BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsitektur merupakan produk budaya manusia dalam bentuk bangunan yang pada awalnya
digunakan sebagai tempat untuk bernaung, hidup dan berlindung dari cuaca dan alam yang
mengancam. Kehadiran arsitektur dalam kehidupan manusia memberikan kontribusi positif yakni
sebagai tempat manusia untuk bertahan hidup juga sebagai sarana manusia untuk melakukan
berbagai aktivitasnya. Prinsip umumnya adalah membangun sesuatu di atas permukaan tanah
sebagai penanda, sebagai ruang yang disiapkan untuk mereka menjadi kesatuan dalam komunitas
kehidupannya. Perkembangan zaman kemudian mempengaruhi upaya mereka dalam membangun.
Untuk menciptakan bangunan yang kuat, sebuah bangunan harus memiliki fondasi, untuk
memiliki kenyamanan dalam sebuah ruangan bangunan harus ditata sedemikian rupa, dan untuk
membedakan fungsi-fungsi ruangan bangunan juga harus digolongkan berdasarkan kegunaannya.
Kondisi tersebut tersebut terjadi setelah keberadaan lingkungan manusia dipengaruhi oleh zaman
yang melingkupinya, maka bangunan tercipta dan diwujudkan atas ide-ide manusia yang
dikondisikan oleh zaman yang menaunginya. Transisi zaman menuju zaman modern adalah salah
satu puncak keberhasilan modernisme mencetak sejarah baru dunia. Modernisme lahir sebagai
sebuah pilihan yang menghendaki sesuatu yang baru dan yang berbeda, tidak terus berkutat pada 2
ajaran-ajaran lama. Modernisme dengan berbagai turunan istilahnya ialah generasi yang ditandai
dengan keyakinan atas rasio, memudarnya regiusitas serta lahirnya pemberontakan kreatif dalam
dunia seni semenjak Renaissancemempengaruhi alam pikiran manusia (Hidayat, 2012: 19-21).
Dari zaman ke zaman arsitektur juga tidak terlepas dari Arsiteknya itu sendiri yang menciptaan
karya-karya yang luar biasa terutama pada zaman Yunani Kuno sampai Zaman Elektik.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang muncul adalah:
1. Tokoh-tokoh klasik Eropa.
A. Arsitektur Byzantium
1. Latar Belakang
a. Arsitek: Isodorus dari Miletus dan Anthemius dari Tralles merupakan professor geometri
di Universitas Konstantinopel. Pekerjaan mereka adalah seorang Teknis.
b. Perkembangan arsitektur
Hagia sophia atau dikenal juga dengan Aya Sofiya, menyimpan banyak sejarah di masa
Kekaisaran Byzantium. Dibangun di atas tanah dengan lebar 70 meter dan ketinggian 75
meter dengan dome (kubah) berdiameter 31 meter, bangunan ini bisa dibilang sangatlah
megah. Pada tahun 306 di masa Kekaisaran Byzantium, di kota Konstantinopel yang
merupakan cikal bakal kota Istanbul, Gereja Konstantin dibangun. Lokasi Gereja
Konstantin inilah yang merupakan lokasi Gereja Hagia Sophia. Sebelum dijadikan gereja,
Lokasi Gereja Konstantin itu sendiri awalnya juga merupakan tempat penyembahan
masyarakat. Jadi, lokasi Hagia Sophia memang merupakan lokasi yang menyimpan
banyak cerita masa lalu tentang kehidupan beragama menusia di masa lalu.
Pada tahun 404, terjadi kerusuhan di Konstantinopel. Perusuh membakar apa saja
termasuk Gereja Konstantin. Kerusuhan itu membuat bangunan Gereja Konstantin rusak
parah. Selanjutnya, pada tahun 405 Theodosius II memerintahkan untuk membangun
gereja kembali. Namun sayang, lagi-lagi gereja harus rusak karena kerusuhan Nika pada
tahun 532.
3. Karakteristik Bangunan
Lebar gereja mencapai 305 meter dan tinggi ± 548 meter, dengan sekeliling dinding yang
dihias mosaic warna warni serta cemerlang keemasan.
4. Kesimpulan
Bangunan ini mengutamakan keindahan pada bagian interiornya untuk menggambarkan
ajaran yang dianut.
5. Sumber: arsitektur-byzantium.html
3. Karakteristik Bangunan
Bangunan ini menggunakan konstruksi marmer putih. Lantai pertama dikelilingi dengan pilar-
pilar.
4. Kesimpulan
Bangunan ini memiliki atap sederhana berbentuk kubah, dinding yang romantic, memiliki
menara persegi, bulat, dan segi delapan, dekorasi arsitektur arcading, dll.
5. Sumber: shabiters.blogspot.com.
C. Arsitektur Gotik
1. Latar Belakang
a. Arsitek: Huguet
b. Perkembangan Arsitektur
Mosteiro da Batalha adalah biara Dominican, terletak di freguesia Batalha, kota Leiria,
Portugal. Pembangunan biara ini di dedikasikan kepada Bunda Maria untuk kemenangan
Portugal atas Castilians dalam pertempuran Aljubarrota pada tahun 1385. Membutuhkan
lebih dari 1 abad untuk membangun biara ini, mulai dari tahun1386 dan berakhir sekitar
tahun 1517.
3. Karakteristik Bangunan
Biara ini memiliki gaya bangunan Portugis asli dengan campuran arsitektur rayonnant dan
flamboyant Gothic yang dikombinasikan dengan unsur yang kuat dari arsitektur perpendicular
Gothic.
4. Kesimpulan
Arsitektur Gotik pada pertengahan abad ke12 dan berakhir pada abad ke16 diyakini sebagai
perwujudan seni barbarian. Disetiap bangunan memiliki menara, terdapat rose window,
terdapat seni kaca patri, adanya rib vaulting, kolom yang tebal, dll.
5. Sumber: kisduarsitek.blogspot.com
D. Arsitektur Renaissance
1. Latar Belakang
a. Arsitek: Donate Bramante
b. Perkembangan arsitektur
Arsitektur Renaissance adalah arsitektur pada periode antara awal abad ke-15 sampai awal
abad ke-17 di wilayahEropa, ketika terjadi ketertarikan terhadap budaya klasik terutama
budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno yang disebut Renaissance. Gaya ini
pertama kali berkembang di kota Florence, Italia.Pada masa Renaissance, terdapat tiga
penemuan penting.Yang pertama adalah bubuk mesiu, penemuan ini menyebabkan
perkembangan dalam hal militer. Kedua,penemuan kompas. Dengan ditemukannya
kompas,memungkinkan untuk melakukan pelayaran ke daratan baruseperti Amerika, dan
kepulauan Hindia Barat. Akibatnya adalah berkembangnya koloni-koloni bangsa Eropa
pada tempat tersebut. Penemuan ketiga adalah percetakan. Dengan adanya percetakan,
minat terhadap literatur berkembang pesat.Buku-buku tentang Latin dan Romawi ditulis,
dan akhirnya mempengaruhi cara pandang orang pada masa itu.
2. Karyanya adalah Gereja Basilika St. Petrus di Roma (Vatikan)
3. Karakteristik Bangunan
Diatas deretan pilar, berdiri patung-patung besar (orang-orang yang dihormati dalam agama
Kristen) menghadap halaman dalam bentuk oval. Bentuk gereja ini pada awalnya mengambil
bentuk bangunan basilika Romawi. Basilika adalah bangunan yang biasa dipakai untuk
pengadilan atau perniagaan oleh bangsa Romawi. Gereja dengan bentuk basilika biasanya
dilengkapi ruang persegi empat (atrium) yang dikitari tiang-tiang. Bangunan setengah
lingkaran (apsis) yang biasa dipakai sebagai tempat hakim Romawi, dijadikan tempat paduan
suara pendeta. Altar yang dikelilingi kursi berjejer setengah lingkaran, digunakan untuk
biskop dan pendeta tertua. Altar tersebut diberi langit-langit kebesaran di atas tiang-tiang
(ciborium).
4. Kesimpulan
Proporsi yang harmonis menguasai perhatian arsitek pada masa tersebut. Mereka berusaha
menghubungkan matra tiap bagian utama bangunan dengan satu modul, atau satuan panjang
yang menjadi dasar. Garis bentuk bangunan merupakan segitiga samasisi yang merupakan
bentuk geometris yang benar-benar simetri. Bentuk denah keseluruhan simetri, Menara lebih
sederhana dalam bentuk maupun jumlahnya, Kesan skyline horisontal, Atap kembali pada ½
lingkaran tanpa rib / rusuk, sehingga ketebalannya sama (kesan kekokohan Romawi
ditonjolkan kembali), Pedoman klasik (Yunani dan Romawi) dipergunakan kembali dan
distandarkan menurut pemikiran humanis.
5. Sumber: srimulyani-arch.blogspot.com
3. Karakteristik Bangunan
Gereja Barok awal ini memiliki dua cerita di fasad depan, dengan bagian atas yang lebih
sempit daripada bagian bawahnya, meskipun volutes di lantai atas menutupi perbedaan.
Sebuah pediment segitiga menjadi mahkota. Rasa vertikal yang kuat dicapai dengan elemen
diulang pada kedua bagian (pengulangan kolom pilaster) dan oleh pemecahan divisi
horisontal dengan pediment dari bagian yang lebih rendah.
Fasad bangunan Santa Susanna sangat mirip dengan fasad il Gesù. Bagian depan yang
dirancang vertical dengan menggunakan beberapa elemen horizontal. Memiliki fitur fasad
tabernakel dan fasad aedicular. Bangunan ini ditutupi aedicules vertikal sejajar, atau niches.
Banyak celah pahatan dan berbatasan dengan elemen arsitektur lain seperti pediments dan
pilaster.
4. Kesimpulan
Barok merupakan istilah untuk mengkategorikan perkembangan peradaban manusia
(termasuk seni) dalam sebuah era yang terjadi di Eropa. Karya-karya seni yang tercipta pada
zaman barok juga merupakan cerminan keadaan zaman tersebut sehingga memiliki ciri-ciri
khusus yang tentunya berbeda dengan corak seni pada zaman-zaman sebelumnya. Corak seni
barok mengandung unsur tekanan yang kuat, kekuatan emosi, dan sesuatu yang elegan, dan
sense of movement. Yang juga diaplikasikan pada bentuk seni pada Gereja. Arsitektur,
patung, lukisan dan music digabungkan dengan cara baru yang teaterikal untuk menekankan
ajaran Katolik sehingga membuat penyampaian pesan lebih atraktif dan menarik. Selain di
Gereja, gaya arsitektur barok juga kerap diaplikasikan pada bangunan-bangunan istana.
5. Sumber: archidkot.blogspot.com
Arsitektur Eklektikisme pada awal abad XIX mengandung rasa sentimen dan nostalgia
pada keindahan langgam masa lampau. Mengulang keindahan unasur-unsur kla-sik dan
dipadukan atau diterapkan secara utuh. Pengulangan kembali secara utuh kadang-kadang
disebut Neo-Klasik.
3. Karakteristik Bangunan
Detail otentiknya memancarkan karakter kuno dari kebangkitan kembali Gothic pada masa
itu. Penampilannya dapat memberikan kesan formal meskipun kompleks gedung ini tidak
sepenuhnya simetris, dan adanya menara-menara menjulang ke atas pada bagian dalam
kompleks yang letaknya beraturan. Pada bagian atas keempat sisi sebuah menara yang lainnya
terdapat jam besar, diberi nama Big Ben, menjadi pertanda kota London.
4. Kesimpulan
Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme
adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri.
Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama memilih secara bebas, gaya-gaya atau
bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut selera dan status sosio-ekonomi mereka.
Arsitektur modern perkembangnnya dimulai dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan
pola klasik lama juga karena semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi
da-lam pola, konsep, bentuk baru. Pada abad XIX bentuk, langgam, konstruksi dan bahan-
bahan ba-ngunan dalam arsitektur semakin berkembang bervariasi sehingga pilihan pun
semakin banyak.
5. Sumber: anisavitri.wordpress.com
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Arsitektur tidak menetap pada satu zaman saja,
namun dari masa kemasa, Arsitektur mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan
kebutuhan para penggunanya. Selain itu, para Arsiteknya juga sangat berperan dalam bentukan
bangunan yang akan dirancang melihat dari gaya Arsitektur sebelumnya.
B. Saran
Saran penulis adalah sebagai mahasiswa Teknik Arsitektur, jangan meninggalkan sejarah-sejarah
sebelumya yang telah ada. Namun harus dipelajari dan menambah wawasan, agar kita tidak
meninggalkan kebudayaan-kebudayaan yang terdahulu yang sudah ada dan sangat hebat perannya
dalam kehidupan kita berarsitektur.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://arsitektur-byzantium.html
2. http://shabiters.blogspot.com
3. http://kisduarsitek.blogspot.com
4. http://srimulyani-arch.blogspot.com
5. http://archidkot.blogspot.com
6. http://anisavitri.wordpress.com
TUGAS
SEJARAH ARSITEKTUR 2
OLEH