Anda di halaman 1dari 9

Review

Jurnal
Judul : An evaluation of aerobic and
anaerobic composting of banana peels
treated with different inoculums for soil
nutrient replenishment
Anggota Kelompok 1:

1. Wahyurindi (651418002)
2. Sri Devifatresia Udjulu (651418013)
3. Febrianti Thaib (651418023)
4. Budiyanto Adam (651418043)
5. Sin Tambuango (651418066)
6. Titin Andriyanti (134180135)
Isi dari Presentasi :
01 02 03
Pendahuluan Tujuan Metode

04 05
Hasil Penelitian Kesimpulan
Pendahulua
n● Uganda disebut sebagai '' Banana Republic ‘’, negara tersebut masuk diantara
20 produsen utama pisang di dunia, dengan produksi tahunan 615.000 metrik
ton. Sembilan puluh persen pisang yang dikonsumsi menghasilkan limbah
dalam jumlah besar, limbah tersebut berupa kulit pisang, batang, dan daunnya.
● Pengomposan adalah salah satu strategi pengelolaan sampah sampah organik
dengan keuntungan ekonomi dan lingkungan, karena proses tersebut mengarah
pada produk akhir yang digunakan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas
dan kesuburan tanah.
● Pengomposan limbah pisang untuk menghasilkan sumber daya pupuk yang
stabil perlu diteliti sebagai jalur pengelolaan limbah alternatif untuk mengisi
lahan, untuk potensi manfaat bagi petani miskin sumber daya di Afrika Timur.
Tujuan :
Mengevaluasi efektivitas metode
pengomposan aerobik dan anaerobik
untuk kulit pisang dan pengaruh kotoran
unggas, kotoran sapi dan cacing tanah
sebagai inokulum starter dalam
pengomposan, serta untuk mengetahui
komponen hara mineral yang dominan
pada residu pisang berbasis kompos.
Metode :
Bahan
1. • Kulit pisang segar
• Kotoran unggas
• Kotoran sapi
• Cacing tanah

Alat :
2. • Kotak busa ukuran 14cm x 30 cm x 24 cm
• Pengaturan aerobic berupa pipa ventilasi diameter 10mm
dibagian atas dab tabung suplai udara 3mm terhubung ke
pompa udara 1,5L/menit.
Metode :
Prosedur :
3. • Kulit pisang dikeringkan (kadar air sampai 60%)
• Dipotong kecil-kecil
• Formulasi penelitian :
i. Kulit pisang polos sebagai control
ii. Kulit pisang + kotoran sapi
iii. Kulit pisang + kotoran ungags
iv. Kulit pisang + cacing tanah
• Disimpan dalam suhu 40 derajat C selama 12
minggu pengaturan aerobic, bahan dibolak balik
setiap minggu
• Analisis kimia
• Analisis statistik
Hasil Penelitian :
1. Suhu
Lonjakan suhu yang lebih cepat dan lebih tinggi di bawah aerobik dibandingkan
dengan anaerobic
2. PH
Kompos juga sangat basa (pH> 9).
3. Kandungan nutrisi
• N dan K yang tinggi berkisar 2,04–2,18% dan 12,2–13,9% di bawah aerobik
dan 1,84–2,09 dan 10,44–11,86% di bawah pengomposan anaerobic
• Nutrisi lain cukup rendah: P (<0,39%), Ca (<0,46%), dan Mg (<0,39%) pada
kedua kondisi pengomposan.
4. Rasio C/N
Konsentrasi TC awal berkisar 33,0-38,5%, menurun di semua perlakuan sebagai
kompos berkembang menjadi antara 22,0% dan 22,5% di bawah aerobik dan
23,2–26,8% dalam kondisi anaerobik, pada akhir pengomposan.
Kesimpulan
• Penguraian kulit pisang dan mineralisasi nutrisi lebih cepat dan lebih tinggi
dalam kondisi aerobik dan inokulasi (terutama kotoran unggas)
dibandingkan dengan kondisi pengomposan anaerob dan tidak diinokulasi,
mungkin karena oksigen dan suplai nutrisi tambahan yang dapat
mendorong pertumbuhan mikroorganisme yang penting untuk mineralisasi
bahan organik.
• Kandungan kalium dan nitrogen yang tinggi dalam kompos, berpotensi
tinggi untuk kompos kulit pisang digunakan sebagai sumber hara K dan N.
• PH yang sangat basa dari kompos kulit pisang menunjukkan bahwa kompos
itu juga dapat berguna dalam perbaikan keasaman di bagian asam Uganda.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai