DI SUSUN OLEH :
SAHRUL MUCHALIS
CIBI18018
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan
Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Proposal dengan
judul “PROPOSAL UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK
WISATA ALAM PANTAI WALENGKABOLA”.
Penulis
DAFTAR ISI
Menurut Spillane (2008) di tiap objek atau lokasi pariwisata ada berbagai unsur
saling bergantung yang diperlukan agar para wisatawan dapat menikmati suatu
pengalaman yang memuasakan selama melakukan wisata ;
1. Attraction – hal-hal yang menarik perhatian para wisatawan.
2. Fasilitas – fasilitas yang diperlukan wisatawan
3. Infrastruktur
4. Transportasi- jasa pengangkutan
5. Hospitality- Keramah-tamahan atau kesediaan menerima tamu
a) What to see
Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang
dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus
dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see
meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.
b) What to do
Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus
disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat
itu.
c) What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang
souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.
d) What to arrived
Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunungi daya tarik wisata
tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata
tersebut.
e) What to stay
Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut.
Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan
sebagainya.
Selain itu pada umunya daya tarik wisata suatu objek wisata berdasarkan atas :
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka .
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
5. Punya daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian,
upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia
pada masa lampau.
6. Suatu daerah dikatakan memiliki daya tarik wisata bila memiliki sifat :
7. Keunikan, contoh: bakar batu (di Papua) sebuah cara masak tradisional mulai dari
upacara memotong hewan (babi) sampai membakar daging, sayuran dan umbi/talas yang
disekam dalam lubang, ditutup batu lalu dibakar, serta keunikan cara memakan masakan
tersebut.
8. Keaslian, alam dan adat yang dilakukan sehari-hari, dalam berpakaian dan kehidupan
keluarga dimana seorang perempuan lebih mengutamakan menggendong babi yang
dianggapnya sangat berharga dari pada menggendong anak sendiri.
9. Kelangkaan, sulit ditemui di daerah/negara lain
10. Menumbuhkan semangat dan memberikan nilai bagi wisata.
Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi
daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada ceritera keberhasilan
pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu diantaranya adalah:
1. Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dan pembangunan
objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa
tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.
2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan
untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara
regional; dapat menciptakan lapangan kerja berusaha, dapat meningkatkan penerimaan
devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak,
perindustrian, perdagangan, pertanian, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan hal ini
pertimbangan tidak semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya
secara lebih luas.
3. Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis
dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk
membangun suatu objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya
tarik suatu objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
4. Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan
pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan
rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya. Pebangunan objek wisata
bukanlah untuk merusak lingkungan, tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam
untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga
terciptanya keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia dengan
lingkungan alam dan manusia dengan Tuhannya.
2.5. Sarana dan Prasarana pariwisata
Sebagai sebuah Organisasi, Pariwisata merupakan suatu sistem, yang mempunyai
unsur-unsur yang satu sama lain saling terkait dan berhubungan satu sama lain.
Keberadaan (eksistensi) dan keeratan hubungan unsur-unsur itu menggambarkan sampai
seberapa kuat Sistem Kepariwisataan tersebut. Apabila salah satu unsur tidak ada atau
lemah, maka sudah dipastikan kesisteman pariwisata akan terganggu atau tersendat-
sendat kegiatannya. Karenanya dalam mengelola kepariwisataan diperlukan Manajemen
Pariwisata yang betul-betul handal dan tepat sasaran.
Implikasinya, Pariwisata merupakan fenomena yang multidimensional dan
multisektoral yang harus dilihat dalam satu kesatuan sistem, yang berada di dalam sistem
yang lebih luas. Sistem kepariwisataan dapat dilihat dari berbagai aspek:
1. Melihat pariwisata dari sisi penawaran dan permintaan;
2. Mempunyai hubungan ketergantungan atau keterkaitan antara destinasi dan sumber
pasar yang dihubungkan dengan transportasi;
3. Didasari oleh arus informasi yang dapat mendorong dan memungkinkan wisatawan
datang.
4. Sistem yang lain melihat keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain antara berbagai
komponen kepariwisataan, yang tak dapat dipisah-pisahkan sebagai satu kesatuan
produk: transportasi yang menyediakan akses, daya tarik yang menjadi faktor utama
kunjungan, amenities yang disiapkan untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan.
5. Dilihat dalam hubungan input-output, sistem ini berada dalam lingkungan yang lebih
luas, output-nya akan tergantung bukan hanya kepada input tetapi kepada bekerjanya
faktor-faktor strategis lingkungan dan instrumen-instrumen kelembagaan.
Salah satu komponen dari kesisteman Pariwisata adalah Prasarana dan Sarana
Kepariwisataan, yang merupakan komponen terbesar dan paling menentukan dalam
menyukseskan penyelenggaraan Pariwisata. Di dalam komponen ini terdiri dari berbagai
subsistem yang memang benar-benar perlu mendapatkan perhatian dan penyediaan serta
pemeliharaan yang seksama.
Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia memerlukan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu semenjak ia berangkat sampai di tempat
tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya. Dibutuhkan prasarana dan sarana yang lengkap
memberikan kepastian suatu kenyamanan bagi wisatawan. Mereka terlebih dahulu ingin
mengetahui:
1. Fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan ke Daerah Tujuan Wisata
(DTW) yang ingin dikunjunginya.
2. Fasilitas akomodasi, yang merupakan tempat dimana yang bersangkutan dapat
menginap sementara di DTW.
3. Fasilitas Catering Service, yang dapat memberikan mereka pelayanan sehubungan
dengan makanan dan minumannya yang sudah tentu sesuai dengan seleranya.
4. Obyek dan atraksi wisata yang ada pada DTW yang akan dikunjunginya.
5. Aktivitas Rekreasi (Recreation Activities) yang dapat dilakukannya di DTW yang akan
dikunjunginya.
6. Fasilitas Perbelanjaan (Shopping Facilities), dimana ia dapat membeli ataupun juga
kadang-kadang juga untuk mereparasi kamera, mencuci cetak film dan lain-lain.
7. Fasilitas Kantor pos (Post office), untuk pengiriman surat-surat bagi sanak keluarga,
sahabat atau instansi sehubungan dengan perjalanan yang sedang dilakukan.
8. Fasilitas komunikasi melalui Telephone, telex dan faxcimile serta alat komunikasi
lainnya untuk pengiriman informasi yang dibutuhkannya selama melakukan perjalanan.
Keseluruhan informasi tersebut di atas adalah menyangkut prasarana dan sarana
kepariwisataan yang harus ada atau tersedia sebelum kita mempromosikan suatu daerah
sebagai daerah tujuan wisata.
Prasarana Kepariwisataan tidak berbeda dengan prasarana dalam perekonomian
pada umumnya karena pada dasarnya kegiatan kepariwisataan tidak bisa dilepaskan dari
aspek ekonominya. Yang termasuk ke dalam kategori prasarana umum adalah: Sistem
penyediaan air bersih; Pembangkit tenaga listrik; Jaringan jalan raya; Pelabuhan udara,
pelabuhan laut; Terminal taxi, terminal bus; Stasiun kereta api; Kapal penyeberangan;
Jaringan telekomunikasi. Sedangkan prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat
banyak ialah rumah sakit, apotik, bank dan kantor pos.
Prasarana (infrastucture) kepariwisataan adalah semua fasilitas yang tersedia
serta yang memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa,
sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhannya.
Sedangkan sarana kepariwisataan (tourism superstrucures) adalah perusahaan-
perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau
tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan
wisatawan. Kita dapat membagi atas tiga bagian yang penting sarana kepariwisataan
yaitu:
1. Sarana pokok kepariwisataan (Main Tourism Superstructures).
Sesuai dengan namanya, sarana ini menyediakan fasilitas pokok yang ikut
menentukan keberhasilan sesuatu daerah menjadi daerah tujuan wisata. Banyak
perusahaan yang menggantungkan hidupnya dari arus kunjungan wisatawan, atau orang
yang melakukan perjalanan wisata, baik wisatawan manca-negara maupun wisatawan
nusantara.
Termasuk juga kedalam kelompok sarana pokok kepariwisataan itu adalah perusahaan-
perusahaan yang menyediakan fasilitas pelayanan kepada para wisatawan di tempat yang
dituju: Travel Agent dan Tour Operator; Tourist Transportation; Hotel dan akomodasi
lainnya; Catering, Trades; Obyek Wisata dan Atraksi Wisata.
Ada lagi satu kategori yaitu yang termasuk ke dalam kategori “Subvek Sentra”
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha agar orang merasa tertarik akan kebutuhan
untuk mengadakan perjalanan atau memberi kesempatan pada mereka untuk menikmati
perjalanan apabila mereka sendiri tidak mampu untuk berbuat demikian, yaitu:
a. Perusahaan penerbitan kepariwisataan yang memajukan dan mempromosikan
pariwisata secara umum ataupun khusus.
b. Kantor yang membiayai kepariwisataan seperti Bank-bank Pariwisata (Travel Bank),
Travel Credit, Social Tourism, Youth Travel.
c. Asuransi Pariwisata.
Adam Nugraha Wiradhana H. 2012. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Pemasaran http://tulisan-adam.blogspot.com /2012/01/analisis-swot-sebagai-alat-
formulasi.html
Ani Rahmawati.2009. Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata Pantai
(Kasus Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur). Bogor: Institut Pertanian
Bogor (IPB)
Apridar et al. 2011. Ekonomi Kelautan dan Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu
Brahmantyo, dkk. 2001. Potensi Dan Peluang Usaha Dalam Pengembangan Pariwisata. Jakarta
: Tri Sakti Jurnal Ilmiah.
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta