Kelompok 6 ITP B
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Dan harapan kami semoga makalah yang berjudul “Karakteristik kerupuk dari
tepung jagung pulut (Zaemays L)” ini, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar manjadi lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
mata kuliah Teknologi Pengolahan Jagung Dr. Ir Musrowati Lasindrang, M.P
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
2.1 Apa itu jagung?...................................................................................1
2.2 Apa itu kerupuk tepung jagung pulut?................................................1
2.3 BagaimanaSifatFisikKandunganGiziDanAmilosaJagungPulut?.........1
2.4 Apa JenisTepungJagungYangDiGunakanPadaPembuatanKerupuk?..1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1
3.1 Mengetahui apa itu jagung..................................................................1
3.2 Mengetahui tentang kerupuk tepung jagung pulut..............................1
3.3 Menegetahui sifat fisik kandungan gizi dan amilosa jagung pulut.....1
3.4 Mengetahui jenis tepung jagung yang digunakan...............................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jagung............................................................................................2
2.2 Kerupuk Tepung Jagung Pulut........................................................................3
2.3 Sifat Fisik Kandungan Gizi Dan Amilosa Jagung Pulut.................................4
2.4 Jenis Tepung Jagung Yang Di Gunakan Pada Pembuatan Kerupuk...............6
2.4.1 Jagung Hibrida..................................................................................6
2.4.2 Jagung Pulut......................................................................................6
2.5 Karakteristik Fisikokimia Jagung Pulut...........................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................10
Daftar Pustaka.................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Jagung ketan atau jagung pulut merupakan salah satu jenis jagung yang
memiliki karakter spesial yaitu pulut/ketan. Jagung ini disebut pulut/ketan karena
lengket dan pulen seperti ketan ketika di rebus (kandungan amilopektin tinggi). Jagung
ketan ditemukan di China pada awal tahun 1900 dengan karakter endosperm berwarna
kusam seperti lilin (waxy). Karakter waxy disebabkan adanya gen tunggal waxy (wx)
bersifat resesif epistasis terletak pada kromosom sembilan. Secara fenotif endosperm
jagung ketan yang berwarna kusam, dapat dibedakan dengan jelas dengan jagung jenis
lain pada saat kadar air biji 16% atau kurang dari 16%.
Endosperm jagung ketan yang homozigot (wx) dapat menghasilkan
amilopektin hingga 100%. Karakter unik lain yang dimiliki oleh jagung ketan adalah
akan menghasilkan warna merah-kecoklatan apabila endosperma biji yang
mengandung amilopektin dilukai dan diberi larutan iodine. Kandungan endosperm
jagung nonwaxy (terdiri dari amilopektin dan amilosa dengan kadar yang bervariasi)
diberi larutan potassium iodine akan berwarna biru sampai hitam.
Salah satu produk makanan yang potensial baik dari segi proses produksi
maupun pemasaran adalah kerupuk. Kerupuk adalah produk yang dibuat dari
campuran tepung tapioka dan tepung lainnya dengan atau tanpa penambahan, Contoh
produk olahan jagung adalah kerupuk. Tahapan utama pembuatan kerupuk adalah
persiapan, processing, supply, pemotongan, penebaran, pengeringan, sortasi, dan
pengemasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerupuk adalah jumlah
kadar air, volume pengembangan, dan desain kemasan.
Pada dasarnya kerupuk dengan kandungan amilopektin yang lebih tinggi
memiliki pengembangan yang tinggi karena pada saat pemanasan terjadi proses
gelatinisasi dan terbentuk struktur yang elastis, yang kemudian mengembang pada
tahap penggorengan. Proporsi penambahan tepung tapioka dan bahan utama yang
seimbang dapat mengembangkan kerupuk saat digoreng. Semakin mengembang
kerupuk semakin renyah dan disukai panelis.
Menurut Kusumaningrum (2009), pengembangan kerupuk setelah
digoreng dapat disebabkan oleh terbentuknya rongga-rongga udara. Air terikat pada
kerupuk ampas susu kedelai dan menguap jika telah digoreng pada suhu tinggi.
Tekanan uap yang dihasilkan akan mendesak gel pati, sehingga terbentuk produk
yang mengembang.
Selain itu pada dasarnya komponen utama yang mendominasi dalam
pembuatan kerupuk adalah pati. Pati mempunyai dua komponen utama yaitu amilosa
(fraksi larut) dan amilopektin (fraksi tidak larut). Amilopektin merupakan salah satu
komponen pati yang mempengaruhi daya kembang kerupuk. Amilopektinberfungsi
sebagai pemberi sifat renyah pada kerupuk. Kerupuk dengan kandungan amilopektin
tinggi memiliki daya kembang yang tinggi dan sifat keerenyahan yang tinggi pula.
Hali ini dikarenakan dalam proses pemanasan akan terjadi prosses gelatinisasi pati
dan akan terbentuk struktur yang elastis yang dimungkinkan untuk dapat
mengembangkan volume krupuk pada proses pemanggangan atau pemangangan
sehingga memiliki kerenyahan yang tinggi pula.
2.3 Sifat Fisik Kandungan Gizi Dan Amilosa Jagung Pulut
Sifat fisik bahan berpengaruh pada proses pembuatan beras jagung (grits). Sifat
fisik biji enam varietas lokal jagung pulut dapat di lihat pada tabel 2.
Biji jagung pulut lokal yang diidentifikasi di lapangan berwarna putih dengan
ukuran dan bobot yang bervariasi, berkisar antara 188,5-256,0 g/1.000 biji. Bentuk
biji berpengaruh terhadap proses penyosohan. Bentuk biji jagung pulut agak bulat
dengan tekstur keras. Hal ini menguntungkan dalam pelepasan kulit luar biji, semakin
besar ukuran biji semakin mudah disosoh. Biji kering jagung pulut dapat diolah
menjadi bahan setengah jadi, seperti beras jagung dan tepung. Kandungan gizi biji
jagung pulut setara dengan jagung nonpulut namun kadar amilosa dan
amilopektinnya berbeda. Kadar protein, serat kasar, lemak dan karbohidrat
memperlihatkan biji jagung pulut mempunyai kandungan gizi cukup memadai untuk
dikembangkan sebagai bahan produk olahan pangan (Tabel 3).
Kandungan amilosa jagung pulut termasuk rendah dengan kisaran 5,15-
6,94%. Komposisi amilosa dan amilopektin tidak berpengaruh nyata terhadap
kandungan gizi bahan pangan, tetapi sangat berpengaruh terhadap karakter
fisikokimianya. Sifat fisikokimia setiap varietas jagung pulut berbeda, hal ini
merupakan landasan utama dalam menentukan produk olahan yang sesuai (Suarni
2014).
Beras jagung dan tepung jagung adalah produk setengah jadi (intermediate
product). Pada proses pengolahan biji pipilan kering menjadi jagung sosoh dan
selanjutnya menjadi tepung mengalami penurunan kandungan nutrisi, terutama
protein dan lemak. Dalam proses pengolahan, kandungan dietary fiber dapat
dipertahankan dalam produk olahan (Ellench et al. 2011).
Singh et al. (2012) menginformasikan serat pangan berpengaruh terhadap
produk olahan berbasis tepung jagung. Dalam perakitan varietas unggul jagung pulut
andalan, nutrisi jagung pulut lokal dapat dijadikan rujukan (Yasin et al. 2017).
Perbandingan nutrisi jagung pulut andalan dibanding jagung pulut rujukan disajikan
pada Tabel 4.
Kisaran kadar amilosa jagung pulut andalan 3,57- 3,82%, lebih rendah
dibanding jagung pulut rujukan yang berkisar antara 4,73-7,81%. Kandungan protein
jagung pulut andalan dan rujukan relatif tidak berbeda dengan kisaran 9,28-10,02%,
demikian juga kandungan lemak dengan kisaran 3,99-4,52%. Perbandingan
kandungan amilosa dan amilopektin suatu bahan memberikan tawaran untuk
menghasilkan produk olahan yang membutuhkan sifat lengket tinggi dengan karakter
fisikokimia spesifik (Singh et al. 2005, Suarni et al. 2008).
2.4 Jenis Tepung Jagung Yang Di Gunakan Pada Pembuatan Kerupuk
Pada dasarnya jenis tepung jagung yg di gunakan pada pembuatan kerupuk itu
menggunakan dua jenis tepung jagung yaitu Jagung Hibrida dan Jagung Pulut.
1. Jagung Hibrida
2. Jagung Pulut
Jagung pulut atau ketan merupakan jenis jagung khusus yang mempunyai
citarasa enak, lebih gurih, lebih pulen dan lembut. Rasa gurih berkaitan dengan
kandungan dari amilopektin yang sangat tinggi pada jagung pulut berkisar antara 90-
99%. Hingga kini jagung pulut tetap di minati masyarakat, terutama bagi produk
pangan tradisional. Sentuhan teknologi pada pengolahan berbasis jagung pulut
menghasilkan aneka ragam produk olahan termasuk beras jagung instan, bubur
jagung instan, dan lain-lain. Selain kelebihan yang di miliki, jagung pulut lokal juga
mempunyai kelebihan salah satunya adalah produktivitas yang rendah berkisar antara
2-3 t/ha (Surani 2004).
Jagung pulut memiliki karakter fisikokimia yang berbeda dengan jagung
non pulut dan mengandung nutrisi yang memadai sehinggah berpeluang di
kembangkan mendukung diversifikasi dan industri pangan.
Pada pegamatan terhadap kerupuk menunjukan bahwa kerupuk dengan
tepung jagung pulut memiliki tekstur yang lebih renyah dan warna yang lebih terang
di bandingkan dengan kerupuk tepung jagung hibrida. Perbedaan kadar amilosa dan
amilopektin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses gelatanisasi atau
penyerapan air pada pati. Sugiyono et.al (2010) melaporkan bahwa semakin rendah
kadar amilosa maka nila setback viscosity semakin rendah.
Jagung pulut masak susu umumnya digunakan sebagai jagung rebus dan
jagung bakar dengan rasa enak dan pulen. Jagung pulut masak fisiologis diolah
menjadi produk marning, emping, dan bubur jagung (bassang). Jagung pulut yang
ada di petani dan di pasar saat ini umumnya varietas lokal bersari bebas. Penyebaran
jagung pulut di Indonesia dalam periode 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 1.
3.1 Kesimpulan
Jagung pulut memiliki karakter fisikokimia yang berbeda dengan jagung
non pulut dan mengandung nutrisi yang memadai sehinggah berpeluang di
kembangkan mendukung diversifikasi dan industri pangan. Komponen utama
yang mendominasi dalam pembuatan kerupuk adalah pati. Pati mempunyai dua
komponen utama yaitu amilosa (fraksi larut) dan amilopektin (fraksi tidak larut).
Tepung jagung pulut memiliki tekstur yang lebih renyah dan warna yang lebih
terang di bandingkan dengan kerupuk tepung jagung hibrida. Perbedaan kadar
amilosa dan amilopektin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
gelatanisasi atau penyerapan air pada pati. Pada proses pembengkakan butir pati,
molekul air membentuk ikatan hidrogen dengan gugus OH pati. Ikatan tersebut
menempati daerah melingkar, dimana lingkaran yang terbentuk oleh molekul
amilosa lebih besar dibanding molekul amilopektin.
3.2 Saran
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, dan kami juga
butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih
baik. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen mata kuliah Teknologi
Pengolahan Jagung Dr. Ir Musrowati Lasindrang, M.P yang telah memberikan
kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri untuk negara dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA