Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas air merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dan dijaga
agar dapat dimanfaatkan dengan baik, oleh kita maupun oleh generasi
kita kedepan. Khusunya untuk usaha budidaya, kualitas air suatu perairan sangatlah
menentukan keberhasilan budidaya itu sendiri. Karena hal ini secara langsung berhubungan
dengan organisme yang dibudidaya. Salah satu parameter kualitas air yang sangat berperan
dalam usaha budidaya itu sendiri yakni alkalinitas. Alkalinitas merupakan kuantitas anion
dalam perairan yang dapat menetralkan kation hidrogen sehingga tingkat keasaman suatu
perairan dapat dinetralisir Alkalinitas selain berhubungan dengan pH air tentunya sangat
berpengaruh pada tingkat produktivitas perairan.
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa
penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan buffer, alkalinitas merupakan
pertahanan air terhadap pengasaman. Alkalinitas adalah hasil reaksi-reaksi terpisah dalam
larutan hingga merupakan sebuah analisa makro yang menggabungkan beberapa reaksi.
Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO32- ), bikarbonat (HCO3- ),
hidroksida (OH-) dan borat (BO33-), fosfat (PO43-), dan sebagainya.
Alkalinitas cara titrasi dengan asam yang distandarisasi sampai titik akhir methyl
orange(MO) pada sekitar pH 4.3 dan dicerminkan sebagai mg/ L aebagai CaCO2. Sebagian
beralkalinitas tinggi juga mempunyai pH alkalin (pH>7) dan konsentrasi TDS yang tertinggi.
B. Tujuan Praktikum

Untuk menentukan alkalinitas dari sampel air.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Alkalinitas seara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu
menetralisir kemasan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran
yang menunjukkan kapasitas pem-bufferan dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion
karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion
hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan Ph. Alkalinitas biasanya
dinyatakan dalam satuan ppm(mg/I) kalsium karbonat (CaCO2). Air dengan kandungan
kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan
kandungan kurang 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada
umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20
ppm (Dewi, 2007).

Alkalinitas adalah pengukuran kapasitas air untuk menetralkan asam-asam lemah,


meskipun asam lemah atau basa lemah juga sebagai penyebabnya. Penyusun alkalinitas
perairan adalah anion bikarbonat, karbonat, dan hidroksida. Garam dari asam lemah lain
seperti : Borat, silikat, fosfat, sulfida, dan amonia juga memberikan kontribusi terhadap
alkalinitas dalam jumlah sedikit (Aquarina, 2008).

Fungsi utama alkalinitas adalah sebagai penyangga fluktuasi pH air. Semakin tinggi
alkalinitas maka kemampuan air untuk menyangga lebih tinggi sehingga fluktuasi pH
semakin rendah. Alkalinitas dan kesadahan selain berfungsi sebagai penyangga pH, ternyata
melalui kalsiumnya penting dalam memperlahankan kepekaan membransel dalam jaringan
saraf dan otot (Hidayat,2007).

Bikarbonat yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi berperan
sebagai penyangga perairan terhadap perubahan pH yang drastis. Jika basa kuat ditambahkan
kedalam perairan maka basa tersebut akan bereaksi dengan asam karbonat membentuk garam
bikarbonat dan akhirnya menjadi karbonat. Jika asam ditambahkan kedalam perairan maka
asam tersebut akan digunakan untuk mengonversi karbonat menjadi bikarbonat dan
bikarbonat menjadi asam karbonat. Hal ini dapat menjadikan perairan dengan nilai alkalinitas
total tinggi tidak mengalami perubahan pH secara drastis. Penyebab yang mempengaruhi
terjadinya penurunan pH salah satunya yaitu terhadap bahan organik dimana akibat pH yang
kurang stabil maka konsentrasi total alkalinitas juga akan terpengaruh. Hal ini disebabkan
karena pada keadaan asam banyak tersedia ion hidrogen bebas yang kemudian hidrogen
bebas tersebut akan membentuk senyawa asam dengan mengikat basa-basa bebas seperti
karbonat maupun bikarbonat yang merupakan unsur pembentuk total alkalinitas air,
akibatnya menurunkan konsentrasi total alkalinitas (Achmad, 2008).

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion karbonat
dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini
menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai
kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung
alkalinitas 20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan
asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH,
alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas
alami tidak pernah melebihi 500 mg/iter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu
tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai
kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Effendi, 2010).

Alkalinitas atau yang dikenal dengan total alkalinitas adalah konsentrasi total unsur
basa-basa yang terkandung dalam air dan biasannya dinyatakan dalam mg/l atau setara
dengan CaCO3. Ketersediaan ion basa bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO32-) merupakan
parameter total alkalinitas dalam air tambak. Unsur-unsur alkalinitas juga dapat bertindak
sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion
karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan pH menjadi
netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolisa menjadi
ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan
kembali netral. Digambarkan dalam reaksi berikut :
HCO3- H+ + CO3P2
CO32- + H2O HCO32- + OH-
Lanjut dikatakan bahwa untuk tumbuh optimal, pklankton menghendaki total alkalinitas
sekitar 80-120 ppm. Tambak yang diberi pengapuran alkalinitasnya mencapai 150-300 ppm.
konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total kesadahan air.
Di lahan, umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi
total kesadahan. (Kordi, 2007).
Kapasitas air menerima protein disebut alkalinitas. Air yang alkali atau bersifat basa
sering mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi.
Alkalinitas merupakan faktor kapasitas untuk menetralkan asam. Oleh karena kadang-kasang
penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak
menjadi asam (Achmad, 2008).

Tinggi atau rendahnya alkalinitas dalam suatu perairan tidak lepas dari pengaruh
parameter lain seperti pH, atau kesadahan. Di mana semakin tinggi alkalinitas, maka kedua
parameter tersebut akan mengikuti. konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya
dengan konsentrasi total kesadahan air. Umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi
yang sama dengan konsentrasi total kesadahan. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga
dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Unsur-unsur alkalinitas juga
dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH (Basyahudin, 2009).

Alkalinitas relatif sama jumlahnya dengan kesadahan dalam suatu perairan.


Alkalinitas juga berpengaruh terhadap pH dalam suatu perairan. Dalam kondisi basa ion
bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam
sehingga keadaan pH menjadi netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan
mengalami hidrolis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat
basa, sehingga keadaan kembali netral. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi
tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan
yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Achmad, 2008).

Alkalinitas yang terdapat dalam perairan secara langsung tidak mempengaruhi


adanya organisme akuatik, karena alkalinitas dalam, perairan berperan sebagai penetral
keasaman pHdalam perairan, kemudian pHinilah yang mempengaruhi organisme akuatik.
Alkalinitas merupakan faktor kapasitas untuk menetralkan asam. Oleh karenannya kadang-
kadang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak
menjadi asam (Lesmana, 2007).
Proses penetralan keasaman pH terjadi karena adanya ion karbonat dan ion
bikarbonat yang saling bereaksi. Dalam kondisi basa, ion bikarbonat akan membentuk ion
karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam sehingga keadaan pH menjadi
netral. Sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolisa menjadi
ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan
kembali netral (Arsyad,2010).

Besarnya pH berkisar dari 0 (sangat masam) sampai dengan 14 (sangat


basa/alkalis). Nilai pH yang kurang dari 7 menunjukkan lingkugan yang masam sedangkan
nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkali). Sedangkan ph 7 disebut netral.
Fluktuasi pH air sangat ditentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi,
maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH nya kenilai semula Sastrawijaya (2008).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan ada hari Rabu 24 Mei 2017. Bertempat diLaboratorium
Kimia Air STIKES Mandala Waluya Kendari.

3.2.Alat dan Bahan

Alat yag digunakan pada percobaanAlkalinitas yaitu :

1. Beker gelas
2. Pipet volume
3. Labu takar

Bahan yag digunakan pada percobaanAlkalinitas yaitu :

1. Air suling
2. Indicator fenoltalein
3. indicator metil orange
4. NaOH

3.3.Prosedur

1.Dipipet 50 ml sampel ke dalam labu erlenmeyer dan tambahkan 2-3 tetes indicator pp

2. Jika warna pink terliht, titrasi dengan H2SO4 0.02 N hingga warna ink menghilang atau pH
mencapai 8.3. Dicatat volume H2SO4 yang dibutuhkan.

3. Ditambahkan 2-3 tetes indicator metil orange dan dilanjutkan titrasi hingga warna kuning
berubah menjadi orange. Dicatat volume H2SO4 yang dibutuhkan.

4. Jika warna pink tidak muncul setelah penambahan indicator p secara terus menerus
lakukan titrasi potensiometri untuk Ph terpilih menggunakan volume sampel yang sesuai.
Titrasi hingga titik akhir pH
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


4.2. Pembahasan

Alkalinitas merupakan bagian kapasitas air yang menetralkan tambahan asam yang
tanpa penurunan nilai dari pH larutan air dimana sangat berpengaruh pada tinkat
produktivitas perairan. Dimana alkalinitas merupaan bagian hasi reaki-reaksi terpisah dalam
bagian larutan menjadi sebuah analisa makro yang dimana dapat digabungkan dengan
berbagi macam reaksi.

Alkalinitas ini juga merupakan bagian dari salah satu parameter kimia dalam
perairan. Dimana perairan ini dapat mempengaruhi keadaan fisik dan kualitas air itu sendiri,
yang dimana setiap orang yang berkeinginan membudidayakan ikan juga dia dapat
mengetahui tentag alkalinitas itu.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad,2008. Kimia Lingkungan.Penerbit Andi Yogyakarta.

Arsyad, 2010.Ion Bikarbonat. Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perairan. Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.

Aquarina, 2008.Alkalinitas Kualitas Air.Liberty Yogyakarta.

Basyahuddin, 2009. Metode Penelitian air. Surabaya : Usaha Nasional.

Dewi, 2007. Budidaya Ikan jilid , Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,Jakarta

Effendi, 2010. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga


Hidayat, 2007.Asiditas dan Alkalinitas, diakses dari http://enviromentalua.blogspot.com,
diakses pada 19 Mei 2010.
Lesmana, 2007. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Kordi, 2007. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan Perairan.
Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai