0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
92 tayangan4 halaman
Teks tersebut membahas potensi heritage yang dimiliki Desa Wisata Tamkesi sebagai daya tarik wisata. Desa Tamkesi memiliki heritage tangible berupa perkampungan adat dan intangible berupa tradisi dan budaya masyarakat. Potensi lainnya adalah sumber daya alam dan fasilitas pariwisata yang belum dikelola dengan baik. Strategi pengembangan wisata heritage di Desa Tamkesi adalah mempromosikan warisan budaya tangible dan intangible serta mening
Teks tersebut membahas potensi heritage yang dimiliki Desa Wisata Tamkesi sebagai daya tarik wisata. Desa Tamkesi memiliki heritage tangible berupa perkampungan adat dan intangible berupa tradisi dan budaya masyarakat. Potensi lainnya adalah sumber daya alam dan fasilitas pariwisata yang belum dikelola dengan baik. Strategi pengembangan wisata heritage di Desa Tamkesi adalah mempromosikan warisan budaya tangible dan intangible serta mening
Teks tersebut membahas potensi heritage yang dimiliki Desa Wisata Tamkesi sebagai daya tarik wisata. Desa Tamkesi memiliki heritage tangible berupa perkampungan adat dan intangible berupa tradisi dan budaya masyarakat. Potensi lainnya adalah sumber daya alam dan fasilitas pariwisata yang belum dikelola dengan baik. Strategi pengembangan wisata heritage di Desa Tamkesi adalah mempromosikan warisan budaya tangible dan intangible serta mening
Vol. 4 No 2, 2016 POTENSI HERITAGE YANG DIMILIKI OLEH DESA WISATA TAMKESI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA Arichtia Praevianti Taolin a, 1, Saptono Nugroho a, 2 1arischtia_lin@yahoo.com, 2 snug1976@gmail.com a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata,Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia ABSTRACT
This research analyzed the rural heritage tourism development strategy in Tamkesi, North Cental Timor Regency as a tourism destination. This research uses qualitative approaches. Data collected by observation, in-depth interviews, and literature study. This research used qualitative data analysis. The informant collection techniques used purposive sampling. Tamkesi Traditional Village has tangible heritage and untangibile heritage which can become a tourism main attraction. The results showed that tourism potentials of the village of Tamkesi such as natural tourism resources, accessibility and some tourism facilities and infrastructure are inadequate. Strategies that can assist in developing cultural tourism in rural area heritage in Tamkesi Village are: by knowing the type of cultural amenities in Tamkesi village, that were tangible and intangible heritage facilities. The tourism potentials of the village of Tamkesi among others natural tourism resources, cultural, heritage, accessibility and supporting facilities which have not been packed and managed well, and some tourism facilities and infrastructure are inadequate.
I. PENDAHULUAN Pariwisata pada dasarnya merupakan Tabel 1. Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan ke perjalanan yang dilakukan seseorang dalam Desa Wisata Tamkesi waktu yang sementara dari suatu tempat ke No. Tahun Jumlah wisatawan tempat lain yang bertujuan untuk menikmati 1. 2013 500 orang kegiatan pertamasyaan dan bukan dengan 2. 2014 625 orang maksud untuk mencari nafkah di tempat yang Sumber : Hasil Penelitian (2015) dikunjunginya. Pariwisata pusaka (heritage Desa Wisata Tamkesi sejak 1865 tahun lalu tourism) merupakan segmen pariwisata yang merupakan pusat Istana Kekaisaran Kerajaan semakin populer dan semakin banyak diminati Biboki yang dianggap sebagai sebuah karena wisatawan menginginkan pengalaman perkampungan megalitik yang dan keramat. nyata dengan budaya yang mengandung unsur Melihat fenomena-fenomena tersebut, maka edukasi. penelitian ini penting dilakukan untuk Pariwisata pusaka telah berkembang dengan menentukan potensi heritage yang mendukung pesat terutama di negara maju, sehingga mampu pariwisata di Desa Wisata Tamkesi. Sehingga berkontribusi terhadap pelestarian situs-situs potensi-potensi heritage di Desa Tamkesi dapat pusaka dan dapat memberi manfaat bagi warga dikembangkan secara berkelanjutan dan lokal. Desa Wisata Tamkesi merupakan salah satu memberikan manfaat yang signifikan terhadap destinasi di Pulau Timor yang merupakan kegiatan ekonomi masyarakat di Desa Tamkesi. kampung tradisional yang menyimpan nilai-nilai Tujuan penelitian dalam penelitian ini sejarah dan budaya yang kental. Jumlah berdasarkan latar belakang sebelumnya, adalah: kunjungan wisatawan pada tahun 2013 ke Desa untuk mengetahui potensi heritage yang dimiliki Wisata Tamkesi berjumlah sekitar 500 orang dan oleh Desa Wisata Tamkesi Provinsi Nusa jumlah kunjungan tersebut naik pada tahun 2014 Tenggara Timur sebagai daya tarik wisata. hingga mencapai 625 orang wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Desa II. METODOLOGI PENELITIAN Tamkesi didominasi oleh wisatawan asing yang Penelitian ini berlokasi di Desa Wisata berasal dari negara Inggris, Australia, Belanda, Tamkesi, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jepang, dan Perancis. Penentuan lokasi dikarenakan desa wisata ini memiliki potensi heritage yang bisa dijadikan suatu daya tarik wisata yang dapat meningkatkan 96 Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811 Vol. 4 No 2, 2016 kepuasan wisatawan serta bertambahnya jumlah III. HASIL DAN PEMBAHASAN kunjungan wisatawan. Gambar 1. Perkampungan Adat Tamkesi Jenis data untuk mengidentifikasi penelitian Biboki ini yaitu data kualitatif, serta sumber data yang
dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu: data primer dan sekunder, seperti: daftar potensi pariwisata di Desa Wisata Tamkesi, profil daerah penelitian dari Kepala Adat Desa Tamkesi, dan teori-teori dari berbagai pustaka yang digunakan sebagai landasan. Informan yang digunakan adalah informan pangkal yaitu Kepala Desa Adat Tamkesi; informan kunci, yaitu Kepala Bidang
Kepariwisataan Dinas Pariwisata Kecamatan
Kefamenanu Timor Tengah Utara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sumber : Desa Adat Tamkesi (2015) menggunakan langkah-langkah pengumpulan Desa Tamkesi adalah suatu kawasan data, mereduksi data, penampilan data, verifikasi pariwisata yang baru berkembang dengan potensi dan penegasan kesimpulan. heritage dan dikelola oleh raja dan warga desa setempat. Desa Tamkesi masuk ke dalam wilayah Konsep yang digunakan dalam penelitian ini Desa Tautpah dan berjarak 60 km dari Kecamatan adalah Potensi Wisata, Komponen Utama Daya Kefamenanu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tarik Wisata atau 4A, Desa Wisata, dan Konsep Heritage. Dalam penelitian ini, potensi wisata 3.1 Potensi Tangible Heritage dan Intangible merupakan segala hal (potensi alam, budaya, dan Heritage Desa Wisata Tamkesi potensi manusia) yang berguna untuk Suatu tempat dapat disebut sebagai daya tarik wisata jika memiliki ciri khas atau potensi yang mengembangkan industri pariwisata di daya tarik membedakannya dengan daya tarik wisata lain. wisata (Sukardi, 1998). Cooper (1993) Potensi tersebut yang menjadi kekuatan sehingga menyatakan daerah tujuan wisata harus dapat bersaing dengan destinasi wisata lainnya. didukung empat komponen utama atau yang Berikut potensi heritage yang mendukung dan dikenal dengan ”4A”, yaitu: attraction (atraksi), merupakan langkah awal pengembangan Desa amenities (fasilitas), accessibility (aksesibilitas), Wisata Tamkesi: dan ancilliary (pelaku pariwisata). Desa Wisata Gambar 3. Potensi heritage Desa Tamkesi menurut Chafid Fandeli (2002), yaitu suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian desa. Hall dan McArther (1996) mengatakan bahwa heritage merupakan peninggalan warisan budaya yang ada dan dilestarikan hingga saat ini, yang berupa peninggalan tangible dan peninggalan intangible.
Sumber : Hasil Penelitian (2015)
97 Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811 Vol. 4 No 2, 2016 Potensi warisan budaya intangible yang terdapat Tangible Intangible di Tamkesi berupa bahasa daerah (Bahasa Dawan 1. Akses jalan kerajaan: Eno 1. Bahasa daerah: Bahasa Kromo), belonging (rasa kebersamaan dengan Paisanaunu, Eno Belsikone, Dawan Kromo. meup), cara hidup (bertani, meramu, berburu, Eno To Feto Ha’O, Eno 2. Belonging (rasa kepada raja, taat pada titah raja dan mengikuti Fanai-Naijuf. kebersamaan): Gotong- 2. Arsitektur bangunan royong (meup). norma adat yang berlaku), folklor (bukit Oepuah heritage: Sonaf Neno 3. Cara hidup: Bertani, serta Tapenpah, upacara Tetu Usi Neno, Biboki, Paon Leu Neno melaksanakan upeti Soanmisokan, dan Faotbeanmetan), norma dan Biboki In Maten’na, Lopo kepada raja, taat pada tata nilai (norma dan nilai dari leluhur untuk diri Tainlasi yang belum dan titah raja dan mengikuti telah dipugar, Lopo Ha’O, norma adat yang berlaku, Kaisar Tamkesi, pelanggaran hukum adat, Soan Unu, Sonaf Uskenat. tinggal di rumah larangan menjatuhkan barang dan berbicara 3. Kerajinan tangan: tenun, tradisional Timor. kasar di sekitar kerajaan), hospitality (penduduk kuabe, feko, serta anyaman 4. Folklor: Lokasi Tamkesi desa sangat sopan, baik dan ramah, rumah dan lontar. dipercaya menjadi pusat penduduk cukup bersih dan nyaman, serta 4. Kuburan: Soanmisokan. bumi sehingga dijadikan 5. Makanan adat: mak pena, pusat kerajaan Biboki, penduduk menjamu dan melayani wisatawan pen pasu, ut, sistunu, se’i Bukit Oepuah dan Bukit dengan baik), spirit, dan suasana (asri, tenang, bijae dan se’i fafi. Tapenpah, upacara Tetu aman, nyaman). 6. Monumen: Bahaen Nayufa, Usi Neno, Soanmisokan, Batu berbentuk jantung, dan Faotbeanmetan. Tetu usi neno, Tugu 5. Hospitality (keramah- IV. PENUTUP perpisahan Kaisar Biboki tamahan): Penduduk desa Berikut simpulan yang diuraikan dengan Liurai Sonbay. sangat sopan, baik dan berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas: 7. Pakaian adat: motis, pilu, ramah, rumah penduduk Desa Wisata Tamkesi mempunyai potensi tais, tutus. cukup bersih dan nyaman, 8. Peralatan Perang: Besi serta penduduk menjamu tangible heritage dan intangibile heritage yang Tnais. dan melayani wisatawan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Desa 9. Ruang hijau (landscaping): dengan baik. ini memiliki potensi heritage dan atraksi wisata Hutan, gunung, dan kebun. 6. Norma dan tata nilai: Tiga yang cukup menakjubkan, namun masih belum 10. Stakeholder: kelompok hal unik yang melekat dikembangkan secara baik dan memiliki usaha pariwisata berbasis pada diri Kaisar Biboki, adat. pelanggaran hukum adat, aksesibilitas serta amenitas yang masih sangat 11. Tarian adat: Tari perang larangan menjatuhkan minim. Stakeholders yang bertugas untuk (tabso), tari likurai, tari barang dan berbicara mengurus dan mengembangkan kegiatan bonet, tari gong. kasar di sekitar sonaf. pariwisata di Desa Wisata Tamkesi adalah 12. Tempat peribadatan: Tetu 7. Spirit: ainu uis neno usi neno dan Lopo Ha’O. (Tuhan dalam tradisi kelompok pariwisata adat desa tersebut. lokal) dan leluhur. Saran yang diberikan berdasarkan 8. Suasana: Asri, tenang, kesimpulan adalah sebagai berikut: Kekayaan aman, nyaman. potensi warisan budaya tangible dan warisan budaya intangible yang dimiliki masyarakat Menurut hasil penelitian yang diperoleh di Kabupaten Biboki perlu diberdayakan untuk Desa Tamkesi, potensi tangible heritage dan menunjang pembangunan pariwisata intangible heritage, yaitu: potensi warisan budaya berkelanjutan yang lebih baik. Stakeholders yang tangible yang terdapat di Tamkesi berupa akses bekerjasama dan berkontribusi dalam jalan kerajaan (eno: paisanaunu, belsikone, to feto pengembangan dan pembangunan pariwisata di ha’o, fanai-naijuf), arsitektur bangunan heritage Desa Tamkesi pun perlu ditingkatkan hingga (sonaf atau istana Biboki, paon leu neno Biboki, dapat mengembangkan kegiatan pariwisata di lopo, dan soan unu), kerajinan tangan (tenunan, Desa Tamkesi dengan lebih baik. feko, kuabe,serta anyaman), monumen (tugu perpisahan Kaisar Biboki dengan Liurai Sonbay.), DAFTAR PUSTAKA ruang hijau (hutan, gunung, dan kebun), kuburan, Cooper, Chris., Fletcher, John., Gilbert, David and Wanhill, Stephen. 1993. Tourism Principles & Practice. UK: makanan adat (mak pena, pen pasu, ut, sistunu, se’i PITMAN. bijae dan se’i fafi), pakaian adat, peralatan perang, Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. stakeholder (kelompok usaha pariwisata berbasis Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah adat), tarian adat (tari likurai, tari bonet, tari Mada. Hall, Michael dan MacArthur. 1996. Heritage Management in gong, tarian bersifat senang dan tarian perang), Australia and New Zealand: The Human Dimension. tempat peribadatan (tetu usi neno serta lopo hao). 98 Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811 Vol. 4 No 2, 2016 Australia: Oxford University Press Australia and New Zealand. Sukardi, Nyoman. 1998. Pengantar Pariwisata. Bali: Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua.
Zalukhu, Sukawati, dan Meyers Koen. 2009. Panduan Dasar