Anda di halaman 1dari 2

Induksi Kelahiran pada Sapi Perah

Induksi kelahiran merupakan suatu proses merangsang kelahiran dengan

mengunakan preparat hormon dengan tujuan ekonomis. Beberapa alasan

dilakukannya induksi kelahiran adalah :

1. Memperpendek interval kelahiran

2. Mengurangi resiko distocya melalui pencegahan ukuran foetus yang besar

3. Menghentikan kebuntingan abnormal

4. Merangsang waktu kelahiran pada induk sehingga mempercepat waktu

kebuntingan berikutnya, dimana perkawinan dan produksi susu dipengaruhi oleh

musim.

Induks kelahiran pada suatu peternakan menunjukan beberapa keuntungan

ditinjau dari segi ekonomi atau finasial, yakni :

1. Untuk suatu kelompok Sapi yang sedang menanti masa kelahiran, dimana

secara normal akan terjadi proses kelahiran dalam waktu 1 atau 2 minggu, maka

dapat dilakukan induksi kelahiran dengan menggunakan treatment hormon

PGF2α yang diberikan secara aman 3 hari sebelum pendugaan atau perhitungan

masa kelahiran. Disini perlu mendapat perhatian adalah rataan lama kebuntingan

dari induk-induk sapi tersebut.

2. Diperoleh lebih banyak anak dengan umur kelahiran dan ukuran yang

seragam pada saat waktu penjualan.

3. Memperpendek masa kebuntingan dan interval generasi kelahiran.

4. Untuk alasan kesehatan seperti kebuntingan toxemia atau ukuran fetus yang

terlalu besar.

Salah satu hormon yang biasa dipakai untuk induksi kelahiran pada sapi

perah adalah PGF2α. Nalbandov (1990) menyatakan prostaglandin berperan

dalam sinkronisasi estrus, meniadakan corpus luteum persisten dan induksi


kelahiran. Penggunaan hormon PGF2α harus tepat waktu dan tepat dosis agar

didapatkan efek yang maksimal (Toelihere, 1985). Penggunaan hormon PGF2α

pada awal atau akhir fase luteal akan menurunkan efektivitas kerja hormon

tersebut. Demikian halnya dengan penggunaan hormon tersebut diluar fase luteal

(fase folikuler) tidak dapat memberikan respon estrus pada ternak tersebut. Selain

itu, dosis yang digunakan juga harus tepat agar bisa didapatkan hasil yang

maksimal. PGF2α hanya efektif bila ada corpus luteum yang berkembang, antara

hari 7 sampai 18 dan siklus estrus (Solihati, 2005).

Daftar pustaka

Nalbandov, A. V. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas.

Terjemahan: Srigandono, B. dan Praseno. Universitas Indonesia. Jakarta

Solihati, N. 2005. Pengaruh Metode Pemberian PGF2α dalam Sinkronisasi Estrus

terhadap Angka Kebuntingan Sapi Perah Anestrus. Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran, Bandung

Toelihere, M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa, Bandung

Anda mungkin juga menyukai