TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
DEPARTEMEN ILMU BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
Jalan Alumni No.2 Kampus USU Medan 20215
Telepon: 061-8216131 Fax: 061-8213421
Laman: www.fkg.usu.ac.id
NIM : 170600030
NIP.197902252005011001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
DEPARTEMEN ILMU BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
Jalan Alumni No.2 Kampus USU Medan 20215
Telepon: 061-8216131 Fax: 061-8213421
Laman: www.fkg.usu.ac.id
NIM : 170600030
LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
DEPARTEMEN ILMU BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
Jalan Alumni No.2 Kampus USU Medan 20215
Telepon: 061-8216131 Fax: 061-8213421
Laman: www.fkg.usu.ac.id
ABSENSI ONLINE
Diskusi Kasus
Bimbingan
374 286 3615 13/12/2021 11.20 PM 13/12/2021 13.30 PM y23b78d@art.edu
Drg.Isnandar.,
Sp.BM(K)
Disadur dari:
Vaithilingam Y, Balaji TS, Rajendran S, Jude NJ, Kumar SG. Simple and
innovative method of removal of unfavourable root: Technical note. Tropicl
Doctor. 2018:48(2):146-148.
Penyaji :
Lucyana Rusida
NIM. 170600030
Dosen Pembimbing :
ABSTRAK
Ekstraksi gigi merupakan salah satu prosedur bedah mulut minor yang paling sering dilakukan.
Namun, pada beberapa situasi ekstraksi rutin dapat menjadi tantangan klinis. Pada makalah ini
akan menjelaskan dan melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah tersebut serta
penjelasan terhadap teknik sederhana dan inovatif yang melibatkan penggunaan kawat baja tahan
karat yang dibentuk seperti spiral untuk mengekstraksi akar gigi insisivus lateral kiri atas yang
miring ke palatal dengan sedikit kerusakan atau fraktur pada struktur yang berdekatan.
PENDAHULUAN
Ekstraksi atau pencabutan gigi adalah prosedur bedah mulut yang paling umum
dilakukan di klinik gigi. Pada kondisi di mana pencabutan gigi dengan menggunakan tang forcep
tidak memungkinkan, metode pencabutan gigi secara transalveolar dapat digunakan. Dalam
metode ini, struktur gigi dan tulang yang berdekatan dibuang dengan cara yang sesuai untuk
dapat memungkinkan ekstraksi gigi menggunakan forceps atau elevator. Metode ekstraksi
transalveolar ini juga terkadang memiliki resiko menyebabkan kerusakan yang tidak disengaja
pada struktur vital yang berdekatan di daerah gigi yang akan diekstraksi. Pada keadaan seperti ini
maka sebagai klinisi kita harus memerlukan penggunaan armamentarium yang umum tersedia
secara inovatif di klinik gigi. Dalam makalah ini, akan menjelaskan sebuah laopran kasus di
mana alat kawat baja anti karat yang dibentuk seperti kepang (braided stainless-steel
wire.braided) dapat digunakan untuk mengekstraksi akar gigi yang miring ke palatal dengan
adanya sedikit fraktur pada daerah yang berdekatan.
MODIFIKASI TEKNIS
Seorang wanita berusia 25 tahun datang ke klinik gigi dengan keluhan gigi seri lateral kiri
atas yang sangat sakit. Sebelumnya pasien telah menjalani perawatan saluran akar pada gigi
tersebut beberapa tahun yang lalu. Pemeriksaan intraoral menunjukkan adanya fraktur mahkota
pada gigi ini mencapai daerah servikal gigi. Sisa akar cenderung ke arah palatal karena crowding
dan adanya migrasi patologis dari gigi yang berdekatan (Gambar 1). Ekstraksi dengan
menggunakan forcep pada gigi ini dianggap tidak mungkin dilakukan karena struktur gigi yang
tidak memadai serta jalur pencabutan yang terhambat. Metode transalveolar membawa risiko
yang signifikan dari kerusakan iatrogenik yang tidak disengaja pada struktur gigi yang
berdekatan.
Gambar 1. Fraktur akar miring arah palatal pada gigi insisivus lateral rahang atas
Berdasarkan penilaian kasus, untuk mengatasi keadaan ini, maka sebuah lubang dibuat
dengan melakukan pengeboran melalui akar bucco-palatal dengan bur Tungsten Carbide 701
disertai penggunaan irigasi saline secara baik, tindakan dilakukan secara hati-hati untuk
menghindari terjadinya kerusakan pada gigi dan jaringan lunak yang berdekatan. Kawat jalinan
baja anti karat ukuran 28 gauge dengan panjang 10 cm dimasukkan dengan hati-hati melalui
lubang di sisa akar dan kemudian dipelintir. Selanjutnya akar diluksasi dengan lembut
menggunakan periotome dan gaya traksi yang lambat serta stabil diterapkan dalam menggunakan
kawat. Akar diekstraksi secara in-toto tanpa kerusakan pada gigi dan jaringan lunak yang
berdekatan (Gambar 2 dan 3). Metode ekstraksi ini dapat digunakan dalam situasi dimana
tindakan ekstraksi menggunakan forcep maupun ekstraksi secara transalveolar tidak mungkin
untuk dilakukan.
Gambar 2. Ilustrasi skematik peletakan alat braided stainless-steel wire
DISKUSI
Akses yang luas tanpa adanya penghalang atau hambatan untuk mendapatkan visualisasi
serta visibilitas yang baik merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu prosedur
ekstraksi gigi. Perhatian khusus harus diberikan selama operasi gigi secara transalveolar untuk
meminimalkan cedera pada gigi dan jaringan lunak yang berdekatan. Namun terkadang, situasi
klinis yang tidak biasa mungkin ditemui dan akan memerlukan rencana perawatan yang
disesuaikan. Krishnan menjelaskan penggunaan reamer endodontik berukuran 40 atau 50 untuk
dapat digunakan untuk mengektraksi akar palatal yang retak (unfavorable) dari gigi molar atas.
Penggunaan file-H endodontik yang dilapisi dengan semen ionomer kaca yang
dimodifikasi resin untuk menghilangkan akar palatal yang retak dengan ukuran kecil juga telah
dilaporkan berhasil pada penelitian terdahulu. Namun, sementara teknik ini hanya bisa
digunakan pada sisa akar gigi yang lebih kecil dimana hanya membutuhkan kekuatan minimal,
jalur pencabutan yang tidak terhalang sangat penting untuk keberhasilan ekstraksi. Dalam kasus
ini, akar yang lebih besar dan jalur pembuangan yang terbatas mengharuskan penggunaan
inovatif dari kawat baja anti karat 28-gauge (stainless-steel wire).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Uppal N and Hong LW. Quasi-surgical technique for easy removal of broken roots. Trop
Doct 2013; 43: 136–137.
2. Krishnan B. Removal of a fractured palatal root. Br J Oral Maxillofac Surg 2008; 46: 421. 3
3. Kannan VS, Ahamed AS, Sathyanarayanan GR, et al. A new atraumatic method of
removing fractured palatal root using endodontic H-File luted with resin modified glass
ionomer cement: a pilot study. J Pharm Bioallied Sci 2014; 6S1: S156–159.