Anda di halaman 1dari 6

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN KABUPATEN CIREBON

1. Penghitungan Ketersediaan (Supply) Lahan

SL¿
∑ (Pi × Hi) × 1
Hb Ptv b

Keterangan:
SL =Ketersediaan lahan (ha)
Pi = Produksi aktual tiap jenis komoditi (satuan tergantung kepada jenis
komoditas)
Komoditas yang diperhitungan meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan.
Hi =Harga satuan tiap jenis komoditas (Rp/satuan) di tingkat produsen
Hb =Harga satuan beras (Rp/ton) di tingkat produsen
Ptvb= Produktivitas beras (ton/ha)

Tabel Penghitungan Produksi Total Kabupaten Cirebon

No Komoditas Produksi Harga satuan Nilai produksi (Pi x Hi)


(Pi) (Hi)
1 Padi dan palawija, antara lain:

a. Padi. 576.751 5.500.000 3.172.130.500.000


b. Jagung. 3.924,10 3.600.000 14.126.760.000
2 Buah-buahan, antara lain:
a. Mangga. 384.173 25.000.000 9.604.325.000.000
b. Pisang 128.152 15.000.000 1.922.280.000.000
c. Pepaya 21.152 5.500.000 116.336.000.000
3 Sayur mayur, antara lain:
a. Bawang merah. 38.373 50.000.000 1.918.650.000.000
b. Cabai besar 5.521 27.000.000 149.067.000.000
4 Tanaman obat-obatan, antara
lain:
a. Jahe. 6.945 9.000.000 62.505.000.000
b. Kunyit 2.100 3.000.000 6.300.000.000
5 Produksi daging, antara lain:

a. Sapi. 3.965.795 117.000.000 463.998.015.000.000


b. Kambing. 145.591 114.000.000 16.597.374.000.000
6 Produksi telur, antara lain:
a. Ayam kampung. 675.570 35.000.000 23.644.950.000.000
b. Ayam ras. 914.041 24.000.000 21.936.984.000.000
7 Produksi susu, antara lain:  

a. Sapi 443.944 7.500.000 3.329.580.000.000


8 Perikanan, antara lain:  

a. Rajungan 5.447.80 120.000.000 65.373.600.000.000


b. Kembung 1.393.90 45.000.000 6.272.550.000.000
9 Perkebunan, antara lain:
a. Kelapa. 793,17 8.500.000 6.741.945.000
b. Tebu 23.177,84 10.500.000 243.367.320.000
c. Kapuk 27,82 47.000.000 1.307.540.000
d. Cengkeh 1,53 110.000.000 168.300.000
Total 618.370.358.365.000

Hasil Penghitungan Ketersediaan Lahan Kabupaten Cirebon

Diketahui :

Produksi beras (Hb) = Rp. 11000000/ton

Ptvb = 4,5 ton/ha (pertahun daerah tersebut menghasilkan berapa)

Jawab :

SL¿ ∑ ¿ ¿ ¿

618.370.358 .365 .000 1


SL¿ ×
11000000 4,5
SL=12.492.330,4 Ha

2. Penghitungan Kebutuhan Lahan

Rumus:
D L=N × KHL L
Keterangan:
DL = Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N = Jumlah penduduk (orang)
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per
penduduk

Diketahui :
N Kabupaten Cirebon : 2.126.178 Orang

KHLL Kabupaten Cirebon : 0,417 Ha

D L=N × KHL L
¿ 2.126 .178 ×0,417
¿ 886.616,226 Ha

Dengan demikian, maka diperoleh nilai SL > DL dan daya dukung


lahan dinyatakan surplus atau mencukupi. Dari hasil perhitungan daya dukung dengan menggunakan
konsep perhitungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009, Kabupaten
Cirebon mempunyai status daya dukung lahan yang mencukupi kebutuhan akan produksi hayati
terhadap penduduk yang tinggal di Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan bahwa ketersediaan akan
lahan di Kabupaten Cirebon lebih besar dari kebutuhan lahan di Kabupaten Cirebon. Agar daya
dukung lahan tetap dalam keadaan surplus penduduk Kabupaten Cirebon mempertahankan kondisi
yang sekarang dan reboisasi pada tanah yang gundul. Daya dukung lahan dinyatakan surplus dalam
memenuhi kebutuhan produk hayati, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (As-syakur, 2011):
a. Tingkat keragaman komoditas pada sektor pertanian yang besar
b. Sebagian besar masyarakat bekerja pada di sektor pertanian
c. Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif
d. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan bukan pertanian relatif kecil
e. Memiliki jenis tanah yang subur dan iklim yang sesuai untuk pertanian Kebijakan perlindungan
lahan pertanian produktif diarahkan untuk menekan alih fungsi lahan dengan menerapkan kebijakan
insentif dan disinsentif, mekanisme perijinan, dan penyuluhan. Jadi, rendahnya taraf hidup penduduk
Kabupaten Cirebon tidak berkaitan dengan daya dukung air dan daya dukung lahan, karena
berdasarkan perhitungan ketersediaan air dan kebutuhan air serta ketersediaan lahan dan kebutuhan
lahan menunjukkan bahwa daya dukung lingkungannya mencukupi untuk kebutuhan manusia baik
domestik maupun domestik. Kemungkinan yang menyebabkan taraf hidup rendah dapat disebabkan
oleh hal lain seperti infrastuktur yang tidak memadai ( jalan, sarana kesehatan dan sarana
pendidikan), pendapatan penduduk yang masih tergolong rendah, perumahan yang kurang layak, dan
peluang kerja yang kurang.

3. Penghitungan Ketersediaan Air


Perhitungandenganmenggunakan MetodeKoefisienLimpasan yang
dimodifikasi dari metode rasional.

Rumus:

C=∑ (Ci ¿ × A i) ∕ ∑ Aj¿


R=∑ R j ∕ m

S A =10 ×C × R × A
Keterangan:
SA = ketersediaan air (m3/tahun)
C = koefisien limpasan tertimbang
Ci = Koefisien limpasan penggunaan lahan i (lihat Tabel 9)
Ai = luas penggunaan lahan i (ha) dari data BPS atau Daerah Dalam Angka,
atau dari data Badan Pertanahan Nasional (BPN)
R = rata-rata aljabar curah hujan tahunan wilayah (mm/tahunan) dari data
BPS atau BMG atau dinas terkait setempat.
Ri = curah hujan tahunan pada stasiun i
m = jumlah stasiun pengamatan curah hujan
A = luas wilayah (ha)
10 = faktor konversi dari mm.ha menjadi m

Tabel Koefisien Limpasan


No. Deskripsi permukaan Ci
1. Kota, jalan aspal, atap genteng 0,7 – 0,9
2. Kawasan industri 0,5 – 0,9
3. Pemukiman multi unit, pertokoan 0,6 – 0,7
4. Kompleks perumahan 0,4 – 0,6
5. Villa 0,3 – 0,5
6. Taman, pemakaman 0,1 – 0,3
Pekarangan tanah berat:
a. > 7 % 0,25 – 0,35
7. b. 2 – 7% 0,18 – 0,22
c. < 2% 0,13 – 0,17
Pekarangan tanah ringan: a. > 7 % 0,15 – 0,2
8. b. 2 – 7% 0,10 - 0,15
c. < 2% 0,05 – 0,10
9. Lahan berat 0,40
10. Padang rumput 0,35
11. Lahan budidaya pertanian 0,30
12. Hutan produksi 0,18

Tabel Penghitungan Koefisien Limpasan Terimbang


Koefisien Luas Lahan
Deskripsi Permukaan Limpasan Ci Ai (CixAi)
No (Ha)
1. Lahan
Pertanian
A Lahan Sawah
.
1. Irigasi Teknis - 0 0
2. Irigasi Setengah Teknis 0,3 99 29,7
3. Irigasi Sederhana 0,3 150 45
4. Irigasi Desa/Non PU - 0 0
5. Tadah Hujan 0,3 171 51,3
6. Pasang Surut - 0 0
7. Lebak - 0 0
8. Polder dan Sawah Lainnya - 0 0
B Bukan Lahan Sawah
.
1. Tegal/Kebun 0,3 4.622 1386,6
2. Ladang/Huma 0,3 3.116 934,8
3. Perkebunan 0,3 5.135 1540,5
4. Ditanami Pohon/Hutan Rakyat 0,3 5.757 1727,1
5. Tambak - 0 0
6. Kolam/Tebat/Rumput 0,3 38 11,4
7. Padang Pengembalaan/Rumput - 0 0
8. Sementara tidak diusahakan 0,3 736 220,8
9. Lainnya 0,3 262 78,6
2. Lahan Bukan Pertanian
1. Pekarangan Tidak Ditanami 0,15 732 109,8
2. Hutan Negara 0,18 576 103,68
3. Rawa - rawa (tidak ditanami) 0,2 151 30,2
Lainnya 0,9 608 547,2
Jumlah (∑) 22.153 6817
C ( Koefisien Limpasan Tertimbang) ∑ ∑ 0,308

Berdasarkan tabel nilai koefisien tertimbang untuk Kabupaten Cirebon adalah 0,308.

2369,1
R=
1

R = 2369,1 x 0,001 = 2,3691 m3/tahun

A = 990,4 Ha x 10.000 = 9.904.000 m2

S A =10 ×C × R × A
SA = 10 x 0,308 x 2,3691 x 9.904.000
SA = 72.267.784,5 m3/tahun
4. Penghitungan Kebutuhan (Demand) Air

Rumus:
D A =N × KHL A
Keterangan:
DA = Total kebutuhan air (m3/tahun)
N = Jumlah penduduk (orang)
KHLA = Kebutuhan air untuk hidup layak
= 1600 m3 air/kapita/tahun,
= 2 x 800 m3 air/kapita/tahun, dimana:
800 m3 air/kapita/tahun merupakan kebutuhan air untuk keperluan domestik dan untuk
menghasilkan pangan

Diketahui :
N Kabupaten Cirebon : 2.126.178 Orang
KHLA Kabupaten Cirebon : 1600 m 3

D A =N × KHL A

¿ 2.126 .178 ×1600

¿ 3.401.884 .800 m3 ∕ Tahun

SA> DA surplus air, kalau SA<DA maka defisit air


Jadi, dapat dilihat bahwa SA>DA yang berarti Kabupaten Cirebon surplus kebutuhan air di
Kabupaten tersebut.

Anda mungkin juga menyukai