Anda di halaman 1dari 19

i

LIMBAH JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK

MAKALAH

OLEH :
KELOMPOK 7
AGROTEKNOLOGI 1

DASAR PETRNAKAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

i
ii

Judul : Limbah Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak

Kelompok : 7 (Tujuh)

1. Annisa Sasmita Zimen (190301038)


2. Retno Prayogi (190301040)
3. Reza Azizi Rusida (190301041)
4. Mega Laila (190301042)
5. Muhammad Daffa (190301043)

AGROTEKNOLOGI 1

DASAR PETRNAKAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

ii
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul makalah ini adalah “Limbah Jerami Padi Sebagai Pakan

Ternak” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen

penilaian pada mata kuliah Dasar Peternakan Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis berterima kasih kepada Dr. Nur Jama’yah Br. Ketaren , S.Pt, M.Si

Selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Dasar Peternakan Program Studi

Agroteknologi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempatan penulis pada makalah berikutnya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga makalah ini bermanfaat

bagi pihak kita semua dan menjadi sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan.

Medan, November 2020

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Defenisi Jerami Padi ..................................................................................... 3
Kandungan Jerami Padi ................................................................................. 5
Pengolahan Limbah Jerami ........................................................................... 7
Potensi Pemanfaatan Limbah Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak ................ 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................. 13
DAFTAR ISI

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi merupakan komoditas tanaman pangan penghasil beras yang

memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Yaitu beras

sebagai makanan pokok sangat sulit digantikan oleh bahan pokok lainnya.

Diantaranya jagung, umbiumbian, sagu dan sumber karbohidrat lainnya. Sehingga

keberadaan beras menjadi prioritas utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

asupan karbohidrat yang dapat mengenyangkan dan merupakan sumber

karbohidrat utama yang mudah diubah menjadi energi. Padi sebagai tanaman

pangan dikonsumsi kurang lebih 90% dari keseluruhan penduduk Indonesia untuk

makanan pokok sehar i-hari (Saragih,2001).

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang

menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia karena mengandung

nutrisi yang diperlukan tubuh. Menurut Poedjiadi (1994), kandungan karbohidrat

padi giling sebesar 78,9 %, protein 6,8 %, lemak 0,7 % dan lain-lain 0,6 %.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi

tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut (Hariningsih, 2016).

Cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan produksi padi nasional

secara berkelanjutan adalah meningkatkan produktivitas melalui ketepatan

pemilihan komponen teknologi dengan memperhatikan kondisi lingkungan biotik,

lingkungan abiotik serta pengelolaan lahan yang optimal. Penggunaan teknologi

sistem tanam dalam budidaya padi diharapkan dapat mempengaruhi hasil

1
2

produksi, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan petanin pangan

(Makarim dan Las, 2005).

Upaya peningkatkan hasil produksi padi dapat ditunjang dengan

penggunaan varietas padi yang unggul. Varietas unggul memberikan manfaat

teknis ekonomis lebih tinggi bagi perkembangan usaha pertanian, diantaranya

pertumbuhan tanaman seragam, panen menjadi serempak, rendemen lebih tinggi,

mutu hasil lebih tinggi, dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang tinggi

terhadap gangguan hama dan penyakit serta mudah beradaptasi terhadap

lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaan input seperti pupuk dan

pestisida (Purwono dan Heni, 2007).

Pengangkutan jerami pada saat panen mengurangi tingkat kesuburan tanah

karena sebagian besar bahan organik dan unsur hara tanah diangkut ke tempat lain

sehingga dalam jangka panjang kesuburan tanah akan menurun. Pengembalian

jerami padi diharapkan dapat memperbaiki keseimbangan unsur hara sehingga

kesuburan lahan sawah dapat dipertahankan. Di Indonesia, jerami dibakar atau

diangkut ke luar lahan karena alasan untuk menghilangkan kesulitan pada saat

pengolahan tanah, untuk pakan ternak serta untuk keperluan lainnya

(Amrah, 2008).

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diperoleh dari uraian di atas yaitu:

1.Apakah yang di maksud jerami padi?

2.Apakah kandungan dari jerami padi tersebut?

3.Bagaimana cara pengolahan limbah jerami padi tersebut?

4.Mengetahui potensi pemanfaatan limbah jerami padi sebagai pakan ternak

2
3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mejelaskan pengertian

jerami padi ,mampu mengetahui kandungan yang terdapat dalam jerami padi,

mengetahui cara pengolahan limbah padi,mengetahui potensi pemanfaatan limbah

jerami padi sebagai pakan ternak.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan dari makalah ini adalah sebagai salah satu

syarat dapat memenuhi komponen penilaian pada mata kuliah Dasar Peternakan

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3
4

BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Jerami Padi

Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar

jumlahnya dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produksi jerami padi bervariasi

yaitu dapat mencapai 12-15 ton per hektar satu kali panen atau 4-5 ton bahan

kering tergantung pada lokasi dan jenis varietas padi yang digunakan

(Parakkasi,1999).

Jerami Padi merupakan salah satu pakan alternatif yang paling banyak

dipakai untuk memenuhi kekurangan hijauan pakan ternak.Namun bahan pakan

tersebut berkualitas rendah karena rendahnya kandungan nutrien dan kurang dapat

dicerna.Dengan pengolahan, daya cerna jerami Padi dapat ditingkatkan hingga 70

% dan kandungan proteinnya dapat mencapai 5 - 8 % (Herdoni, 2011).

Jerami padi adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya (gabahnya),

sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian serta

belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis.

Jerami padi selama ini hanya dikenal sebagai hasil ikutan dalam proses produksi

padi di sawah. Produksi jerami padi yang dihasilkan sekitar 50% dari produksi

gabah kering panen (Hanafi, 2008).

Jerami termasuk makanan kasar yaitu bahan makanan yang berasal dari

limbah pertanian/ tanaman yang sudah dipanen. Bila dituju dari kondisi

nutrisinya, jerami memiliki kandungan protein dan daya cerna yang rendah,

namun didalamnya memiliki sekitar 80% zat-zat yang dapat dicerna sebagai

sumber energi bagi ternak (Yunilas,2009).

4
5

Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar

jumlahnya dan belum sepenuhnya dimanfaatkan.Produksi jerami padi dalam satu

hektar sawah setiap kali panen mampu menghasilkan sekitar 10-12 ton jerami

(berat segar saat panen), meskipun bervariasi tergantung pada lokasi, jenis

varietas tanaman padi, cara potong (tinggi pemotongan) dan waktu pemotongan,

seperti pada varietas Sintanur dengan tinggi pemotongan 8 cm dari tanah dapat

menghasilkan 8-10 ton jerami segar per ha. Jerami padi yang dihasilkan ini dapat

digunakan sebagai pakan sapi dewasa sebanyak 2-3 ekor sepanjang tahun

sehingga pada lahan yang mampu panen 2 kali setahun akan dapat menunjang

kebutuhan pakan tersebut untuk 4-6 ekor (Awaluddin, 2010).

Kandungan Jerami Padi

Menurut Saha (2004) komponen terbesar penyusun jerami padi adalah

selulosa (35-50 %), hemiselulosa (20-35 %) dan lignin (10-25 %) dan zat lain

penyusun jerami padi.Selulosa dan hemiselulosa merupakan senyawa yang

bernilai ekonomis jika dikonversi menjadi gula-gula sederhana. Gula-gula hasil

konversi tersebut selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan produk-

produk bioteknologi seperti bioetanol, asam glutamat, asam sitrat dan lainnya.

Komposisi kimia jerami padi meliputi bahan kering 71,2%, protein kasar

3,9%, lemak kasar 1,8%, serat kasar 28,8%, BETN 37,1% dan TDN

40,2%. Kandungan lignin jerami berkisar 6-7% dan silikatnya 13%. Ternak yang

hanya mendapatkan jerami saja sebagai pakannya akan memiliki produktivitas

rendah ( Ensminger, 1990).

Komposisi Kimia Jerami Padi Kering Yang di Analisis Dengan Metode

Goering dan Van Soest (1970):

5
6

Jenis Inti Sel Dinding Hemiselulosa Selulosa Lignin Silika

Jerami Sel

Jerami 21 % 79% 26 % 33 % 7% 13 %

Padi

Namun di dalamnya memiliki sekitar 80% zat-zat potensial yang dapat

dicerna sebagai sumber energi bagi ternak dan kandungan protein yang rendah

menyebabkan daya cerna yang hanya 40% dan menyebabkan konsumsinya

kurang dari 2% dari bobot ternak dan juga kurang disukai oleh ternak

(komar,1984).

Kandungan protein yang rendah dengan daya cerna yang hanya 40%

menyebabkan rendahnya komsumsi bahan kering (kurang dari 2% berat badan

ternak).Hal ini jelas, tanpa penambahan konsentrat tidak mungkin dapat

meningkatkan produksi ternak, bahkan mungkin dapat menurunkan produksi.

Kendala lain yang mempengaruhi kualitas jerami adalah tingginya kandungan

lignin dan silika sehingga menyebabkan daya cerna jadi rendah (Yunilas, 2009).

Hasil penelitian devendra (1975) memperlihatkan bahwa komposisi kimia

dan fraksi serat jerami dari berbagai varietas padi di Asia adalah sebagai berikut:

Protein kasar 3,3-4,5%, serat kasar 26-33,6%, NDF 53,6-71,4%, ADF 41,3-

61,3%, selulosa 24,3-34,3%, lignin 5,5-12%, dan silica 14,8-22,7%. Data

tersebut menunjukkan bahwa tanpa perlakuan awal, jerami padi sebagai pakan

ternak mempunyai nilai gizi yang sangat rendah. Hal ini juga tercermin dari

rendahnya konsumsi dan daya cerna, serta penurunan berat badan yang drastis

dari ternak yang mengkonsumsi ransum tunggal jerami padi tanpa pengolahan.

6
7

Pengolahan Limbah Jerami

Fermentasi Jerami

Fermentasi dilakukan dengan cara menambahkan bahan yang mengandung

mikroba proteolitik, lignolitik, selulotik, lipotik, dan bersifat fiksasi nitrogen non

simbiotik contohnya: starbio, starbioplus, EM-4 dan lain-lain (Yunilas, 2009).

Pakan Ternak Fermentasi adalah pakan ternak hasil dari proses pemecahan

senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme di ubah menjadi senyawa

sederhana. Pakan ternak fermentasi sangat mudah pembuatannya. Biaya untuk

memproduksi pakan ternak ini juga sangat terjangkau. Selain itu, pakan ternak

fermentasi juga mampu membuat berat kambing semakin berbobot

(Anonim,2010).

Pembuatan fermentasi jerami dilakukan pada tempat yang terlindung dari

hujan dan sinar matahari langsung. Dimana untuk kapasitas 10 ton dapat dibuat

bangunan dengan ukuran 4 x 5 m. Lantai dasar dapat dibuat dari semen atau tanah

yang dipadatkan dan ditinggikan dari tempat sekitarnya, tanpa dinding. Bahan

bangunan menggunakan kayu atau bambu. Untuk atap dapat berupa seng atau

bahan yang tersedia di tempat, jarak lantai ke atap 3 m dan Jerami yang telah

difermentasi bisa diberikan sebagai pakan kasar bagi ternak sapi 6-8

kg/ekor/hari dengan penambahan konsentrat 1% dari berat badan ternak. Hasil

penelitian di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa pertambahan berat badan sapi

bali yang diberi jerami fermentasi lebih tinggi dibandingkan sapi yang diberi

rumput lapangan (Saribuang,2000).

7
8

Cara membuat fermentasi jerami padi yaitu (Nista,2007):

1. Sediakan silo dari bis beton disusun dua atau tiga, bila memakai drum bagian

dalam supaya dicat agar tidak berkarat,

2. Jerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan

ukuran kurang lebih 25 cm sejumlah isi silo yang ada,

3. Larutkan tetes dan urea serta Satarbio dengan air menjadi satu sesuai perbandingan

bahan-bahan di atas,

4. Siapkan terpal plastik untuk alas menjcampur antara jerami dengan campuran tets

starbio dan air,

5. Jerami yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil

disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata dan

jerami kelihatan basah,

6. Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami

dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak

supaya padat,

7. Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul

8. Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak sesuai

dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil

bahan dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat,serta

9. Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dari terik matahari

dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo.

8
9

Penyajian jerami fermentasi pada ternak sebagai berikut (Saribuang, 2000) :

1.Jerami yang telah difermentasikan dengan diangin-anginkan dapat langsung

diberikan ke ternak. Jumlah pemberiannya sama dengan pemberian hijauan pakan

yaitu sebesar 10% dari bobot badan.

2.Untuk ternak yang belum terbiasa dengan fermentasi, perlu dilatih yaitu dengan

mempuasakannya beberapa saat. Kemudian baru diberi jerami hasil fermentasi.

Supaya limbah pertanian berupa jerami padi tersebut dapat dimanfaatkan

sebagai alternatif pakan ternak maka dapat diolah dengan cara fermentasi.

Menurut (Yunilas,2009) fermentasi adalah segala macam proses metabolik

dengan bantuan enzim dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi,

reduksi hidrolisa, dan reaksi kimia lainnya sehingga terjadi perubahan kimia pada

suatu substrat organik dengan menghasilkan produk tertentu dan menyebabkan

terjadinya pembahasan sifat bahan tersebut.

Beberapa keuntungan penggunaan fermentasi jerami sebagai pakan

diantaranya adalah (Komar,1984):

1.Dapat mengurangi biaya pakan,

2.Dapat meningkatakan produksi ternak karena kualitas produksi meningkat,

3.Penggunaan pakan dan tenaga kerja lebih efisien,

4.Lingkungan kandang lebih sehat dan nyaman, karena kotoran ternak yang

dihasilkan lebih sedikit, kering dan tidak berbau.

Pengolahan jerami padi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

(Herdoni, 2011) : (1).Praktis dan ekonomis bagi usaha skala kecil, (2).Hasil

olahan harus lebih murah dan nilai gizinya lebih baik, (3).Tidak memerlukan

biaya mahal, (4).Tidak membahayakan ternak dan peternak.

9
10

Amoniasi Jerami

Amoniasi jerami padi adalah proses pengolahan jerami padi menggunakan

amonia (misalnya urea) sebagai sumber amonia dengan pemeraman pada kondisi

anaerob. Proses ini merubah tekstur jerami menjadi lunak dan rapuh sehingga

mudah dicerna. Peningkatan kandungan protein juga terjadi pada jerami amoniasi

karena peresapan nitrogen dari urea. Proses ini juga menghilangkan aflatoksin/

jamur dalam jerami (Nista, 2007).

Untuk menghasilkan jerami amoniasi yang berkualitas, maka dibutuhkan

bahan yang berkualitas pula. Bahan dasar dari pembuatan jerami amoniasi ini

adalah jerami padi yang tersisa setelah pemanenan. Jerami padi yang akan

diamoniasi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu jerami harus dalam kondisi

kering, tidak boleh terendam air sawah atau pun air hujan, dan harus dalam

keadaan baik (tidak busuk atau rusak) (Nista,2007).

Proses amoniasi bisa dilakukan dengan cara basah dan cara kering.Proses

dengan cara basah menggunakan larutan urea sedangkan cara kering urea

langsung ditaburkan pada jerami.Dengan cara kering 3-4 kg urea digunakan untuk

100 kg jerami.Pada pembuatan skala besar, jerami dimampatkan kotak kotak

cetakan.Selanjutnya jerami dimasukkan dalam wadahnya (sejenis dengan silo)

sambil ditaburi urea atau larutannya (Kartasudjana, 2001).

Jerami yang telah diamoniasi memiliki tekstur lunak dan rapuh, berwarna

coklat tua, berbau amonia dan tidak berjamur.Jika dilakukan analisa proksimat

maka kandungan protein kasarnya lebih dari 6%. Hasil amoniasi harus diangin-

anginkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada ternak. Tujuannya adalah untuk

menghilangkan amoniak dalam jerami.Untuk disimpan dalam jangka waktu yang

10
11

lama, jerami amoniasi harus dijemur atau dikeringkan 2-3 hari. Setelah kering

jerami dapat disimpan dibawah tempat teduh atau atap. Jangan sampai terkena air

hujan karena akan mengakibatkan pembusukkan. Jerami yang sudah kering dapat

disimpan selama selama 6 – 12 bulan tanpa penurunan kualitas (Nista,2007).

Hidrolisis Jerami

Perlakuan lain untuk memperbaiki kualitas jerami dilakukan dengan

hidrolisis dengan larutan basa. Larutan basa bisa dibuat dengan NaOH atau CaO.

jerami direndam dalam larutan alkali, maka ikatan antara lignin dan selulosa dan

hemiselulosa dinding sel akan terhidrolisa sehingga karbohidrat akan lebih

tersedia bagi mikroorganisme dalam rumen. Perlakuan dengan alkali juga

meningkatkan tingkat konsumsi (Nista, 2007).

Jerami direndam selama 1 hingga 2 hari dalam larutan NaOH (kaustik

soda/soda api) 15-30 g/l dan kemudian dicuci untuk menghilangkan residu

alkalinya. Proses ini meningkatkan daya cerna jerami tetapi sebagian nutrien larut

saat pencucian.Kemudian dikembangkan metode kering dengan kandungan NaOH

10-40g/l. Daya cerna jerami meningkat, dari 0,4 menjadi 0,5-0,7 (Nista, 2007).

Potensi Pemanfaatan Limbah Jerami Padi sebagai pakan ternak

Pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan sumber serat bagi

ternak ruminansia telah banyak dilakukan oleh petani dan peternak sapi potong.

Namun beberapa kendala penggunaan limbah atau jerami di anataranya rendahnya

kandungan protein dan tingginya kandungan serat sehingga mengakibatkan

penggunaan limbah tanaman pangan sebagai pakan terbatas.

Untuk memecahkan masalah tersebut, para ahli nutrisi dan pakan ternak

telah melakukan banyak penelitian di bidang teknologi pengolahan jerami untuk

11
12

meningkatkan kandungan nutrisi dan kecernaan bahan kering serta bahan organik

sehingga akan berpengaruh positif terhadap performa ternak ruminansia.

Pemeliharaan sapi dengan pemberian pakan menggunakan jerami 50% sebagai

sumber serat dan silage jagung menghasilkan performa yang baik dibandingkan

penggunaan 100% jerami (Nazli et al., 2018).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Elihasridas et al. (2018) melaporkan

pemberian amoniasi jerami padi dengan kandungan energi 70% TDN dan 12%

protein menunjukkan performa reproduksi terbaik pada sapi simental. Selain

perlakuan amoniasi, teknologi lainnya seperti fermentasi dapat dilakukan untuk

meningkatkan mutu limbah tanaman pangan. Fermentasi jerami padi dengan

kombinasi Aspergillus niger and Trichoderma mutants AA1 dapat menggantikan

penggunaan rumput gajah sebesar 20% dengan memberikan efek terhadap

konsumsi dan pertambahan berat badan yang baik (Sukaryani & Mulyono, 2019).

12
13

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Jerami Padi merupakan salah satu pakan alternatif yang paling banyak

dipakai untuk memenuhi kekurangan hijauan pakan ternak, komponen terbesar

penyusun jerami padi adalah selulosa, hemiselulosa, lignin (10-25 %) dan zat lain

penyusun jerami padi. Pengolahan jerami padi dapat dilakukan dengan tiga cara

yaitu fermentasi jerami, Amoniasi jerami dan Hidrolisis jerami. kendala

penggunaan limbah atau jerami sebagai pakan ternak di anataranya rendahnya

kandungan protein dan tingginya kandungan serat sehingga mengakibatkan

penggunaan limbah tanaman pangan sebagai pakan terbatas.

13
14

DAFTAR PUSTAKA
Amrah, M. L. 2008. Pengaruh manajemen jerami terhadap pertumbuhan dan
produksi padi sawah (Oryza sativa L.). Skripsi. Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Anonim.2010. Fermentasi Jerami untuk Pakan Sapi.BPPT Sumatera
Barat:Padang.
Awaluddin.2010. Sistem Integrasi Padi-Ternak. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan:Makassar.
Devendra C,.1975. The Utilization of rice straw by sheep.1.Optimal level in the
diet. Malays.Agric. J., 51 : 280-290.
Ensminger,M.E,.1990. Animal Science. 8th Ed. Interstate Publisher, Inc.
Dannville.
Elihasridas, M. Zain., Y. Marlida., & Andri. 2019. Effect of the Level of Energy
and Dietary Protein of Ammoniated Rice Straw on the Productivity of
Male Simmental Cattle in a Tropical Area. Pak. J. Nutr., 18 (1): 60-66.
Hariningsih, 2016. PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.)
SAWAH PADA BERBAGAI METODE TANAM DENGAN
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK Program studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Pasuruan.
Hanafi, N.D,. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Departemen
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan.
Herdoni.2011. Pengolahan Limbah Pertanian Untuk Pakan Ternak.
http://www.herdoniwahyono.com/2011/07/pengolahan-limbah-
pertanian- untuk-pakan.html. (Jumat,16 Oktober 2015).
Kartasudjana, D,. 2001. Mengawetkan Hijauan Pakan Ternak. Modul Keahlian
Budidaya Ternak.Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan..
Komar, A.1984. Teknologi Pengolahan Jerami Padi Sebagai Bahan Makanan
Ternak.Dian Grakita: Jakarta.
Makarim, A.K. dan I. Las. 2005. Terobosan Peningkatan Produktivitas Padi
Sawah Irigasi melalui Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman dan
Sumberdaya Terpadu (PTT). Badan Litbang Pertanian. Hal. 115-127.

14
15

Nista, D. 2007. Teknologi Pengolahan Pakan fermentasi jerami, amoniasi jerami,


silage, hay. UMB Press: Bandung.
Nazli, M. H., R. A. Halim., A. M. Abdullah., G. Hussin., & A.A. Samsudin. 2018.
Potential of feeding beef cattle with whole corn crop silage and rice
straw in Malaysia. Tropical Animal Health and Production, 50: 1119-
1124.
Purwono dan Heni, P. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Parakkasi, A.1999.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminant. UI Press:Jakarta.
Saribuang.2000.Pemanfaatan Probiotik dalam Fermentasi Jerami Sebagai Pakan
Sapi Bali Di Musim Kemarau.Instalasi Penelitian dan Pengkajian
Teknologi Pertanian Gowa-Gowa:Maluku.
Saragih, B. 2001. Keynote Address Ministers of Agriculture Government of
Indonesia. 2nd National Workshop On Strengthening The Development
And Use Of Hibrid Rice In Indonesia. 1:10
Sukaryani, S., & A.M.W. Mulyono. 2019. The Performance of Beef Cattle with
Feed Based on The Rice Straw Fermentation. Earth and Environmental
Science, 379: 012011.
Yunilas, Ir. 2009. Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan
Pakan Ternak Ruminansia. Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara: Medan.

15

Anda mungkin juga menyukai