Anda di halaman 1dari 18

Bahan Organik

Semua bahan organik mengandung karbon (C) berkombinasi


dengan satu atau lebih elemen lainnya. Bahan organik
berasal dari tiga sumber utama yaitu (Sawyer dan McCarty,
1978):

Alam seperti fiber, minyak nabati dan hewani, lemak hewani,


alkaloid, selulosa, kanji, gula, dan sebagainya.

Sintesis yang meliputi semua bahan organik yang diproses oleh


manusia dengan teknik kimia.

Fermentasi seperti alkohol, aseton, glicerol, antibiotik, asam


yang kesemuanya diperoleh melalui aktivitas
mikroorganisme.
Bahan Organik

 Danau dan sungai


biasanya memiliki kadar
bahan anorganik terlarut
10 kali lebih besar
Sungai Kapuas daripada kadar bahan
organik.

 Kadar bahan anorganik


terlarut pada air tanah
100 kali lebih besar
daripada kadar bahan
Danau Kahuripan, Parung organik.
Bahan Organik

 Pada air laut, kadar bahan


anorganik terlarut 30.000
kali lebih besar daripada
Pesisir Pantai Natuna
kadar bahan organik.

 Sebaliknya perairan rawa


memiliki kadar bahan
organik yang lebih besar
daripada bahan anorganik
terlarut.
Rawa-rawa di Sanggau
Bahan Organik

 Selain dengan pengukuran TOC, indikasi


keberadaan bahan organik dapat diukur dengan
parameter lain seperti kebutuhan oksigen
biokimiawi (Biochemical Oxygen Demand/BOD)
dan kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical
Oxygen Demand/COD), dan TOM

 Nilai COD biasanya lebih besar dari nilai BOD,


akan tetapi hubungan ini tidak selalu demikian.
Total Organic Carbon

Total Organic Carbon (TOC) terdiri dari


bahan organik terlarut (Dissolved
Organic Carbon/DOC) dan partikulat
(Particulate Organic carbon/POC)
dengan rasio 10 : 1.
BOD

 BOD yang merupakan gambaran secara tak langsung


kadar bahan organik adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi
bahan organik menjadi karbondioksida dan air (Davis
and Cornwell, 1991).

 BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh


proses respirasi mikroba aerob yang terdapat pada botol
BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20oC selama 5
hari dalam keadaan tanpa cahaya (Boyd, 1988).
BOD

 BOD hanya menggambar bahan organik yang dapat


didekomposisi secara biologis (biodegradable).

 Bahan organik ini bisa berupa lemak, protein, kanji


(starch), glukosa, aldehida, ester, dan sebagainya.
Dekomposisi selulosa secara biologis berlangsung relatif
lambat.

 Bahan organik merupakan hasil pembusukan tumbuhan


dan hewan yang telah mati atau hasil buangan dari
limbah domestik dan industri.
Kenapa BOD5 ?

 Pada dasarnya proses oksidasi bahan organik berlangsung lama,


akan tetapi untuk kepentingan praktis, proses oksidasi dianggap
berlangsung lengkap selama 20 hari.

 Namun demikian penentuan BOD selama 20 hari dirasakan terlalu


lama, oleh karena itu BOD didasarkan pada 5 hari inkubasi, hal ini
dimaksudkan pula untuk meminimalkan pengaruh oksidasi ammonia
yang juga mengkonsumsi oksigen.

 Proses oksidasi ammonia (nitrifikasi) berlangsung pada hari ke 8 -


10.

 Pada masa inkubasi selama 5 hari diperkirakan 70 - 80 % bahan


organik telah mengalami oksidasi.
Kebutuhan Oksigen Biokimiawi
(Biochemical Oxygen Demand / BOD)

 Dekomposisi bahan organik pada dasarnya melewati 2 tahap.

 Pada tahap pertama bahan organik diuraikan menjadi bahan


anorganik.

 Pada tahap kedua bahan anorganik yang tidak stabil mengalami


oksidasi menjadi bahan anorganik yang lebih stabil seperti
ammonia mengalami oksidasi menjadi nitrit dan nitrat
(nitrifikasi).

 Pada penentuan nilai BOD hanya dekomposisi tahap pertama


yang berperan, oksidasi bahan anorganik (nitrifikasi) dianggap
sebagai pengganggu.
Dekomposisi Bahan Organik

10

8 Nitrifikasi
BOD (mg/l)

4
Dekom posisi
2 bahan organik

0
0
Waktu
BOD
 Sumber bahan organik pada perairan
alami adalah pembusukkan tanaman.
Perairan alami memiliki nilai BOD
berkisar antara 0,5 - 7,0 mg/l
(Jeffries dan Mills, 1996).

 Perairan dengan nilai BOD melebihi


10 mg/l dianggap telah mengalami Sungai di Tana Toraja
pencemaran.

 Nilai BOD limbah industri dapat


mencapai 25.000 mg/l
(UNESCO/WHO/UNEP, 1992).

 Nilai BOD limbah industri makanan


berkisar 500 - 4000 mg/l, industri
farmasi sekitar 400 - 10.000 mg/l,
industri kertas sekitar 1500 -25.000
mg/l (Rao, 1991).
Sungai di Buton
Kebutuhan Oksigen Kimiawi
(Chemical Oxygen Demand / COD)

 COD menggambarkan jumlah total oksigen yang


dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimiawi
bahan organik, baik yang bisa didegradasi
secara biologis (biodegradable) maupun yang
sukar didegradasi secara biologis (non
biodegradable), menjadi CO2 dan H2O.

 Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang


dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang
diperlukan dalam mengoksidasi air sampel
(Boyd, 1988).
COD
 Jika pada perairan terdapat bahan organik seperti
selulosa, tanin, lignin, fenol, polisakarida, benzena, dan
lain-lain yang resisten terhadap degradasi biologis maka
pengukuran nilai COD akan lebih sesuai dilakukan
dibandingkan penentuan nilai BOD.

 Pengukuran COD didasarkan pada kenyataan bahwa


hampir semua bahan organik dapat dioksidasi menjadi
karbondioksida dan air dengan bantuan oksidator kuat
(potassium dikromat/K2Cr2O7) dalam suasana asam.

 Dengan menggunakan dikromat sebagai oksidator,


diperkirakan sekitar 95 - 100 % bahan organik dapat
dioksidasi.
COD

 Meskipun demikian terdapat pula bahan organik yang


tak dapat dioksidasi dengan metode ini seperti piridin
dan bahan organik yang bersifat sangat mudah
menguap (volatile).

 Glukosa dan lignin dioksidasi dengan sempurna.

 Asam amino dioksidasi menjadi ammonia nitrogen.

 Nitrogen organik dioksidasi menjadi nitrat.


COD

 Keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam dan


juga berasal dari aktivitas rumah tangga dan industri
seperti pabrik bubur kertas (pulp) and kertas, dan
industri makanan.

 Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan


bagi kepentingan perikanan dan pertanian.

 Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya


kurang dari 20 mg/l, pada perairan tercemar bisa
melebihi 200 mg/l dan pada limbah industri bisa
mencapai 60.000 mg/l (UNESCO/WHO/UNEP, 1992).
Kandungan Bahan Organik Total
(Total Organic Matter/TOM)

 Potassium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai sebagai


oksidator pada penentuan konsumsi oksigen dalam mengoksidasi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat
atau sering pula disebut sebagai kandungan bahan organik total
(Total Organic Matter/TOM).

 Akan tetapi kemampuan oksidasi oleh permanganat sangat


bervariasi bergantung pada senyawa-senyawa yang terkandung
dalam air.

 Oksigen yang dikonsumsi dengan metode permanganat ini selalu


lebih kecil dari pada nilai BOD.

 Kondisi ini menunjukkan bahwa permanganat tidak cukup mampu


mengoksidasi bahan organik secara sempurna.
TOM

 Berdasarkan kesempurnaan proses oksidasi bahan


organik, pada penentuan nilai permanganat atau
kandungan bahan organik total (TOM), BOD, dan COD,
berturut-turut persentase bahan organik yang dioksidasi
adalah 25 %, 70 %, dan 98 % (Leithe dalam Fresenius
et al., 1988).

 Berdasarkan kemampuan oksidasi ini, penentuan nilai


COD dianggap paling baik dalam menggambarkan
keberadaan bahan organik baik yang dapat
didekomposisi secara biologis (biodegradable) maupun
yang sukar didekomposisi secara biologis (non
biodegradable).
Terima Kasih

Danke schoen

Anda mungkin juga menyukai