Anda di halaman 1dari 13

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DENGAN SISTEM TUMPANG SARI

LAPORAN
OLEH :
ABEDNEGO SINAGA
210301094
AGROTEKNOLOGI-2

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DENGAN SISTEM TUMPANG SARI

LAPORAN
OLEH :
ABEDNEGO SINAGA
210301094
AGROTEKNOLOGI-2

Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen Penilaian
di Laboratorium Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh:
Asisten Korektor

(Alfitrah Salam Harahap)


NIM. 190301032

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul paper ini adalah “Budidaya Tanaman Jagung Dengan

Sistem Tumpang Sari” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti

kegiatan praktikum di Laboratorium Tanama Pangan I Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis berterimakasih kepada Dr. Nini Rahmawati, SP, M.Si ;

Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si ; dan Dr. Ir. Jonatan Ginting, MS., selaku dosen mata

kuliah Tanaman Pangan I, serta Abang dan Kakak Asisten laboratorium yang

telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun kesempurnaan

laporan ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih semoga laporan ini dapat

berguna bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

terpenting, selain gandum dan padi. Jagung merupakan salah satu serealia yang

strategis dan bernilai ekonomi serta mempunyai peluang untuk dikembangkan

karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras

juga sebagai sumber pakan (Nurlaeli et al., 2022)

Jagung (Zea mays L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi

kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat

kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain

sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.

Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini

didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan

semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia (Antoro, 2018).

Jagung (Zea mays L.) memiliki peran penting dalam pemenuhan

kebutuhan pangan nasional dan internasional setelah beras dan gandum. Jagung

merupakan tanamanyang umumnya ditanam di wilayah dataran rendah, baik di

tanah tegalan, sawah tadahhujan serta ditanam di dataran tinggi. Untuk

pengembangan jagung, penggunaan benih unggul dan bermutu tinggi menjadi

salah satu upaya yang terus dikaji dandisebarluaskan ke petani. Jagung sampai

saat ini masih merupakan komoditi strategiskedua setelah padi karena di beberapa

daerah, jagung masih merupakan bahanmakanan pokok kedua setelah beras

(Rangkuti et al ., 2015).

Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan unggulan yang

banyak diusahakan di lahan kering pada musim hujan. Budidaya tanaman jagung
2

menyebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah satu karakteristik tanaman jagung

adalah mudah tumbuh pada berbagai jenis tanah dan memiliki kemampuan

beradaptasi dengan baik sehingga tanaman berkeping satu ini dapat dibudidayakan

di dataran rendah, menengah hingga dataran tinggi (Harimurti et al ., 2018).

Jagung manis (Zea mays var. Saccharata Sturt.) dibudidayakan secara

besar besaran di Amerika Serikat dan Meksiko. Produksi jagung manis digunakan

bahan pembuatan sirup, karena mengandung zat gula yang sangat tinggi.

Sedangkan di Indonesia jagung manis baru mulai ditanam kurang lebih sekitar

tahun 2000 dan dalam beberapa tahun terakhir ini jagung manis menjadi mata

dagangan ekspor ke pasar dunia (Saputra dan Sugiharto, 2018).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui budidaya tanaman

jagung dengan sistem tumpang sari.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi

komponen penilaian di Laboratorium Tanaman Pangan I Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai

bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan

berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, batang

kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai

berikut : Kingdom : Plantae, Subkingdom : Tracheobionta, Divisi :

Spermatophyta, Kelas : Monocotyledoneae, Subkelas : Commelinidae, Ordo :

Graminae, Famili : Graminaceae, Genus : Zea, Spesies : Zea mays L. (Wis,

2021).

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m

meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah

cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang

membantu menyangga tegaknya tanaman. Jagung mempunyai akar serabut

dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau

penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio.

Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan

tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3 (Hidayah et al .,

2020).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,

namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak

tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas

terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
4

namun tidak banyak mengandung lignin (Megasari dan Nuriyadi, 2019).

Daun jagung adalah daun sempura yang memiliki bentuk memanjang.

Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu

tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada

daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma

dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam

respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Anggraini, 2019).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)

dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas

bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh

sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak

tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning

dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol (Suparno et al ., 2019).

Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada

umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif

meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat

menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas

prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih

dini daripada bunga betinanya

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun pada tanaman

jagung menghendaki tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi

optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan

tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %,
5

sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m

dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 mdpl (Dianti, 2015).

Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan

baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama

nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena

pada umumnya tanah di Indonesia miskin hara dan rendah bahan organiknya,

maka penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik (kompos maupun

pupuk kandang) sangat diperlukan (Ayuningtyas, 2019).

Curah hujan yang dikehendaki adalah antara 1000 - 2500 mm/tahun, atau

idealnya sekitar 85 - 200 mm/bulan, dengan penyinaran matahari penuh. Suhu

udara yang dikehendaki antara 21 – 34oC, tetapi untuk pertumbuhan optimum

tanaman jagung menghendaki suhu antara 23 – 27oC. Tanaman jagung

membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman

harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila

curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu

dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya selama 10 tahun ke

belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan tepat (Herlina dan

Prasetyorini, 2020).
6

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan di Lahan Pertanian Tanaman Pangan

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada

Senin, 27 Februari 2023 sampai pada hari Jumat 12 Mei 2023 pada pukul 08.00

sampai dengan selesainya praktikum pada ketinggian tempat ± 25 mdpl.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini cangkul sebagai alat

untuk menggemburkan tanah dan membersihkan gulma, caping sebagai alat untuk

penghalang sinar matahari pada kepala, gembor sebagai alat untuk menyiram

tanaman, meteran sebagai alat untuk mengukur luas lahan pada setiap kelas, tali

plastic sebagai pembatas antar kelas, pacak digunakan sebagai pematok lebar

lahan antar kelas, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, alat tulis untuk

mencatat hasil pengamatan, plang yang digunakan sebagai penanda jenis tanaman

yang ditanam pada setiap plot tanaman dalam satu kelas yang berisikan nama

tanaman yang ditanam dan buku sebagai tempat untuk menulis hasil pengamatan.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih jagung

varietas Pioneer F1 sebanyak 16/kelompok sebagai bahan tanam, pupuk kandang

yang akan digunakan sebagai campuran tanah topsoil, stik es krim yang

digunakan sebagai penanda jarak tanaman kedelai yang ditanam, top soil sebagai

media tanam dan campuran pupuk kandang, air mineral dibawa sebagai air minum

yang diminum, pupuk Urea, SP-36, dan KCl sebagai bahan untuk menambah
7

unsur hara pada tanaman agar tumbuh dan berkembang dengan baik, dan air

sebagai penambah mineral dalam tanah agar tanaman tidak mengalami

kekeringan.

Prosedur Praktikum

1. Direndam benih jagung selama ± 8 jam sebelum ditanam.

2. Dibersihkan lahan yang akan digunakan sebagai tempat penanaman

benih jagung.

3. Digemburkan lahan yang akan di tanam benih jagung yang akan

ditanam.

4. Ditanam benih jagung pada lahan yang telah disiapkan dan bersih

diantara baris tanaman kedelai.

5. Disiram tanaman dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

6. Dilakukan pengamatan jagung dengan parameter amatan tinggi

tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (mm), muncul

bunga jantan dan betina (HST), serta bobot basah akar (g), bobot

basah tajuk (g), bobot basah tongkol berkelobot (g), dan bobot basah

biomassa total (g) pada akhir pengamatan.

7. Dilakukan pemupukan pertama pada hari selasa, 14 Maret 2023 pada

semua tanaman dengan dosis urea 82,5 gram, SP-36 55 gram, dan

KCL 41,25gram.

8. Dilakukan pemupukan kedua pada tanggal 01 April 2023 pada semua

tanaman dengan dosis yang sama.

9. Dilakukan penyiangan tanaman untuk membersihkan tanaman dari

gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.


8

10. Dilakukan pemanenan pada 12 Mei 2023 yang akan digunakan

sebagai data hasil pada laporan.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, R. 2019. Identifikasi gulma pada lahan budidaya jagung (Zea mays L.)
varietas pertiwi. Agrofood, 1(2), 12-19.

Antoro, P. W. 2018. Karakteristik Agronomi Dan Hasil Beberapa Varietas


Jagung Hibrida (Zea Mays L.) (Doctoral Dissertation, Universitas
Pembangunan Nasional" Veteran" Yogyakarta).

Ayuningtyas, G. T. 2019. Penyusutan Kuantitas Dan Kualitas Benih Jagung


Pada Berbagai Lama Penyimpanan (Doctoral dissertation, Universitas
Mercu Buana Yogyakarta).

Dianti, R. 2015. Pengaruh penambahan kapur dolomit dan EM4 pada media
tanah gambut terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis (zea mays
var. Saccharata sturt) (Doctoral dissertation, IAIN Palangka Raya).

Harimurti, E. F., Munibah, K., & Sudadi, U. 2018. Pengembangan Kawasan


Budidaya Jagung Untuk Peningkatan Perekonomian Kabupaten Pemalang.
Tata Loka, 20(3), 215-231.

Herlina, N., & Prasetyorini, A. 2020. Pengaruh perubahan iklim pada musim
tanam dan produktivitas jagung (Zea mays L.) di Kabupaten Malang.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 25(1), 118-128.

Hidayah, N., Istiani, A. N., & Septiani, A. 2020. Pemanfaatan jagung (Zea mays)
sebagai bahan dasar pembuatan keripik jagung untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat di desa panca tunggal. Al-Mu'awanah: Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat, 1(1), 37-43.

Megasari, R., & Nuriyadi, M. 2019. The inventory of pests and diseases of corn
plants (Zea mays L.) and its control Inventarisasi Hama Dan Penyakit
Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan. Musamus Journal of Agrotechnology
Research, 2(1), 1-12.

Nurlaeli, N., Auliyah, M. R., & Jamal, A. 2022. Pengaruh Pemberian Poc Ekstrak
Daun Lamtoro Dan Pupuk Kandang Kuda Terhadap Pertumuhan Dan
Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L.). Jurnal Agroterpadu, 1(1),
7-12.
9

Rangkuti, K., Siregar, S., Thamrin, M., & Andriano, R. 2015. Pengaruh faktor
sosial ekonomi terhadap pendapatan petani jagung. Agrium: Jurnal Ilmu
Pertanian, 19(1).

Saputra, R. W., & Sugiharto, A. N. 2018. Keragaan Beberapa Galur Inbrida


Jagung Manis (Zea Mays L. Var. Saccharata Sturt) Generasi S6 (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).

Suparno, S., Arwizet, K., & Rahim, B. 2019. Meningkatkan Efisiensi Kinerja
Petani Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna Pada Alat Pengupas
Kulit Jagung. Jurnal Vokasi Mekanika, 1(3), 18-21.

Wis, K. 2021. Modul Taksonomi Tumbuhan Tinggi Kelas Monokotil


(Monocotyledonae) (Doctoral Dissertation, Uin Raden Intan Lampung).

Anda mungkin juga menyukai