Oleh:
Kelompok 6
Hamidah 170332614555
JURUSAN KIMIA
Limbah merupakan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi dari industri maupun domestik yang tidak dikehendaki lingkungan dan
tidak memiliki nilai ekonomis. Karakteristik limbah secara fisik dapat dilihat dari
warna, bau, tingkat kekeruhan, bentuk, temperatur, total solid (TS) dan total
dissolved solid (TDS). Karakteristik limbah secara kimia dapat dilihat dari
biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), dissolved
oxygen (DO), ammonia, sulfida, fenol, pH, dan logam berat. Adapun karakteristik
limbah secara biologi dapat diketahui dari banyaknya mikroorganisme yang
terkandung dalam limbah. Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat
digolongkan menjadi limbah cair, limbah padat, dan limbah gas (Wikana dan
Lautloly, 2008).
Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau
dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati atau isi perut dari pemotongan
ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada
dalam fase cair. Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas
atau berada dalam fase gas (Rinekso dkk, 2013). Adapun di antara berbagai jenis
limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah
B3. Limbah B3 merupakan semua limbah baik yang berbentuk padat, cair maupun
gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia dan juga
lingkungan akibat dari sifat-sifat yang dimiliki oleh senyawa tersebut (Setiowati
dan Furqonita, 2007). Abdurrahman (2008) menambahkan bahwa limbah
berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok diantaranya
yaitu limbah mudah meledak, limbah mudah terbakar, limbah beracun, limbah
penyebab infeksi, dan limbah korosif.
Limbah memiliki dampak negatif bagi lingkungan hidup baik pada
kesehatan maupun kelangsungan hidup masyarakat. Limbah yang di hasilkan oleh
industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah tersebut tidak
diolah dengan baik. Limbah tersebut dapat menimbulkan pencemaran seperti
timbulnya gas beracun (asam sulfida (H 2S), amoniak (NH3), methan (CH4), CO2
dan lain-lain), dapat menimbulkan penurunan kualitas udara dan kualitas air serta
terjadi kerusakan permukaan tanah (Arief, 2012). Air limbah yang berasal dari
buangan domestik atau buangan limbah cair klinis biasanya mengandung senyawa
pencemar organik yang cukup tinggi. Adapun air limbah yang berasal dari
laboratorium biasanya banyak mengandung logam berat. Oleh karena itu, air
limbah tersebut perlu dilakukan pengolahan awal secara kimia dan fisika sebelum
dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah agar tidak mencemari lingkungan
(Aldy, 2011).
BAB 3. PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan
1. Setiap jenis limbah pertanian (tahu, tempe, tebu, dll.) baik padat maupun cair
menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
2. Analisis kandungan limbah dilakukan untuk mengetahui apakah suatu limbah
berbahaya atau tidak dan juga apakah kandungan suatu limbah dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Pengelolaan limbah merupakan rekomendasi yang tepat untuk mengatasi
limbah agar aman dibuang ke lingkungan. Pengelolaan limbah yang sesuai
dapat dilakukan berdasarkan karakteristik bentuknya.
Aldy, Z.E. 2011. Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jakarta:
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.
Arief, L.M. 2012. Pengelolaan Limbah Padat di Industri. Esa Unggul, 24(1):
1-15.
Hiola, H.S.F., dan S. Nur. 2014. Parameter Kualitas Limbah Padat Rumah
Potong hewan Tamangapa Kota Makasar Senagai Bahan Baku
Pembuatan Pupuk Kompos. Bionature, 15(2): 137-141.
Munfiah, S., Nurjazuli, dan O. Setiani. 2013. Kualitas Fisik dan Kimia Air
Sumur Gali dan Sumur Bor di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II
Kabupaten Demak. Kesehatan Lingkungan Indonesia, 12(2): 154-160.