Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.1

Umum
Semakin menyempitnya lahan pertanian selama ini diakibatkan karena

banyaknya pemenuhan kebutuhan yang lain, sehingga bukan berarti tidak diperlukan
lagi bangunan irigasi. Selain itu pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
menyebabkan peningkatan kebutuhan pangan, sehingga pengembangan jaringan irigasi
suatu lahan mutlak diperlukan untuk perbaikan sistem pertanian di masa yang akan
datang.
Pada dasarnya bangunan yang menyalurkan air irigasi sampai ke lahan-lahan
pertanian yang diinginkan dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu :
1. Bangunan Utama
Yaitu bangunan air yang mengolah dan mengelola air sampai ke lahan pertanian
yang dimaksud, termasuk disini adalah bangunan pengambilan. Dan bangunan
utama merupakan bangunan melintang sungai yang menyadap air sungai disalurkan
ke saluran irigasi untuk keperluan irigasi, air baku, dan lain-lain. Bangunan utama
memiliki fungsi dan tujuan untuk menaikkan elevasi muka air sungai, mengalirkan
air sungai ke saluran irigasi melalui intake (bangunan pengambilan), mengontrol
sedimen yang masuk ke saluran irigasi, menstabilkan muka air sungai, dan
menyimpan air dalam waktu singkat.
2. Bangunan Pelengkap
Yaitu bangunan yang digunakan untuk mengatasi agar saluran tetap dapat membawa
air ke lahan pertanian serta mengatasi penyebab kemunduran dan kerusakan pada
saluran.
Pengembangan jaringan irigasi dilakukan dengan memanfaatkan kondisi air
sampai di lapangan. Maka dari itu perlu adanya peninjauan lebih dahulu mengenai
besarnya debit air dan tinggi muka air, karena debit dan tinggi muka air sangat
menentukan bentuk bangunan utama pada bangunan pengambilan air untuk jaringan
irigasi tersebut.
Pada umumnya sebuah sungai mengalami dua periode pengaliran, periode
pertama adalah periode dimana debit sungai sangat besar sehingga terkadang sampai
meluap dan menimbulkan banjir didaerah sekitar, sedangkan periode yang kedua adalah

periode dimana debit masih mencukupi namun ketinggian muka air tidak memenuhi
untuk mengalirkan air ke saluran induk.
Untuk sungai yang memiliki debit yang cukup, tetapi tinggi muka airnya tidak
mencukupi untuk dialirkan ke saluran induk, maka harus dibuat bangunan pengambilan
air. Bangunan pengambilan air ini berfungsi untuk menaikkan tinggi muka air sungai
sehingga mampu mengairi lahan yang luas. Untuk itu perencanaan bangunan irigasi
yang matang dan sesuai dengan kondisi pertanian yang ada akan membawa
keberhasilan pada penyaluran air ke lahan yang membutuhkan.
1.2. Latar belakang
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa sungai mempunyai dua periode, yaitu
periode pertama dimana sungai mempunyai debit yang sangat besar sehingga meluap
dan menimbulkan banjir. Serta periode kedua dimana sungai mempunyai debit yang
cukup, tetapi tinggi muka air relatif rendah untuk mengalirkan air ke saluran induk.
Pada periode kedua ini akan terjadi permasalahan dimana saat itu air tidak dapat
dialirkan ke saluran induk meskipun debit yang ada sudah mencukupi. Oleh karena itu,
perlu sekali dibuat suatu bangunan pengambilan yang dapat menaikkan tinggi muka air
sungai sehingga air dapat dialirkan ke lahan yang dibutuhkan. Tentunya dalam
perencanaan bangunan pengambilan harus meninjau debit dan tinggi muka air yang ada
agar dapat ditentukan bentuk dan dimensi, apakah pengambilan air sungai nantinya
dilakukan secara bebas atau tidak.
1.3.

Maksud dan Tujuan


Dengan adanya pemberian tugas Bangunan Irigasi ini diharapkan agar

Mahasiswa Teknik Pengairan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
untuk memahami, mengerti dan mengetahui perencanaan daerah aliran sungai untuk
kebutuhan air irigasi, terutama dalam hal ini bidang perencanaan bangunan
pengambilan air dan bangunan pelengkapnya mulai dari tahap awal sampai akhir
perencanaan disertai dengan uji keamanan bangunan tersebut terhadap tekanan yang
ditimbulkan oleh air sungai.
Bangunan pengambilan air yang harus direncanakan adalah bangunan bendung
yang dibangun melintang di badan sungai dan dibuat dengan tujuan untuk menahan
aliran air sungai sehingga didapatkan tinggi muka air yang mencukupi untuk dialirkan

ke saluran induk. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan site bendung


adalah kemiringan sungai, bahan-bahan dasar sungai dan morfologi sungai.

FLOW CHART PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

Mulai
Data
Elevasi
Hitung kemiringan
dan kedalaman sungai
syarat perbaikan
B < b + 2b

Data Q25

Data Q10
Desain Saluran
Pengelak

Penentuan site bendung

- Elevasi mercu bendung


- Lebar efektif bendung

Data
elevasi
sawah
tertinggi

Tidak
Kontrol
terhadap
kavitasi

- Desain penampang bendung


- Desain kolam olakan
- Desain dinding penahan
- Desain pintu pengambilan dan penguras
- Desain kantong lumpur

Tidak
ANALISA
STABILITAS
BENDUNG
(Geser, Guling dan
Daya Dukung
Tanah)

Ya

Anda mungkin juga menyukai