Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PERENCANAAN TAPAK

(Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Kota Pontianak)


Mata Kuliah Teori Tapak

Disusun Oleh:

Novianti Alfina Waidah D1091161010


Muhammad Andry Saputra D1091181015
Queentera Cantika Arasanda D1091181024
Monika Stella Panjaitan D1091181041

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan tapak adalah suatu proses yang menghendaki kemampuan-
kemampuan pengolahan dari berbagai faktor kemungkinan yang ada. Adanya elemen-
elemen tapak yang menjadi faktor dari penentuan lokasi tapak, antara lain tata guna
lahan, pedestrian, sirkulasi dan parkir, penandaan, ruang terbuka hijau, preservasi,
activity support, kriteria tidak terukur dan kriteria terukur. Perencanaan tapak
diperlukan agar sebuah kawasan mampu memberi manfaat maksimal bagi
penggunanya terutama dalam mengatasi kebutuhan di kawasan tersebut,
meminimalkan kerugian dan tercapainya kenyamanan. Kawasan pendidikan yang
dijadikan objek perencanaan adalah Kawasan Pendidikan yaitu Perguruan Tinggi
Fakultas Teknik Universitas Tanjung Pura yang ada di Kota Pontianak. Kawasan
pendidikan Universitas Tanjungpura sangat strategis, karena berada di tengah Kota
Pontianak sehingga mudah dijangkau dan dekat dengan berbagia pusat pelayanan kota.
Namun kondisinya saat ini terdapat beberapa masalah seperti di Fakultas Teknik yaitu
kurangnya lahan parkir sehingga badan jalan semakin sempit, kemudian kondisi masa
bangunan Fakultas Teknik, dan kurangnya untuk daya tamping kelas dan kantin.
Berangkat dari permasalahan tersebut, maka dengan adanya perencanaan tapak
Fakultas Teknik Universitas Tanjung Pura ini diharapkan dapat merancang sebuah
kawasan pendidikan yang paling sesuai dengan karakteristik kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, adapunn beberapa
rumusan masalah yang dapat disusun yaitu:
1. Bagaimana gambaran umum wilayah Universitas Tanjungpura?
2. Bagaimana gambaran umum Fakultas Teknik Universitas Tanjungpua?
3. Bagaimana kondisi fisik bangunan Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura?
4. Apa saja peraturan fasilitas di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura?
5. Bagaimana perilaku social di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura?
6. Apa saja kebijakan terkait peraturan gedung?

2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Paper
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, adapula tujuan dan manfaat
penulisan mengenai „laporan perencanaan tapak‟ yakni:
1. Mengetahui gambaran umum wilayah Universitas Tanjungpura.
2. Mengetahui gambaran umum Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
3. Mengetahui kondisi fisik bangunan Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.
4. Mengetahui peraturan terkait fasilitas di Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.
5. Mengetahui perilaku social di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
6. Mengetahui kebijakan terkait peraturan gedung.

3
LANDASAN TEORI

A. Tapak (site)
Tapak adalah lahan dengan luas tertentu yang dialokasikan untuk
pembangunan suatu fasilitas bagi kegiatan manusia. Lokasi tapak dapat dilihat dari
sisi geografis dan dari sisi guna lahan. Oleh karena itu lokasi merupakan salah satu
aspek yang menentukan karakter tapak. Lokasi geografis tapak adalah posisinya
terhadap garis bujur dan lintang yang merupakan garis semu di bumi terkait dengan
posisi matahari, sehingga keutamaan posisi geografis menentukan keadaan
klimatologis tempat itu. Sedangkan lokasi tapak dari sisi guna lahan adalah posisi
relatifnya terhadap bagian-bagian petak lahan yang lain yang memiliki fungsi dan
pewadahan kegiatan tertentu. Misalnya posisi seseorang terhadap gedung, posisi
terhadap kebun, dll. Oleh karena itu, posisi tapak dari sisi guna lahan menentukan
karakter aksesibilitas, keramaian dan kebisingan, dan karakter lain yang terkait
dengan aktivitas manusia. Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah
dengan batas-batas yang jelas. Sebuah tapak tidak pernah tidak berdaya tetapi
merupakan sekumpulan jaringan yang sangat aktif yang terus berkembang, yang jalin
menjalin dalam perhubungan –perhubungan. Jadi pengertian “tapak” cukup luas, dan
sangat tergantung dari kontekstual permasalahan yang dibahas.
B. Perencanaan Tapak (site planning)
Perencanaan Tapak (site plan) adalah berkaitan dengan tahap proses
perancangan landsekap, melibatkan beberapa bagian antara lain penataan guna lahan,
akses, sirkulasi, privasi, keamanan, drainase, dll. Dilakukan dengan menyusun
elemen-elemen lahan, tanaman,air, bangunan dll. Perecanaan Tapak adalah analisis
fisik dan non fisik kota untuk membuat desain rencana tapak dalam kawasan
fungsional tertentu maupun skala kota. Perencanaan Tapak (site plan) adalah seni
menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alamiah, guna menunjang
kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam
dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor
lingkungan buatan manusia. menurut Felicity Brogden,1985.
Perancangan Tapak (landscape site planning), di dalamnya juga tercakup
lansekap design, merupakan usaha penanganan tapak (site) secara optimal melalui
proses keterpaduan penganalisaan dari suatu tapak dan kebutuhan program

4
penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif. menurut Ir.Rustam Hakim, MT,
IALI, Perencanaan Tapak, adalah suatu proses yang kreatif yang menghendaki
kemampuan pengolahan dari berbagai faktor-faktor kemungkinan. Hal ini melibatkan
lokasi,penempatan dan perhubungan dari seluruh elemen-elemen tapak.
Perencanaan Tapak, meliputi seni dari perencanaan ruang-ruang terbuka,
perancangan bangunan, perancangan jalan dan jalur-jalur lintasan lainnya. menurut
Unterman.R & Robert Small,1986. Perencanaan Tapak (site planning) Seni menata
lingkungan buatan & lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan manusia.
Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua komponen
yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan factor lingkungan buatan
manusia. Perencanaan tapak juga dapat diartikan sebagai pengolahan fisik tapak untuk
meletakkan seluruh kebutuhan rancangan di dalam tapak. Perencanaan tapak
dilakukan dengan memperhatikan seluruh kondisi tapak dan kemungkinan dampak
yang muncul akibat perubahan fisik diatasnya.
C. Rencana Tata Ruang Kota Pontianak
Secara garis besar, konsep pengembangan Kota Pontianak adalah
Pengembangan Sistem Pelayanan Banyak Pusat. Kota Pontianak yang terdiri dari 6
Kecamatan terbagi dalam 3 wilayah yang dibatasi oleh Sungai Kapuas dan Sungai
Landak, maka Kota Pontianak diarahkan mempunyai 1 pusat pelayan Kota dan yang
mempunyai peran sebagai berikut:
Pusat Pelayanan Pasar Skala Regional dapat berupa pusat perbelanjaan dan
pusat pertokoan dan atau Pusat Pelayanan Pemerintahan baik pemerintahan kota
maupun pemerintahan provinsi dan atau Pusat Pelayanan Jasa Perbankan dan
perhotelan serta jasa umum skala regional lainnya dan atau Pusat Pelayanan Fasilitas
Peribadatan dan olahraga skala regional. Secara garis besar, sampai 2033 ke depan,
alokasi pemanfaatan ruang sebagian besar diperuntukan untuk kawasan permukiman
dimana diestimasikan pada tahun 2033 nanti diperkirakan mencapai 40,42% (4.358
ha) dari total luas lahan yang dimiliki Kota Pontianak saat ini. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam peta berikut ini.

5
Gambar 01. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Pontianak
D. Rencana Pola Ruang Kota Pontianak
Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Rencana pengembangan kawasan strategis yang dikembangkan meliputi :
1. Pusat perdagangan kawasan dan bisnis, dimana pada peta pola ruang Kota
Pontianak kawasan perdagangan dan bisnis berada ditengan kota sebagai pusat
kegiatan atau CBD dari Kota Pontianak.
2. Pembangunan kawasan hijau, dari peta diatas pembangunan Ruang Terbuka
Hijau berada disekitar pusat kota dan di ujung Kota Pontianak.

6
3. Kawasan pengembangan fasilitas umum, terdiri dari fasilitas pendidikan,
kesehatan, peribadatan yang menyebar diberbagai titik.
4. Kawasan pengembangan industri, dari peta pola ruang tersebut kawasan untuk
perindustrian terletak dan ditempatkan dibagian utara Kota Pontianak yang
jauh dari pusat kota.
5. Kawasan militer, sedangkan untuk kawasan militer hanya sedikit yaitu dapat
terlihat berada di bagian barat Kota Pontianak.

Gambar 02. Peta Rencana Pola Ruang Kota Pontianak

7
ISI

A. Gambaran Umum Wilayah Universitas Tanjungpura


Universitas Tanjungpura atau disingkat sebagai Untan merupakan universitas
negeri di kota Pontianak, Indonesia. Lokasi kampus UNTAN berada di kota
Pontianak dan dengan mudah dapat dikenali dari adanya Tugu Digulis yang berada di
muka kampus. Tugu Digulis ini dikenal juga sebagai Bundaran UNTAN. Universitas
Tanjungpura didirikan pada tanggal 20 Mei 1959 dengan nama Universitas Daya
Nasional di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Daya Nasional sebagai sebuah
universitas swasta. Pendiri lembaga tersebut merupakan tokoh-tokoh politik dan
pemuka masyarakat Kalimantan Barat. Visi UNTAN menjadi institusi preservasi dan
pusat informasi ilmiah di Kalimantan Barat, serta menghasilkan luaran yang bermoral
Pancasila dan mampu berkompetisi di tingkat dunia, baik ditingkat daerah, nasional,
regional maupun internasional. Adapun misi UNTAN yakni untuk menyelenggarakan
pendidikan tinggi untuk menghasilkan luaran yang berkualitas, bermoral Pancasila,
mampu mengikuti, mengembangkan, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemudian menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk
menjadi sebuah institusi preservasi serta pusat informasi Kalimantan Barat. Tujuan
UNTAN dalam 2015 hingga 2019 kedepannya adalah menjadi perguruan tinggi yang
mampu menjadi pembelajaran unggul menuju peningkatan daya saing dalam rangka
merealisasikan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH/BLU).

Gambar 03. Kawasan UNTAN Melalui Citra Satelit

8
UNTAN memiliki luas hingga 473,4 km 2 dengan jumlah mahasiswa sebanyak
31.509 jiwa, 66506 lulusan, dan 1101 dosen. Sebagai lembaga pendidikan tinggi,
UNTAN juga memiliki 33110 penelitian dengan 95 program studi yang berada di
naungan 9 fakultas yakni hukum, ekonomi, pertanian, teknik, fisipol, keguruan,
kehutanan, mipa, dan kedokteran.
B. Profil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Fakultas teknik di UNTAN merupakan area terluas dibandingkan fakultas
lainnya. Fakultas teknik UNTAN memiliki dua program yakni sarjana dan magister.
Pada program sarjana tersedia 11 prodi yakni sipil, elektro, arsitektur, industri,
lingkungan, pertambangan, kelautan, perencanaan wilayah kota, mesin, dan kimia.

Gambar 04. Fakultas Teknik UNTAN Melalui Citra Satelit Google Earth Pro
Bangunan fakultas teknik memiliki bentuk horizontal yang memberikan kesan luas
dan melebar. Selain itu, setiap bangunan terintegrasi melalui koridor-koridor panjang
bermodel klasik. Adanya kumpulan vegetasi yang mendominasi juga menambahkan
kesan rindang di lokasi tersebut. Adapun ilutrasi tapak fakultas teknik seperti di
bawah ini:

9
Gambar 05. Tapak Fakultas Teknik

Gedung teknik UNTAN dapat dibagi menjadi tiga kawasan, diantaranya


disebut dengan gedung lama yang letaknya berada di sebelah kanan gerbang utama.
Gedung lama ini berwarna cat biru khas fakultas teknik, memiliki koridor, meluas,
memanjang, horizontal, dengan tingkat 1 lantai. Di gedung lama ini juga sudah
dibangun ruangan serbaguna yang baru yakni aula fakultas teknik UNTAN. Adapun
daerah ini didominasi dengan lab dan studio mahasiswa/i serta ruangan prodi
arsitektur. Di bangunan ini juga terdapat satu buah wifi corner yang berada di depan
ruang prodi arsitektur. Kemudian kawasan yang kedua adalah bangunan cokelat
teknik yang diperbaharui setelah gedung lama. Di gedung ini memiliki banyak kelas
dimulai dari D18 hingga D28, adapun beberapa prodi yang menaunginya adalah
perencanaan wilayah kota, sipil, elektro, dan lingkungan. Selain itu, adapula ruang
prodi yang terdiri dari elektro, sipil, kelautan, mesin, dan perencanaan wilayah kota.
Selain kelas, gedung ini juga diisi oleh beberapa lab seperti pemetaan, mekanika tanah,
kelistrikan, fluida, dsb. Kemudian kawasan yang ketiga adalah gedung baru (vertikal)
UNTAN yang memiliki dua tingkat. Bangunannya terbuat dari beton berwarna merah

10
dengan gaya modern berbeda dengan kedua gedung fakultas teknik lainnya. Dapat
dikatakan, gedung ini lebih mencolok. Kawasan ini cendeerung dinaungi oleh prodi-
prodi baru dan memiliki jumlah mahasiswa/I sedikit seperti prodi kelautan,
pertambangan, kimia, dan industri.
Fakultas teknik UNTAN memiliki beberapa area yaitu dekanat teknik, kelas,
akademik, ruang prodi, lab praktikum, aula (serbaguna), kantin, dan daerah magister.
Fakultas teknik UNTAN memiliki tiga jalur masuk arus kendaraan diantaranya
melewati gerbang utama, samping kantin teknik, dan magister teknik. Adapun lahan
parkir yang teragi menjadi sembilan area diantaranya depan gerbang teknik, depan
aula teknik, magister, samping kiri gerbang teknik, di sepanjang depan koridor hingga
kelas D18, depan gedung (baru) vertikal teknik, di depan D28, samping dekanat, dan
di depan mushola. Untuk parkir dosen, berada di samping dekanat dan delapan areal
lainnya digunakan untuk mahasiswa maupun umum.
C. Kondisi Fisik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Secara umum fisik bangunan fakultas teknik hampir sama dengan fakultas lain
nya tetapi pada setiap fakultas memiliki warna yang menjadi identitasnya, pada
fakultas teknik lebih identik dengan warna biru muda dan fakultas teknik memiliki
lahan parkir yang cukup luas. Fakultas teknik memiliki banyak bangunan yang biasa
digunakan untuk tempat pratikum untuk menunjang aktivitas pembelajaran
mahasiswanya. Fasilitas lain nya yang di berikan untuk mahasiswa nya adalah aula
fakultas teknik yang menjadi tempat berlangsungnya setiap acara yang di
selenggarakan oleh para mahasiswa. Gedung ini baru saja di renovasi menjadi lebih
bagus dan fasilitas di dalamnya lebih lengkap dari pada sebelumnya. Selain itu
fasilitas umum berupa wc juga tergolong Cukup baik karena wc nya bersih dan
jumlah nya tidak kekurangan.

11
Gambar 06. Area Fakultas Teknik

Fakultas teknik tidak hanya memiliki banyak bangunan tetapi juga memiliki
banyak vegetasi yang menghiasi fakultas teknik. Vegetasi ini di letakkan dengan pola
berulang disetiap tempatnya sehingga setiap tempat terdapat tanaman hias yang jenis
nya sama. Tanaman ini biasa di letakan didepan kelas.

Gambar 07. Dracaena song of india

Gambar 08. Pucuk Merah

12
Gambar 09. Daun Hanjuang

Gambar 10. Daun Beringin Putih


D. Peraturan Terkait Fasilitas di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
1. Status Legal dan Ketentuan Hukum Lainnya
a) Lahan dimiliki oleh perguruan tinggi atau diizinkan secara formal oleh
pemegang hak atas lahan untuk dimanfaatkan oleh perguruan tinggi
untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
b) Lokasi lahan sesuai dengan peruntukan yang diatur dalam Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,
Peraturan Zonasi atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan
mendapat izin pemanfaatan ruang dari Pemerintah Daerah setempat.
2. Ketentuan Teknis
a) Standar kebutuhan luas lahan pada peraturan inipada dasarnya adalah
untuk menghitung kebutuhan lahan untuk pendirian setiap program
studi Magister, Doktor, Spesialis dan/atau Profesi yang berdiri sendiri,
berada di luar kampus utama, atau yang ditambahkan pada program
studi yang sudah ada.

13
b) Dalam hal program studi Magister, Doktor, Spesialis dan/atau Profesi
diselenggarakan oleh universitas, institut atau sekolah tinggi yang
memungkinkan penggunaan sarana dan prasarana secara bersama
(resource sharing), maka kebutuhan luas lahan dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa seluruh program Sarjana, Magister, Doktor,
Spesialis dan/atau Profesi sebagai satu kesatuan dengan menggunakan
standar rasio luas lahan minimum untuk Program Sarjana.
c) Dalam hal program studi Magister, Doktor, Spesialis dan/atau Profesi
yang diselenggarakan oleh universitas, institut atau sekolah tinggi
merupakan program yang dikembangkan kemudian sehingga
memungkinkan penggunaan sarana dan prasarana secara bersama
(resource sharing), maka ketentuan standar ini menjadi pedoman untuk
menambah kebutuhan lahan sesuai dengan sarana dan prasarana yang
perlu ditambahkan.
d) Luas lahan minimum sebuah kampus program studi Magister, Doktor,
Spesialis dan/atau Profesi pada perguruan tinggi dapat menampung
sarana dan prasarana untuk melayani seluruh kegiatan pembelajaran
dalam perguruan tinggi tersebut.
e) Kampus yang menyelenggarakan program studi Magister, Doktor,
Spesialis dan/atau Profesi yang berlokasi relatif jauh dari kampus
utama harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuai dengan
standar untuk melayani semua program studi pada masingmasing
lokasi kampus.
f) Lahan efektif adalah lahan yang digunakan untuk mendirikan
bangunan, infrastruktur, lahan/tempat praktik dan tempat parkir.
g) Luas lahan efektif tidak kurang dari luas lantai dasar bangunan
dikalikan satu per Koefisien Dasar Bangunan (1/KDB) ditambah luas
lahan/tempat praktik dan lahan yang diperlukan untuk parkir kendaraan
di luar bangunan, dengan rumus sebagai berikut.
h) Koefisien Dasar Hijau (KDH), yaitu persentase bagian lahan yang
dihijaukan terhadap luas lahan keseluruhan, harus mengikuti Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota setempat tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah, Rencana Rinci Tata Ruang atau Peraturan Zonasi. Bila

14
Peraturan Daerah dimaksud belum tersedia, Koefisien Dasar Hijau
minimum adalah 10%.
i) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam
keadaan darurat.
j) Kemiringan lahan rata-rata untuk pendirian bangunan kurang dari 15%.
E. Perilaku Sosial di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Perilaku sosial yang biasa di lakukan oleh mahasiswa teknik ada beberapa
tempat yang menjadi titik kumpul bagi mahasiswa teknik antara lain mulai dari
gazebo yang berada di depan kelas jurusan teknik perencanaan wilayah kota. Tempat
ini menjadi titik kumpul yang cukup sering di datangi oleh mahasiswa teknik di
karenakan gazebo adalah tempat ngumpul yang bisa di bilang sangat nyaman dari
gazebo kita bisa menikmati langsung angin dari segala sudut karena gazebo tempat
yang Cukup terbuka, selain gazebo mahasiswa teknik juga sering berkumpul di
akademi.

Gambar 11. Gazebo Fakultas Teknik UNTAN

AkademiK menjadi titik kumpul bagi mahasiswa teknik karenakan jaringan


internet yang Cukup Cepat sehingga dapat membantu para mahasiswa untuk mencari
materi ataupun untuk berkumpul bersama teman di akademi juga menyediakan
banyak stok kontak untuk para mahasiswa. Selain gazebo dan akademi mahasiswa
juga sering berkumpul di kantin karena dikantin mahasiswa dapat berbelanja makanan
yang dibutuhkannya. Selain tempat tempat yang sering dikunjungi oleh mahasiswa
teknik, mahasiswa teknik juga dikenal dengan kekeluargaannya.

15
Gambar 12. Akademik Fakultas Teknik UNTAN

F. Kebijakan Peraturan Gedung


Peraturan bangunan berfungsi untuk mengatur agar bangunan yang akan
didirikan nantinya aman bagi pelaku aktivitas di dalamnya. Aman yang dimaksud
adalah aman dari ancaman bencana yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada
bangunan, seperti tanah longsor, banjir, atau kecelakaan; juga aman dari
kemungkinan-kemungkinan adanya pengembangan terhadap area di sekitar bangunan
pada masa yang akan datang seperti adanya pelebaran jalan atau adanya rencana
pemerintah untuk membangun fasilitas umum (bandara, stasiun, terminal, rumah sakit,
atau bangunan publik lainnya). Adapun peraturan tersebut tertera dalamPeraturan
Pemerintah Pekerjaan Umum No 24/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Izin
Mendirikan Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah RI No 36 Tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung. Diantaranya:
1. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Garis sempadan merupakan jarak bebas minimum bangunan yang
diizinkan. Hal ini biasanya berkaitan dengan bangunan yang dibangun di
pinggir jalan atau di pinggir sungai. Maksud adanya peraturan tentang garis
sempadan adalah memberikan batas dari bangunan sehingga bangunan aman.
2. Garis Sempadan Jalan (GSJ)
Garis Sempadan Jalan (GSJ) hampir mirip dengan GSB, tetapi GSJ
lebih ditujukan untuk tersedianya lahan bagi perluasan jalan di masa
mendatang. Misalnya di dekat lahan anda ada GSJ tertulis 1,5 meter, artinya
1,5 meter dari tepi jalan kearah halaman anda sudah ditetapkan sebagai lahan

16
untuk rencana pelebaran jalan. Bila suatu saat ada pekerjaan pelebaran jalan,
lahan anda selebar 1,5 meter akan "terambil".
3. Ketinggian Bangunan (KB)
Ketinggian maksimum yang diperbolehkan untuk suatu bangunan
dibangun di atas suatu lahan/tanah. Hal ini biasanya dikaitkan dengan lokasi
lahan yang berdekatan dengan area tertentu, misalnya: Bandara. Ketinggian
bangunan ini sebenarnya hanya untuk menciptakan skyline lingkungan yang
diharapkan. Yang sering terjadi di lapangan adalah ketinggian bangunan
melebihi dari yang ditentukan. Misalnya area tersebut adalah area perumahan
dengan ketinggian rata-rata 2 lantai, karena tanahnya kecil sementara ruangan
yang diperlukan banyak, maka rumahnya mencapai 4 lantai seperti halnya
ruko-ruko.
4. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Koefisian angka persentase perbandingan luas seluruh lantai bangunan
dengan luas tanah/lahan yang dimiliki. Peraturan tentang koefisien lantai
bangunan hanya berlaku pada bangunan dengan jumlah lantai lebih dari satu.
KLB biasanya dinyatakan dalam angka seperti 1,5; 2 dan sebagainya. Tiap-
tiap daerah angka KLB ini berbeda-beda. Lokasi suatu daerah semakin padat,
maka angka KLB akan semakin tinggi pula. Bila di dalam PBS anda tertera
KLB = 2, maka total luas bangunan yang boleh didirikan maksimal 2 kali luas
lahan yang ada. Peraturan akan FAR/KLB ini akan mempengaruhi skyline
yang tercipta oleh kumpulan bangunan yang ada di sekitar. Tujuan dari
penetapan FAR/KLB ini terkait dengan hak setiap orang/bangunan untuk
menerima sinar matahari. Jika bangunan memiliki tinggi yang serasi maka
bangunan yang disampingnyapun dapat menerima sinar matahari yang sama
dengan bangunan yang ada di sebelahnya.
5. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Merupakan angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai
dasar bangunan dan luas area tanah/lahan yang dimiliki. Koefisien dasar
bangunan ini yang nantinya akan menjadi patokan seberapa luas area lantai
dasar bangunan yang diizinkan untuk dibangun. Aturan ini mengatur
bagaimana di dalam membangun suatu bangunan, si pemilik bangunan
diwajibkan menyisakan lahannya untuk area resapan air. KDB dapat

17
dimengerti secara sederhana adalah nilai persen yang didapat dengan
membandingkan luas lantai dasar dengan luas kavling. Kalau kita mempunyai
lahan 300 m2 dan KDB yang ditentukan 60%, maka area yang dapat kita
bangun hanya 60% x 300 m2 = 180 m2. Kalau lebih dari itu artinya kita
melebihi KDB yang ditentukan. Kurangi lagi ruangan yang dianggap tidak
terlalu perlu.
6. Koefisien Daerah Hijau (KDH)
Adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang
terbuka di luar bangunan yang diperuntukkan untuk penghijauan dan luas
lahan/tanah yang dimiliki. KDH bertujuan untuk mengatur besaran luasan
bangunan yang menutupi permukaan tanah, hal ini akan mempengaruhi
infiltrasi air tanah atau ketersediaan air tanah untuk masa yang akan datang.
Selain sebagai penjaga keberadaan air tanah, permukaan tanah yang tidak
tertutup bangunan akan mampu menerima sinar matahari secara langsung
untuk membuat tanah bisa mengering sehingga udara yang tercipta di sekitar
bangunan tidak menjadi lembab.
7. Koefisien Tapak Basemen (KTB)
Adalah persentase perbandingan antara luas tapak basemen dan luas
lahan/tanah yang dimiliki. Hal ini hanya berlaku untuk bangunan yang
memiliki basemen.

18
PEMBAGIAN TUGAS

1. Novianti Alfina Waidah (D1091161010): Bagian Pendahuluan, Landasan Teori


Poin Rencana Tata Ruang Kota Pontianak, dan Rencana Pola Ruang Kota Pontianak.
2. Muhammad Andry Saputra (D1091181015): Bagian Landasan Teori Tapak (site),
Perencanaan Tapak (site planning), dan Bagian Isi Peraturan Terkait Fasilitas di Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura.
3. Queentera Cantika Arasanda (D1091181024): Bagian Isi Gambaran Umum Wilayah
Universitas Tanjungpura, Profil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, dan Kebijakan
Peraturan Bangunan.
4. Monika Stella Panjaitan (D1091181041): Bagian Isi Kondisi Fisik Bangunan
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, dan Perilaku Sosial di Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura.

19

Anda mungkin juga menyukai