Anda di halaman 1dari 7

Bangunan multifungsi atau istilah asingnya disebut mixed-use building yang menjadi

tren property pada masa kini. Diciptakan bangunan miltifungsi (mixed-use building)
dapat meningkatkan kemajuan pada suatu daerah baik dalam sektor ekonomi maupun
pariwisata. Bangunan multifungsi (Mixeduse building) mengacu kepada kombinasi fungsi
retail/komersial, apertemen atau pelayanan publik digabungkan dengan fungsi hotel
dalam satu bangunan atau dalam satu site (indonesiadesign, 2004). Secara sangat
sederhana memang cukup dikatakan sebagai ruang luas yang menampung berapa fungsi
seperti mall dan hotel yang dikombinasikan dalam satu bangunan atau dua fungsi atau
lebih dalam satu tapak.
Bangunan multifungsi (mixeduse building) Idealnya dikembangkan pada daerah
perkotaan maupun daerah straegis pariwisata merupakan daerah yang banyak dikunjungi
wisatawan dunia. Bangunan multi fungsi diciptakan dengan sekala luas, namun tidak
merusak lingkungan sekitar tapak. Keberadaan bangunan multifungsi pada suatu daerah,
dapat meningkatkan perekonomian daerah dan sekaligus mampu menjadi fasilitas
pendukung kawasan strategis pariwisata untuk wsatawan yang berwisata pada suatu
daerah. Pada umumnya bangunan multifungsi (mixed-use building) mengacu pada
penggabungan fungsi pelayanan publik dengan fungsi akomondasi dan fungsi perumahan
dan fungsi perkantoran (wisma, karya dan suka). Sefesifiknya, bangunan multi fungsi
(mixed-use building) pada suatu kawasan strategis pariwisata mengacu pada
penggabungan fungsi suka yaitu pelayanan fublik berupa shoping mall dan fungsi wisma
yang berorientasi pada fasilitas akomondasi berupa hotel, karena sasaranya adalah
wisatawan yang mengunjungi daerah wisata.
Bangunan multi fungsi (mixed-use building) di dunia sudah banyak dikembangkan di
kota-kota besar maupun di daerah strategis pariwisata contohnya di Dubai dan Amerika
serikat. Perkembangan bangunan multifungsi (mixed-use building) di dunia mulai
dikembangkan sejak tahun 1950-an. Tujuan dikembangkan bangunan multifungsi di
Negara tersebut umumnya adalah untuk kemajuan sektor ekonomi dan kepariwisataan
dunia.
Di Indonesia telah berkembang bangunan multifungsi (mixed-use building)sajak tahun
1960.

Perkembangan

bangunan

multi

fungsi

di

Indonesia

dipengaruhi

oleh

kesembrawutan tata ruang sehingga memerlukan alternatif untuk memperbaiki tata ruang

yaitu dikembangkannya bangunan yang berkonsep mixed-use development . Selain itu


menunjukan suatu bentuk kemajuan ekonomi pada suatu Negara dan meningkatkan
kualitas visual lingkungan. Pada saat ini perkembangan bangunan multifungsi (mixed-use
building) di Indonesia sudah cukup banyak baik di pusat ibukota Indonesia yaitu Jakarta
maupun di kota-kota besar yang terdapat di Indonesia. Di kota-kota besar seperti Jakarta
sudah terdapat mixed-use building seperti wisma nusantara-hotel niko, plaza Indonesiaex, center-grand hayatt. Disediakan fasilitas tersebut mampu mempermudah jangkauan
kegiatan perekonomian pada suatu daerah.
Di Bali, sudah ada fasilitas yang berkonsep mixed-use development baik sekala kawasan
maupun bangunan. Contoh bangunan multifunsi di Bali adalah beach walk dan sheraton
hotel merupakan penggabungkan dua fungsi menjadi satu bangunan. Namun ada sinergi
pada setiap ruang yang dihubungkan dengan sirkulasi yang luas dan terbuka.
Pembangunan bangunan multifungsi di Bali mengarah pada sektor pariwisata yang
tentunya di bangun pada daerah strategis pariwisata seperti pada kawasan pariwisata
Kuta, Kabupaten Badung. Pengembangan sektor pariwisata di Bali tumbuh dengan pesat
sejak tahun 1990-an. Pembangunan sektor pariwisata di Bali tumbuh seiring adanya
peningkatan wisatawan yang berkunjung ke Bali, karena tujuannya untuk menikmati
keindahan alam dan seni budaya yang khas. Keindahan alam dan seni budayanya,
sehingga Bali mendapatkan julukan Bali is the last Paradise. Perkembangan
pembangunan sektor pariwisata di Bali, sampai saat ini meningkat pesat karena adanya
ledakan jumlah wisatawan berkunjung ke Bali. Perekonomian terus meningkat sehingga
memancing touris dan investor untuk datang 3

ke Bali. Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan tentu disediakan fasilitas


pendukungnya berupa fasilitas komersil baik fasilitas akomondasi dan fasilitas Publik
lainnya. Pembangunan sektor pariwisata berorientasi pada daerah Bali selatan
(Kabupaten badung dan kota Denpasar).
Pada sisi lain, pertumbuhan perekonomian yang sangat pesat, adanya wisata alam yang
menarik, budaya Bali yang khas, peninkatan lapangan pekerjaan sehingga masyarakat
dalam berbagai kalangan datang dan bekerja. Adanya peningkatan penduduk dan
wisatawan ke bali selatan sehingga diperlukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk dan wisatawan yang berkunjung. Peningkatan pembangunan yang terdapat
pada daerah Bali pada saat ini ternyata tidak se ide-al bayangan orang pada masa lalu.
Kini Bali berujung pada permasalahan tata ruang yang tidak ideal dan tidak terjadi
keseimbangan pembangunan pada daerah Bali pada setiap sudut. Masalah tersebut
berkembang pada daerah Bali selatan (Kabupaten Badung dan Kota Denpasar). Cara
mengatasi perkembangan masalah tersebut maka perlu dilakukan program pemerataan
pembangunan, tujuannya untuk memproduktifkan daerah yang baru berkembang maupun
yang belum berkembang. daerah yang perlu di produktifkan terutama berada pada
kawasan strategis pariwisata seperti pada kawasan strategis pariwisata Lovina yang
terdapat di Kabupaten Buleleng. Dengan adanya program pemerataan pembangunan
maka terjadinya keharmonisan pembangunan tata ruang Bali.
Kabupaten Buleleng perlu dikembangkan dan diproduktifkan pada sektor pariwisata,
dengan demikian mampu meningkatkan perekonomian sehingga mampu memancing
orang untuk datang ke daerah Bali Utara. Namun pambangunan sektor pariwisata
Kabupaten Buleleng harus disesuaikan dengan peraturan tata ruang Kabupaten Buleleng,
supaya untuk kedepan tidak terjadi permasalahan Tata ruang yang menimbulknan
kesembrawutan. Kabupaten Buleleng merupakan Kabupeten terluas dan memiliki daerah
strategis pariwisata yaitu kawasan Lovina yang merupakan tonggak awal pengembangan
kawasan strategis pariwisata di Kabupaten Buleleng. Selain berkembangnya kawasan
strategis pariwisata, tentunya Kabupaten Buleleng memiliki keindahan alam dan budaya
Bali yang khas, sehingga sangat potensial menarik wisatawan dunia untuk datang ke
Buleleng.
Jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Buleleng pada tahun 2013 mencapai

666.829 atau setiap tahunnya berkembang 10,33% (Dinas kebudayaan dan pariwisata
Kabupaten Buleleng, 2014). Wisatawan yang datang ke Kabupaten 4

Buleleng sudah mengalami perkembangan, tetapi kalau dibandingkan dengan Bali selatan
jauh lebih sedikit wisatawan yang datang ke Kabupaten Buleleng. Untuk meningkatkan
jumlah wisatawan ke Kabupaten Buleleng, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan wisatawan dunia dan direncanakan sebuah alternatif untuk menarik minat
wisatawan yang datang ke Kabupaten Buleleng. Alternatif yang direncanakan berupa
menambah pengembangan pembangunan sektor pariwisata berupa adanya fasilitas
komersil berupa bangunan multifungsi (mixed-use Building). Pembangunan sektor itu
akan mampu meningkatkan lapangan pekerjaan pada bidang pariwisata yang kini banyak
di minati oleh masyarakat Bali. Pendidikan pada bidang ini sudah berkembang di
Kabupaten Buleleng baik dari tingkat smk maupun sekolah tinggi. Sumber daya manusia
yang dihasilkan sudah cukup banyak, sehingga sangat potensial dikembangkan fasilitas
komersial sebagai penunnjang kawasan pariwisata.
Pembangunan mixed-use building berorientasi pada sektor pariwisata yaitu fungsi resort
hotel berbintang digabung menjadi satu kesatuan dengan mall. Dalam penciptaan
bangunan, harus ada sinergi antar bangunan hotel dengan bangunan mall. Ketinggian
bangunan disesuaikan dengan lingkungan sekitar dan perda, tujuannya utuk keserasian
dan keharmonisan arsitektur. Pembangunan bangunan multifungsi (mixed-use Building)
diciptakan pada daerah strategis pariwisata yaitu Kawasan Lovina. Ijin untuk mendirikan
bangunan tersebut sudah ada, namun belum tersedianya fasilitas tersebut. Tersedianya
fasilitas tersebut nantinya akan mampu menarik minat orang untuk datang ke Kabupaten
Buleleng. Relevannya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Buleleng utamanya
melihat wisata alam dan budayanya. Dengan demikian perlu dibuatkan sebuah banguan
multifungsi yang mampu mewadahi wisatawan baik menginap maupun berekreasi.
Pembangunan fasilitas disesuaikan dengan lokasi yang sudah di tentukan yaitu daerah
strategis pariwsata Lovina. Tujuan di rencanakan bangunan multifungsi di Kabupaten
Buleleng adalah untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten
Buleleng, serta menjadi bangunan percontohan fasilitas pendukung. Tujuan fisik tentunya
akan mampu menambah nilai visual yang baik. Namun semua itu konsisten dengan
peraturan tata ruang yang telah dibuat, baik KDB,GSB,KLB. Pembangunan Mixed-Use
Building yang mengacu pada sektor pariwisata diharapkan menjadi percontohan dan
permodelan fasilitas di daerah pariwisata di masa depan dengan mengaplikasikan nilai-

nilai nusantara pada perancangan. Dengan demikian akan mampu meningkatkan


produktivitas kawasan 5
pariwisata yang datang ke Kabupaten Buleleng. jadi pada perinsipnya perlu mencari
lokasi lain selain di Bali selatan (Denpasar dan Kabupaten Badung) yang orientasinya
mendukung pemerataan pembangunan yang terdapat di Bali. Di masa depan diharapkan
Bali menjadi sektor pariwisata terbesar dunia, namun tidak meninggalkan betapa
pentingnya nilai budaya dan tetap mempertahankan keindahan alamnya.

1.2.1 Fasilitas apa saja yang diperlukan pada bangunan Mixed-use Building yang
mewadahi wisatawan dunia?
1.2.2 Dimana idealnya bangunan mixed-use building dikembangkan sebagai fasilitas
yang orientasinya pada sektor pariwisata?
1.2.3 Bagaimana kereteria perancangan mixed-use building di kawasan strategis
pariwisata Lovina?
1.2.4 Bagaimana konsep perancangan Mixed-use Building, yang dapat dikatakan ideal
sesuai konteks lokasi dan civitas, namun tetap selaras dengan arsitektur setempat?
1.2.5 Bagaimana mengaplikasikan konsep berbasis nisantara pada pada bangunan Mixed
-use Building?

1.3.1 Konsep perancangan mixed- use building dapat menjadi alternative pengembangan
fasilitas di kabupaten buleleng
1.3.2 Pengembangan mixed-use bulding yang yang berorientasi pada sektor pariwisata
diharapkan bisa menjadi pecontohan bangunan komersil sebagai pendukung kawasan
wisata di masa depan
6

1.3.3 Adanya sebuah wacana mengenai pemerataan pembanguanan, maka dengan


dikembangkan fasilitas ini akan mampu mendukung pemerataan pembangunan utamanya
pada sektor pariwisata
1.3.4 Tujuan dikembangkan Mixed-Use Building adalah membangkitkan produktivitas
kawasan strategis pariwisata lovina, Kabupaten Buleleng.
dalam mencapai tujuan umum tersebut terdapat juga tujuan-tujuan khusus pada
perancangan Mixed-Use Building diantaranya:
A. Menentukan fasilitas pada perancangan bangunan Mixed-Use Building,
B. Menentukan site atau tata letak ideal perancangan Mixed-Use Building,
C. Menentukan program yang dilihat dari jenis dan peruses kegiatan civitas pada
bangunan Mixed-Use Building,
D. Menentukan konsep perancangan secara umum pada site dan khusus pada bangunan,
E. Menerapkan nilai nusantara pada perancangan.

Anda mungkin juga menyukai