

Peramalan ini memiliki rentang waktu hingga 1 tahun tetapi secara umum
lebih singkat dari 3 bulan. Ini digunakan untuk merencanakan pembelian,
penjadwalan pekerjaan, tingkat tenaga kerja, pekerjaan tugas, dan tingkat produksi.

6
2. Berdasarkan Fungsi dan Perencanaan Operasi Pada Masa Depan
• Peramalan Ekonomi (Economic Forecast)
Peramalan ini membahas siklus bisnis dengan prediksi tingkat inflansi
tersedianya uang, dana yang diperlukan untuk pembangun perumahan dan indikator
perencanaan lainnya.

• Peramalan Teknologi (Technological Forecast)


Peramalan ini memahami tingkat kemajuan teknologi yang bisa meluncurkan
produk baru yang menarik yang memerlukan pabrik dan perelatan yang baru.

• Peramalan Permintaan (Demand Forecast)


Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan pada produk atau layanan
perusahaan. Peramalan ini juga bisa disebut dengan peramalan penjualan yang
menjadi pengendali produksi, kapasitas dan juga sistem penjadwalan dan menjadi
input untuk merencanakan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

3. Berdasarkan Jenis Data Ramalan yang Disusun


• Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif adalah peramalan yang berdasar pada kualitatif di masa
lalu. Hasil ramalan yang dibuat sangat bergantung dari orang yang menyusunnya.
Hal ini penting karena peramalan tersebut ditentukan menurut pemikiran yang
sifatnya intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.
Seringkali peramalan yang dengan kualitatif ini berdasarkan pada hasil penyelidikan
seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer, pendapat para ahli dan survey
konsumen.

• Peramalan Kuantitaif
Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang berdasar pada data penjualan
di masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat adalah bergantung dari metode yang
digunakan dalam peramalan tersebut. Pemakaian metode yang berbeda akan
dihasilkan hasil yang berbeda pula.

7
4. Berdasarkan Sifat Penyusunnya
• Permalan Subjektif adalah peramalan yang berdasar pada perasaan atas intuisi dari
orang yang menyusunnya.
• Peramalan Objektif adalah peramalan yang berdasar pada data yang relevan di masa
lalu dengan memakai teknik-teknik dan metode-metode dalam menganalisa data
tersebut.

2.4 Metode Pendekatan Perencanaan Produksi Agregat


Ada tiga metode yang biasanya digunakan dalam perencanaan agregat, yaitu :
1. Metode Intuisi
Dalam pendekatan intuitif, manajemen menggunakan rencana yang sama dari
tahun ke tahun. Penyesuaian dilakukan dengan intuisi hanya sekedar untuk memenuhi
permintaan baru. Apabila rencana yang lama tidak optimal, pendekatan ini
mengakibatkan pemborosan yang berkepanjangan.
2. Metode Matematika
Pendekatan Matematika dalam perencanaan agregat dapat menggunakan
berbagai metode antara lain : Metoda Transportasi, Linear Programming dan
sebagainya. Kelebihan metode ini adalah dapat menghasilkan rencana yang optimal
dalam meminimalkan biaya dan lebih fleksibel.
3. Metode Tabel dan Grafik
Metode ini populer karena mudah dimengerti dan gampang penggunaannya
sehingga mudah dilaksanakan oleh staf. Pendekatannya dilakukan dengan cara Trial
and Error tetapi metode ini belum menjamin diperoleh perencanaan produksi yang
optimal. Ada 6 tahapan yang harus dilakukan dalam metoda Tabel dan Grafik yaitu :
1) Menentukan tingkat permintaan pada setiap periode.
2) Menentukan kapasitas, waktu normal, lembur, dan sub kontrak pada setiap periode.
3) Menentukan biaya tenaga kerja, biaya penambahan dan pengurangan tenaga kerja,
biaya penyimpanan persediaan dan biaya kekurangan persediaan.
4) Menentukan kebijakan perusahaan terhadap tenaga kerja dan tingkat persediaan.
5) Mengembangkan rencana alternatif dan menguji total biayanya.
6) Pilih alternatif yang total biayanya terendah.

8
Contoh Soal dan Penyelesaiannya dengan Pendekatan Metode Tabel dan Grafik
PT. Gemah Ripah dalam periode Januari-Juni memiliki prakiraan permintaan dan data-
data produksi sbb :

Perkiraan Jumlah Hari


Bulan
Permintaan Kerja
Januari 900 22
Februari 700 18
Maret 800 21
April 1200 21
Mei 1500 22
Juni 1100 20
Jumlah 6200 124

Biaya tenaga kerja per orang / hari : Rp 20.000,00


Biaya penyimpanan persediaan per unit / bulan : Rp 1.000,00
Biaya sub kontrak : Rp 5.000,00 / unit
Biaya tambahan tenaga kerja : Rp 50.000,00 / orang
Biaya pengurangan tenaga kerja : Rp 100.000,00 / orang
Jam kerja : 8 jam / hari
Rata-rata waktu produksi : 1,6 jam / unit / orang
Persediaan awal : 0

Ada 3 alternatif strategi yang akan dipilih manajemen, yaitu :


1. Melakukan variasi tingkat persediaan.
Alternatif ini dilakukan dengan cara mempertahankan rata-rata tingkat produksi
yang tetap, kelebihan produksi disimpan untuk digunakan saat kekurangan produksi.
Dalam alternatif ini tidak ada lembur, penambahan/ pengurangan tenaga kerja atau sub
kontrak dengan pihak lain.
2. Melakukan variasi jumlah tenaga kerja.
Alternatif ini dilakukan dengan cara menambah/mengurangi jumlah tenaga kerja
sesuai kebutuhan. Alternatif ini membatasi diri untuk tidak lembur dan melakukan sub
kontrak.

9
3. Mempertahankan jumlah tenaga kerja.
Alternatif ini dilakukan dengan mempertahankan jumlah tenaga kerja pada tingkat
permintaan terendah dan memenuhi kebutuhan permintaan selebihnya dengan sub kontrak.
Alternatif ini juga tidak ada lembur dan kerja paruh waktu (part time).

Pertanyaan : Tentukan alternatif strategi yang mesti dipilih oleh manajemen PT. Gemah
Ripah tersebut !

Penyelesaian :
Alternatif 1. Variasi tingkat persediaan
Produksi rata-rata / hari = 6200 / 124 = 50 unit/hari, 1 unit produk perlu waktu 1,6 jam,
sedangkan jam kerja per hari adalah 8 jam, sehingga 1 karyawan menghasilkan produk 8 / 1,6
= 5 unit/hari, sehingga untuk menghasilkan 50 unit/hari perlu tenaga kerja 50 / 5 = 10 orang.
Jumlah produksi yang dihasilkan dapat dihitung seperti tabel berikut :

Prakiraan Jumlah Hari Jumlah Perubahan Akumulasi


Bulan
Permintaan Kerja Produksi Persediaan Persediaan

Januari 900 22 1100 200 200


Februari 700 18 900 200 400
Maret 800 21 1050 250 650
April 1200 21 1050 -150 500
Mei 1500 22 1100 -400 100
Juni 1100 20 1000 -100 0
Jumlah 6200 124 6200 0 1850

Biaya yang timbul :


a. Biaya Tenaga Kerja = 10 x 124 x Rp 20.000,00 = Rp 24.800.000,00
b. Biaya Persediaan = 1.850 x Rp 1.000,00 = Rp1.850.000,0
Total Biaya = Rp 26.650.000,00

Alternatif 2. Variasi Jumlah Tenaga Kerja


Asumsinya pada awal periode jumlah tenaga kerja = 10 orang, sehingga jumlah tenaga kerja
yang diperlukan pada bulan Januari = 900 / 22 / 5 = 8 orang. Biaya tenaga kerja = 22 x 8 x Rp
20.000,00 = Rp 3.520.000,00 dan seterusnya.

10
Perhitungan lengkap alternatif ini sebagai berikut:

Tambahan
Prakiraan Jumlah Hari Kebutuhan Pengurangan
Bulan Biaya Tenaga Kerja Tenaga
Permintaan Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Kerja
Januari 900 22 8 Rp 3,520,000.00 - 2
Februari 700 18 8 Rp 2,880,000.00 - -
Maret 800 21 8 Rp 3,360,000.00 - -
April 1200 21 11 Rp 4,620,000.00 3 -
Mei 1500 22 14 Rp 6,160,000.00 3 -
Juni 1100 20 11 Rp 4,400,000.00 - 3
Jumlah 6200 124 60 Rp 26,400,000.00 6 5

Biaya yang timbul :


a. Biaya Tenaga Kerja = Rp 26.400.000,00
b. Biaya Tambahan TK = 6 x Rp 50.000,00 = Rp 300.000,00
c. Biaya Pengurangan TK = 5 x Rp 100.000,00 = Rp 500.000,00
Total Biaya = Rp 27.200.000,00

Alternatif 3. Strategi Sub Kontrak


Tenaga kerja ditetapkan sesuai permintaan terendah yaitu permintaan bulan Februari = 700,
rata-rata produksi per hari = 700 / 18 = 38,8 unit = 39 unit. Tenaga kerja yang diperlukan = 39
/ 5 = 7,8 orang = 8 orang. Jumlah tenaga kerja selama Januari-Juni dipertahankan tetap 8 orang.
Perhitungan lengkap strategi ini sebagai berikut :

Prakiraan Jumlah Hari Jumlah Jumlah Sub


Bulan Persediaan
Permintaan Kerja Produksi Kontrak
Januari 900 22 880 - 20
Februari 700 18 720 20 -
Maret 800 21 840 40 -
April 1200 21 840 - 360
Mei 1500 22 880 - 620
Juni 1100 20 800 - 300
Jumlah 6200 124 4960 60 1300

Jumlah produksi per bulan diperoleh dari perkalian antara jumlah hari kerja dengan jumlah
tenaga kerja dengan rata-rata produksi TK / hari. Contoh jumlah produksi bulan Januari = 22
x 8 x 5 = 880 unit dan seterusnya. Kekurangan produksi 20 unit dipenuhi dengan sub kontrak.

Biaya yang timbul :


a. Biaya Tenaga Kerja = 8 x 124 x Rp 20.000,00 = Rp 19.840.000,00
b. Biaya Persediaan = 60 x Rp 1.000,00 = Rp 60.000,00

11
c. Biaya Sub kontrak = 1300 x Rp 5.000,00 = Rp 6.500.000,00
Total Biaya = Rp 26.400.000,00

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Manajemen PT.


Gemah Ripah sebaiknya menggunakan alternatif ketiga yaitu strategi sub kontrak dengan
menggunakan tenaga kerja tetap sebanyak 8 orang. Hal ini karena dari semua alternatif,
alternatif ketiga merupakan alternatif yang menimbulkan biaya paling rendah.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peramalan adalah proses untuk
memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam
ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang ataupun jasa. Peranan peramalan dalam perencanaan proses produksi
adalah Business Planning, Marketing Planning, Master Production Schdule (MPS),
Resource Planning, Rought Cut Capacity Planning (RCPP), Demand Management,
Material Requirement Planning (MRP), Capacity Requirement Planning
(CRP),Purchasing,dan Performance Measurement.
Adapun Jenis-jenis peramalan menurut horizon waktu dibagi menjadi tiga yaitu
peramalan jangka panjang, peramalan jangka menengah, peramalan jangka pendek.
Perusahaan harus bisa menentukan pendekatan peramalan yang akan digunakan.
Pendekatan peramalan dibagi menjadi 2 yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada
kenyataannya kombinasi dari keduanya adalah yang paling efektif. Model yang paling
tepat harus dipilih dalam melakukan peramalan. Dalam pendekatan perencanaan produksi
agregat terdapat beberapa metoda yang biasa digunakan yaitu metoda tabel dan grafik
metoda matematika.

3.2 Saran

Dalam makalah ini penulis mengharapkan perusahaan yang ingin melakukan suatu
peramalan haruslah meneliti terlebih dahulu masalah yang akan diramalkan, sehingga pada
saat peremalan tidak ada kegagalan daam peramalan yang diakibatkan oleh salah
pemilihan metode peramalan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jay, Heizer, Barry Render, Chuck Munson. 2009. Operation Management_Sustainability and
Supply Chain Management (12th Edition). Jakarta : Salemba Empat.

Biegel, John, E. (2000). Pengendalian produksi : Suatu Pendekatan Kualitatif . Jakarta.


Akademika Pressindo

Gaspersz, V. (2008). Production Planning & Inventory Control. Jakarta. Gramedia

Khairani, D. (2013). Perencanaan dan Pengendaliaan Produksi. Yogyakarta. Graha Ilmu

Wingjosoebroto, S. (2003). Pengantar Teknik & Manajemen Industri. Surabaya. Guna Widya

14

Anda mungkin juga menyukai