Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ARGONOMI

Disusun Oleh:
Jihan Adisty Simbolon (190310090)
Pemuliaan Tanaman

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktikum Pemuliaan
Tanaman” tepat pada waktunya. Tujuan penulisan Laporan Praktikum ini untuk
memenuhi “Tugas Laporan Akhir Praktikum Pemuliaan Tanaman” agar kami juga dapat
memahami lebih jelas mengenai berbagai keragaman tanaman serta bagaimana cara
melakukan persilangan pada berbagai tanaman.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah


Pemuliaan Tanaman Ibu DR. Laila Nazirah, SP.MP. dan semua pihak yang telah
membantu saya dalam penyusunan laporan ini hingga selesai tepat pada waktunya.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan serta pemahaman mengenai keragaman
serta hibridisasi dan bermanfaat untuk semua pihak, baik dari pihak penyusun maupun
pihak pembaca.
Saya sangat menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan selanjutnya.

Lhokseumawe, 05 Januari 2020


Penulis,

Jihan Adisty Simbolon


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Percobaan ..........................................................................1
1.2. Tujuan Percobaan........................................................................................3
METODELOGI.................................................................................................4
I. Bahan dan Alat...............................................................................................4
II. Cara Kerja.....................................................................................................4
BAB III. PEMBAHASAN...............................................................................6
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................7
4.1 Kesimpulan...................................................................................................7
4.2 Saran.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara)
juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai
penghasil bahan farmasi.

Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Tengah,


Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Madura, D.I Yogyakarta, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Utara dan Madura. Khusus di daerah Jawa Timur dan Madura,
budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan
iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhan jagung. Secara umum, jagung
memiliki kandungan gizi dan vitamin. Di antaranya kalori, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, mengandung banyak vitamin. Sebagai sumber karbohidrat
utama, jagung menjadi sumber pangan di beberapa daerah.

Kebutuhan jagung saat ini mengalami peningkatan dapat dilihat dari segi produksi
yang dimana permintaan pasar domestic ataupun internasional yang sangat besar
untuk kebutuhan pangan dan pakan. Sehingga hal ini memicu para peneliti untuk
menghasilkan varietas-varietas jagung yang lebih unggul guna lebih meningkatkan
produktifitas serta kualitas agar persaingan di pasaran dapat lebih meningkat. Selain
untuk pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan industry makanan,
minuman, kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi,
jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri.

Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi
usahatani komoditas tersebut. Jagung merupakan bahan baku industri pakan dan
pangan serta sebagai makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia. Dalam
bentuk biji utuh, jagung dapat diolah misalnya menjadi tepung jagung, beras jagung,
dan makanan ringan(pop corn dan jagung marning).
Jagung dapat pula diproses menjadi minyak goreng, margarin, dan formula
makanan. Perkembangan ini juga membuat penelitian mengenai karakteristik ( fisik
dan kimiawi ) semakin dinamis. Oleh karena itu penelitian yang terkait karakteristik
terus dikembangkan, seperti halnya perilaku kadar air dan tingkat kekerasan biji
jagung.

1.2. Tujuan Percobaan

 Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman jagung.


 Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.
 Untuk mengetahui hama penyakit dan gulma yang menyerang tanaman jagung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Jagung (Zea Mays L)
Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea
Mays L. Secara umum, klasifikasi dan sistimatika tanaman jagung sebagai berikut :
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Subdivisi : Angiospermae
 Kelas : Monocotyledone
 Ordo : Graminae
 Famili : Graminaceae
 Genus : Zea
 Spesies : Zea Mays L

2.2. Morfologi Tanaman Jagung (Zea Mays L)


Jagung (Zea Mays L) merupakan salah satu bahan pangan yang penting di Indonesia
karena jagung merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu,
jagung juga merupakan bahan baku industri dan pakan ternak. Kebutuhan jagung di
Indonesia untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per tahun sedangkan untuk
kebutuhan pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87% per tahun
(Roesmarkam dan Yuwono, 2002).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan


dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan
vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman
jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara
1 meter sampai 3 meter, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 meter. Tinggi
tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga
jantan.

Diantara beberapa varietas, tanaman jagung memiliki jumlah daun rata-rata 12 -18
helai. Varietas yang dewasa dengan cepat mempunyai daun yang lebih sedikit
dibandingkan varietas yang dewasa dengan lambat yang mempunyai banyak daun.
Panjang daun berkisar antara 30 - 150 cm dan lebar daun dapat mencapai 15 cm.
Beberapa varietas mempunyai kecenderungan untuk tumbuh dengan cepat.
Kecenderungan ini tergantung pada kondisi iklim dan jenis tanah ( Berger, 1962 ).
Batang tanaman jagung padat, ketebalan sekitar 2 – 4 cm tergantung pada
varietasnya. Genetic memberikan pengaruh yang tinggi pada tanaman. Tinggi
tanaman yang sangat bervariasi ini merupakan karakter yang sangat berpengaruh
pada klasifikasi karakter tanaman jagung. Biji jagung merupakan jenis serealia
dengan ukuran biji terbesar dengan berat rata-rata 250-300 mg.

Biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar yang merupakan hasil
pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung diklasifikasikan sebagai
kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung memiliki struktur embrio yang sempurna.
Serta nutrisi yang dibutuhkan oleh calon individu baru untuk pertumbuhan dan
perkembangan menjadi tanaman jagung. Pemupukan dapat meningkatkan hasil
panen jagung baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini disebabkan
pemupukan dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara, kesehatan tanaman dan
menekan perkembangan penyakit

Parameter pertumbuhan generatif yang diamati kedua ialah jumlah tongkol. Jagung
yang sudah masak dipetik dari pohonnya. Jagung yang sudah masak memiliki ciri
bijinya keras, jika ditekan dengan kuku tidak berbekas dan warnanya kuning.
Tersedianya unsur hara yang merupakan elemen esensial yang dibutuhkan tanaman,
karena apabila salah satu unsur tidak ada maka proses metabolisme dan
pertumbuhan tanaman terganggu bahkan mengakibatkan kematian. Kandungan hara
yang cukup didalam tanah akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman
jagung menjadi baik

Berkaitan dengan hal ini Poulton et al, (1989), menyatakan bahwa tanaman dalam
proses metabolismenya sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur hara terutama
unsur hara makro primer yaitu N, P, dan K dalam jumlah yang cukup dan seimbang,
baik pada fase pertumbuhan vegetatif, maupun fase generatif. Tanaman jagung
membutuhkan nitrogen sepanjang hidupnya dan sangat efektif dalam penggunaan
amonium meskipun sebagian besar diambil dalam bentuk nitrat.

METODELOGI
1. Alat dan Bahan
 Benih Jagung
 Timba
 Penggaris
 Bambu lajur
 Cangkul
 Tajak
 Parang

2. Cara Kerja
 Tahapan Budidaya Tanaman Jagung
1. Persiapan lahan
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu
penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung
dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan
tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan
terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak
lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran
drainase.

2. Penanaman
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak
tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan
pemeliharaan tanaman mudah. Jagung dapat ditanam dengan menggunakan
jarak tanam 20 cm x 40 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat
sedalam 3-4 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 1 biji jagung kemudian
lubang ditutup dengan tanah.

3. Pemupukan
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap
tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen
dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji.
Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada
semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen
dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya
saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum
tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman
setinggi lutut sampai selesai pembungaan.
4. Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan,
penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan
dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3
minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga
diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.

Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai
dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor
budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak
tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. Agar
tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma.Penyiangan dilakukan pada
umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau
merusak akar tanaman.

Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu


pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk
memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan. Tindakan pemeliharaan
lainnya yaitu pemangkasan daun. Daun jagung segar dapat digunakan sebagai
makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase
kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah
terisi penuh.

5. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah
tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan
kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang
membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek
diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada hujan terus menerus.

Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu.
Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan
yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat
dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau
menggunakan pompa air bila kesulitan air.
6. Penyakit dan Hama
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis
hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu
pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :
 Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat
tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
 Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak
ungu, karat.
 Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung
tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan
cara:
a. Penggunaan varietas bibit yang resisten
b. Penggunaan teknik-teknik agronomi
c. Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
d. Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pembahasan
1. Tinggi Batang Tanaman Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi
6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Pada
potongan melintang tanaman jagung terdapat jaringan epidermis, sklerenkim,
parenkim, dan sistem vaskular. Jagung berbentuk ruas. Ruas-ruas berjajat secara
vertikal pada batang jagung. Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar
ruas semakin berkurang (Belfield dan Brown, 2008).

Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung
umumnya tidak bercabang. Batang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat
daun dan sebagai tempat pertukaran unsur hara. Unsur hara dibawa oleh
pembuluh bernama xylem dan floem. Floem bergerak dua arah dari atas
kebawah dan dari bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju seluruh
bagian tanaman dengan bentuk cairan.

2. Jumlah Daun Tanaman Jagung


Tanaman jagung memiliki jumlah daun antara 9 sampai 48 helai, tetapi biasanya
berkisar 12-18 helai. Jumlah daun tergantung dari varietas dan umur jagung.
Tipe daun digolongkan ke dalam linear. Panjang daun bervariasi biasanya antara
30 cm dan 150 cm sedangkan lebarnya dapat mencapi 15 cm. Jumlah tangkai
daun atau pelepah daun biasanya antara 3 cm sampai 6 cm (Aak, 1993). Daun
jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan
daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk
halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel
epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman
menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

3.2 Hasil Data Pengamatan


A. Hama dan Penyakit pada Tanaman Jagung
1. Hama
a. Lalat Bibit
 Gejala daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang
mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman
menjadi kerdil atau mati.
 Penyebab lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung
kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih
mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
 Pengendalian dilakukan dengan penanaman serentak dan penerapan pergiliran
tanaman.

b. Ulat Pemotong
 Gejala tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan
bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
 Penyebab beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura,
penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerekbuah jagung
(Helicoverpa armigera).
 Pengendalian tanam serentak atau pergiliran tanaman, cari dan bunuh ulat-ulat
tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah).

2. Penyakit
a. Penyakit Bulai
 Penyebab :cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P.
philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara
lembab.

 Gejala: umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang
terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan
warna putih; umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun
berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; pada
tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.

 Pengendalian: penanaman menjelang atau awal musim penghujan; pola tanam


dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; cabut tanaman terserang
dan musnahkan.

b. Penyakit Bercak Daun


 Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
 Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan
dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga
ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna
menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua.
Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
 Pengendalian: pergiliran tanaman, mengatur kondisi lahan tidak lembab

c. Penyakit Karat
 Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw.
 Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah
kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan,
serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang.
 Pengendalian: mengatur kelembaban, menanam varietas tahan terhadap
penyakit, sanitasi kebun.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dalam proses penanaman jagung perlu diperhatikan beberapa faktor, agar tanamannya
dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal. Faktor-faktor yang
diperhatikan adalah :

 Jarak tanam
 Perbandingan antara luas lahan dan pemberian pupuk NPK
 Pengendalian hama dan penyakit

4.2. Saran

 Diharapkan alat dan perlengkapan praktikum selanjutnya lebih diperlengkap


 Diharapakan jarak lokasi praktikum dengan gedung perkulihan lebih efektif dan
efisien.
 Diharapkan informasi dari Teknisi untuk kegiatan praktikum lebih jelas

DAFTAR PUSTAKA

Singh, J., 1987. Field Manual of Maize Breeding Procedures. Indian Agricultural
Research Institute New Delhi, India.
Johnson LA. 1991. Corn: Production, Processing and atilitation. Di dalam Lorenzo KJ,
Kulp K, editor. Handboojk of Cereal Science and Technology. New York: Marcel
Dekker Inc.

Prahasta. 2009. Agribisnis Jagung. Pustaka Grafika. Bandung, hal. 1. Aksi Agribisnis
Kanisius. 1993. Seri Budidaya Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta, hal. 35.

Retno dan Darminanti. S., 2009. Pengaruh Dosis Kompos Dengan Stimulator
Tricoderma Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mas
L.).Varietas pioner – 11 Pada Lahan Kering. Jurnal BIOMA. Vol . 11. No 2. Hal 69 -75.

Poulton, J.E, Romeo, J.T & Conn, E.E. 1989. Plant Nitrogen Metabolism. Recent
Advances in Phytochemistry. Vol.23. New York: Plenum Press.

Sudjana, A., A. Rifin, dan M. Sudjadi. 1991. Jagung.Buletin Teknik No. 3. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor. Jl.
Tentara Pelajar 3 A Bogor.

Anda mungkin juga menyukai