Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

O
L
E
H

Muhamad zidan paputungan (614417023)


Melin kaian (614417003)
Andri hamimu (105)

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa memberikan
nikmatnya sehingga penyusunan makalah manajemen produksi dan operasi dapat diselesaikan
dengan baik. Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan dan kekeliruan namun
penulis yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, mudah-mudahan melalui kelemahan
itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran tuhan yang maha esa. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan usaha yang telah membantu
kami dalam membuat makalah ini niscaya tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak
penyusunan makalah ini tidak akan terwujud.
Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran, tenaga dan moril
dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih. Akhir kata, penulis
menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga segala kritik dan
saran yang bersifat membangun diharapkan  demi penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Teori manajemen produksi dan operasi.........................................................................3
2.2 Teori produksi...............................................................................................................4
2.3 Latar belakang manajemen produksi dan operasi.........................................................4
2.4 Sejarah perkembangan manajemen produksi dan operasi.............................................7
2.5 Konsep dan sistem produksi........................................................................................11
2.6 Klasifikasi sistem produksi.........................................................................................15
BAB III PEMBAHASAN PRODUK.....................................................................................17
3.1 Deskripsi produk dan bahan dasarnya.........................................................................17
3.2 Proses pembuatan keripik tahu....................................................................................18
3.3 Terget pasar.................................................................................................................20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................22
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................22
4.2 Saran............................................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen
produksi dan operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk
menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat
mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi
dan operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi dan operasi.
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa hampir semua yang
termasuk produksi adalah benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan.
Karena produk adalah benda ril, maka jenisnya cukup banyak. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai suatu produk yang dapat menghasilkan nilai tambah dan
keuntungan. Produk tersebut merupakan produk berupa makanan ringan yang
berbahan dasar tahu yang dibuat menjadi keripik.
Secara umum keripik dibuat melalui pengolahan suatu hal peluang yang
menguntungkan. Keripik dapat berasa dominan asin, pedas, manis, asam, gurih, atau
paduan dari kesemuanya. Keripik singkong banyak diproduksi di kota Bandung
dengan berbagai macam rasa dan varian. Di Yogyakarta terdapat keripik berbahan
baku jamur tiram. Keripik Tahu merupakan olahan berbahan baku tahu. Produk
keripik tahu memiliki bentuk setengah bulat. Karakteristik utama dari produk keripik
tahu adalah renyah dan bertekstur kering sehingga membutuhkan perlindungan udara,
uap air, dan benturan supaya sampai kepada konsumen dalam keadaan terjamin
produk kualitasnya.

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang diatas dapat dilihat beberapa permasalahan yaitu :

1. Apa saja teori-teori yang terkait dengan manajemen produksi dan operasi ?
2. Bagai mana proses pembuatan hingga pemasaran produk keripik tahu ?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjadi suatu referensi terkait
masalah-masalah yang sudah diuraikan di atas

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori manajemen produksi dan operasi


Produksi atau operasi merupakan penciptaan produk dan jasa. Manajemen operasi
merupakan kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui proses transformasi input
menjadi output (Heizer & Render, 2008). Kegiatan menciptakan produk dan jasa tersebut
dilakukan di dalam organisasi. Manajemen operasi juga dapat didefinisikan sebagai
serangkaian kegiatan yang meliputi desain, operasi, dan perbaikan sistem yang
menciptakan dan menyampaikan produk dan jasa atau pelayanan (Chase et al., 2006).
Hal ini dapat dilihat dari produk yang dihasilkannya. Sementara itu, dalam
perusahaan yang tidak menciptakan produk yang secara fisik nampak, kegiatan produksi
dirasakan tidak tepat lagi. Hal ini tidak nampak oleh masyarakat maupun pelanggan,
seperti proses transformasi yang terjadi di bank, rumah sakit, maupun lembaga
pendidikan. Ketika jasa atau pelayanan dilakukan, tidak ada produk yang dihasilkan.
Yang dapat dilihat adalah adanya keramahan pemberi jasa dan kenyamanan fasilitas
pemeriksaan/perawatan, adanya transfer dana, adanya pemeriksaan kesehatan kepada
pasien, atau pendidikan bagi para siswa. Namun demikian, apapun hasil akhir yang
diciptakan, baik barang maupun jasa, kegiatan produksi yang berlangsung dalam
organisasi ditunjukkan sebagai kegiatan operasi.
Manajemen operasi juga berkaitan dengan pengelolaan semua proses individu
seefektif mungkin. Dalam fungsi operasi, keputusan manajemen dapat dibagi ke dalam
keputusan strategik (jangka panjang), keputusan taktik (jangka menengah), dan
keputusan perencanaan dan pengendalian operasi (jangka pendek). Keputusan
manajemen operasi pada level strategik mempengaruhi keefektifan perusahaan atau
organisasi jangka panjang. Keputusan ini harus seiring dengan strategi korporasi.
Keputusan yang dibuat pada level strategik merupakan kondisi yang tetap atau
merupakan patokan dalam melaksanakan kegiatan operasi jangka menengah dan jangka
pendek. Perencanaan jangka menengah meliputi penjadwalan material dan tenaga kerja
untuk mencapai sasaran jangka panjang. Sedangkan perencanaan dan pengendalian
operasi jangka pendek mencakup rencana kerja harian atau mingguan, prioritas
penyelesaian pekerjaan, dan siapa yang melaksanakan kegiatan operasi tersebut.

3
2.2 Teori produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Produksi tidak hanya terbatas pada pembuatannya saja tetapi juga
penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, dan pengemasan kembali atau yang
lainnya (Millers dan Meiners, 2000).

Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input diubah
menjadi barang-barang dan jasa-jasa lain yang disebut output. Banyak jenis-jenis
aktifitas yang terjadi di dalam proses produksi, yang meliputi perubahan-perubahan
bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-masing perubahan-
perubahan ini menyangkut penggunaan input untuk menghasilkan output yang
diinginkan. Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau
menabah nilai atau manfaat baru (Atje Partadiradja, 1979). Guna atau manfaat
mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang dan jasa (Ari
Sudarman, 1999).

Fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat


produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi yang diciptakan terdiri dari tenaga
kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawan. Dalam teori ekonomi, menganalisis
mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi (tanah, modal, keahlian
keusahawan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor
produksi yang berubah-ubah jumlahnya.

2.3 Latar belakang manajemen produksi dan operasi


Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output ( Heizer dan Render,
2005). Manajemen operasi digunakan untuk menerapkan keputusan – keputusan,
pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya produksi perusahaan. Fungsi
manajemen operasi adalah untuk menentukan kebijakan dan keputusan manajerial yang
berkaitan dengan sistem produksi di dalam perusahaan. Selain itu,Implementasi
manajemen operasi yang baik akan membatu perusahaan dalam memproses input yang
masuk ke perusahaan menjadi output yang diharapkan perusahaan. Heizer dan Render
( 2005 ) menyebutkan terdapat 10 keputusan manajemen operasi. Kesepuluh keputusan

4
tersebut dijabarkan sebagai berikut:Perancangan barang dan jasa, Mutu atau kualitas
produk, Perancangan proses, perencanaan kapasitas, pemilihan lokasi, Perancangan tata
letak dan rancangan kerja, faktor Sumber Daya Manusia, manajemen rantai pasokan,
Persediaan, Penjadwalan, dan Pemeliharaan. Sepuluh keputusan manajemen operasi
tersebut sangat penting untuk organisasi bisnis dalam menerapkan sistem manajemen
operasional perusahaan dengan baik. Sepuluh keputusan tersebut di dalam perusahaan.

Pengertian kualitas menurut standar ISO-8402 adalah totalitas dari fasilitas dan
karakteristik suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan, baik tersurat
atau tersirat ( Loh, 2001 ). Sebuah produk dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik
dan mampu menunjukkan kualitasnya apabila produk tersebut mampu memuaskan
konsumennya. Keunggulan kompetitif sebuah organisasi atau perusahaan terbangun
melalui kualitas produk yang dimiliki ( Vecchi dan Brennan, 2009 ). Pengelolaan
kualitas saat ini tidak hanya dengan pemahaman terhadap pelanggan saja, tetapi kualitas
yang baik juga meliputi pengelolaan teamwork, produktivitas, dan saling pengertian
dalam suatu organisasi ( Ishikawa, 1993 ).

Definisi kualitas saat ini tidak hanya berkaitan dengan kualitas produk yang
dihasilkan, tetapi juga adanya budaya kualitas atau orientasi manajemen kualitas di
setiap lini kerja dalam perusahaan ( Wu dan Zhang, 2013 ). Orientasi manajemen
kualitas merupakan peningkatan kualitas produk secara berkelanjutan yang
dilaksanakan oleh perusahaan. Terbangunnya budaya atau sikap kerja yang berorientasi
pada kualitas akan memudahkan proses peningkatan kualitas dengan baik. Adapun
proses peningkatan kualitas dalam sebuah perusahaan dimulai dari tahap persiapan,
proses, dan juga output dalam sebuah sistem produksi. Orientasi manajemen kualitas
dapat digunakan untuk membangun budaya atau filosofi kerja yang berdasar pada
kualitas di dalam organisasi bisnis ( Kanji, 1996 ).

Orientasi manajemen kualitas juga disebut sebagai quality culture (Budaya


Kualitas ) yang dibangun di dalam perusahaan( Hastings, 2010 ). Budaya kualitas yang
terbangun diharapkan mampu meningkatkan nilai di dalam perusahaan. Budaya
kualitas tidak hanya memahami kualitas dari sisi produsen tetapi juga mencoba
memahami kualitas produk melalui perspektif konsumen.

5
Pemahaman kualitas dari perspektif konsumen dapat dilakukan melalui
pemenuhan harapan – harapan dari konsumen dengan menyesuaikan kapasitas dan
spesifikasi produksi produk yang dihasilkan

Maletic dan Gomiscek ( 2014 ), menyebutkan dimensi orientasi manajemen


kualitas terdiri atas orientasi konsumen, tanggung jawab kualitas, prevention, dan
orientasi pada proses. Kaplan dan Norton, ( 1997 ) menjelaskan budaya kualitas dapat
dibangun melalui pemahaman kepada konsumen. Sementara Dean dan Bowen ( 1994 )
menjelaskan bahwa upaya pemenuhan kebutuhan konsumen merupakan bagian dari
orientasi manajemen kualitas.

Penerapan tanggung jawab kualitas dapat dilakukan melalui beberapa cara. Wu,
et al ( 2013 ) menyebutkan ada 3 cara yang dapat dlakukan oleh perusahaan dalam
membangun tanggung jawab kualitas. Pertama adalah dengan membangun sikap
pegawai dalam memahami dan mengedepankan kualitas produk yang dihasilkan.
Kedua adalah menerapkan visi perusahaan yang mengedepankan kualitas di setiap
tindakan yang dilakukan perusahaan. Dan yang ketiga adalah melakukan edukasi
kepada pegawai untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Edukasi kepada
pegawai dapat dilakukan melalui pelatihan atau pendampingan kepada pegawai.

Sistem manajemen kualitas yang baik merupakan metode yang tepat untuk
mencegah kerusakan di setiap proses produksi ( Hackman dan Wageeman, 1995 ).
Penerapan upaya pencegahan kerusakan merupakan tindakan perusahaan dalam
mencapai kualitas terbaik. Untuk itu upaya pencegahan kerusakan merupakan aspek
penting dalam membangun orientasi manajemen kualitas di dalam perusahaan.

Upaya pencegahan kerusakan dapat dilakukan melalui bebrapa cara. Hackman


dan Wageeman, ( 2011 ) menyebutkan 3 cara yang dapat dlakukan oleh perusahaan
dalam upaya pencegahan kerusakan selama proses produksi. Pertama adalah dengan
melakukan pengendalian selama proses produksi. Pengendalian dilakukan dengan
melakukan inspeksi di setiap proses produksi. Kedua adalah dengan membangun
kesadaran pentingnya pencegahan kerusakan. Kerusakan atau produk cacat yang
dihasilkan perusahaan adalah biaya yang terbuang dan menyebabkan pengurangan
kinerja perusahaan. Ketiga adalah memahami alternatif tindakan yang dapat dilakukan
untuk mencegah kerusakan selama proses produksi berlangsung.

6
2.4 Sejarah perkembangan manajemen produksi dan operasi
Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi yang begitu pesat saat ini,
didorong oleh faktor-faktor :

1. Perkembangan Alat dan Teknologi


2. Revolusi Industri
3. Perkembangan Ilmu dan Metode kerja, yang mencakup metode ilmiah, dan konsep-
konsep yang spesifik seperti model pengambilan keputusan, ergonomi, Quality
management, dll
a. Perkembangan alat dan teknologi
Penggunaan alat-alat pengungkit dan roda penggerak sederhana oleh manusia
di awal peradaban, merupakan awal dari sejarah Industri. Tahun 1664 Hargreves
menciptakan “ Spinning Jenny “ , yaitu sebuah alat pemintal.Gagasan ini
dikembangkan oleh Arkwight dengan menciptakan alat pemintal yang berpenggerak
tenaga air, pada tahun 1669. Sedangkan Cromton menciptakan alat tenun yang
disebut “Mule “ pada tahun 1779.

Pada abad ini James Watts menciptakan mesin uap.


Industri semakin berkembang dengan diciptakannya alat
tenun “ bermesin “ oleh Cartwright tahun 1785.
Penemuan-penemuan ini mendorong perkembangan
industri di Inggris, yang merupakan tahap awal
industrialisasi di dunia

eknologi Industri pada saat itu mulai berkembang, dengan adanya


peningkatan dan perbaikan. Dimulai oleh Eli Whitney, yang mendapatkan kontrak-
kontrak kerja dari pemerintah, mengembangkan parts dan komponen yang dapat
saling dipertukarkan, ini terjadi di rentang tahun 1798 – 1800. Usaha menciptakan
parts dan komponen ini telah mendorong percepatan perkembangan industri .

Perkembangan industri seperti ini membutuhkan “sebuah kegiatan yang


terorganisasi “. Pertama-tama yang perlu dilakukan yaitu pengorganisasian dan
perencanaan produksi dan operasi. Kemudian timbulah gagasan pengembangan
sistem produksi pabrik, dimana kualitas besi baja mulai diperhatikan dan

7
penggunaan mesin uap meningkat pesat. Dalam periode ini berdiri industri-industri
teknik dan alat–alat permesinan, sampai diciptakannya mesin-mesin dengan
pembakaran internal, yang kemudian melahirkan produk seperti mobil.

industri setelah abad 19 mulai mengembangkan metode produksi dan operasi


yang efisien dan modern. Ini dimulai dengan usaha Sear Rebuck dalam
mengorganissasi operasi penjualan melalui pos di Chicago, Henry Ford dengan
industri mobilnya, sedang di Inggris dengan Industri perlengkapan senjata untuk PD
I. Inilah awal penerapan standarisasi untuk parts dan Komponen dalam Industri skala
besar.

Dengan adanya standarisasi ini, Parts dan komponen dapat dipertukarkan.


Henry Ford ( 1913 ) membangun Lini perakitan mobil yang petama, dan dapat
dipindah-pindahkan. Pada Lini perakitan seperti ini, dibutuhkan stadarisasi parts dan
pekerjaannya dilakukan oleh tenaga spesialis. Sejak komputer diperkenalkan pada
Tahun 1950, banyak produksi dan operasi manufacture, menggunakan komputer
antara lain untuk manajemen persediaan, scheduling, pengendalian mutu, dan sistem
pembiayaan.

Pada akhir-akhir ini penggunaan teknologi canggih atau modern telah


diintegrasikan kedalam industri. Bahkan langkah ini, menjadi alternatif solusi,
terhadap tuntutan pasar yang menginginkan kualitas produk yang lebih baik, harga
lebih rendah, dan Variatif dan memiliki nilai tambah.

b. Revolusi industri

Pada dasarnya RI merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga


mesin. Dorongan terbesar terjadinya RI ini saat penemuan mesin uap oleh James
Watt’s Th. 1764. Mesin ini menjadi pendorong utama tenaga mesin penggerak pada
pertanian pabrik. Percepatan RI terjadi pada tahun 1800 dengan dikembangkannya
mesin yang menggunakan bahan bakar dan listrik. RI di Inggris tidak berdiri sendiri,
melainkan suatu proses yang berkaitan dengan berbagai permasalahn sosial
ekonomi, budaya dan politik. Revolusi itu sendiri merupakan suatu perubahan dan
pembaharuan secara radikal dan cepat pada bidang perdagangan, industri, dan teknik
yang terjadi di Eropa, terutama di Inggris pada abad ke-18.

8
Penemuan mesin–mesin (meski berpenggerak manual) mendorong pemilik
bermodal besar untuk memperkerjakan banyak tenaga-tenaga buruh, dan mendirikan
gedung-gedung besar. Tempat-tempat kerja buruh yang digunakan untuk
berproduksi disebut manufacture. Manufacture-manufacture inilah yang merupakan
langkah awal terjadinya proses Industrialisasi. RI adalah awal dari Industrialisasi di
Inggris. Didukung oleh kekayaan alam (bijih besi, batubara )industrialisasi
berkembang semakin cepat. Perkembangan RI menorong timbulnya produksi dan
pemasaran secara massal, mengawali timbulnya gagasan automatisasi, serta
menimbulkan pergeseran perkembangan orientasi perekonomian dari produksi
barang ke produksi jasa. Perkembangan industri dalam industrialisasi sebagai
dampak RI disebabkan masalah ekonomi khususnya dan kemanusiaan umumnya,
yaitu :

1. Bertambahnya penggunaan mesin


2. Efisiensi produksi batubara, besi dan baja
3. Pembangunan Jalur kereta Api, perkembangan alat transortasi dan komunikasi.
4. Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
Perkembangan industri di Inggris sangat ditunjang oleh luasnya daerah-daerah
koloni yang dikuasai Kerajaan Inggris saat itu, yang sekaligus menjadi daerah-
daerah pemasaran yang sangat potensial.
c. Perkemangan ilmu dan metode kerja
Perkembangan Management Produksi dan Operasi ditandai oleh usaha
manusia untuk meningkatkan hasil produksi dengan melakukan pembagian kerja
(Division of Labor ). Konsepnya, pembagian kerja akan menimbulkan spealisasi,
pekerjaan tunggal yang dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan peningkatan
efisiensi dan produktivitas, yang mulai diperkenalkan oleh Adam Smith, seiring
dengan perkembangan industri itu sendiri, muncul konsep-konsep dalam industri
manufacture yang lebih spesifik, seperti model-model pengambilan keputusan,
Ergonomi, Quality Management, dll
Evolusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perubahan,
pertumbuhan, perkembangan secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan atau
sedikit demi sedikit. Menurut Stoner et al. (1996:31) menyatakan bahwa teori adalah
sekelompok asumsi yang masuk akal dikemukakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua fakta atau lebih yang dapat diamati serta menyediakan dasar yang mantap

9
untuk memperkirakan peristiwa pada masa depan. Teori memberikan fokus yang
mantap untuk memahami apa yang manusia alami. Teori mempermudah manusia
berkomunikasi dengan efisien dan dengan demikian bergerak ke arah hubungan
yang semakin lama semakin kompleks dengan orang lain. Teori membuat manusia
untuk terus belajar mengenai dunia.
Menurut Stoner et al. (1996:7) menyatakan bahwa manajemen adalah proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Menurut Glover (dalam Alma,
2016:139), “manajemen sebagai kepandaian manusia menganalisa, merencanakan,
memotivasi, menilai dan mengawasi penggunaan secara efektif sumber-sumber
manusia dan bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut
Sheldon (dalam Alma, 2016:139), “manajemen sebagai fungsi dalam industri
mengenai pelaksanaan policy di dalam batas yang ditetapkan dalam administrasi dan
lapangan kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Stoner et al. (1996:32) mengemukakan bahwa manajemen dan organisasi
adalah produk dari sejarah, keadaan sosial, dan tempat kejadian. Jadi, evolusi teori
manajemen dalam arti bagaimana manusia berkecimpung dengan masalah hubungan
pada kurun waktu tertentu dalam sejarah. Teori manajemen awal terdiri dari
berbagai usaha untuk mengetahui para pendatang baru dalam kehidupan industri
pada akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh di Eropa dan Amerika
Serikat. Perkembangan teori manajemen dapat diketahui melalui sejumlah
pendekatan yang dikenal dalam teori manajemen awal, termasuk manajemen ilmiah,
teori organisasi klasik, aliran tingkah laku, dan ilmu manajemen. Faktanya,
manajemen muncul tidak dalam waktu yang singkat, bahkan harus melalui kejadian-
kejadian besar para tokoh manajemen. Pada saat mempelajari semua pendekatan,
terdapat fakta penting: para manajer dan ahli teori yang mengembangkan asumsi
mengenai hubungan manusia melakukan hal itu dengan sedikit contoh. Perusahaan
industri berskala besar baru saja berkembang. Beberapa asumsi yang mereka buat
mungkin tampak sederhana dan tidak penting bagi manusia yang hidup di zaman
sekarang, padahal jelas hal tersebut sangat penting karena merupakan sebagian dari
ilmu.

10
Pembahasan teori-teori manajemen dan perkembangannya yang dikemas
dalam evolusi teori manajemen sangat dibutuhkan untuk kegiatan usaha
pembenahan teori-teori manajemen di masa yang akan datang. Manusia adalah
makhluk yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manajemen. Jika teori-teori
manajemen dari waktu ke waktu selalu diperhatikan dan dilakukan pembenahan
maka akan mengarah pada kebaikan, dan umat manusia yang mempraktikkan teori
manajemen tersebut dengan benar akan mendapatkan kehidupan yang sejahtera.
Oleh karena itu, penyusun dalam makalah ini akan menguraikan hal-hal yang
berkaitan dengan Evolusi Teori Manajemen yang diambil dari berbagai sumber.

2.5 Konsep dan sistem produksi


Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan
rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem Produksi
merupakan kumpulan dari sub sistem-sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan
mentransformasi input menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan
baku (material), mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi, sedangkan output produksi
berupa produk yang dihasilkan berikut hasil sampingannya seperti limbah, informasi dan
sebagainya. Dengan kata lain Sistem produksi /Sistem manufaktur adalah proses
transformasi dari material/bahan, pekerja dan input yang lain menjadi output yang berupa
produk dan digerakkan oleh manajemen.

Strategi respons terhadap permintaan konsumen didefinisikan sebagai bagaimana


cara suatu perusahaan industri manufaktur akan memberikan tanggapan atau respons
terhadap permintaan konsumen. Pada dasarnya strategi respons terhadap permintaan
konsumen dibagi dalam lima kategori yaitu :

1. Design-to-Order (Engineer-to-Order)
2. Make-to-Order
3. Assemble-to-Order
4. Make-to-Stock
5. Make-to-Demand

a. Definisi sistem produksi

System menurut kamus webstem merupakan satu kesatuan yang kompleks


yang dibentuk oleh bagian-bagian yang sama untuk mencapai tujuan sama. System

11
dapat pula didefinisikan sabagai suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain dari beberapa elemen yang saling
berhubungan dengan menunjang anatar satu dengan yang lain untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

Dari definisi diatas dapat dikesimpulkan bahwa system produksi adalah


merupakan suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan
dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan
tertentu.

Sedangkan proses produksi adalah cara, metode maupun teknik-teknik untuk


pelaksanaan hal tertentu dalam, hal ini pelaksanaan perubahan manfaat dari suatu
barang.

b. Sistem produksi dalam perusahaan

System produksi dalam perusahaan terdiri atas beberapa sub,system antara lain:

1. Produk dapat diproduksikan


Berisi mengenai rencana produk yang akan diproduksi oleh perusahaan
tersebut, sehingga perusahaan dapat menentukan system produksi yang akan
dilaksanakan dan merencanakan mesin atau peralatan yang akan digunakan
untuk memproduksi produk tersebut.
2. Lokasi pabrik
Lokasi produksi harus dapat mendukung fungsi pelaksanaan kegiatan
produksi. Bila lokasi pabrik tidak dapat mendukung kegiatan produksi akan
mengahambat perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Letak fasilitas produksi
Letak fasilitas produksi akan mempengaruhi secara langsung terhadap
produktifitas perusahaan. Susunan mesin dan peralatan produksi diusahakan
menunjang pelaksanaan proses produksi dengan baik.
4. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja akan mempengaruhi produktifitas karyawan. Lingkungan
kerja terdiri dari tiga hal:
 Karyawan
 Kondisi kerja karyawan

12
 Hubungan karyawan dalam perusahaan yang bersangkutan.
5. Standar produksi yang berlaku
Standar produksi memegang peranan yang penting karena akan
mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi perusahaan dan
pemasaran.

Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem


perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau
jasa). Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup
aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang
merupakan output dari setiap organisasi industri itu.

Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan


perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal
balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Kebutuhan produksi untuk
beroperasi dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan kualitas dan
produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang
mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan baru.
Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang paling dalam,
spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti keuangan, personalia,
dan lain-lain. (Santoso, 2005: Jurnal Teknik Informatika).

Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling
berhubungan dan saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan sistem produksi
adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling
berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam
suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen tersebut antara lain adalah produk
perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi, lingkungan kerja dari para
karyawan serta standar produksi yang dipergunakan dalamperusahaan tersebut.
Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang
mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif dipasar.
(Ahyani, 1996: 8).

13
Didalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi yang saling
berkaitan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok
yang selalu dijumpai yaitu :

1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab
bagian ini    langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari
identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan
dan pengantaran produk ketangan konsumen.
2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna
pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis
sehingga kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.
3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan
dipasarkan kepada konsumen.

Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi
dengan tujuan menstranformasi input produksi menjadi output produksi yang
memiliki nilai lebih/jual. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin,
tenaga kerja, modal, dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan
produk yang dihasilkan berikut hasil sampingannya, seperti limbah, informasi,
dan sebagainya. Sistem pendukung kegiatan produksi antara lain :
a. perencanaan dan pengendalian produksi
b. pengendalian kualitas
c. penentuan standar operasi
d. penentuan fasilitas produksi
e. perawatan fasilitas produksi
f. penentuan harga pokok produksi. 
Sistem pendukung kegiatan produksi ini akan membentuk konfigurasi sistem
produksi. Keandalan dari konfigurasi sistem produksi ini akan tergantung dari
produk yang dihasilkan serta bagaimana cara menghasilkannya.
Fasilitas merupakan fixed asset (aset tetap) biasanya aktiva tetap tidak
bergerak seperti struktur gedung, mesin dan sumber daya tak nyata yang
mendukung suatu aktivitas produksi. Fasilitas bersama dengan manusia, uang,
material, dan energi menghasilkan sesuatu pada suatu aktivitas produksi serta
untuk meningkatkan kinerja produksinya.

14
Sistem produksi berhubungan dengan teori ekonomi makro, hukum
permintaan dan penawaran, peramalan permintaan, perencanaan agregat,
perencanaan dan pengendalian persediaan baik yang tradisional maupun semi
modern, serta penjadwalan produksi.
Pada makalah ini akan dibahas tentang hubungan teori ekonomi dengan sistem
produksi, sistem produksi, dan juga tentang peramalan.

2.6 Klasifikasi sistem produksi


Klasifikasi sistem produksi dibagi menjadi 5 yakni:
a. Engineer To Order (ETO)
b. Assemble To Order (ATO)
c. Make To Order (MTO)
d. Make To Stock (MTS)
e. Make To Demand (MTD)

1. Engineer to order (ETO)


Dalam ETO tidak ada yang disimpan oleh produsen bahkan dalam bentuk
desain produknya. Pembeli biasanya meminta perkiraan biaya dan waktu kepada
produsen. Jika pembeli telah memesan, pertama-tama produsen membuat desain dari
produk yang akan dibuat, menerima persetujuan dari pembeli tentang desain yang
dibuat, dan memesan bahan-bahan yang dibutuhkan. Setelah menerima bahan-bahan
yang dibutuhkan, produsen membawa komponen–komponen tersebut ke pabrik,
membuat produk, dan mengirimkannya pada pembeli. Pada strategi ini, produsen
tidak memiliki resiko apapun. Strategi ini sangat sesuai untuk produk-produk yang
baru atau sangat unik. Contoh : desain web, konsultan bangunan, industri kapal dan
pesawat, industri senjata untuk militer, konstuksi jembatan dan gedung, dan produk-
produk sejenisnya.

2. Assemble to order (ATO)


Dalam ATO seluruh bahan setengah jadi terdapat dalam gudang. Sewaktu
pembeli memesan produk, produsen dengan cepat mengolah bahan setengah jadi
dan mengirimkan produk akhir tersebut. Permintaan untuk bahan setengah jadi,
dapat diperkirakan dengan lebih akurat daripada permintaan untuk barang jadi.
Sehingga produsen lebih efisien dalam menjawab permintaan pembeli dengan

15
perkiraan dan penyimpanan bahan setengah jadi, lalu membuat produk akhir
hanya pada saat menerima pesanan dari pembeli.
3. Make to order
Dalam make-to-order, hanya desain produk dan beberapa bahan mentah
standar yang disimpan, produk ini sudah pernah dibuat sebelumnya. Pembeli
membuat spesifikasi tentang produk yang diinginkan. Produsen dapat membantu
pembeli untuk menyediakan spesifikasi tersebut. Produsen menentukan harga
produk dan waktu pengiriman disesuaikan dengan permintaan pembeli. Produsen
dan pembeli sering berdiskusi tentang alternatif untuk mengurangi biaya,
mempercepat waktu pengiriman. Jika pembeli menyetujui harga yang ditawarkan,
produsen membawa komponen-komponen ke pabrik, membuat produk,
mengirimkannya ke pembeli. Dengan strategi ini, produsen memiliki resiko yang
sangat kecil.
4. Make to stock (MTS)
Dalam make-to-stock, produsen menyimpan barang yang sudah jadi di dalam
gudang untuk pengiriman dengan segera. Produsen menentukan produk,
menyediakan bahan mentah, dan membuat barang jadi untuk disimpan. Pembeli
memesan produk jika harga dan spesifikasi telah disetujui. Karena barang jadi
sudah disimpan, maka dapat dengan segera dikirim dari tempat penyimpanan.
Sistem produksi ini digunakan untuk antisipasi pemesanan di masa depan, bukan
pemesanan saat ini. Strategi ini terutama digunakan untuk produk musiman.
Contoh : mainan, perusahaan air minum, industri pakaian yang dijual di toko,
mie instan, buku, majalah, koran,dll
5. Make to demand (MTD)
Strategi produksi ini merupakan strategi yang baru dikembangkan dalam
industri. Pada umumnya konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan
kebutuhannya tetapi tidak mau menunggu terlalu lama. Oleh karena itu
perusahaan dituntut untuk menjalankan strategi make to demand. Strategi ini
bersifat responsif terhadap pesanan konsumen atau sesuai spesifikasi tapi dapat
dilakukan dengan cepat.

16
BAB III
PEMBAHASAN PRODUK

3.1 Deskripsi produk dan bahan dasarnya


a. Bahan dasar

Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang


mengalami koagulasi. Tahu berasal dari tiongkok halnya kecap, tauco, bakpau,
dan bakso. Nama "tahu" merupakan serapan dari bahasa Hokkian (tauhu), yang secara
harfiah berarti "kedelai terfermentasi". Tahu telah dikenal di Tiongkok sejak
zaman dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An yang
merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang
mendirikan dinasti Han.

Tahu sebagai produk olahan dari kedelai mempunyai kandungan gizi yang
cukup tinggi terutama protein. Dengan demikian selain tempe, tahu dapat
dimanfaatkan sebagai sumber protein terutama protein nabati. Kandungan gizi tahu
dalam setiap 100 gr berat bahan terdiri: energi 68 kkal; 7,8g protein; 4,6 gram lemak;
1,6 gram; karbohidarat 124 mg kalsium; 63,0 mg fosfor (DKBM, 1981). Bila dilihat
dalam persentase, maka komposisi kandungan tahu adalah 70 - 90% air, 5-15%
protein, 4-8% lemak, dan 2-5% % karbohidarat.

Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk
perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai
komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi
(sebesar 85% -98%). Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan
lauk pauk hewani, seperti telur, daging dan ikan. Namun, dengan harga yang lebih
murah, masyarakat cenderung lebih memilih mengkonsumsi tahu sebagai bahan
makanan pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi. Pada tahu
terdapat berbagai macam kandungan gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori
dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E,
vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya
kerangka tulang). Dan paling penting, dengan kandungan sekitar 80% asam lemak tak
jenuh tahu tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat aman bagi

17
kesehatan jantung. Bahkan karena kandungan hidrat arang dan kalorinya yang rendah,
tahu merupakan salah satu menu diet rendah kalori.

Di balik kelezatannya, tahu menyimpan khasiat medis tersendiri. Sebuah studi


oleh tim medis dari Kanada membuktikan bahwa tahu dapat menurunkan kolesterol
jahat 6 dalam tubuh. Studi yang dipublikasikan di American Journal of Clinical
Nutrition dilakukan pada 55 orang lelaki dan perempuan usia setengah baya yang
mengidap kolesterol tinggi. Setelah mengikuti diet sehat, partisipan tersebut diikutkan
pada pola makan beragam, mulai dari kacang almond, tahu, sayuran mentah, dan jenis
makanan kedelai lain. Setelah setahun, kolesterol mereka diukur. Hasilnya, mereka
yang mengonsumsi tahu mengalami penurunan kolesterol lebih besar dibanding
kelompok pengonsumsi makanan lain. Penurunan ini dapat mencapai 10-20 persen.
Selain menurunkan kolesterol, tahu juga terbukti dapat mencegah kanker payudara.
Mereka yang mengonsumsi tahu 25 persen lebih banyak mengalami peningkatan
pembentukan estrogen dibanding yang tidak. Tekanan darah mereka juga lebih rendah
ketimbang kelompok yang tidak mengonsumsi tahu. Rahasia khasiat tahu ternyata ada
pada kandungan isoflavon yang mengandung hormon estrogen. Selain mencegah
kanker payudara, isoflavon juga memperlambat proses penuaan pada perempuan.
Isoflavon bukan hanya terkandung dalam tahu melainkan juga pada semua makanan
berbahan dasar kedelai seperti tempe, susu kedelai, kecap, dan sejenisnya.

b. Deskripsi produk
Keripik tahu seblak asli homemade. Rasa original tahu dipadukan dengan
bumbu seblak. Cocok untuk cemilan disaat santai, cocok juga untuk lauk makan
ataupun untuk dijadikan oleh-oleh. Terbuat dari tahu pilihan, rasanya lezat, gurih,
renyah dan memiliki 3 level kepedasan. Jadi pembeli bisa menentukan sendiri level
kepedasan yang mereka mau, dan juga produk ini Halal.

3.2 Proses pembuatan keripik tahu


a. Alat dan bahan
Alat :
- Pisau
- Sendok
- Kompor
- Penggorengan

18
- Spatula
- Tupperware
- Loyang
- Piring
Bahan :
- Tahu
- Tepung bumbu
- Bumbu seblak :
 Bubuk royco
 Bubuk kencur
 Bon cabe
 Daun jeruk
 Bawang putih
b. Proses pembuatan
Pengolahan keripik tahu dilakukan dengan cara penggorengan hingga tahu
bertekstur renyah layaknya keripik. Berikut langkah-langkah pengolahan keripik
tahu:

1. Goreng Tahu utuh yang telah diberi garam secukupnya hingga setengah
matang.

2. Belah di salah satu sisi tahu, kemudian keluarkan bagian putih tahu
menggunakan sendok, Jadi yang di ambil hanya bagian kulit luar tahu.

3. Balik Tahu hingga bagian cokelatnya masuk ke arah dalam.

4. Siapkan tepung instan crispy didalam wadah tertutup, kemudian masukkan


kulit tahu yang telah dibalik sebelumnya.

5. Tutup wadah, kocok hingga tahu dan tepung tercampur rata.

6. Goreng tahu yang telah tercampur dengan tepung sambil terus diaduk agar
matangnya merata. Goreng hingga garing dan kuning kecokelatan.

Untuk membuat rasa keripik tahu lebih menarik, maka tahu yang sudah
selesai di goreng akan di campurkan dengan bumbu seblak. Berikut langkah-
langkah membuat bumbu seblak:

19
1. Siapkan bubuk royco atau bisa diganti garam.

2. Sangrai bubuk kencur hingga wangi.

3. Siapkan bubuk Bon Cabe.

4. Goreng daun jeruk, kemudian di remuk hingga mejadi bagian kecil-kecil.

5. Goreng bawang putih, kemudian dihaluskan.

6. Campur semua bumbu seblak (bubuk royco, bubuk kencur, Bon Cabe, daun
jeruk, dan bawang putih), kemudian ditaburkan pada keripik tahu, aduk hingga
merata.

3.3 Terget pasar


Target pasar adalah sekumpulan pembeli yang berbagi kebutuhan yang sama
atau karakteristik dimana perusahaan putuskan layani. Untuk target pasar keripik
tahu ini yaitu semua kalangan mulai dari anak-anak hungga orang dewasa.
Target pasar mengevaluasi setiap ketertarikan segmen dalam pasar dan
memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Ada beberapa jenis strategi target
pasar, yaitu :
a. Undifferentiated marketing ( atau mass marketing ) Dengan menggunakan
strategi ini, perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen
pasar dan memenuhi keseluruhan pasar dengan satu tawaran. Maksudnya,
strategi lebih difokuskan kepada kebutuhan konsumen pada umumnya daripada
yang lain.
b. Differentiated marketing Strategi ini digunakan perusahaan untuk menargetkan
beberapa segmen pasar dan mendesain tawaran yang terpisah kepada setiap
segmen pasar. Dengan menawarkan berbagai variasi produk dan pemasaran ke
dalam segmen, perusahaan berharap untuk penjualan yang lebih tinggi dan
posisi yang lebih kuat dalam setiap segmen pasar.
c. Concentrated ( niche ) marketing Adalah strategi yang hanya fokus memasarkan
produknya pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja, sehingga pemasaran
produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi.
Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan berusaha memberikan
produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Selain itu, perusahaan lebih

20
hemat biaya baik produksi, distribusi, maupun promosi, sebab semuanya hanya
fokus pada satu atau dua kelompok saja.
d. Micromarketing Dalam strategi ini perusahaan menghasilkan produk untuk
menyesuaikan spesifik individu (individual marketing) dan lokasi tertentu (local
marketing)

21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Manajemen operasi merupakan kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui
proses transformasi input menjadi output (Heizer & Render, 2008). Salah satu produk
yang bisa dibuat seperti yang sudah dibahas diatas yaitu keripik tahu, selain bisa
memberikan nialai tambah untuk tahu, produk ini juga bisa menjadi salah satu produk
untuk diusahakan sehingga bisa menghasilkan keuntungan dikarenakan produk ini
bisa menjanjikan, dapat dilihat dari target pasarnya yaitu semua kalangan.

4.2 Saran
Semoga makala ini dapat menjadi bahan referensi mulai dari teori sampai
praktek dalam hal ini bisa menjadikan keripik tahu sebagai pilihan produk dalam
berwirausaha

22
DAFTAR PUSTAKA

Herjanto eddy. 2015. Manajemen operasi, https://books.google.co.id/books?


hl=id&lr=&id=xGgDqdl5NZEC&oi=fnd&pg=PR10&dq=manajemen+produksi+dan+op
erasi&ots=IwAmDjvLCm&sig=OkgLw2RjYXtW5X6cnHUqAeoabik&redir_esc=y#v=o
nepage&q=manajemen%20produksi%20dan%20operasi&f=false diakses pada 22
September

Hedyani, 2016, manajemen produksi dan operasi, http://repository.unpas.ac.id/5722/4/BAB


%20II.pdf diakses pada 22 sptember

Sudiro setiawan, 2018. Manajemen dan pengembangan fungsi produksi dan operasional pada
usaha pengolahan, https://media.neliti.com/media/publications/36051-ID-manajemen-
dan-pengembangan-fungsi-produksi-dan-operasional-pada-usaha-pengolahan.pdf diakses
pada 21 september

Wahyu, 2017, sejarah perkembangan manajemen operasional,


http://manajemen.febulm.ac.id/artikel-paper-jurnal/manajemen-operasi/352-sejarah-
perkembangan-manajemen-operasional?showall=1&limitstart= diakses pada 21
September

23

Anda mungkin juga menyukai