Anda di halaman 1dari 25

Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 81


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 82


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 83


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 84


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 85


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 86


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 87


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 88


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 89


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

POTENSI EKONOMI KAMPUS BINAWIDYA


UNIVERSITAS RIAU DAN PENGELOLAANNYA
Syapsan1 dan Dahlan Tampubolon2
Kegiatan ekonomi bertujuan meningkatkan pendapatan atau output.
Usaha yang dijalankan masyarakat dalam mengelola atau memanfaatkan
sumberdaya untuk meningkatkan taraf penghidupannya merupakan suatu
proses yang berkait rapat dengan sistem yang ada dalam masyarakat.

Sumber daya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,


kelompok atau masyarakat secara umum. Namun cara masyarakat dalam
mengelola sumberdaya bergantung kepada konsep dan teknik yang akan
digunakan. Pemilihan cara mengelola sumberdaya perlu diperhatikan siapa
penerima manfaat dan menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam
membuat kebijakan.

Pengelolaan kampus yang lestari sudah menjadi ikon dalam


masyarakat kota. Kampus tidak hanya menjadi pusat pendidikan namun juga
menjadi tempat rekreasi dan aktivitas ekonomi. Kampus menjadi tempat
interaksi antara masyarakat dan civitas akademik di dalamnya. Keberadaan
civitas kampus menjadi objek ekonomi bagi masyarakat dan masyarakat
sekitar kampus menjadi sumberdaya pendukung kampus.

Potensi ekonomi yang ada di dalam kampus perlu disinergikan dengan


pengelolaan kampus lestari. Oleh itu pengelolaan potensi ekonomi sedapat
mungkin harus berkelanjutan dan mampu mendorong program kampus hijau.
Diperlukan identifikasi potensi ekonomi serta faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi eksploitasi potensi ekonomi tersebut.

Ada sejumlah faktor yang akan dipertimbangkan saat memutuskan


pengelolaan kampus hijau dari perspektif ekonomi. Berbagai faktor tersebut
saling berkaitan, sehingga akan ada keseimbangan antara potensi dengan
pasar yang akan menerima manfaat dari potensi tersebut. Permintaan pasar
dapat diperkirakan dengan menilai konvergensi masing-masing faktor, yang

1
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Kampus Binawidya km 12,5 Simpang Baru 28293 – Indonesia, Email:
syapsan_sy@yahoo.co.id Website: pslh.lppm.unri.ac.id Telepon: 0811766819
2 2
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Kampus Binawidya km 12,5 Simpang Baru 28293 – Indonesia, Email:
dahlantbolon@unri.ac.id Website: pslh.lppm.unri.ac.id Telepon: 08127580604

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 90


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

semuanya berinteraksi dengan dan mempengaruhi satu sama lain dengan cara
yang sering tak terpisahkan. Mengkaji faktor-faktor ini memungkinkan
universitas untuk membuat keputusan strategis tentangpengelolaan kampus
yang merupakan bagian integral kampus hijau di dalam perekonomian daerah
Kota Pekanbaru.

Di sini pihak kampus perlu melakukan kajian yang mendukung


pelaksanaan kampus hijau. Di satu sisi kampus menjadi penggerak ekonomi
di sisi lain kelestarian kampus tetap terjaga dan interaksi kampus dengan
wilayah sekitarnya semakin erat. Kajian ini akan membantu pencapaian
program kampus hijau yang dicanangkan.

Berbagai program diterapkan untuk meningkatkan efisiensi


penggunaan sumber energi di kampus. Tidak mengherankan bahwa kampus
merupakan lembaga/institusi yang bergerak di bidang pendidikan dan
penganjaran, tentu banyak menghabiskan lembaran kertas. Upaya dilakukan
untuk menekan limbah yang dihasilkan dari penggunaan kertas tersebut.
Kemudian juga dalam bidang pemanfaatan air, listrik, dan lahan di dalam
kampus.

Efisiensi pemanfaatan air adalah sangat penting dilakukan di


lingkungan kampus. Penghematan air misalnya dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dengan menggunakan
teknologi re-sirkulasi air seperti yang telah bayak digunakan oleh institusi lain.
Sisa air yang telah digunakan seperti dari kamar mandi, dapur, dll. ditampung
kembali dalam kolam penjernihan terpadu, yang kemudian dimanfaatkan
kembali. Di samping itu, lahan yang ada juga dapat dimanfaatkan sebagai
sumur resapan ataupun biopori untuk menampung air hujan yang jatuh agar
tidak sia-sia mengalir sebagai air permukaan dan terbuang ke laut. Air hujan
selanjutnya dapat mengisi air tanah, kemudian tersimpan sebagai air
persediaan pada saat musim kemarau tiba.

Efisiensi penggunaan lahan di lingkungan kampus juga perlu mendapat


perhatian. Idealnya harus ada perimbangan antara luas bangunan dengan
ruang terbuka hijau. Minimal 30% lahan kampus sebaiknya dimanfaatkan
sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Selama ini ada kecenderungan
ditelantarkan atau dibiarkan sebagai lahan tidur (sleeping land) atau ruang
hilang (lost space). Berbagai aksi penanaman pohon yang dilakukan beberapa

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 91


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

lembaga di dalam kampus diakui sebagai gerakan yang sangat


membanggakan. Namun hal yang tidak kalah pentinggnya adalah aksi
pemeliharan tanaman tersebut. Program lanjutan ini seringkali dianggap sepele
sehingga aksi penghijauan tersebut sesungguhnya tidak memberi hasil yang
diinginkan. Beberapa indikator efisiensi penyelengaraan kampus bertema
green campus antara lain:

 Efisiensi penggunaan kertas sebagai kebutuhan pokok pengajaran


 Efisiensi pengelolaan sampah dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran
 Efisiensi penggunaan lahan sebagai ruang terbuka hijau dan estetika
(landscape)
 Efisiensi penggunaan listrik
 Efisiensi penggunaan Air
 Efisiensi pemakaian sumber daya alam
 Efisiensi penggunaan anggaran
 Penanganan daur ulang dan perbaikan barang bekas

5.1. ANALISIS FISKAL (ANGGARAN) UNIVERSITAS RIAU KAMPUS


BINA WIDYA
Anggaran penerimaan Universitas Riau bersumber dari Rupiah Murni
(APBN) Dn dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). PNBP Universitas Riau
bersumber dari berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh warga kampus
seperti uang kuliah tunggal (UKT), hibah riset dari pihak ketiga dan juga
penerimaan dari pemanfaatan sumberdaya kampus oleh pihak lain.
Pemanfaatan pihak lain di kawasan kampus seperti kantin, gerai, pedagang
keliling, penyewaan ruang/gedung dan lainnya.

Anggaran UR yang digunakan untuk kegiatan yang terkait dengan


green campus mestinya mendekati kisaran ± 10% dari total anggaran UR yang
berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun hingga kini belum
diperoleh angka yang pasti berkenaan penetapan besaran anggaran belanja
yang khusus untuk kegiatan green campus atau lingkungan kampus dalam
mencapai kampus yang berkelanjutan. Oleh karena itu, tim peneliti green
campus mencoba membuat gambaran penggunaan anggaran untuk
keberlanjutan kampus UR.

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 92


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

Penggunaan anggaran untuk kegiatan yang dilakukan oleh UR untuk


mendukung green campus sebagai berikut:

1. Penghijauan daerah tangkapan air

Tujuan pemeliharaan daerah tangkapan air tersebut adalah untuk


menjaga kelestarian lingkungan kampus dan meningkatkan daya serap daerah
tangkapan air yang dapat menambah jumlah air tanah dan mencegah
terjadinya banjir.

2. Pemeliharaan taman kampus dan hutan kampus (arboretum)

Pemeliharaan taman kampus dilakukan untuk menjaga kelestarian


lingkungan kampus UR dan meningkatkan kadar oksigen yang dihasilkan oleh
tanaman. Selain itu, keberadaan taman dan hutan kampus dapat digunakan
untuk menambah nilai estika UR.

3. Penyuluhan/ seminar tentang pemanasan global

Penyuluhan terkait dengan pemanasan global dilakukan kepada


masyarakat kampus untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang energi
dan perubahan iklim.

4. Menerapkan konsep green building

Konsep green building dilakukan dengan cara merenovasi bangunan


yang ada agar menjadi bangunan yang ramah lingkungan. Renovasi dilakukan
pada seluruh bangunan di Universitas Riau, baik bangunan bertingkat maupun
bangunan tidak bertingkat yang belum memenuhi standar bangunan green
building. Bangunan yang ada masih jauh dari standar green building dengan
wujud ketidakefisienan pemanfaatan lampu dan penyejuk ruang.

5. Penerapan energi terbarukan

Penerapan energi terbarukan dilakukan dengan memanfaatkan energi


biogas untuk kantin di masing-masing fakultas dan unit yang ada di lingkungan
UR. Pemanfaatan lampu energi surya masih terbatas pada demo belum
dimanfaatkan sebagai bagian dari efisiensi energi.

Jumlah fakultas di UR adalah 11 fakultas dan program pasca sarjana.


Jumlah kantin di UR sebenarnya mampu menghasilkan energi alternatif biogas
dengan jumlah kantin/gerai yang ada mencapai 22 unit.

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 93


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

6. Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan

Tujuan dari penyediaan sarana persampahan yaitu tersedianya tempat


sampah organik dan anorganik, sehingga memudahkan untuk memilah sampah
yang dapat dilakukan daur ulang, serta untuk mengurangi timbunan sampah.

7. Penyediaan workshop (bengkel) peralatan afkir

Untuk lokasi tertentu, seperti di sekitar jalan Prof Mukhtar Lutfi


(sebelum gedung FH) sampah yang dibuang berupa sampah mebeler dan
peralatan yang afkir namun masih memungkinkan untuk dilakukan reparasi
sehingga bisa dimanfaatkan kembali (reuse). Pembakaran sampah yang
selama ini dilakukan hanya menambah biaya pengelolaan tanpa ada hasil
positif, padahal sampah yang telah dipilah masih dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dan juga bisa dikumpulkan oleh petugas kebersihan.

8. Pembuatan biopori

Pembuatan biopori ini bermanfaat untuk meningkatkan daya resapan


air dan kualitas air tanah. Jumlah biopori yang dibuat adalah 110 unit sesuai
dengan jumlah jurusan/ program studi.

9. Pembuatan sumur buatan

Pembuatan sumur dalam di sekitar lapangan samping arena panjat


dinding untuk mengairi danau/embung yang ada di samping gedung LPPM dan
Rektorat.

10. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas

Pemeliharaan rutin kendaraan dinas bertujuan untuk menjaga kualitas


kendaraan dinas yang dimiliki oleh UR sehingga lebih efisien dalam
operasionalnya.

11. Pengadaan bus kampus UR

Pengadaan bus kampus bertujuan sebagai alat transportasi di dalam


lingkungan kampus, sehingga dapat mengurangi pencemaran udara di
lingkungan kampus. Keberadaan bus kampus juga mengurangi penggunaan
kenderaan pribadi oleh warga kampus sehingga mampu mengurangi biaya
warga kampus yang memanfaatkannya. Jumlah bus kampus saat ini sebanyak
5 unit.

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 94


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

5.2. ANALISIS VALUASI EKONOMI UNIVERSITAS RIAU KAMPUS


BINA WIDYA

Beberapa nilai ekonomi dari keberadaan kampus Bina Widya adalah nilai
ekonomi pohon, kayu bakar, tanaman hias, serapan karbon, ikan, keberadaan,
air, buah-buahan dan satwa.

1. Nilai Ekonomi Pohon

Berdasarkan hasil pengamatan awal, banyak jenis pohon yang ada di dalam
kampus Bina Widya. Karakteristik Kampus Bina Widya merupakan formasi
hutan hujan tropis daratan rendah. Meskipun tidak termasuk kelompok hutan
yang masih perawan (virgin forest), namun keanekaragaman spesiesnya masih
relatif tinggi. Hutan tropis khususnya tropis basah menurut Purwanto (2001)
berada di sekitar garis peredaran matahari (ekuator). Hutan hujan tropis
Indonesia memiliki kekayaan jenis tertinggi di dunia. Saat ini kondisi hutan
hujan tropis dataran rendah di Indonesia, dan Riau khususnya mengalami
degradasi yang sangat parah. Oleh karena itu keberadaan Kampus Bina Widya
menjadi sangat penting di tengah gersangnya Kota Pekanbaru.

Potensi pohon yang dapat dimanfaatkan masih cukup besar, sehingga


keberadaan Kampus Bina Widya tersebut sangat menarik perhatian berbagai
pihak. Warga kampus dan masyarakat Kota Pekanbaru menyadari bahwa
manfaat dari Kampus Bina Widya tersebut tidak hanya sebatas pada
pemanfaatan kayu saja, tetapi masih banyak yang dapat mereka manfaatkan
dari keberadaan pohon-pohon tersebut tanpa harus merusaknya.

2. Nilai Ekonomi Kayu Bakar

Selain dari adanya potensi kayu yang terdapat di Kampus Bina Widya terdapat
juga potensi kayu bakar. Kayu bakar diambil dari ranting, pohon mati, atau
pohon yang tumbang di dalam kampus Bina Widya. Sebagian pekerja di dalam
kampus memanfaatkannya untuk kayu bakar. Ada yang menjadi bahan bakar
utama, ada juga sekedar menjadi bahan bakar sampingan atau alternatif
pengganti minyak tanah.

Sebagian masyarakat sekitar kampus/warga kampus masih menggunakan


kayu bakar untuk keperluan rumah tangga. Hal ini dikarenakan berb agai
alasan, diantaranya adalah harga minyak tanah yang semakin tinggi,

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 95


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

kelangkaan minyak tanah, murah dan mudahnya akses untuk mendapatkan


kayu bakar di dalam kampus.

3. Nilai Ekonomi Tanaman Hias

Penelitian plasma nutfah dalam beberapa tahun terakhir, telah berhasil


mengumpulkan berbagai spesies atau kultivar yang sebagian telah
dikarakterisasi. Tanaman hias memiliki kisaran harga yang beragam.
Penentuan harga ditentukan oleh tren yang berkembang. Semakin bersifat
massal, harga akan semakin turun. Tanaman hias juga merupakan salah satu
potensi yang dapat diperoleh di kawasan Kampus Bina Widya. Dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan baik melalui survey di lapangan maupun
wawancara warga kampus dapat diketahui beberapa jenis tanaman hias yang
terdapat di dalam kampus Bina Widya: tanaman anggrek, pakis, suplir dan
lainnya.

4. Nilai Ekonomi Serapan Karbon

Vegetasi Kampus Bina Widya yang relatif masih alami memberikan jasa
lingkungan yang penting, baik pada tingkat lokal, regional, maupun global.
Pada tingkat lokal, pepohonan memberi perlindungan terhadap tanah
(mencegah erosi) dan menahan air, yang memberi efek pendinginan atau
kesejukan dalam cuaca panas. Pada tingkat regional, evapotranspirasi dari
vegetasi atau pepohonan Kampus Bina Widya akan dilepas ke atmosfir dan
kembali sebagai hujan. Pada tingkat global, kawasan hutan Kampus Bina Widya
memiliki peran sebagai penyerap dan penyimpan karbon (carbon sink),
sehingga dapat mengurangi laju pemanasan global.

Upaya untuk mencegah pemanasan global atau penanggulangan perubahan


iklim global, mengacu pada Protokol Kyoto, dapat dilakukan melalui
perdagangan emisi carbon (Soemarwoto, 2001). Bank Dunia, menurut
Mangunjaya (2007) menetapkan setidaknya harga lahan--bila dibuka untuk
kepentingan pertanian--hanya US$ 2 00-500 per hektare. Dengan skema
carbon trading, harganya akan lebih tinggi, yaitu US$ 1.500-10.000, jika
hutannya dipelihara dan dipergunakan untuk pengikat karbon dari negara-
negara industri.

Dalam kontek penelitian ini, maka kemampuan ekosistem Kampus Bina Widya
sebagai penyerap atau penyimpan carbon (carbon sink) dapat dijual ke dunia

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 96


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

international terutama kepada negara-negara industri yang ingin mengurangi


tingkat emisinya melalui mekanisme perdagangan emisi carbon. Dengan
demikian, Kampus Bina Widya memiliki potensi nilai ekonomi serapan karbon.

5. Nilai Ekonomi Ikan

Nilai ekonomi pemanfaatan ikan yang diambil dalam penelitian ini adalah ikan
yang berasal dari kawasan perairan kampus. Ada beberapa kawasan kampus
yang memungkinkan untul dilakukan budidaya perikanan. Nilai ekonomi
pemanfaatan ikan diperoleh berdasarkan pendekatan produktivitas, dimana
benefit merupakan total pendapatan dikurang total pengeluaran (cost). Asumsi
yang dipakai adalah : harga, suku bunga, biaya investasi dan biaya produksi
tetap. Biaya investasi dan biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengelola
masing-masing waduk/embung terdiri dari sewa, bolek (pagar dari bambu di
sekitar danau), pukat, sempirai (perangkap ikan), dan energi (listrik atau bahan
bakar). Sedangkan pendapatan dari pengusahaan ikan diperoleh dari produksi
ikan dikalikan dengan harga. Beberapa jenis ikan yang memungkinkan
dikembangkan di kampus Binawidya adalah baung, selais, sepat, gabus dan
patin.

6. Nilai Ekonomi Keberadaan

Nilai keberadaan menurut Widada (2004) adalah nilai yang diberikan oleh
masyarakat, baik oleh penduduk setempat maupun pengunjung terhadap suatu
kawasan, seperti manfaat spiritual, estetika, dan kultural. Keberadaan Kampus
Bina Widya memberikan manfaat spiritual dapat ditunjukkan antara lain: a)
kekayaan dan keindahan alam Kampus Bina Widya dapat membangkitkan
naluri rasa syukur manusia akan kebesaran Sang Pencipta atas ciptaan-Nya, b)
keharmonisan hubungan unsur ekosistem hutan dapat melahirkan keakraban
manusia dengan manusia, alam seisinya serta Penciptanya, dan c) tingginya
keanekaragaman hayati dan keaslian ekosistem Kampus Bina Widya
mengilhami manusia untuk terus menerus menggali misteri tentang ilmu biologi
konservasi, disamping dapat mengilhami manusia dalam bidang karya seni.

Untuk menghitung nilai ekonomi keberadaan Kampus Binawidya, digunakan


pendekatan kontingensi, mengingat nilai ekonomi keberadaan kampus tidak
ada harga pasar yang relevan. Nilai ekonomi keberadaan Kampus Bina Widya
diperoleh dengan Contingent Valuation Method, yaitu dengan mengetahui

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 97


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

willingness to pay (WTP) dari masyarakat sekitar kampus yang merasakan


manfaat keberadaan kampus Binawidya. WTP masyarakat sekitar kampus
tergambar dari pengorbanan mereka menjaga dan memelihara taman dan
sumberdaya kampus.

7. Nilai Ekonomi Air

Kampus Bina Widya tentu juga mempunyai manfaat dalam pengendalian daur
air. Oleh karena itu manfaat air dari kawasan kampus juga bisa dihitung secara
ekonomi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
produktivitas. Maksudnya, dihitung air tanah yang dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam kampus misalnya untuk kepentingan air minum, masak,
mandi dan mencuci pakaian. Agar tidak over estimate, air yang dihitung adalah
air tanah yang dikonsumsi masyarakat.

8. Nilai Ekonomi Buah-buahan

Kampus Bina Widya mempunyai potensi menghasilkan berbagai buah-buahan,


yang diproduksi dari pohon-pohon yang ditanam. Pohon buah yang ada
biasanya dimanfaatkan oleh warga kampus dan masyarakat sekitar kampus
untuk konsumsi sendiri. Dengan beberapa estimasi dan asumsi tersebut, bisa
diperoleh nilai ekonominya. Panen dilakukan beberapa kali dalam setahun
bergantung musim dari tiap jenis tanamanbuah yang ditanam. Dari
pengamatan diketahui bahwa buah-buahan yang ada di Kampus Bina Widya
mempunyai musim berbuah dan bukan pohon buah yang berbuah sepanjang
musim.

9. Nilai Ekonomi Satwa

Kampus Bina Widya sebagai kawasan terlindungi menjadi kawasan pelestarian


alam, yang memiliki fungsi antara lain: a) menjamin terpeliharanya proses
ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan, b) menjamin
terpeliharanya keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa dari ancaman
berb agai macam gangguan, dan c) menjamin tersedianya sumber plasma
nutfah (genetik) bagi pengembangan budidaya.

Di dalam areal kampus Bina Widya terdapat berbagai jenis fauna. Beberapa
diantaranya adalah, beruk, kera, biawak, babi, tupai dan lainnya. Juga terdapat
berbagai jenis burung, seperti elang, jalak perkutut murai, tiung ruak-ruak
serta berbagai jenis kupu-kupu.

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 98


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

Nilai ekonomis bisa diperoleh dengan asumsi harga berdasarkan hasil


wawancara dengan masyarakat, dan perkiraan harga pasar pasar masing-
masing satwa. Sedangkan untuk mengetahui nilai ekonomi satwa dalam jangka
waktu 25 tahun mendatang, maka dilakukan penghitungan Net Present Value
(NPV) dari hasil penghitungan nilai satwa melalui pengamatan dengan asumsi
suku bunga sebesar 10%. Nilai tersebut mencerminkan nilai ekonomi satwa
yang berada di Kampus Bina Widya.

Karena tidak dijumpai pada saat pengamatan, maka satwa-satwa tersebut


tidak dapat dihitung populasinya sehingga tidak dapat diketahui potensi nilai
ekonominya. Hal ini menjadikan nilai ekonomi satwa sebenarnya masih di
bawah nilai sesungguhnya (under value).

10. Nilai Ekonomi Tumbuhan Obat

Sebagai kawasan hutan hujan dataran rendah, Kampus Bina Widya memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk di dalamnya adalah tumbuhan
obat. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tumbuhan obat hanya untuk
keperluan sendiri, bukan untuk dijual. Pengambilan tumbuhan obat yang
mereka gunakan diramu oleh “dukun” dimana dukun tersebut yang mengambil
tumbuhan obat tersebut dari hutan. Masyarakat memanfaatkan tumbuhan obat
dengan alasan : mudah didapatkan, harganya murah, serta karena telah
dilakukan pemanfaatan secara turun temurun.

11. Nilai Ekonomi Total

Nilai ekonomi total Kampus Bina Widya tiap tahun adalah penjumlahan dari
beberapa nilai ekonomi dari komoditi yang diteliti, yang meliputi nilai ekonomi
kayu (pohon), kayu bakar, tanaman hias, serapan karbon, ikan, keberadaan,
air, buah-buahan, satwa, dan tumbuhan obat.

12. ANALISIS SWOT UNIVERSITAS RIAU KAMPUS BINA WIDYA


Analisis terhadap lingkungan internal program green campus Universitas
Riau menggambarkan kekuatan dan kelemahan pada berbagai aspek sebagai
berikut:

A. Kekuatan
1. Ketertarikan pimpinan kampus mengenai isu global warming

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 99


Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

semakin meningkat
2. Komitmen Universitas Riau terhadap green campus sangat tinggi
3. Kesadaran warga kampus terhadap pentingnya suatu lingkungan
yang nyaman, indah dan sehat semakin baik
4. Jumlah mahasiswa yang banyak beraktivitas di dalam kampus
5. Universitas Riau terus meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
menguasai teknologi serta memberikan fasilitas laboratorium dan
inkubator bisnis
6. Terdapat rencana operasional green campus dalam penganggaran
7. Adanya kerjasama dengan pemerintah daerah dalam
pengembangan kawasan kampus yang lestari
8. Pemusatan pola pengembangan sumberdaya berbasis konservasi
dan budaya melayu di kampus UR
9. Adanya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota di dalam penyediaan sarana dan prasarana kampus
10. Ketersediaan lahan kampus mencapai 410 ha di kawasan perkotaan
yang dapat dikembangkan sebagai pusat riset dan ekonomi hijau
B. Kelemahan
1. Masih rendahnya warga kampus yang memahami green campus
secara utuh
2. Kurangnya pemanfaatan peralatan yang ramah lingkungan
3. Kurangnya kepedulian dan kesadaran warga kampus terhadap
green campus dan green economy
4. Kurangnya publikasi ilmiah yang dikhususkan untuk permasalahan
lingkungan
5. Kurang optimalnya implementasi kebijakan green campus
6. Kurikulum dan proses belajar mengajar belum sepenuhnya
berorientasi kepada ecogreen
7. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung penerapan
konsep green campus
8. Ketergantungan penyelenggaran Universitas Riau pada PNBP dan
belum optimalnya pemanfaatan aset Universitas Riau untuk
mendanai kegiatan green campus
9. Resource Sharing ruang kuliah dan sarana lainnya belum terlaksana
secara optimal

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 100
Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

Tabel 29. Hasil Analisis Terhadap Kekuatan Universitas Riau Kampus Bina
Widya

No. Uraian Bobot Skor Nilai

1. Ketertarikan pimpinan kampus mengenai isu global


warming semakin meningkat 0.10 3.25 0.325
2. Komitmen Universitas Riau terhadap green campus
sangat tinggi 0.08 3.25 0.260
3. Kesadaran warga kampus terhadap pentingnya suatu
lingkungan yang nyaman, indah dan sehat semakin baik 0.08 3.25 0.260
4. Jumlah mahasiswa yang banyak beraktivitas di dalam
kampus 0.12 3.50 0.420
5. Universitas Riau terus meningkatkan kemampuan
mahasiswa untuk menguasai teknologi serta
memberikan fasilitas laboratorium dan inkubator bisnis 0.08 3.50 0.280
6. Terdapat rencana operasional green campus dalam
penganggaran 0.11 3.60 0.396
7. Adanya kerjasama dengan pemerintah daerah dalam
pengembangan kawasan kampus yang lestari 0.11 3.60 0.396
8. Pemusatan pola pengembangan sumberdaya berbasis
konservasi dan budaya melayu di kampus UR 0.12 3.75 0.450
9. Adanya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota di dalam penyediaan sarana dan
prasarana kampus 0.08 3.25 0.260
10. Ketersediaan lahan kampus mencapai 410 ha di kawasan
perkotaan yang dapat dikembangkan sebagai pusat riset
dan ekonomi hijau 0.12 3.50 0.420
Total 1.00 3.467

Tabel 30. Hasil Analisis Terhadap Kelemahan Universitas Riau Kampus Bina
Widya

No. Uraian Bobot Skor Nilai

1. Masih rendahnya warga kampus yang memahami green


campus secara utuh 0.20 3.00 0.600
2. Kurangnya pemanfaatan peralatan yang ramah
lingkungan 0.25 3.25 0.813
3. Kurangnya kepedulian dan kesadaran warga kampus
terhadap green campus dan green economy 0.10 3.25 0.325
4. Kurangnya publikasi ilmiah yang dikhususkan untuk
permasalahan lingkungan 0.05 3.50 0.175
5. Kurang optimalnya implementasi kebijakan green
campus 0.05 3.50 0.175
6. Kurikulum dan proses belajar mengajar belum
sepenuhnya berorientasi kepada ecogreen 0.05 3.00 0.150
7. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung
penerapan konsep green campus 0.10 3.25 0.325
8. Ketergantungan penyelenggaran Universitas Riau pada
PNBP dan belum optimalnya pemanfaatan aset
Universitas Riau untuk mendanai kegiatan green campus 0.15 3.50 0.525
9. Resource Sharing ruang kuliah dan sarana lainnya belum
terlaksana secara optimal 0.05 3.25 0.163
Total 1.00 3.250

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 101
Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

Analisis terhadap lingkungan eksternal program green campus


Universitas Riau menggambarkan peluang dan ancaman/tantangan pada
berbagai aspek sebagai berikut:

C. Peluang
1. Kebijakan pemerintah tentang trend kecenderungan kembali ke alam
yang asli
2. Kota Pekanbaru sebagai emerging city dan smart city membutuhkan
kawasan terbuka hijau
3. Dukungan sosial baik itu dari masyarakat, LSM dan pers terhadap
penggunan bahan-bahan ramah lingkungan dan isu pemanasan global
4. Kesadaran warga sekitar kampus terhadap pentingnya suatu lingkungan
yang nyaman, indah dan sehat semakin baik
5. Akses informasi kampus yang tak terbatas dan mudah dijangkau dengan
semakin pesatnya teknologi informasi.

D. Tantangan

1. Kompetisi antar PT yang semakin ketat terutama dalam mewujudkan


green economy
2. Kondisi perekonomian yang berfluktuatif memberi imbas kepada
kemampuan pembiayaan green campus
3. Menyempitnya lahan terbuka
4. Tingginya harga produk ramah lingkungan

Tabel 31. Hasil Analisis Terhadap Peluang Universitas Riau Kampus Bina
Widya

No. Uraian Bobot Skor Nilai

1. Kebijakan pemerintah tentang trend kecenderungan


kembali ke alam yang asli 0.20 3.25 0.650
2. Kota Pekanbaru sebagai emerging city dan smart city
membutuhkan kawasan terbuka hijau 0.25 3.40 0.850
3. Dukungan sosial baik itu dari masyarakat, LSM dan pers
terhadap penggunan bahan-bahan ramah lingkungan dan
isu pemanasan global 0.20 3.50 0.700
4. Kesadaran warga sekitar kampus terhadap pentingnya
suatu lingkungan yang nyaman, indah dan sehat semakin
baik 0.20 3.50 0.700
5. Akses informasi kampus yang tak terbatas dan mudah
dijangkau dengan semakin pesatnya teknologi informasi. 0.15 3.25 0.488
Total 1.00 3.388

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 102
Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

Tabel 32. Hasil Analisis Terhadap Tantangan Universitas Riau Kampus Bina
Widya

No. Uraian Bobot Skor Nilai

1. Kompetisi antar PT yang semakin ketat terutama


dalam mewujudkan green economy 0.20 3.25 0.650
2. Kondisi perekonomian yang berfluktuatif memberi
imbas kepada kemampuan pembiayaan green campus 0.25 3.00 0.750
3. Menyempitnya lahan terbuka 0.30 3.40 1.020
4. Tingginya harga produk ramah lingkungan 0.25 3.50 0.875
Total 1.00 3.295

Melalui Tabel Internal SWOT diperoleh nilai kekuatan Kampus Bina


Widya = 3.467 dan nilai kelemahan =3.250. Jadi nilai indeks posisi ekseternal
internal adalah = 0.217 Hal ini berarti bahwa potensi yang dimiliki Kampus Bina
Widya akan mampu mengatasi kelemahan yang ada, atau dengan kata lain
kesadaran warga kampus yang umumnya adalah masyarakat terdidik akan
mampu memberikan kontribusi positip terhadap hadirnya lingkungan yang
nyaman, indah, sehat, hijau dan pelestarian lingkungan hidup

Tabel Eksternal SWOT menunjukkan bahwa nilai peluang Green Campus


Universitas Riau, di Kampus Bina Widya = 3.388 dan nilai ancaman/tantangan
= 3.295 sehingga nilai indeks posisi faktor eksternal = 0,093 . Hal ini berarti
bahwa peluang Kampus Bina Widya dalam melaksanakan upaya kampus yang
hijau, nyaman dan indah, akan mampu meminimalisir ancaman yang
datangnya dari luar Kamous Bina Widya. Hasil SWOT menunjukkan bahwa
posisi Kampus Bina Wdiya dalam mengupayakan kampus yang hijau, nyaman,
indah, sejuk dan sehat berada pada kwadran I atau posisi yang agresif. Dengan
demikian maka strategi yang perlu dikembangkan adalah, mengatasi
kelemahan, memanfaatkan peluang dan meminimalisir ancaman.

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 103
Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

Peluang
0.25

0.2

0.15 0.22, 0.09

0.1

0.05

0
Kelemahan-0.25 -0.2 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 Kekuatan
-0.05

-0.1

-0.15

-0.2

-0.25
Tantangan

Gambar 39. Hasil Analisis Terhadap Tantangan Universitas Riau Kampus Bina
Widya

Kepustakaan
Destryanto S., 2011. Pengembangan Konsep Penyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau dalam Eco-Campus. Penerbit ITB. Bandung.
Lako, Andreas, 2014. Green Economy. Menghijaukan Ekonomi, Bisnis dan
Akuntansi. Erlangga. Jakarta.
Neolaka A, 2008. Kesadaran Lingkungan; Penerbit Rineka Cipta Jakarta
Panisen, N, 2012. Green Campus vs Pemanasan Global; Penerbit Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Rahardjo, M.D., 2012. Pembangunan Pascamodernis. INFID. Jakarta.
Rangkuti F, 2005; Analisis SWOTI. Gramedia. Jakarta.
Salim E, 1988: Pembangunan Berwawasan Lingkungan; LP3ES. Jakarta
Sugandhy dan Hakim, 2007; Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan
Berwawasan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta.
Sujatmoko, 1992. Pembangunan Berkelanjutan. Gramedia. Jakarta.
Umar H, 2003. Strategic Management In Action; PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta
Waryono T, 1998; Konsep Dasar Pembangunan Mahkota Hijau Hutan Kota;
Universitas Indonesia. Jakarta.

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 104
Bab 5 Potensi Ekonomi Kampus Bina Widya Universitas Riau Dan Pengelolaannya

“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu 105

Anda mungkin juga menyukai