KONSEP MAKRO
A. KOTA MAKASSAR
B. KECAMATAN TAMALANREA
b. Luas Wilayah
Kecamatan Tamalanrea terdiri dari 6 kelurahan dengan luas wilayah 31,86 km².
Dari luas wilayah tersebut pada Tabel 1.2, tampak bahwa kelurahan Bira memiliki
wilayah yaitu 9,28 km², terluas kedua adalah kelurahan Parangloe dengan luas wilayah
6,53 km², sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah kelurahan Tamalanrea
Jaya yaitu 2,98 km².
c. Jumlah Penduduk
d. RUTRK
Pada kenyataan dilapangan penataan ruang seperti yang telah diatur dalam
Perda Nomor 06 tahun 2006 tersebut tidak sepenuhnya terlaksana, asumsi penulis
dikuatkan dengan tumbuh menjamurnya gedung-gedung hiburan dan tempat-tempat
perbelanjaan diwilayah Tamalanrea yang seyogianya adalah kawasan Pendidikan
Tinggi dan pemukiman. Ada beberapa faktor yang menurut penulis bisa menjadi
penyebab terjadinya hal tersebut, diantaranya:
a) Pertumbuhan Penduduk
Membengkaknya jumlah penduduk, membuat kebutuhan hidup dalam suatu
wilayah semakin meningkat, akibatnya permintaan pasar semakin meningkat. Jenis
kebutuhan hidup yang sangat heterogen membuat penyedia kebutuhan tidak cukup
satu, akhirnya alternatifnya adalah mengadakan penyedia sarana pengadaan
kebutuhan yang baru yang bisa mengakomodir segalanya.
b) Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat, mengarahkan kita pada
persaingan dunia Industri. Bersifat statis dan terus mengikuti perkembangan zaman
agar tidak tergilas, persaingan usaha yang begitu sengit membuat para pelaku usaha
terkadang melupakan tata aturan yang ada, sehingga melanggar prinsip-prinsip tata
ruang pada suatu wilayah.
c) Nilai Jual
Tamalanrea, sebagaimana seperti yang telah ditetapkan dalam Perda 06
tahun 2006 merupakan daerah pendidikan tinggi. Efek dari tata ruang tersebut, akan
mengakibatkan banyak pemukim yang akan memilih mendiami wilayah
Tamalanrea, karena akan dianggap sebagai wilayah yang sangat strategis, para
pelaku usaha kemudian berbodong untuk melakukan pembangunan dengan asumsi
bahwa penduduk Tamalanrea akan relatif banyak karena bukan hanya dari daerah
Makassar, tetapi para pendatang yang bertujuan untuk mengenyam pendidikan
tinggi tentu akan memilih untuk bermukim di Daerah Tamalanrea. Jumlah
Penduduk yang banyak, persaingan usaha yang sengit membuat wilayah ini
memiliki nilai jual yang sangat menjanjikan.
d) Kebijakan Pemerintah
Hal lain yang memiliki andil yang sangat penting adalah kebijakan
pemerintah. Pemerintah sebagai stakeholder penentu kebijakan tentang penataan
ruang, bertindak mengeluarkan izin usaha dan izin penggunaan ruang dalam suatu
wilayah yang telah memiliki penetapan fungsi ruangnya. Maka semestinya
pemerintah lebih mengetahui segalanya, prioritas pemberian izin, penyesuaian
fungsi-fungsi lahan sesuai dengan peruntukannya seperti yang telah diatur dalam
peraturan daerah mengenai tata ruang, pertumbuhan ekonomi dan gejolak politik
dan lain sebagainya.
Dengan adanya sarana hiburan, maka secara tidak lansung terbangun potensi untuk
memilih melakukan aktifitas lain ditengah kepenatan padatnya aktifitas kampus
dan kota Makassar yang semakin pesat. Selain hal tersebut, pemberian izin usaha
tentu tidak bisa dilepaskan dengan orientasi profit. Mendahulukan orientasi profit
terkadang membuat pemerintah mengenyampingkan konsep tata ruang yang telah
ada.
e. Fasilitas
Keterangan:
SIMBOL FASILITAS
7 Stimik Dipanegara
a) Pemerintahan
Aparat Pemerintah
Kegiatan pemerintahan di Kecamatan Tamalanrea dilaksanakan oleh
sejumlah pegawai negeri yang berasal dari berbagai dinas/instansi
pemerintah yang jumlahnya 186 orang, terdiri atas 76 orang laki-laki dan
116 orang perempuan.
Perkembangan Desa/Kelurahan
Tingkat klasifikasi desa/kelurahan di Kecamatan Tamalanrea tahun 2014
terdiri dari 6 Kelurahan, 337 RT dan 67 RW dengan kategori kelurahan
swasembada. Dengan demikian tidak ada lagi kelurahan yang termasuk
Swadaya dan Swakarya
b) Sosial
Pendidikan
Pada tahun ajaran 2010/2014 jumlah TK di Kecamatan Tamalanrea ada 39
sekolah dengan 1.422 orang murid dan 116 orang guru. Pada tingkat
Sekolah Dasar, baik negeri maupun swasta berjumlah sebanyak 30 sekolah
dengan 10.426 orang murid dan 402 orang guru. Untuk tingkat SLTP
sebanyak 8 sekolah dengan 3.721 orang murid dan 297 orang guru.
Sedangkan untuk tingkat SMA dan SMK terdapat 9 sekolah dengan 3.207
orang murid dan 262 orang guru.
Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan tahun 2014 di Kecamatan Tamalanrea tercatat 2
Rumah Sakit umum/khusus, 4 puskesmas, 2 pustu, 6 rumah bersalin dan 55
posyandu. Untuk tenaga medis tercatat 48 orang dokter umum, 25 orang
dokter spesialis, 13 orang dokter gigi, 57 paramedis dengan jumlah
paramedis sebanyak 29 orang bidan desa dan 31 orang perawat/mantri.
Keluarga Berencana
Jumlah akseptor KB di Kecamatan Tamalanrea sebanyak 7.783 orang
dengan menggunakan berbagai jenis alat kontrasepsi. Tercatat lebih banyak
akseptormenggunakan jenis kontrasepsi Suntikan dan PIL masing-masing
3.612 akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntikan dan sebanyak
2.671 orang akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi PIL. Jumlah
keluarga sejahtera menurut pra sejahtera sebanyak 1.487 keluarga
kemudian tahapan Keluarga Sejahtera I sebanyak 3.692 keluarga, tahap ke
II sebanyak 10.021 keluarga, tahap ke III sebanyak 4.115 keluarga dan
terakhir tahap keluarga III plus sebanyak 1.963 keluarga.
Agama
Ditinjau dari agama yang dianut, tercatat bahwa mayoritas penduduk
Kecamatan Tamalanrea adalah beragama Islam. Jumlah tempat ibadah di
Kecamatan Tamalanrea cukup memadai, terdapat 87 buah Mesjid, 7 buah
Langgar/Surau, 8 buah Gereja dan 1 buah tempat ibadah Pura.
c) Perumahan
Banyaknya rumah tangga yang berlangganan listrik di Kecamatan Tamalanrea
pada tahun 2014 sebanyak 25.553 rumah tangga.
g. Utilitas
a) Utilitas lingkungan
1. Air
Kebutuhan air dalam lingkungan bangunan dan bangunan itu sendiri sangat
penting dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
2. Matahari/Cahaya Matahari .
Penggunaan energi cahaya matahari dalam system rancang bangunan sangat
penting dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga penggunaan
cahaya buatan yang membutuhkan energi tambahan dapat dikurangi.
3. Udara/Angin
Dalam system perancangan bangunan factor udara sangat penting untuk
kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan kerja sehari-hari
b) Utilitas bangunan
prinsip kerja alat ini sama dengan ALS-02 di atas, ALS-03 dipasang di
reservoir bawah tanah untuk pengaman. Saat stock air reservoir melewati batas
bawah maka pompa akan mati meskipun air tandon atas belum penuh. Pompa
akan jalan lagi saat isi reservoir melewati batas atas, adapun berat alat yaitu
500gr.
air kotor
Air buangan atau Air Limbah(Waste Water) adalah air yang
telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga,
industri, bangunan umum dll.)
3. pengudaraan (AC)
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran hidup
dalam rumah tinggal atau bangunan – bangunan bertingkat diperlukan
usaha untuk mendapatkan udara segar baik udara segar dari alam dan aliran
udara buatan.
5. penanggulangan kebakaran
Pemadam api terbagi menjadi beberapa jenis:
C. ALTERNATIF KELURAHAN
Kecamatan Tamalanrea terdiri dari 6 kelurahan yaitu: (1) Kelurahan Tamalanrea,
(2) Kelurahan Tamalanrea Jaya, (3) Kelurahan Tamalanrea Indah, (4) Kelurahan Kapasa,
(5) Kelurahan Bira, (6) Kelurahan Parangloe.
1. Alternatif I
Kelurahan Tamalanrea Jaya
2. Alternatif II
Kelurahan Tamalanrea
3. Alternatif III
Kelurahan Tamalanrea Indah
a. Dasar pertimbangan
Dasar-dasar yang harus dipeertimbangkan dari pemilihan lokasi kelurahan
diantaranya:
a) Luas wilayah
Luas wilayah merupakan salah satu factor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi. Adapun lus wilayah pada setiap kelurahan di kecamatan
tamalanrea dapat disajikan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
Table 3.1
Luas Wilayah Setiap Kelurahan Kecamatan Tamalanrea
Jumlah 31,86
b) Keadaan demografis
Adapun perincian luas wilayah, jumlah rumah tangga atau kepala keluarga
(KK), jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk per Km2 distribusinya untuk
setiap kelurahan dapat disajikan dalam tabel 3.3 sebagai berikut:
Table 3.3
c) Perkembangan kelurahan
Imprastruktur berupa jalan dan jembatan yang menghubungkan Kecamatan
Tamalanrea dengan kecamatan lainnya, dan antara kelurahan dengan kelurahan
lainnya dalam lingkup kecamatan ini sudah cukup memadai, dimana semua jalan
aspal, sehingga arus transportasi darat berjalan cukup lancar. Mengingat bahwa
dalam wilayah Kecamatan Tamalanrea bayak fasilitas pelayanan publik yang
merupakan sentra bisnis, pendidikan, dan kesehatan.
Adapun perincian mengenai klasifikasi setiap Kelurahan di Kecamatan
Tamalanrea menurut data statistik terakhir dapat disajikan pada table 3.4 sebagai
berikut:
Table 3.4
Perincian Klasifikasi Kelurahan di Kecamatan Tamalanrea
1. Tamalanrea Indah - - 1
2. Tamalanrea Jaya - - 1
3. Tamalanrea - - 1
4. Kapasa - - 1
5. Parangloe - - 1
6. Bira - - 1
Jumlah - - 6
Jumlah - - 6
b. Kriteria
Kriteria dan sub kriteria seperti pada tabel diatas kemudian ditentukan bobot
nya masing-masing untuk penentuan lokasi terbaik,
D. LOKASI TAPAK
Dalam perancanan arsitektur, analisis lokasi tapak merupakan tahap penilaian atau
evaluasi mulai dari kondisi fisik, kondisi non fisik hingga standar peraturan kebijakan.
Kemudian menghasilkan hasil eksternal dan internal yang meliputi komponen desain.
Sehingga dapat merencanakan fisik,fasilitas dan fungsi bangunan yang akan dirancang.
Analisis tapak mengarah pada factor penggunan, factor lingkungan ilmiah,factor
lingkungan binaan,dan factor social budaya hingga lingkungan sekitar. Dari factor-faktor
tersebut menghasilkan output berupa analisis persyaratan tapak,analisis aksebilitas,analisis
kebisisngan,analisis sirkulasi,analisis matahari,angin dan zoning
Keterangan :
SIMBOL FASILITAS
Sungai Tallo
5 Universitas Hasanuddin
10 Stimik Dipanegara
12 Sidrap Centre
a) Aspek Kependudukan
b) Usia
d) Prasarana Transportasi
Prasarana Transportasi kelurahan ini sudah baik. Tersedia ojek ataupun ojek
yang melewati kelurahan ini. Tersedia juga angkutan kota yang lalu lalang.
g) Sarana Pendidikan
` Jumlah Keterangan
Gedung Kampus PTN 1 Buah -
Gedung Kampus PTS 2 Buah -
Gedung SMA / 2 Buah Kurang, Butuh + 3 Unit
Sederajat
Gedung SMP / 1 Buah Kurang, Butuh + 4 Unit
Sederajat
Gedung SD / Sederajat 4 Buah Kurang, Butuh + 11 Unit
i) Prasarana Persampahan
j) Sarana Kesehatan
Untuk sarana kesehatan, kelurahan ini sudah lengkap. Mulai dari puskesmas
Antara, apotik, balai pengobatan alternatif hingga tempat praktik dokter. Letaknya pun
telah disesuaikan yakni berada di tengah-tengah kelompok warga.
k) Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di kelurahan ini sudah cukup memadai. Masjid yang
dibangun bukan hanya untuk keperluan agama, akan tetapi dijumpai juga masjid yang
bersampingan dengan lapangan futsal dan lapangan bermain dalam satu kompleks.
l) Sarana Olahraga
Sarana Olahraga di kelurahan ini cukup sulit untuk dijumpai. Yang ada hanya
rumah-rumah yang berada di kawasan resapan air. Akan tetapi kita menjumpai pula
kompleks masjid yang berada satu dengan lapangan dan tempat bermain untuk anak-
anak.
2. Tanah kering
Tegal / lading - ha /m²
Pemukiman 89 ha /m²
Pekarangan 4 ha /m²
3. Tanah basah
Tanah rawa 67 ha /m²
Pasang surut - ha /m²
Lahan gambut - ha /m²
Situ / waduk / danau 18 ha /m²
5. Tanah hutan
Tanah lindung - ha /m²
Hutan produksi - ha /m²
a. Hutan produksi tetap - ha /m²
b. Hutan terbatas - ha /m²
c. Hutan konservasi - ha /m²
d. Hutan adat - ha /m²
e. Hutan asli - ha /m²
f. Hutan sekunder - ha /m²
g. Hutan buatan 125 ha /m²
h. Hutan mangrove - ha /m²
i. Hutan suaka - ha /m²
j. Suaka alam - ha /m²
k. Suaka margasatwa - ha /m²
l. Hutan rakyat - ha /m²
6. Iklim
Curah hujan 32 Mm
Jumlah bulan hujan 4 bulan
Kelembapan 5 ®C
Suhu rata-rata harian 30 ® C
Tinggi tempat dari permukiman laut - mdl
Kondisi
Jumlah Pemamfaat
Jenis Baik /
( unit) (KK)
rusak
Mata air - - -
Sumur
14 153 Baik
pompa
Hidran
85 875 Baik
umum
PAM 590 1769 Baik
Pipa - - -
Sungai - - -
Embung - - -
Bak
penampungan - - -
air hujan
Beli dari
1 176 Baik
tangki swasta
Depot isi
69 276 Baik
ulang
Sumber lain - - -
10. Sungai
11. Kondisi
Tercemar Ya
Pedangkalan / pengendapan lumpur tinggi Ya
Keruh Tidak
Jernih dan tidak tercemar / memenuhi baku Tidak
mutu air
Berkurangnya biota sungai Tidak
Kering Tidak
12. Rawa
Jumlah rawa 2 a
13. Pemamfaatan
Tingkat
Ruang Keberadaan luas
Pemamfaatan
public/
(aktif / pasif )
Taman
Taman kota Ada 6 ha M² aktif / pasif
Taman Tidak ada ………. M² aktif / pasif
bermain
Hutan kota Tidak ada ………..M² aktif / pasif
Taman desa/ Tidak ada ………..M² aktif / pasif
kelurahan
Tanah kas Ada ………..M² aktif / pasif
desa
Jumlah Total 63 Ha M²
b. Lokasi Kawasan
Lokasi kawasan pada Kec. Tamalanrea Kel. Tamalanrea Indah
Tapak terletak pada Kel. Tamalanrea Indah. Luas Kecamatan yaitu: 5,35 km².
dari luas Kec. Tamalanrea sebesar 31,86 km².
Data Tapak:
a) Batas-batas tapak
b) View tapak
d. Zoning
a) Orientasi Matahari
1. Bagian Timur
Pada bagian ini mendapatkan intensitas matahari pagi yang cukup tinggi pada
pagi hingga menjelang siang hari
2. Bagian Tengah
Pada bagian tersebut dilewati oleh sinar matahari pada siang hari sehingga dapat
dimanfaatkan untuk memaksimalkan cahaya matahari.
3. Bagian Barat
Pada bagian ini mendapatkan sinar matahari sore yang cukup tinggi sehingga
pada bagian tersebut harus dilindungi dengan penggunaan clading kaca yang
tidak menyeluruh.
b) Orientasi Angin
Angin yang berhembus di kawasan tapak tidak terlalu kencang.Ini
disebabkan karena, suhu udara yang terdapat di daerah ini sangat panas. Namun pada
saat musim hujan seperti saat ini, angin yang berhembus lumayan kencang, karena
hembusan angin muson tenggara yang datang dari Samudera Indonesia, membawa
titik-titik uap air yang dapat menyebabkan hujan. Dengan adanya ruang terbuka
hijau pada kawasan ini memungkinkannya angin mengalir pada bukaan-bukaan
tersebut.
c) Kebisisngan
Pencapaian menuju tapak dapat melalui alternatif jalur Kendaraan. karena itu
pencapaian dan sirkulasi menuju dan di dalam tapak sangat diperhatikan
keberadaannya sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan yang ada.
Jalan Utama di depan tapak : jalan Raya Politeknik , Lebar : 8-9 meter ,
1 lajur, dan 2 arah.
1. Topografi
Topografi menggambarkan karakter suatu tapak. Bentuk muka tanah
(baik dataran maupun bukit) mempengaruhi micro climate karena berpengaruh
terhadap pergerakan udara dan orientasi sinar matahari. Angin menjadi lemah
di sisi lereng yang terlindungi dan menjadi kuat pada sisi lereng atasnya. Pada
malam hari, daerah yang lebih rendah memiliki suhu yang lebih dingin
dibandingkan dengan lereng yang lebih tinggi.
Di kawasan ini, termasuk dataran rendah.Daerah yang terdapat disini
relative datar sehingga pada kawasan tapak ini juga datar.
2. Drainase
Drainase atau saluran pembuangan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam suatu perencanaan tapak. Ruang luar suatu tapak yang
telah dirancang dengan baik, apabila terdapat bagian dari tapak yang tergenang
air akan menyebabkan rancangan
menjadi tidak sempurna. Genangan air
yang tidak terencana menyebabkan efek
visual yan kurang baik, selain itu dapat
merusak konstruksi perkerasan. Bila
genangan air terjadi pada tanah
permukaan lunak atau bidang alas
rerumputan, mengakibatkan rumput menjadi rusak dan mati, demikian pula
dengan tanaman hias. Pengadaan saluran air pada tapak yang dirancang sangat
mutlak dipikirkan.
f) Tata Massa
Tatanan massa adalah perletakan massa bangunan majemuk pada suatu
site,yang ditata berdasarkan zona dan tuntutan lain yang menunjang Tata letak massa
bangunan ini disamping berdasarkan zonasi, juga harus dibuat berdasarkan alur
sirkulasi yang saling terkait. Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari massa
berbentuk bangunan dan vegetasi; keduanya baik secara individual maupun
kelompok menjadi unsur pembentuk ruang out door.
1. KONFIGURASI MASSA
Berikut ini mengkategorikan bentuk-bentuk dengan penambahan
menurut sifat hubungan yang muncul diantara bentuk-bentuk komponennya
sebaik konfigurasi keseluruhannya.
1) Bentuk Terpusat
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu bentuk
dominant yang berada tepat di pusatnya. Bentuk-bentuk terpusat menuntut
adanaya dominasi secara visual dalam keteratuan geometris, bentuk yang
harus ditempatkan terpusat, misalnya seperti bola, kerucut, ataupun silinder.
Oleh karena sifatnya yang terpusat, bentuk-bentuk tersebut sangat ideal
sebagai struktur yang berdiri sendiri, dikelilingi oleh lingkunganya,
mendominasi sebuah titik didalam ruang, atau menempati pusat suatu bidang
tertentu. Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat-tempat yang suci atau
penuh penghormatan, atau untuk mengenang kebesaran seseorang atau suatu
peristiwa.
2) Bentuk Linier
Terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur berangkaian pada sebuah baris. Bentuk
garis lurus atau linier dapat diperoleh dari perubahan secara proposional
dalam dimensi suatu bentuk atau melalui pengaturan sederet bentuk-bentuk
sepanjang garis. Dalam kasus tersebut deretan bentuk dapat berupa
pengulangan atau memiliki sifat serupa dan diorganisir oleh unsur lain yang
terpisah dan lain sama sekali seperti sebuah dinding atau jalan.
Bentuk garis lurus dapat dipotong-potong atau dibelokkan sebagai
penyesuaian terhadap kondisi setempat seterti topografi, pemandangan
tumbuh-tumbuhan, maupun keadaan lain yang ada dalam tapak. - Bentu
garis lurus dapat diletakkan dimuka atau menunjukkan sisi suatu ruang
luar atau membentuk bidang masuk ke suatu ruang di belakangnya.
Bentuk linier dapat dimanipulasi untuk membatasi sebagian. - Bentuk
linier dapat diarahkan secara vertical sebagai suatu unsur menara untuk
menciptakan sebuah titik dalam ruang. - Bentuk linier dapat berfungsi
sebagai unsure pengatur sehingga bermacam-macam unsure lain dapat
ditempatkan disitu.
3) Bentuk Radial
Merupakan suatu komposisi dari bentuk-bentuk linier yang berkembang
kearah luar dari bentuk terpusat dalam arah radial. Suatu bentuk radial terdiri
dari atas bentuk-bentuk linier yang berkembang dari suatu unsure inti terpusat
kearah luar menurut jari-jarinya. Bentuk ini menggabungkan aspek-aspek
pusat dan linier menjadi satu komposisi.
Inti tersebut dapat dipergunakan baik sebagai symbol ataupun sebagai pusat
fungsional seluruh organisasi. Posisinya yang terpusat dapat dipertegas
dengan suatu bentuk visual dominant, atau dapat digabungkan dan menjadi
bagian dari lengan-lengan radialnya.
Lengan-lengan radial memiliki sifat-sifat dasar yang serupa dengan bentuk
linier, yaitu sifat ekstrovertnya. Lengan-lengan radial dapat menjangkau ke
luar dan berhubungan atau meningkatkan diri dengan sesuatu yang khusus di
suatu tapak. Lengan-lengan radial dapat membuka permukaanya yang
diperpanjang untuk mencapai kondisi sinar matahari, angin, pemandangan
atau ruangyang diinginkan.
Organisasi bentuk radial dapat dilihat dan dipahami dengan sempurna dari
suatu titik pandang di udara. Bila dilihat dari muka tanah, kemungkinan besar
unsure pusatnya tidak akan dengan jelas, dan pola penyeberan lengan-lengan
linier menjadi kabur atau menyimpang akibat pandangan perspektif.
4) Bentuk Cluster.
Sekumpulan bentuk-bentuk yang tergabung bersama-sama karena saling
berdekatan atau saling memberikan kesamaan sifat visual. Jika organisasi
terpusat memiliki dasar geometric yang kuat dalam penataan bentuk-
bentunya, maka organisasi kelompok dibentuk berdasarkan persyaratan
fungsional seperti ukuran, wujud ataupun jarak letak. Walaupun tidak
memiliki aturan deometrik dan sifat introvert bentuk perpusat organisasi
kelompok cukup fleksibel dalam memadukan bermacam-macam wujud,
ukuran, dan orientasi ke dalamstrukturnya.
Berdasarkan fleksibilitasnya, organisasi kelompok bentuk-bentuk dapat
diorganisir dengan berbagai cara sebagai berikut:
Dapat dikaitkan sebagai anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau
ruang induk yang lebih besar
Dapat dihubungkan dengan mendekatkan diri untuk menegaskan dan
mengekspresikan volumenya sebagai suatu kesatuan individu.
Dapat menghubungkan volume-volumenya dan bergabung menjadi suatu
bentuk tunggal yang memiliki suatu variasi tampak
Suatu organisasi kelompok dapat juga terdiri dari bentuk-bentuk yang
umumnya setara dalam ukuran, wujud dan fungsi. Bentuk-bentuk ini secara
visual disusun menjadi sesuatu yang koheren, organisasi nonhirarki, tidak
hanya melalui jarak yang saling berdekatan namun juga melalui kesamaan
sifat visual yang dimilikinya.
Sejumlah bentuk perumahan kelompok dapat dijumpai dalam berbagai
bentuk arsitektur tradisional dari berbagai kebudayaan. Meskipun tiap
kebudayaan melahirkan suatu jenis yang unik sebagai tanggapan terhadap
faktor kemampuan teknis, iklim dan sosial budaya, pengorganisasian
perumahan kelompok ini pada umumnya mempertahankan individualitasnya
masing-masing unitnya serta suatu tingkat keragaman moderat dalam konteks
keseluruhan penataan.
5) Bentuk Grid
Merupakan bentuk-bentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid-
grid tiga dimensi. Grid adalah suatu system perpotongan dua garis-garis
sejajar atau lebih yang berjarak teratur. Grid membentuk suatu pola geometric
dari titik-titik yang berjarak teratur pada perpotongan garis-garis grid dan
bidang-bidang beraturan yang dibentuk oleh garisgaris grid itu sendiri.
Grid yang paling umum adalah yang berdasarkan bentuk geometri bujur
sangkar. Karena kesamaan dimensi dan sifat semetris dua arah, grid bujur
sangkar pada prinsipnya, tak berjenjang dan tak berarah. Grid bujur sangkar
dapat digunakan sebagai skala yang membagi suatu permukaan menjadi unit-
unit yang dapat dihitung dan memberikannya suatu tekstur tertentu. Grid
bujur sangkar juga dapat digunakan untuk menutup beberapa permukaan
suatu bentuk dan menyatukannya dengan bentuk geometri yang berulang dan
mendalam.
Bujur sangkar, bila diproyeksikan kepada dimensi ketiga, akan menimbulkan
suatu jaringan ruang dari titik-titik dan garis-garis referensi. Di dalam
kerangka kerja modular ini, beberapa bentuk dan ruang dapat diorganisir
secara visual.
2. RUANG LUAR
Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh batas horizontal bawah
(bentang alam) dan batas vertical (massabangunan atau vegetasi),Ruang luar ialah
ruang yang terjadi dengan membatasi alam, dengan memberi kerangka atau bingkai
disebut juga arsitektur tanpa atap tetapi dibatasi oleh dua bidang : lantai dan
dinding.
1) Ruang luar berdasarkan kegiatan yang ada, ruang luar dikategorikan menjadi:
Ruang aktif adalah ruang - ruang yang dibentuk untuk difungsikan sebagai
ruang untuk aktivitas olahraga, jalan, dan bermain. Ruang luar ini dapat
berbentuk: plaza, playground, lapangan olahraga.
Ruang pasif adalah ruang-ruang yang dibentuk bukan difungsikan sebagai
tempat manusia berkegiatan. Ruangluar inidapat berbentuk: tamanpasif,
dan area hijau.
2) Ruang luar berdasar fungsinya, dikategorikan :
Fungsional, artinya ruangluar dibentuk denganadanya fungsi / guna
tertentu: - ruang aktif : bermain, olahraga - tempat peralihan kegiatan atau
menunggu - sarana penghubungantar bangunan - sebagaipembatas antar
bangunan - sebagaipengatur jarakantar bangunan
Orientasi
Penempatan bangunan pada tapaknya atau kaitannya terhadap
bangunan lain sangat penting. Apabila diletakan dengan baik, maka
bangunan akan mencapai keserasian dengan topografinya. Penataan
bangunan yang sesuai dengan topografinya akan mengurangi pekerjaan
pelandaian, memperkecil biaya konstruksi awal dan meniadakan masalah
drainase yangberlanjut. Orientasi bangunan terhadap matahari, angin dan
pemandangan merupakan pertimbangan mendasar. Dalam banyak keadaan,
kita ingin berlindung dari teriknya sinar
matahari dari arah barat dan memperoleh sinar matahari dari arah
timur. Pemanfaatan angin sejuk akan mengurangi atau meniadakan
kebutuhan penyejukan hawa buatan. Menurut Setyo Soetiadji (Soetiadji S,
1986) orientasi adalah “suatu posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang
dasar, arah mata angin, atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.
Dengan berorientasi dan kemudian mengadaptasikan situasi dan kondisi
setempat, bangunan kita akan menjadi milik lingkungan.
Jenis orientasi menurut Setyo Soetiadji adalah :
Orientasi terhadap garis edar matahari yang merupakan suatu bagian
yang elemen penerangan alami. Namun pada daerah beriklim tropis
penyinaran dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan suatu
masalah, sehingga diusahakan adanya elemen-elemen yang dapat
mengurangi efek terik matahari.
3. KONTUR TANAH
1) Pengertian
Kontur adalah garis hubung antara titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama. Garis yang dimaksud disini adalah garis khayal
yang dibuat untuk menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama. Walaupun garis tersebut mengubungkan antara
dua titik, namum bentuk dan polanya tidak merupakan garis patah-
patah. Garis-garis tersebut dihaluskan (smoothing) untuk membuat
kontur menjadi “luwes” atau tidak kaku. Hal ini diperbolehkan pada
proses kartografi.
hanya pada satu sisi pada setiap baris, sehingga menyisakan hanya
sedikit ruang untuk jalan masuk pada sisi lainnya.
4) Pelandaian ( grading )
Rancangan pelandaian ini harus dipertimbangkan pada tahap awal
perencenaan dengan tujuan utama untuk :
Mengembangkan tapak bangunan yang menarik, sesuai, dan ekonomis
Memberikan pencapaian yang aman, nyaman dan fungsional keseluruhan
tapak, untuk penggunaan dan pemeliharaan.
Membagi limpasan permukaan dari tapak tanpa mengakibatkan erosi dan
sedimentasi, atau mengumpulkannya untuk keperluan ciri air, cekungan
lumpur atau irigasi.
Membagi aliran air permukaan maupun air bawah permukaan menjauhi
bangunan dan perkerasan trotar untuk menghindari kejenuhan lapisan
dasar, yang dapat merusak struktur bangunan atau melemahkan
KONSEP MIKRO
A. Pengertian Butik
Asal mula kata butik berasa dari Bahasa Perancis yakni "Boutique" dalam Bahasa
Perancis butik berarti toko, toko eceran kecil atau outlet. Toko atau toko eceran ini menurut
Bahasa Perancis bukan sembarang toko, karena memiliki kualitas produk yang tinggi.
Dengan begitu, tak heran apabila produknya memiliki harga selangit. Butik jg merupakan
kata serapan dari bahasa belanda yaitu (boetiek) yang juga berarti toko. Butik adalah Toko
pakaian eksklusif yg menjual pakaian modern, yg sesuai dengan mode mutakhir, segala
kelengkapannya (terutama untuk wanita).
Rumah Butik adalah toko khusus yang menawarkan barang dagangan kecil yang
tidak biasa dan khas yang biasanya tidak akan ditemukan dalam pakaian tradisional atau
departemen store. Selain pakaian yang unik, aksesoris,
dan hadiah, pengunjung juga terpesona oleh layanan pelanggan berkualitas dan harga
yang wajar toko-toko kecil yang indah menawarkan” Jadi dapat disimpulkan bahwa butik
adalah toko khusus yang menawarkan pakaian yang unik, aksesoris dan hadiah yang tidak
akan ditemukan dalam departemen store dengan layanan pelanggan yang berkualitas dan
harga yang wajar.
B. Fungsi Bangunan
Broadbent menelorkan enam fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsitektur untuk
menjawab pertanyaan : apa yang dituntut oleh bangunan ? Keenam fungsi tersebut adalah
1. Environmental Filter (=modifier of the physical climate).
Bangunan bisa mengontrol iklim. Bangunan berperan sebagai saringan atau filetr
antara lingkungan luar dengan kegiatan yang akan kita lakukan. Bangunan dapat
membantu kita untuk membuat kondisi-kondisi agar kegiatan-kegiatan dapat
dilaksanakan dengan menyenangkan dan dalam kenyamanan. Kita bisa menentukan
ruang-ruang mana yang harus dekat satu sama lain dan yang mana yang bisa dijauhkan.
2. Hand-out Mata Container of Activities.
Bangunan sebagai wadah kegiatan-kegiatan yang menempatkannya pada tempat yang
khusus dan tertentu.
3. Capital Investment (=changer of land value).
Dalam pengertian ini bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak. Keduanya
dapat menjadi sumber investasi yang baik.
4. Symbolic Function (=culutral implication).
Dalam pengertian ini bangunan dapat memberikan nilai-nilai simbolik terutama pada
kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan atau yang berimplifikasi budaya.
5. Behavior Modifier. Pada fungsi behavior modifier, bangunan dapat mengubah perilaku
dan kebiasaan, sesuai dengan suasana ruang.
6. Aesthetic Function (=pursuit of delight).
Pada pengertian ini bangunanbangunan akan menyenangkan bila bangunan tampak
bagus/cantik, sesuai dengan imajinasi yang fashionable saat ini, sesuai dengan asas-
asas tertentu dari order visual dan lain-lain.
Jadi Broadbent memahami fungsi sebagai apa saja yang dipancarkan dan
diinformasikan oleh arsitektur melalui panca indera kita
C. Kebutuhan Ruang
a. Pelaku kegiatan :
1. Manajer
Seseorang yang mengurus dan mengelola kegiatan di butik, biasanya
menghabiskan waktu di ruang kerjanya untuk membuat laporan keuangan,
penyediaan stok barang, dan kadang-kadang berkeliling butik untuk mengawasi
kegiatan produksi dan penjualan di butik, biasanya manajer ini menggunakan
mobil sebagai sarana tranportasi menuju butik.
2. Shopkeepers
Pegawai yang melayani pembeli biasanya mereka menggunakan motor untuk pergi
bekerja di butik.
3. Cashier
melayani transaksi pembayaran di counter desk. Menggunakan motor sebagai
sarana transportasi ke toko.
4. Penjahit
pegawai yang menjahit baju yang di pesan oleh pelanggan atau pembeli,
termasuk kegiatan mengambil persediaan kain di gudang, memotong kain,
membuat pola, dll. Bahkan menerima perbaikan dari keluhan pengunjung
jika terdapat kerusakan baju. Biasanya mereka menggunakan motor sebagai
sarana transportasi.
5. Pembeli
Pengunjung yang datang ke butik untuk memilih-milih dan membeli baju dan/atau
kain, membeli baju sesuai pesanan, dan beberapa di antaranya menunggu atau
beristirahat di ruang tunggu. Setiap pengunjung mempunyai beragam cara untuk
datang ke rumah mode ini. Ada yang memakai mobil atau motor, bahkan ada juga
yang memakai angkutan umum.
b. Kebutuhan ruang
1. Ruang manajer
2. Butik
3. Gudang
4. Toilet
5. Ruang kasir dan penitipan barang
6. Ruang jahit
7. Ruang ganti
8. Ruang tunggu
9. Parkiran
10. Ruang pola dan potong
c. Kapasitas ruang
1. Kegiatan PERSONAL
a) Cashier and Counter Desk :
meja kasir 2,2 x 0,53 = 1,16 m2
2 buah kursi @ 0,4 x 0,4 = 0,32 m2
rak penitipan 0,4 x 2,4 = 0,96 m2+
2,44 m2
Ruang gerak 145 % 3,54 m2+
5,99 m2
dibulatkan + 6 m2
b) Ruang manajer
meja 1,40 x 0,70 = 0,98 m2
filling cabinet 0,60 x 0,40 = 0,24 m2
kursi 0,50 x 0,48 = 0,24 m2
sofa 0,70 x 1,40 = 0,98 m2
end table 0,60 x 0,60 = 0,36 m2+
2,80 m2
Ruang 320 % 8,96 m2+
11,76m2
dibulatkan + 12 m2
2. Kegiatan KELOMPOK
a) Display room/butik :
2 fitting room 1,5 x 1,8 = 5,4 m2
2 meja display manekin 0,6 x 2,2 = 2,64 m2
5 rak gantung kain 0,6 x 1 = 3,00 m2
5 manekin 0,6 = 1,41 m2
2 meja display sepatu 0,8 x 1,1 = 1,76 m2
sofa fitting sepatu 1 x 1,5 = 1,5 m2
2 hanger stand 0,7 x 1 = 1,4 m2
3 hanger wall 0,7 x 1,5 = 3,15 m2+
20,26m2
Ruang gerak 190 % 38,49m2+
58,75m2
dibulatkan + 60 m2
c) Ruang jahit
mesin jahit 0,87 x 0,42 = 0,36 m2
meja setrika 1,40 x 0,30 = 0,42 m2
almari 1,90 x 0,60 = 1,14 m2
meja bordir 1,00 x 0,60 = 0,6 m2
meja obras 0,75 x 0,50 = 0,37 m2
meja itik-itik 0,70 x 0,50 = 0,35 m2
meja zig-zag 0,75 x 0,50 = 0,37 m2
meja wolsum 0,75 x 0,50 = 0,37 m2
6 kursi @ 0,40 x 0,40 = 0,96 m2+
4,94 m2
Ruang gerak 220 % 10,86 m2+
15,80 m2
dibulatkan + 16 m2
d) Toilet
Standar water closet dan washtafel
3,00 x 3,00 = 9,00 m2
3. Kegiatan PENUNJANG
a) Gudang
rak kain 1,60 x 1,00 = 1,60 m2
almari sorong 1,90 x 0,60 = 1,14 m2
filling cabinet 0,60 x 0,40 = 0,24 m2
tangga lipat 0,45 x 1,00 = 0,45 m2+
3,43 m2
Ruang Gerak 160 % 5,48 m2+
8,91 m2
dibulatkan + 9 m2
b) Parking Lot
Motor
Approx. 20 @ 0,90 x 1,70 = 30,6 m2
Mobil
Approx. 4 @ 2,40 x 5,00 = 48 m2+
78,6 m2
Pembulatan + 80 m2
D. Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan ini yaitu Bentuk persegi. Ciri-Ciri Visual Bentuk yaitu Ciri-ciri
pokok yang menunjukan bentuk, dimana ciri-ciri tersebut pada kenyataanya dipengaruhi
oleh oleh keadaan bagaimana cara kita memandangnya. Juga merupakan sarana pokok
yang memungkinkan kita mengenal dan dan melihat serta meninjau latar belakang,
persepsi kita terhadap satu dan yang lain, sangat tergantung dari derajat ketajaman visual
dalam arsitektur. Bentuk dapat dikenali karena ia memiliki ciri-ciri visual, yaitu (Ching,
1979) :
Dimensi : dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar dan tinggi. Dimensi dimensi
ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan ukuran
relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya.
Warna : adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk. Warna
adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap
lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.
E. Ekspresi
Ekspresi adalah apa yang telah kita lihat menurut pangaruh atau pengalaman
sebelumnya (Smithies, 1984). Oleh karena tiap orang memiliki keunikan latar belakang
dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan
oleh suatu obyek juga akan berbeda-beda. Keunikan latar belakang dan pengalaman yang
berbeda diakibatkan oleh tingkat pendidikan yang berbeda, agama yang berbeda atau juga
akibat/pengaruh media masa yang dikonsumsi oleh pengamat. Tidak dapat dipungkiri
bahwa sebagian dari tanggapan itu bersifat subyektif. Meskipun demikian terdapat aspek
akspresi yang dapat dilihat secara obyektif. Dan setiap kerangka teori arsitektural
senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip. Ekspresi dapa dipengaruhi oleh
beberapa aspek, yakni : Fungsi, fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya
kita membuat sebuah lumbung padi dengan menitikberatkan pada pemenuhan fungsi, maka
akan muncul bentuk lumbung pada yang dapat menghindari terjadinya pembusukan padi,
menghindari gangguan tikus dan sebagainya. Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen
estetis pada sebuah bangunan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula. Budaya.
Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang dimunculkan merupakan hasil
tampilan budaya