Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENGEMBANGAN SUMBERDAYA TERNAK LOKAL

“Pemanfaatan Limbah Pertanian Jerami Amoniasi untuk Peningkatan Produktivitas Sapi


Potong”

Disusun Oleh :
AULIA RIZALDI HAFIZ HAKIM D2A021008
SYELA DWI HARTATI D2A021009
SRI LESTARI D2A021010
JEFRY KURNIAWAN D2A021011

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM STUDI MAGISTER PETERNAKAN
PURWOKERTO
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Pertanian
Jerami Amoniasi Untuk Peningkatan Produktivitas Sapi Potong” dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas pengembangan sumberdaya ternak lokal. Makalah ini bertujuan
agar pembaca memiliki wawasan yang lebih luas tentang teknologi limbah pertanian jerami
amoniasi.
Kesempatan kali ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.   Prof. Dr. Ismoyowati, S.Pt, MP selaku Dosen pengembangan sumberdaya ternak lokal, Fakultas
Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman.
2.   Semua pihak yang telah yang membantu terlaksananya penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis berharap kepada dosen maupun mahasiswa untuk memberikan saran atau
masukan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Purwokerto, 28 Agustus 2021

ii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pakan merupakan komponen terpenting dalam sektor peternakan. Pakan memegang


sekitar 60-80% dari total biaya produksi. Pakan yang diberikan kepada ternak seharusnya
memiliki kualitas yang baik sehingga ternak memiliki produktivitas yang baik pula. Menurut
Agustono et al, (2017) hijauan merupakan pakan ruminansia yang utama, sehingga penyediaan
hijauan dan kualitasnya sangat menentukan produktivitas dan perkembangan ternak ruminansia.
Kendala yang sering muncul pada peternakan sapi potong berkaitan dengan kualitas, kuantitas
dan ketersediaan hijauan disebabkan oleh beberapa faktor seperti komponen iklim, kondisi
tanah, luas lahan yang sempit serta musim kemarau yang membuat tanaman pakan untuk ternak
sulit didapatkan, terutama jenis rerumputan.
Produksi limbah pertanian sampai saat ini masih merupakan produk yang belum
dimanfaatkan secara baik, sehingga perlu dikaji kemungkinan pemanfaatannya sebagai pakan
ternak yang optimal. Limbah pertanian dapat dibedakan atas dua yaitu limbah pertanian pasca
panen dan limbah pertanian sisa industri pengolahan hasil pertanian. Salah satu limbah pertanian
pasca panen yang masih belum banyak dimanfaatkan sampai saat ini adalah jerami padi. Jerami
padi merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia, untuk mengurangi limbahnya petani
biasanya membakar jerami tersebut. Menurut Ditjen Bina Produksi Peternakan Deptan, (2004)
Jumlah jerami padi yang dapat dimanfaatkan secara nasional pada tahun 2001 adalah 92 juta ton.
Jerami padi dapat digunakan sebagai pakan ruminansia, namun jika di konsumsi tanpa di
olah jerami padi memiliki daya cerna yang rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena jerami padi
memiliki serat kasar yang tinggi. Menurut Mulijanti et al. (2014) kandungan nutrisi jerami padi
secara rinci sebagai berikut : kadar abu 19,06%, Protein kasar 6,44%, Serat kasar 29,16%, Lemak
kasar 1,13%, Ca 0,03%, P 0,48%. Teknologi pakan jerami amoniasi dapat digunakan untuk
menurunkan serat kasar, sehingga meningkatkan kecernaan jerami pada ternak ruminansia
khususnya sapi potong. Tujuan dari pengolahan jerami amoniasi selain untuk meningkatkan
kualitas kandungan nutriennya, jerami amoniasi juga dapat digunakan sebagai cadangan pakan
saat musim kemarau.

1
1.2. Tujuan

1. Mengetahui teknologi jerami amoniasi, sebagai pakan alternatif untuk meningkatkan


produktivitas sapi potong.
2. Mengetahui cara pembuatan jerami amoniasi.
3. Mengetahui dampak jerami amoniasi terhadap ternak.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jerami amoniasi
1.3 Manfaat

1. Memberikan informasi ilmiah tentang pemanfaatan limbah pertanian jerami amoniasi untuk
peningkatan produktivitas sapi potong.
2. Memberikan informasi tentang kelebihan dan kekurangan jerami amoniasi untuk meningkatkan
produktivitias sapi potong.

2
II. PEMBAHASAN

2.1. Jerami Padi

Jerami padi adalah hasil samping dari tanaman padi dan digunakan sebagai sumber
pakan untuk ternak ruminansia terutama oleh petani skala kecil di negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia. Di Indonesia, jerami banyak dimanfaatkan sebagai pakan basal ternak
ruminansia, pupuk tanaman produksi, karena sangat melimpah serta murah. Pemanfaatan
jerami sebagai pakan ternak terutama dilakukan pada saat musim kemarau dimana para
peternak sulit untuk memperoleh hijauan berkualitas tinggi.
Jerami padi merupakan limbah tanaman padi yang tersedia dalam jumlah yang relatif
lebih banyak dibandingkan dengan limbah tanaman pangan lainnya. Jerami padi mempunyai
kandungan protein 3,5-4,5%, lemak 1,4-1,75, sk 31,5-46,5%, abu 19,9-22,9%, kalsium 0,19%,
fosfor 0,1%, dan BETN 27,8-39,9% (Sugama & Budiari, 2012). Jerami merupakan bagian dari
batang tanaman padi tanpa akar yang dibuang setelah di ambil butir buahnya. Karakteristik Jerami
padi ditandai dengan rendahnya kandungan nitrogen, kalsium, fosfor, serta kandungan serat
kasarnya termasuk tinggi sehingga mengakibatkan daya cerna rendah dan konsumsinya terbatas.
Jika Jerami langsung diberikan pada ternak akan mengakibatkan daya cernanya rendah dan proses
pencernaanya menjadi lambat (Ubad Badrudin, 2011)
Ketersediaan jerami padi dalam jumlah yang cukup melimpah ini merupakan peluang
besar untuk dimanfaatkan sebagai pakan dan sumber energi bagi ternak ruminansia. Namun,
pemanfaatan jerami padi sebagai pakan memiliki faktor pembatas, yaitu tingginya serat kasar dan
rendahnya kandungan nitrogen. Rendahnya kandungan nutrisi pada Jerami padi maka pemberian
pakan jerami padi harus dilakukan dengan teknologi amoniasi, hal ini dikarenakan jerami yang
belum diamoniasi memiliki beberapa kekurangan yaitu kandungan protein rendah, serat kasar
tinggi dan kecernaan rendah (Sriyani, et al., 2016).
2.2. Pengertian Amoniasi

Amoniasi merupakan salah satu perlakuan kimiawi yang sangat populer dilakukan untuk
meningkatkan kualitas nutrisi jerami padi. Amoniasi merupakan salah satu perlakuan kimia yang
bersifat alkalis dan dapat melarutkan hemiselulosa, lignin dan silika, saponifikasi asam uronat dan
ester asam asetat, menetralisasi asam nitrat bebas serta mengurangi kandungan lignin dinding
sel. Turunnya kristalinitas selulosa akan memudahkan penetrasi enzim selulosa mikrobia rumen.
Hasil penelitian perlakuan kimiawi menunjukkan bahwa pemberian 20 g/kg urea + 20 g/kg kalsium
hidroksida dalam jerami padi mampu meningkatkan nilai gizi jerami padi seperti peningkatan

3
asupan bahan kering, daya cerna, asam lemak volatil rumen, populasi bakteri dan jamur, retensi
nitrogen dan sintesis protein mikroba (Polyorach dan Wanapat, 2015).
Amoniasi Jerami merupakan salah satu cara mengolah hasil limbah pertanian menjadi
pakan alternatif yang digunakan untuk sapi potong. Teknologi pakan amoniasi ini adalah suatu
metode yang sangat praktis dalam meningkatkan kualitas Jerami pada ternak (Ferry Lismanto
Syaiful et al., 2020).
Teknologi amoniasi jerami padi dapat mengubah tekstur jerami yang pada awalnya keras
menjadi lunak, meningkatkan kadar protein, bahan organik dan konsumsi bahan kering serta
meningkatkan nutrien tercerna. Amoniasi merupakan teknik perlakuan kimiawi dengan
penambahan unsur N dari urea yang ditambahkan pada jerami, sehingga terjadi poses
perombakan struktur jerami yang keras menjadi struktur jerami yang lunak, untuk meningkatkan
daya cerna (digestibility) dan meningkatkan jumlah jerami yang dimakan (feed intake) oleh sapi,
sehingga dapat dicerna oleh ternak dan termanfaatkan.
2.3. Manfaat Amoniasi

Proses amoniasi dilakukan dengan urea sebagai bahan kimianya untuk menghindari polusi
dan menekan biaya pembuatan serendah mungkin. Adapun keuntungan pemakaian urea untuk
amoniasi diantaranya :

a. Urea sangat mudah diperoleh,


b. Harganya relatif murah,
c. Mudah ditangani,
d. Tidak beracun,
e. memiliki kandungan nitrogen yang sangat tinggi (46%).
f. Produktivitas ternak akan meningkat karena jerami padi yang diolah dengan amonia (amoniasi),
daya cerna in-vitronnya meningkat dari 37% menjadi 73%, dan daya cerna protein 25 sampai 45%,
sehingga pertumbuhan ternak akan lebih baik.
g. Mengurangi pencemaran dan pengurasakan lingkungan. Penanganan jerami yang tidak baik
bisa menimbulkan pencemaran lingkungan, contoh jerami padi yang dibakar di sawah.
h. Merubah tekstur dan warna jerami yang semula keras berubah menjadi lunak dan rapuh
i. Warna berubah dari kuning kecoklatan menjadi coklat tua
j. Meningkatkan kadar protein, serat kasar, energi bruto (GE), tetapi menurunkan kadar bahan
ekstrak tiada nitrogen (BETN) dan dinding sel
k. Meningkatkan bahan kering, bahan organik, dinding sel, nutrien tercerna total, energi tercerna,
dan konsumsi bahan kering jerami padi
l. NH3 cairan rumen meningkat

4
m. Memberikan balan nitrogen yang positif
n. Menghambat pertumbuhan jamur
o. Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami.
p. Menambah persediaan bahan pakan dan peluang untuk meningkatkan populasi ternak
2.4. Cara Pembuatan Amoniasi Jerami Padi

Prinsip amoniasi adalah penggunaan urea sebagai sumber amoniak yang dicampurkan
dalam jerami. Amoniasi bisa dilakukan dengan cara basah dan kering. Cara basah dengan
melarutkan urea ke dalam air, kemudian dicampurkan dengan jerami. Pada cara kering, urea
langsung ditabur ke jerami secara berlapis. Pencampurannya harus dilakukandalam kondisi
hampa udara (anaerob) dan dibiarkan / disimpan selama satu bulan. Urea dalam proses amoniasi
berfungsi untuk menghancurkan ikatan-ikatan lignin, selulosa, dan silicayang terdapat pada
jerami. Sebab, ketiga komponen itu merupakan factor penyebab rendahnya daya cerna jerami.
Amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi jerami agar dapat bermanfaat bagi ternak. Proses ini
dapat menambah kadar protein kasar dalam jerami. Kadar protein kasar diperoleh dari amonia
yang terdapat dalam urea.
Amonia berperan memuaikan serat selulosa. Pemuaian selulosa akan memudahkan
penetrasi enzim selulase dan peresapan nitrogen, sehingga meningkatkan kandungan protein
kasar jerami. Jerami yang telah diamoniasi memiliki nilai energi yang lebih besar dibandingkan
jerami yang tidak diamoniasi. Sebab kandungan senyawa karbohidrat yang sederhana menjadi
lebih besar.
Amoniasi juga sangat efektif untuk membebaskan jerami dari kontaminasi
mikroorganisme dan menghilangkan aflatoksin yang ada di dalamnya. Jerami yang sudah
mengalami amoniasi akan memiliki bau yang khas ammonia Timbulnya bau amonia disebabkan
suasana basa selama proses amoniasi mengakibatkan urea yang memiliki rumus CO(NH2)2 diubah
menjadi NH3 (amonia) sehingga terserap oleh jerami padi dan menimbulkan bau amonia yang
menyengat berwarna kecoklat-coklatan mengindikasikan bahwa proses fermentasi telah
berlangsung, tekstur berubah menjadi lebih lunak tekstur jerami padi amoniasi yang lembut
dan halus disebabkan ikatan lignin, sellulosa, dan silika pada dinding jerami lepas. Semakin
lama proses fermentasi maka tekstur jerami padi amoniasi akan semakin lembut dan lunak
sehingga lebih mudah dicerna oleh mikroba rumen, tidak berjamur atau menggumpal dan pH
yang dihasilkan sekitar 8 (Fahrul Ilham et al., 2018).
Bahan yang digunakan untuk melakukan amoniasi jerami padi meliputi: jerami padi, urea, dan air.

Proses pembuatan jerami padi secara rinci mencakup beberapa tahapan, yaitu:

5
1. Timbang jerami sesuai kebutuhan kemudian dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 10
aacm.
2. Timbang urea sebanyak 6% dari bobot jerami padi, sediakan air bersih sebanding dengan
AAjumlah jerami padi. Dari jumlah tersebut 30% digunakan untuk melarutkan urea yang sudah
AAditimbang.
3. Menyiapkan wadah plastik sebagai tempat jerami padi.
4. Masukkan jerami padi yang sudah dipotong-potong kedalam plastik sehingga membentuk
aaalapisan. Setelah itu semprotkan lapisan jerami padi dengan larutan urea secara merata.
5. Setelah penumpukan jerami padi selesai, ikat plastik dengan kencang sehingga hampa udara
aadiamkan selama 21-30 hari. (Siti Rahmawati Zulaikhah et al., 2020)
3.4. Manfaat Jerami amoniasi terhadap ternak

Jerami padi mempunyai kandungan serat yang tinggi tetapi terdapat lignin dan selulosa
yang mengakibatkan kemampuan untuk mencerna serat menjadi rendah. Jerami yang diberi
perlakuan amoniasi lebih baik daripada jerami yang tidak diberi perlakuan amoniasi. Pemberiaan
perlakuan amoniasi akan meningkatkan nilai nutrien pada Jerami tersebut. Menurut Yanuartono
et al (2019) bahwa amoniasi dengan menggunakan urea dapat meningkatkan kandungan nutrien
dan memiliki kemampuan mencerna limbah serat. Serat sangat dibutuhkan oleh ternak terutama
ruminansia agar kebutuhan sehari harinya tercukupi.
Pemberiaan pakan jerami amoniasi mempunyai beberapa manfaat pada ternak. Menurut
Bata dan Sodiq (2014) bahwa pemberian jerami padi amoniasi pada ternak dengan pola
Component Feeding diberikan 2 jam setelah konsentrat, hal ini mengakibatkan pH rumen yang
tadinya asam saat makan konsentrat menjadi nyaman/ normal kembali (6,8 – 7,0). Kondisi
tersebut membuat mikroorganisme didalam rumen akan hidup dengan normal dan juga proses
pencernaan didalam rumen akan maksimal. Proses pencernaan yang maksimal juga berdampak
pada penyerapan nutrient yang optimal juga, hal tersebut membuat performan ternak baik.
Manfaat lain dari amoniasi Jerami menurut penelitian Bata et al (2016) adalah adanya
kecenderungan peningkatkan PBBH dan efisiensi pakan pada sapi yang diberi tepung daun waru
dengan dosis tinggi. Hal tersebut menandakan pemberiaan Jerami amoniasi dapat meningkatkan
performan dari sapi. Dengan performan ternak yang baik maka akan tercapainya hasil yang
optimal serta mendapatkan pendapatan yang maksimal pula.
3.5. Kelebihan dan kekurangan Jerami amoniasi

Jerami amoniasi selain mempunyai manfaat untuk meningkatkan performan dari ternak
yang diberi dapat juga berdampak pada lingkugan sekitar. Menurut penelitian Pramono (2016)
bahwa dengan pemberian pakan konvensional dan pakan tambahan yang terbuat dari silase

6
dan Jerami amoniasi pada ternak sapi mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 19
% dibandingkan dengan pemberian pakan konvensional. Hal tersebut dapat dijadikan solusi
untuk pengurangan emisi gas rumah kaca dengan pemberiaan pakan amoniasi.
Jerami amoniasi juga mempunyai beberapa kekurangan, yang pertama Jerami amoniasi
tidak direkomendasikan diberikan pada pedet. Hal tersebut karena rumen dalam saluran
pencernaan belum berkembang sempurna. Kelemahan amoniasi jerami yang lain adalah Jerami
amoniasi miskin vitamin A. Menurut Hadi (2019) bahwa pemberian amoniasi jerami tanpa
tambahan konsentrat atau bahan makanan yang mengandung vitamin A dalam jangka panjang
akan berdampak pada kesehatan mata sapi. Oleh sebab itu sebaiknya pemberian amoniasi jerami
harus dibarengi pemberian pakan tambahan atau hijauan yang mengandung vitamin A (Hadi,
2019).
Menurut Bbppkupang (2019) kegunaan dari vitamin A pada ternak sapi bermanfaat untuk
memelihara kulit, mulut, mata, pertu, dan saluran genital. Pemberiaan Pakan Jerami amoniasi saja
tanpa adanya pakan tambahan yang mengandung vitamin A akan menggangu dari ternak.
Menurut Novrizal et al (2018) sapi yang kekurangan vitamin A, D, E akan mengalami tekanan
dalam birahi dan ovulasi atau berkurangnya jumlah sel telur yang diovulasikan. Oleh sebab itu
meskipun Jerami amoniasi mempunyai kaya manfaat tetap saja pemberiannya harus ditambahkan
pakan yang mengandung vitamin.

7
III. PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1.      Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak (NH 3) sebagai bahan kimia

yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan

kadar N (proteinnya). 

2.      Jerami padi  yang telah diamonasi akan meningkakan kandungan protein dan memiliki

struktur dinding sel jerami padi yang lebih mudah dicerna.

3.      Penggunaan jerami padi amoniasi akan meningkatkan konsumsi bahan kering, kecernaan dan

memberikan respon yang baik pada ternak, sehingga pertambahan bobot badan juga akan

lebih tinggi dibandingkan penggunaan pakan jerami padi tanpa diamoniasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agustono, B., M. Lamid,A. Ma’ruf dan, M.T. Elziyad. 2017. Identifikasi Limbah Pertanian Dan
Perkebunan Sebagai Bahan Pakan Inkonvensional Di Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner
Oktober 2017, Vol.1 No.1 : 12-22

Bata, M. S. Rahayu., dan N. Hidayat. 2016. Performan Sapi Sumba Ongole (SO) yang Diberi Jerami
Padi Amoniasi dan Konsentrat yang Disuplementasi dengan Tepung Daun Waru (Hibiscus
Tiliaceus). Agripet. 16 ( 2 ) : 106-113

Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2004. Buku Statistik Peternakan Tahun 2004.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Fahrul Ilham, Muhammad Sayuti, & Tri Ananda Erwin Nugroho. (2018). Peningkatan Kualitas
Jerami Padi Sebagai Pakan Sapi Potong Melalui Amoniasi Mengunakan Urea Di Desa
Timbuolo Tengah Provinsi Gorontalo. 24.

Ferry Lismanto Syaiful, Dewa Tirta Diva, & Mahdiatul Hafizoh. (2020). Penerapan Teknologi
Amoniasi Jerami Sebagai Pakan Alternatif Sapi Potong Di Kenagarian Sungai Kunyit, Solok
Selataan. 3.

Hadi. 2019. Jenis Vitamin Yang Paling Dibutuhkan Oleh Sapi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Balitbangtan Kalimantan Selatan. BPPSDMP

Haryanto, B., I. Inounu, I.G.M. Budiarsana, dan K. Dwiyanto. 2003. Panduan teknis

http://bbppkupang.bppsdmp.pertanian.go.id/blog/post/4-jenis-vitamin-yang-paling-dibutuhkan-
oleh-sapi integrasi padi-ternak (SIPT). Departemen Pertanian.

Mulijanti, S.L, S. Tedy, Nurnayeti. 2014. Pemanfaatan Dedak Padi pada Usaha Penggemukkan Sapi
Potong di Jawa Barat. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 16 No 3. Hal. 179-187

Novrizal, R, Syafrizal, dan D. Dianti. 2018. Pengaruh Pemberian Vitamin Dan Antibiotik Pasca
Partum Terhadap Angka S/C Pada Sapi Perah Di Kota Padang Panjang. Jurnal Embrio (10) (
2 ) :63-74

Polyorach, S., and Wanapat, M. 2015. Improving The Quality Of Rice Straw By Urea And Calcium
Hydroxide On Rumen Ecology, Microbial Protein Synthesis In Beef Cattle. Journal of
Animal Physiology and Animal Nutrition 99: 449–456.

Pramono. 2016. Potensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Pada Pengelolaan Kotoran Hewan Sapi
Melalui Pemberian Pakan Tambahan. Jurnal Hutan Pulau Pulau Kecil. 1 (2) : 111-
116

Siti Rahmawati Zulaikhah, Farida Rizqi Fauziah, & Bambang Rijanto Japutra. (2020). Penyuluhan
Pembuatan Amoniasi Jerami Padi Pada Kelompok Tani Terus Jaya Dusun Cunil Desa
Pegalongan Kecamatan Patikraja. 01.

Sriyani, N. P., Ariana, N., Oka, A., & Utami, I. (2016). Pelatihan Teknologi Jerami Amoniasi Untuk
Pakan Ternak Sapi Bali Dalam Rangka Mendukung Program Simantri Pada Kelompok
Ternak “Widhya Semesti” Desa Anturan-Buleleng. Buletin Udayana Mengabdi, 15(3), 1- 5.

Sugama, I. N., & BUDIARI, N. L. G. (2012). Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan alternatif
untuk sapi Bali dara. Majalah Ilmiah Peternakan.

9
Ubad Badrudin. (2011). Teknologi Amoniasi Untuk Mengolah Limbah Jerami Padi Sebagai Sumber
Pakan Ternak Bermutu Di Desa Pabuarakan Kecamatan Bantarbolang Kabupaten
Pemalang.15.

Yanuartono, S. H. Indarjulianto., A. Purnamaningsih., Nururrozi, dan S. Raharjo. 2019. Fermentasi:


Metode untuk Meningkatkan Nilai Nutrisi Jerami Padi. Jurnal Sain Peternakan Indonesia.
14 (1) : 49 - 60

10

Anda mungkin juga menyukai