JOB I
MIX DESIGN
ABSTRAK
SpesificGrafity
AnalisaSaringan
- ZonaPasir 4 2
- Ukuran Ayakan
4,75 10
(mm)
B. MutuBetonRencana
Mutu beton rencana yang digunakan dalam pembetonan ini adalah
fc17,5 MPa, yang diasumsikan pada Pembetonan untuk pelaksanaan proyek
(1 )2
= =1
1
dimana :
s = Standar deviasi
x1 = Kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
= Kuat tekan beton rata-rata
3) Menghitung nilai tambah dengan menggunakan rumus :
M = 1,64 x Sr
dimana :
M = Nilai tambah
1,64 = Tetapan statistik yang nilainya tergantung pada presentase
kegagalan hasil uji sebesar maksimum 5 %
Sr = Deviasi standar rencana
5) Menetapkan jenis semen yang akan digunakan, dalam hal ini digunakan
semen Portland type I.
8) Menetapkan air semen maksimum, yaitu 0,60. Apabila faktor air semen
yang diperoleh pada point 7), maka pada perhitungan selanjutnya
digunakan faktor air semen yang lebih kecil. Dipakai FAS = 0,60.
9) Menetapkan slump pada tabel 2, dalam hal ini slump ditetapkan sesuai
dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang mudah
dituangkan, dipadatkan dan diratakan yakni 30-60 mm.
10) Menetapkan ukuran agregat maksimum, dalam hal ini ukuran agregat
maksimum ditetapkan 10 mm.
dimana :
KAB = Kadar air bebas (kg/m3)
Wh = Perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk = Perkiraan jumlah air untuk agregat kasar
Nilai Wh dan Wk dapat diperoleh dari tabel di bawah ini.
2 1
Kadar air bebas = + (slump 60 180)
3 3
2 1
= (205) + (230)
3 3
= 136,67 + 76,67
= 213,334 kg/m3
12) Menghitung jumlah semen yang besarnya kadar semen, dengan rumus :
Kadar Semen =
213,34
=
0,6
355,57 Kg/m3
13) Menentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen
berubah karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan
(atau lebih besar dari jumlah semen maksimum yang disyaratkan), maka
faktor air semen harus diperhitungkan kembali.
14) Berdasarkan grafik 2, susunan besar butir agregat halus terdapat pada
zona IV berdasarkan standar analisa saringan agregat kasar yang tertahan
pada saringan 10 mm dengan slump 30 - 60 mm, maka :
2,47
2,13
32,5
= x 1962
100
= 637,65 Kg/m3
= 1324,35 Kg/m3
= 212,56 Kg/m3
1
Pasir = + {( ) }
100
5,08,0
= 637,65 + {( ) 637,65}
100
= 637,65 + (- 19,1295 )
2
Kerikil = + {( ) }
100
5,54,0
= 1324,35 + {( ) 1324,35}
100
= 1324,35 + ( - 19,865525 )
= 1344,22 Kg/m3
Dimana,
A = Kadar Air Bebas A1 = Penyerapan Air pada Agregat Halus
C = Jumlah Agregat Halus Ah = Kandungan Air pada Agregat Halus
D = Jumlah Agregat Kasar Ak = Penyerapan Air pada Agregat Kasar
A2 = Kandungan Air pada Agregat Kasar
8) Proporsi Campuran
D. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada perencanaan ini, yaitu :
a. Proporsi material yang dibutuhkan yaitu, air = 10,798 kg per m3, semen
= 17,972 kg per m3, pasir = 32,381 kg per m3, dan kerikil = 67,045 kg
per m3.
b. Diperoleh nilai slump sebesar 12 cm.
c. Dari pelaksanaan, mengalami penambahan air sebesar 3,35 kg per m3
(3,35 liter).
F. Refernsi
Referensi yang digunakan dalam perencanan ini, yaitu :
1. SK.SNI.T-15-1990-03 Tata cara pembuatan rencana campuran Beton.
2. SK.SNI.T-28-1991-03 Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton
3. ASTM C.685 Standard Made by Volumetric Batching and Continous
Mixing
4. Kardiyono T, Ir.M.E. Buku Ajar Teknologi Beton. Penerbit Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta