Anda di halaman 1dari 2

TOM

Marwan, et al. (2015), menyatakan bahwa total bahan-bahan organik

secara alami berasal dari proses penguraian, dekomposisi ataupun pelapukan

tumbuhan, sisa-sisa organisme hingga buangan limbah. Jumlah total bakteri

berbanding lurus dengan jumlah konsentrasi bahan organik di perairan, bahan

organik tinggi maka jumlah bakteri yang ditemukan akan tinggi pula. Menurut

Yuspita, et al. (2018) keberadaan bahan organik digunakan dalam

metabolisme mikroorganisme sebagai sumber energi dalam perkembangan

pertumbuhannya. Mengetahui total bahan oganik terlarut menurut Hawari, et al.

(2014), juga dapat menggunakan benthos sebagai indikator perubahan lingkungan

dari waktu ke waktu. Karena itu bahan organik sangat berperan penting bagi

kehidupan benthos.TOM menggambarkan kandungan total bahan organik pada

suatu perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi dan koloid (Sari,

et al., 2014). Sumber TOM dapat berasal dari pencemaran lingkungan akibat

kegiatan industri salah satunya timbal (Akbar, et al., 2016).

Bahan organik total adalah jumlah bahan organik yang terdapat dalam

substat dasar secara keseluruhan. Hal ini berhubungan dengan jenis subsrat

dasar suatu perairan (Kinasih et.al., 2015). Total bahan organik berasal dari

perairan itu seniri melalui proses penguraian pelapukan ataupun dekomposisi

tumbuh-tumbuhan, sisa-sisa organisme mati dan buangan limbah ataupun sisa

pakan yang akan terurai menjadi unsur hara jika ada bakteri (Kristiawan et.al.,

2014). Kandungan bahan organik total di perairan nilai baku mutunya berkisar

antra 0,01-30 mg/L. Apabila melebihi akan menyebabkan pencemaran bahan

organik (Supriyantini et.al., 2017). Bahan organik di perairan akan dimanfaatkan

oleh benthos sebagai bahan makanan sebagai sumber energi (Sari et.al., 2016).

Proses dekomposisi oleh mikroba akan mengalami peningkatan apabila suhu

perairan juga mengalami peningkatan (Putri et. al., 2014).


PARAFRASE

Marwan, A. H., N. Widyorini dan M. Nitisupardjo. 2015. Hubungan total bakteri


dengan kandungan bahan organik total di muara sungai Babon,
Semarang. Diponegoro Journal of Maquares. 4 (3): 170-179.
Akbar, A. S.Y.Wulandari dan L. Maslukah. 2016. Konsentrasi bahan organik total
(BOT) dan logam berat timbal (Pb) di sedimen perairan Pantai
Tasikagung, Rembang. Jurnal Oseanografi. 5(4):496 – 504.
Yuspita, N.L.E., I.D.N.N.Putra dan Y. Suteja. 2018. Bahan organik total dan
kelimpahan bakteri di Perairan Teluk Benoa, Bali. Journal of Marine and
Aquatic Sciences. 4(1): 129-140.
Sari, T.A., W.Atmodjo dan R. Zuraida. 2014. Studi bahan organik total (BOT)
sedimen dasar laut di Perairan Nabire, Teluk Cendrawasih, Papua.
Jurnal Oseanografi. 3(1): 81-86.
Hawari, A., B. Amin dan Efriyeldi. 2014. Hubungan antara bahan organik sedimen
dengan kelimpahan makrozoobenthos di perairan pantai Pandan provinsi
Sumatera Utara. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. 1 (2): 1-11.
Kristiawan, D., N.Widyorini dan Haeruddin. 2014. Hubungan total bakteri dengan
kandungan bahan organik total di muara kali wiso, jepara. MAQUARES.
3 (4): 24-33.
Kinasih, A. R.N., P. W. Purnomo dan Ruswahyuni. 2015. Analisis hubungan
tekstur sedimen dengan bahan organik, logam berat (Pb dan Cd) dan
makrozoobentos di sungai Betahwalang, Demak. MAQUARES. 4 (3): 99-
107.
Supriyantini, E., N. Soenardjo dan S. A. Nurtania. 2017. Konsentrasi Bahan
Organik Pada Perairan Mangrove Di Pusat Informasi Mangrove (PIM),
Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Oseanografi Marina. 6
(1): 1-8.
Sari, M. A., P. W Purnomo dan Haeruddin. 2016. Analisis kebutuhan oksigen untuk
dekomposisi bahan organik sedimen di kawasan mangrove Desa Bedono
Demak. MAQUARES. 5 (4): 285-292.
Putri, D. H., M. Yususf dan L. Maslukah. 2014. Sebaran kandungan bahan organik
total di Perairan Muara Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo.
OSEANOGRAFI. 3 (4): 610-617.

Anda mungkin juga menyukai