Anda di halaman 1dari 7

STUDI CONSTRUCTED WETLAND SEBAGAI SOLUSI PENCEMARAN

DI SUB DAS TUKAD BADUNG KABUPATEN BADUNG


PROVINSI BALI

Anisa Rachmawardani, Mohammad Sholichin, Gunawan Wibisono


Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp. (0341) 567886
email: anisarachmawardani@gmail.com

Abstrak

Pencemaran yang terjadi di Sub DAS Tukad Badung menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air akibat
kontaminasi dari air limbah domestik terhadap air sungai. Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) dipandang
mahal, namun Constructed Wetland (CW) menawarkan teknologi mudah dan murah dalam perencanaan maupun
pengoperasian sistem pengolahan air limbah domestik. Constructed wetland tipe Free Water Surface (FWS)
cocok digunakan pada sungai maupun pada pinggiran kota besar, yang sekaligus dapat digunakan sebagai
penambah keindahan kota dan sarana rekreasi. Penelitian ini membahas mengenai kinerja CW pada kondisi
polutan tertentu. Pembuatan air limbah sintetis digunakan sebagai sampel awal penelitian yang mengacu pada
besar polutan di Sub DAS Tukad Badung. Waktu tinggal hidrolis (HRT) yang digunakan adalah HRT 1 hari, 2
hari, dan 4 hari. Sedangkan polutan yang dibahas yaitu BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical
Oxygen Demand), dan fosfat (Phosphat).

Kata Kunci: Constructed Wetland, Free Water Surface, Tukad Badung

Abstract

Pollution in Tukad Badung watershed caused degradation of water quality due to contamination from domestic
wastewater to river. Waste water treatment plant is considered expensive, but Constructed Wetland (CW)
technology offers an easy and cheap in planning and operation of domestic wastewater treatment system.
Constructed wetland Free Water Surface (FWS) type is suitable in the river as well as suburbs, which is it also
can be used as addition for beauty of the city and recreational facilities. In this research discusses the
performance of CW on spesific pollutant conditions. Synthetic wastewater making is used for initial sample of
research that refers to large pollutants Tukad Badung watershed. Hydraulic Retention Time (HRT) used is 1
day, 2 days, and 4 days. While the pollutants discussed are BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical
Oxygen Demand), dan fosfat (Phosphat).

Keywords: Constructed Wetland, Free Water Surface, Tukad Badung

PENDAHULUAN pengolahan air limbah menggunakan metode


Pencemaran yang terjadi di Sub DAS constructed wetland.
Tukad Badung Hulu menyebabkan terjadinya Dalam pengaplikasiannya, constructed
penurunan kualitas air akibat kontaminasi dari wetland dimodelkan secara terpisah dengan
air limbah domestik terhadap air sungai. pemodelan secara sederhana yang bertujuan
Limbah domestik disepanjang Sub DAS Tukad untuk mengetahui efektivitas constructed
Badung Hulu dialirkan langsung ke sungai wetland menggunakan media yang
begitu saja tanpa adanya pengolahan terlebih direncanakan. Dengan pemilihan alternatif
dahulu. Sub DAS Tukad Badung Hulu constructed wetland diharapkan adanya
terindikasi mengandung BOD (Biological efektivitas penurunan polutan dalam
Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen pemodelan yang nantinya dapat dijadikan
Demand), dan fosfat (Phosphat) yang melebihi acuan pada pembangunan constructed wetland
baku mutu air kelas III. Oleh karena itu, perlu di Sub DAS Tukad Badung Hulu.
adanya perbaikan kualitas air yang salah
satunya dapat dilakukan dengan cara
TINJAUAN PUSTAKA A = Volume ferro ammonium sulfat yang
Secara umum, Constructed Wetland (CW) digunakan dalam titrasi blanko
dibedakan menjadi dua, yaitu Free Water B = Volume ferro ammonium sulfat yang
Surface (FWS) yang tampak seperti kolam atau digunakan dalam titrasi sampel air
danau, dan Sub-Surface Flow (SSF) yang dapat N = Normalitas ferro ammonium sulfat
dikemas sebagai taman. Untuk badan air 8 = Berat ekivalen oksigen
seperti sungai, akan lebih cocok bila Data-data yang diperoleh digunakan
menggunakan constructed wetland tipe free sebagai dasar melakukan analisa yang
water surface. mengacu pada studi literatur. Penyajian data
Kali ini dalam pengaplikasiannya, dalam bentuk table dan grafik, sehingga dari
constructed wetland dimodelkan secara perubahan pada masing-masing parameter
terpisah dengan pemodelan sederhana dengan dapat menggambarkan efisiensi system
besar polutan yang berbeda yang pengolahan dengan metode constructed
menggunakan air limbah sintetis sebagai air wetland.
limbah yang akan dimasukkan ke dalam Prosentase penurunan
constructed wetland dengan tujuan untuk ...................................... (4)
mengetahui besar efisiensi dari pengolahan air
limbah menggunakan metode constructed Dimana:
wetland tipe FWS. Dengan pemilihan metode C0 = konsentrasi parameter awal
constructed wetland tipe FWS diharapkan C1 = konsentrasi parameter pada effluent
adanya penurunan nilai polutan pada reaktor
pemodelan yang nantinya dapat dijadikan Prosentase penurunan tersebut dari setiap
acuan pada pembangunan constructed wetland reaktor disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
di Sub DAS Tukad Badung Hulu. sehingga dapat diketahui besarnya penurunan
Uji laboratorium dilakukan untuk masing-masing parameter.
mengetahui beberapa parameter air limbah.
Untuk itu dipilih beberapa metode pengujian di BAHAN DAN METODE
laboratorium yang akan menghasilkan data Metode yang digunakan dalam penelitian
yang diperlukan. Persiapan alat dan bahan ini adalah metode eksperimental yaitu metode
yang diperlukan untuk pengujian laboratorium dengan melakukan kegiatan rancangan di suatu
sesuai dengan prosedur yang ada. tempat tertentu dengan memodelkan rancangan
Pada pengujian BOD (Biological Oxygen di lapangan dengan skala yang lebih kecil.
Demand) metode yang digunakan adalah Rancangan pemodelan dibuat dan ditempatkan
metode Winkler. dengan ukuran 3m x 0,5m x 0,5m di
Rumus dalam menghitung nilai BOD adalah Perumahan Ikan Nila Indah, Blimbing,
sebagai berikut: Malang. Air limbah yang digunakan
merupakan air limbah sintetis berupa
DO = ............................. (1)
perbandingan antara air dan deterjen cair.
dimana, Sedangkan pengujian air limbah dilakukan di
V1 = volume Na2S2O3 yang digunakan untuk Teknik Kimia Universitas Negeri Malang.
titrasi Peralatan yang dibutuhkan dalam rancangan
Nthio= konsentrasi larutan Na2S2O3 pemodelan kali ini adalah:
V2 = volume sampel air yang diperiksa 1. Kolam constructed wetland
Dalam perhitungan nilai kadar BOD yaitu hasil 2. Terpal
perhitungan DO 0 hari dikurangi hasil 3. Bak penampung air limbah sintetis
perhitungan DO 5 hari, sehingga dapat 4. Kran air
disimpulkan dengan persamaan sebagai 5. Botol dan selang infus
berikut: 6. Pot yang sudah dilubangi
BOD = (DO0 hari–DO5 hari) ....................... (2) Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan
Sedangkan pada pengujian COD (Chemical adalah:
Oxygen Demand) metode yang digunakan 1. Tanaman akar wangi (Chrysopogon
adalah metode Spektofotometri. Zizanioides)
COD = .... (3) 2. Tanaman cattail atau lembang (Typha
Angustifolia)
dimana, 3. Tanaman papirus (Cyperus Papyrus)
4. Tanah, sebagai media tumbuh tanaman Papyrus) yang tiap-tiap jenis tanaman dibagi
5. Kerikil menjadi 2 bagian. Sehingga dalam 1 jenis
6. Air limbah sintetis tanaman memiliki 2 buah pot yang berisi
Mulai
tanaman yang sama. Keseluruhan tanaman
Literatur Studi tentang (total 6 pot tanaman) dimasukkan ke dalam
Constructed Wetland

kolam rancangan permodelan.


Penentuan Variabel dan Parameter
Penelitian:
6. Kerikil yang sudah dicuci bersih
1. Limbah Sintesis (Deterjen)
2. Hydraulic Retention Time (HRT)
3. Biological Oxygen Demand (BOD)
dimasukkan ke dalam kolam permodelan
4. Chemical Oxygen Demand (COD)
5. Fosfat
setinggi 0,2 meter.
Persiapan Alat dan Bahan
7. Kerikil yang sudah dimasukkan diratakan
ketinggiannya disepanjang permodelan
Pembuatan Permodelan
Constructed Wetland constructed wetland
Penyusunan Media Tanah,
8. Kolam permodelan constructed wetland
Kerikil, dan Tanaman pada
Permodelan Constructed
Wetland
siap digunakan dan air limbah sintetis dapat
Pengujian Laboratorium untuk
dialirkan.
Mengetahui Besar Nilai BOD,
COD, dan Fosfat dengan
Konsentrasi yang Berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penetapan Limbah Sintetis
yang akan Digunakan
Air limbah sintetis yang akan dimasukkan ke
dalam constructed wetland terlebih dahulu
Pengambilan Sampel Awal Air
Limbah Sintetis Sebelum
Melewati Constructed Wetland
diambil sampel dan diuji laboratorium untuk
mengetahui besar kandungan BOD, COD, dan
Pengaliran Constructed
Wetland fosfat sebelum melewati constructed wetland.
Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia
Kinerja Constructed Wetland Kinerja Constructed Wetland Kinerja Constructed Wetland
dengan HRT 1 hari dan Debit
4,17 ml/detik
dengan HRT 2 hari dan Debit
2,08 ml/detik
dengan HRT 4 hari dan Debit
1,08 ml/detik Universitas Negeri Malang (UM). Analisis
BOD menggunakan metode Winkler,
Pengambilan Sampel Air Limbah
Sintetis Setelah Melewati
Constructed Wetland
sedangkan untuk COD menggunakan metode
kromatometri, dan untuk pengujian fosfat
Analisis Data
menggunakan metode spektofotometri. Besar
Hasil
kandungan air limbah sintetis sebelum
Kesimpulan dan Saran melewati constructed wetland adalah BOD
Selesai
sebesar 53,06 mg/l, COD sebesar 2200 mg/l,
dan fosfat sebesar 0,85 mg/l. Dalam
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
pengaplikasiannya berdasarkan perhitungan
Dalam penelitiannya, tahapan dalam
volume dan HRT (Hydraulic Retention Time)
perancangan pemodelan constructed wetland
dari constructed wetland, diperoleh hasil debit
dapat diurut sebagai berikut:
pada HRT 1 hari adalah 4,17 ml/s, HRT 2 hari
1. Kolam permodelan constructed wetland
adalah 2,08 ml/s, dan HRT 3 hari adalah 1,04
tipe FWS (Free Water Surface) ini
ml/s.
menggunakan bahan dasar kayu yang dibentuk
1. Efisiensi Penurunan Kandungan BOD
seperti kolam dengan ukuran 3 meter x 0,5
pada Air Limbah Sintetis Setelah Melewati
meter x 0,4 meter
Rancangan Pemodelan CW.
2. Plastik tebal (atau dalam permodelan kali
Berikut penyajian hasil uji dalam bentuk tabel
ini menggunakan bahan terpal) dilapisi
dan grafik tentang besarnya perubahan
mengelilingi pada bagian dasar kolam
konsentrasi BOD pada air limbah sintetis, dari
permodelan
kondisi awal (sampel awal) hingga kondisi
3. Bak air limbah dilubangi dan dipasang kran
akhir (setelah melewati proses pengolahan
air untuk mengalirkan air limbah ke dalam
metode constructed wetland).
botol infus.
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium BOD
4. Tanaman dimasukkan dalam pot yang Parameter BOD (mg/l)
terlebih dahulu sudah dilubangi dan diberi Sampel Awal 53,06
tanah lempung sebagai media tumbuh tanaman Waktu Pengambilan Sampel Hari ke-
5. Tanaman yang berupa 10 rumpun tanaman 1 2 4
Akar Wangi (Chrysopogon Zizanioides), 4 Hasil Pengukuran Laboratorium 46,53 43,27 20,41
rumpun tanaman Cattail (Thypa Angustifolia),
dan 4 rumpun tanaman Papirus (Cyperus
1. Kadar BOD mengalami penurunan pada
rancangan pemodelan, baik dalam waktu
tinggal 1 hari, 2 hari, maupun 4 hari.
2. Penurunan kadar BOD terbesar terjadi
pada waktu tinggal HRT 4 hari yaitu
sebesar 20,41 mg/l dari sampel awal
sebesar 53,06 mg/l atau mengalami
persentase penurunan kadar BOD dalam
Gambar 2. Grafik Penurunan BOD air limbah sintetik sebesar 61,54%.
Tabel 1 dan Gambar 2 terlihat adanya 3. Semakin lama waktu kontak air limbah
perubahan konsentrasi parameter BOD dari dengan media filtrasi dan tanaman yang
sampel awal sebesar 53,06 mg/l. Perubahan digunakan pada rancangan pemodelan
yang terjadi adalah penurunan kadar BOD constructed wetland, maka akan semakin
setelah melalui proses pengolahan pada optimal proses penyerapan dan semakin
rancangan pemodelan constructed wetland besar pula persentase penurunan kadar
dengan waktu tinggal 1 hari, 2 hari, maupun 4 BOD pada air limbah sintetis tersebut.
hari. 2. Efisiensi Penurunan Kandungan COD
Pada percobaan pertama untuk waktu pada Air Limbah Sintetis Setelah Melewati
tinggal 1 hari, sampel awal parameter BOD Rancangan Pemodelan CW.
sebesar 53,06 mg/l, mengalami penurunan Berikut penyajian hasil uji dalam bentuk
sebesar 6,53 mg/l menjadi 46,53 mg/l. Untuk tabel dan grafik tentang besarnya perubahan
waktu tinggal 2 hari, mengalami penurunan konsentrasi COD pada air limbah sintetis, dari
sebesar 11,43 mg/l sehingga menjadi 41,63 kondisi awal (sampel awal) hingga kondisi
mg/l. Dan untuk waktu tinggal 4 hari, akhir (setelah melewati proses pengolahan
kemudian mengalami penurunan sebesar 32,65 metode constructed wetland).
mg/l, sehingga kadar BOD yang tersisa sebesar Tabel 3. Hasil Uji Laboratorium COD
20,41 mg/l. Parameter COD (mg/l)
Persentase penurunan parameter BOD Sampel Awal 2200
Waktu Pengambilan Sampel Hari ke-
dengan waktu tinggal (1 hari, 2 hari, dan 4
1 2 4
hari) dan debit yang berbeda dapat dilihat pada Hasil Pengukuran Laboratorium 2160 2060 1080
Tabel 2 dan Gambar 3 berikut.
Tabel 2. Persentase Penurunan BOD
Waktu Tinggal Nilai BOD Persentase
(hari) (mg/l) (%)
0 53,06
1 46,53 12,31%
2 41,63 21,54%
4 20,41 61,54% Gambar 4. Grafik Penurunan COD
Tabel 3 dan Gambar 4 terlihat adanya
perubahan konsentrasi parameter COD dari
sampel awal sebesar 2200 mg/l. Perubahan
yang terjadi adalah penurunan kadar COD
setelah melalui proses pengolahan pada
rancangan pemodelan constructed wetland
dengan waktu tinggal 1 hari, 2 hari, maupun 4
hari.
Gambar 3. Grafik Persentase BOD Pada percobaan pertama untuk waktu
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil tinggal 1 hari, sampel awal parameter COD
penelitian kadar BOD air limbah sintetis pada sebesar 2200 mg/l, mengalami penurunan
rancangan pemodelan constructed wetland sebesar 40 mg/l menjadi 2160 mg/l. Untuk
adalah sebagai berikut: waktu tinggal 2 hari, mengalami penurunan
sebesar 140 mg/l sehingga menjadi 2060 mg/l.
Dan untuk waktu tinggal 4 hari, mengalami
penurunan sebesar 1120 mg/l, sehingga kadar Tabel 5. Uji Laboratorium Fosfat
COD yang tersisa adalah sebesar 1080 mg/l. Parameter COD (mg/l)
Persentase penurunan parameter COD Sampel Awal 0,85
Waktu Pengambilan Sampel Hari ke-
dengan waktu tinggal (1 hari, 2 hari, dan 4
1 2 4
hari) dan debit yang berbeda dapat dilihat pada Hasil Pengukuran Laboratorium 0,56 0,54 0,51
Tabel 4 dan Gambar 5 berikut.
Tabel 4. Persentase Penurunan COD
Waktu Tinggal Nilai COD Persentase
(hari) (mg/l) (%)
0 2200
1 2160 1,82%
2 2060 6,36%
4 1080 50,91% Gambar 6. Grafik Penurunan Fosfat
Tabel 5 dan Gambar 6 terlihat adanya
perubahan konsentrasi parameter fosfat dari
sampel awal sebesar 0,85 mg/l. Perubahan
yang terjadi adalah penurunan kadar fosfat
setelah melalui proses pengolahan pada
rancangan pemodelan constructed wetland
dengan waktu tinggal 1 hari, 2 hari, maupun 4
hari.
Pada percobaan pertama untuk waktu
Gambar 5. Grafik Persentase COD
tinggal 1 hari, sampel awal parameter fosfat
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
sebesar 0,85 mg/l, mengalami penurunan
penelitian kadar COD air limbah sintetis pada
sebesar 0,3 mg/l menjadi 0,56 mg/l. Untuk
rancangan pemodelan constructed wetland
waktu tinggal 2 hari, mengalami penurunan
adalah sebagai berikut:
sebesar 0,31 mg/l sehingga menjadi 0,54 mg/l.
1. Kadar COD mengalami penurunan pada
Dan untuk waktu tinggal 4 hari, mengalami
rancangan pemodelan, baik dalam waktu
penurunan sebesar 0,35 mg/l, sehingga kadar
tinggal 1 hari, 2 hari, maupun 4 hari.
fosfat yang tersisa sebesar 0,51 mg/l.
2. Penurunan kadar COD terbesar terjadi
Persentase penurunan parameter fosfat
pada waktu tinggal HRT 4 hari yaitu
dengan waktu tinggal (1 hari, 2 hari, dan 4
sebesar 1080 mg/l dari sampel awal
hari) dan debit yang berbeda dapat dilihat pada
sebesar 2200 mg/l atau mengalami
Tabel 6 dan Gambar 7 berikut.
persentase penurunan kadar COD dalam
Tabel 6. Persentase Penurunan COD
air limbah sintetik sebesar 50,91%.
3. Semakin lama waktu kontak air limbah Waktu Tinggal Nilai Fosfat Persentase
dengan media filtrasi dan tanaman yang (hari) (mg/l) (%)
digunakan pada rancangan pemodelan 0 0,85
constructed wetland, maka akan semakin
optimal proses penyerapan dan semakin 1 0,56 34,90%
besar pula persentase penurunan kadar 2 0,54 36,55%
COD pada air limbah sintetis tersebut. 4 0,51 40,67%
2. Efisiensi Penurunan Kandungan Fosfat
pada Air Limbah Sintetis Setelah Melewati
Rancangan Pemodelan CW.
Berikut penyajian hasil uji dalam bentuk
tabel dan grafik tentang besarnya perubahan
konsentrasi fosfat pada air limbah sintetis, dari
kondisi awal (sampel awal) hingga kondisi
akhir (setelah melewati proses pengolahan
metode constructed wetland). Gambar 7. Grafik Persentase Fosfat
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil nilai BOD 9,23 mg/l, COD 17,67 mg/l, dan
penelitian kadar fosfat air limbah sintetis pada fosfat 4,01%. Sehingga untuk baku mutu air
rancangan pemodelan constructed wetland sungai kelas 3, parameter COD sudah
adalah sebagai berikut: memenuhi syarat. Sedangkan untuk BOD dan
1. Kadar fosfat mengalami penurunan pada fosfat masih belum memenuhi syarat baku
rancangan pemodelan, baik dalam waktu mutu air sungai kelas 3.
tinggal 1 hari, 2 hari, maupun 4 hari.
2. Penurunan kadar fosfat terbesar terjadi KESIMPULAN DAN SARAN
pada waktu tinggal HRT 4 hari yaitu KESIMPULAN
sebesar 0,51 mg/l dari sampel awal Hasil studi constructed wetland sebagai
sebesar 0,85 mg/l atau mengalami solusi pencemaran di Sub DAS Tukad Badung
persentase penurunan kadar fosfat dalam dengan menggunakan rancangan pemodelan
air limbah sintetik sebesar 40,67%. constructed wetland tipe FWS yang
3. Semakin lama waktu kontak air limbah menggunakan kombinasi substrat/media filter
dengan media filtrasi dan tanaman yang berupa kerikil, tanah, dan tanaman air
digunakan pada rancangan pemodelan (Chrysopogon Zizanioides, Typha Angustifolia,
constructed wetland, maka akan semakin dan Cyperus Papyrus) dapat disimpulkan
optimal proses penyerapan dan semakin sebagai berikut.
besar pula persentase penurunan kadar 1. Rencana lokasi constructed wetland di Sub
fosfat pada air limbah sintetis tersebut. DAS Tukad Badung Hulu berada di
4. Perbandingan Kandungan Polutan koordinat 8o37’46,5”L 115o12’51,0”B
Rancangan Pemodelan Terhadap tepatnya di Jalan Singasari Gang Tunsung,
Kandungan Polutan di Sub DAS Tukad Peguyangan, Denpasar Utara, Kota
Badung Hulu Denpasar, Bali. Luas lahan kosong yang
Tabel 7. Parameter BOD, COD, dan Fosfat dapat digunakan untuk perencanaan CW
Terhadap Baku Mutu Air adalah 0,27 ha. Hasil uji laboratorium
Persentase
Sampel Penurunan Penurunan Baku
BOD, COD, dan fosfat di Sub DAS Tukad
Besar Awal Kadar Persentase Terhadap Mutu Badung adalah 24 mg/l, 36 mg/l, 6,8 mg/l.
Polutan Rancangan Polutan Penurunan Besar Air
Polutan
di Tukad Pemodelan
Rasio
Rancangan Rancangan Polutan di Kelas
2. Desain rancangan pemodelan berupa kolam
Badung CW Pemodelan Pemodelan Tukad 3 berukuran 3m x 0,5m x 0,4m dengan tipe
Badung
(mg/l) (mg/l) (mg/l) (%) (mg/l) (mg/l) FWS dan menggunakan media berupa tanah
BOD 24 53,06 1 : 2,21 20,41 61,54 9,23 6 dan kerikil serta menggunakan tanaman
COD 36 2200 1 : 61,11 1080 50,91 17,67 50
Fosfat 6,79 0,85 1 : 0,13 0,51 41 4,01 1 Akar Wangi (Chrysopogon Zizanioides),
Besar polutan yang terkandung di Sub Cattail atau Lembang (Typha Angustifolia),
DAS Tukad Badung Hulu antara lain yaitu dan Papirus (Cyperus Papyrus). Debit yang
BOD 24 mg/l, COD sebesar 36 mg/l, dan dikeluarkan pada inlet berbeda-beda sesuai
fosfat sebesar 6,79 mg/l. Dibanding dengan dengan HRT yang ditentukan yaitu HRT 1
besar polutan yang terkandung pada sampel hari sebesar 4,17 ml/detik, HRT 2 hari
awal rancangan pemodelan constructed sebesar 2,08 ml/detik, dan HRT 4 hari
wetland dengan BOD sebesar 53,06 mg/l, sebesar 1,08 ml/detik.
COD sebesar 2200 mg/l, dan fosfat sebesar 3. Besar kandungan air limbah sintetis yang
0,85 mg/l maka rasio pada parameter BOD dijadikan sampel awal sebelum melewati
berbanding 1:2,21, sedangkan untuk rasio pada constructed wetland yaitu BOD sebesar
parameter COD berbanding 1:61,11, dan rasio 53,06 mg/l, COD sebesar 2200 mg/l, dan
pada parameter fosfat berbanding 1:0,13. fosfat sebesar 0,85 mg/l. Setelah dialirkan
Kinerja rancangan pemodelan constructed melewati pemodelan constructed wetland
wetland pada penurunan BOD dapat mereduksi dengan HRT 1 hari, besar kandungan BOD
hingga 61,54%, sedangkan pada parameter menjadi 46,53 mg/l, COD menjadi 2160
COD dapat mereduksi hingga 50,91%, dan mg/l, dan fosfat menjadi 0,56 mg/l.
pada fosfat dapat mereduksi sebesar 40,67%. Sedangkan untuk HRT 2 hari, besar
Apabila kinerja rancangan pemodelan kandungan BOD menjadi 41,63 mg/l, COD
constructed wetland ini diterapkan terhadap menjadi 2060 mg/l, dan fosfat menjadi 0,54
tingkat pencemaran di Sub DAS Tukad mg/l. Dan untuk HRT selama 4 hari, besar
Badung Hulu, maka akan menghasilkan kandungan BOD berkurang menjadi 20,41
kualitas keluaran constructed wetland dengan
mg/l, COD menjadi 1080 mg/l, dan fosfat 3. Menambah dimensi constructed wetland
menjadi 0,51 mg/l. agar penurunan kadar polutan dapat berlaku
4. Besar efisiensi rancangan pemodelan maksimal.
constructed wetland dalam mereduksi 4. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut
beban polutan yang terjadi pada penelitian dengan menggunakan tanaman jenis
untuk HRT 1 hari, besar efisiensi BOD lainnya dengan nilai estetika yang dimiliki.
adalah 12,31%, COD adalah 1,82% dan 5. Perlunya dilakukan pengamatan visual
fosfat adalah 34,90%. Untuk HRT 2 hari, terhadap pertumbuhan tanaman.
besar efisiensi BOD adalah 21,54%, COD 6. Perlunya dilakukan pengulangan pada
adalah 6,36%, dan fosfat adalah 36,55%. pemodelan agar hasil yang ada lebih akurat.
Untuk HRT 4 hari, besar efisiensi BOD
adalah 61,54%, COD adalah 50,91%, dan DAFTAR PUSTAKA
fosfat adalah 40,67%. Suswati, A. C. S. P. & Wibisono. G.
5. Kinerja rancangan pemodelan constructed Pengolahan Limbah Domestik Dengan
wetland untuk penurunan BOD, COD, dan Teknologi Taman Tanaman Air
fosfat adalah masing-masing 61,54%, (Constructed Wetlands), Indonesian
50,91% dan 40,67%. Apabila kinerja Green Technology Journal. 70-75.
rancangan pemodelan constructed wetland Hidayah, E.N. & Aditya, W. Potensi Dan
ini diterapkan terhadap tingkat pencemaran Pengaruh Tanaman Pada Pengolahan Air
di Sub DAS Tukad Badung Hulu, maka Limbah Domestik Dengan Sistem
akan menghasilkan kualitas keluaran Constructed Wetland, Jurnal Ilmiah
constructed wetland dengan nilai BOD 9,23 Teknik Lingkungan Vol. 2 No. 2. 11-12.
mg/l, COD 17,67 mg/l, dan fosfat 4,01%. Pemerintah Republik Indonesia. 2001.
Sehingga untuk baku mutu air sungai kelas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
3, parameter COD sudah memenuhi syarat. Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Sedangkan untuk BOD dan fosfat masih
Pengelolaan Kualitas Air Dan
belum memenuhi syarat baku mutu air
sungai kelas 3. Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta:
Pemerintah Republik Indonesia.
SARAN Supradata. 2005. Pengolahan Limbah
Adapun saran yang masih diperlukan Domestik Menggunakan Tanaman Hias
dalam penelitian pemodelan constructed Cyperus Alternifolius, L. Dalam Sistem
wetland ini adalah sebagai berikut: Lahan Basah Buatan Aliran Bawah
1. Untuk penelitian yang lebih baik perlu
Permukaan (SSF-Wetlands). Tesis
menjaga kestabilan debit pada inlet.
2. Menambah waktu tinggal/HRT yang dipublikasikan di internet.
digunakan agar penurunan kadar polutan EPA, U.S. 1999. Free Water Surface Wetlands
dapat berlaku maksimal. for Wastewater Treatment. Arizona: U.S.
Environtment Protection Agency.

Anda mungkin juga menyukai