Anda di halaman 1dari 6

ARSITEKTUR RENAISSANCE

Pada abad pertengahan atau abad XV, tatanan budaya dan politik di Eropa mengalami
kemunduran yang sangat besar. Kondisi ini kemudian memunculkan sebuah perubahan besar
atau revolusi di Perancis. Sejak saat itu masyarakat mulai tertarik kembali lagi ke masa klasik
yang pemikirannya dianggap lebih rasional.

Perubahan besar atau revolusi ini dinamakan sebagai zaman pencerahan atau zaman
Renaissance, dimana masyarakat tidak lagi tertarik terhadap hal-hal yang bernuansa
keagamaan. Pada masa ini, kebudayaan yang berkembang di masyarakat seringkali
dipengaruhi oleh para ahli filsafat Romawi dan Yunani.

Hal ini ditandai dengan adanya suatu diktum atau faham yang menyebutkan ‘ketika aku
berpikir, maka aku akan selalu ada’. Maksud dari pernyataan tersebut kurang lebih adalah
desain arsitektur bangunan harus dikembalikan lagi dalam pemikiran antroposentris yang
bermakna bahwa manusia merupakan makluk paling istimewa di dunia.

Arsitektur Renaissance adalah arsitektur pada periode antara awal abad ke-15 sampai
awal abad ke-17 di wilayah Eropa, ketika terjadi ketertarikan terhadap budaya klasik
terutama budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno yang disebut Renaissance. Gaya ini
pertama kali berkembang di kota Florence, Italia. Pada umumnya arsitektur bangunan masa
Renaissance memiliki fungsi keagamaan seperti gereja dan kapel (peninggalan dan
melanjutkan bangunan masa Medieval), bangunan-bangunan istana, pusat pemerintahan dan
rumah-rumah kediaman pendeta atau saudagar (yang merupakan anggota masyarukat yang
terhormat).

Filippo Brunelleschi dianggap sebagai bapak pendiri arsitektur Renaisans, yang pertama
kali dikembangkan di Prancis dan gayanya dengan cepat menyebar ke wilayah lain di Eropa.
Arsitektur Renaisans didasarkan pada prinsip simetri, Geometri, dan Proporsi. Arsitektur baru
ini merasakan keseimbangan antara elemen horizontal dan vertikal dalam bentuk yang
mencerminkan proporsi manusia. Gaya arsitektur dan maknanya adalah untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dan bukan prinsip agama, tidak seperti gaya Romawi dan Gotik.
A. Karakteristik Arsitektur Renaissance

1. Fasad
Fasad arsitektur Renaisans berbentuk simetris terhadap sumbu vertikalnya. Fasad,
khususnya gereja, dilengkapi dengan pedimen dan ditata dengan pilaster, lengkungan, dan
entablatur. Kolom dan bukaan tampak mengarah ke tengah. Kebutuhan untuk
mengintegrasikan denah dengan fasad diperkenalkan oleh arsitek Filippo Brunelleschi.
Bangunan domestik dilengkapi dengan cornice dengan bukaan berulang di setiap lantai,
sedangkan pintu tengah ditandai dengan ciri arsitektur khusus.

2. Denah

Denah bangunan berbentuk persegi sehingga simetris dan juga proporsional.


Ukurannya mengikuti ketetapan yang sudah ditentukan. Untuk bangunan gereja,
denahnya tidak berbeda jauh dengan denah yang sudah ada di Italia sebelum
terjadinya revolusi minat terhadap gaya arsitektur klasik.

3. Bukaan

Bukaan pada masa ini datar, atau menggunakan arch semi-sirkuler, terkadang
dapat juga berbentuk elips, tapi hampir tidak pernah ada yang menggunakan arch
berbentuk lancip. Arsitektur bangunan pada masa ini dapat dibagi menjadi dua
bagian, antara lain bangunan yang mengandalkan efek dari jendela dan juga bangunan
yang mengandalkan efek dari ornamen seperti cornice, pilaster, dan kolom-kolom.

4. Dinding dan Kolom

Pada abad pertengahan, dinding eksterior menggunakan material-material


kecil yang disusun. Sementara itu, untuk masa renaissance, dinding eksterior
menggunakan batu atau plesteran sehingga terlihat halus. Pada masa ini, kolom-kolom
Yunani dan Romawi digunakan kembali, sebagai hiasan dan sebagai penopang
struktur. Selain digunakan sebagai kolom, digunakan juga pilaster dan pedimen.
Terdapat 5 jenis kolom yang digunakan pada masa ini, yaitu: doric, ionic, Corinthian,
tuscan dan composite.

5. Desain dan Konstruksi

Pada masa ini, barrel vault kembali digunakan. Tidak seperti arsitektur gothic
yang memiliki denah persegi panjang, pada masa renaissance denah yang digunakan
berbentuk persegi atau semi sirkuler.Pada masa ini juga, kubah sering digunakan
sebagai fitur struktural pada bagian eksterior, dan juga sebagai atap bagi ruangan
lebih kecil yang hanya dapat dilihat di dalam bangunan.
Konsep penataan dekorasinya juga banyak berubah dan didominasi dengan
karya seni patung atau seni lukis. Pada saat itu muncul ilmuwan sekaligus seniman
kenamaan Leonardo da Vinci bersama Michaelangelo . Untuk bagian interior, sering
dikombinasikan dengan unsur klasik terutama pada pemakaian mebel dan furniture
karena dianggap punya nilai estetika tinggi. Mozaik kaca tidak jarang ikut disertakan
terutama pada bangunan gereja. Biasanya hiasan mozaik kaca tersebut dibuat dalam
bentuk lukisan dan berisi kisah-kisah injil. Berikut ketentuan tatanan desain pada
masa renaissans:

 Lengkungan: Lengkungan berbentuk setengah lingkaran atau segmental.


 Vaults : Vaults pada masa renaissans, sederhana seperti kubah barel dengan
setengah lingkaran pada denah persegi.
 Kubah : Kubah berfungsi sebagai fitur struktural besar di bagian luar dan untuk
ruang atap kecil di bagian dalam.
 Atap: atap pada masa renaissans cenderung datar atau bertepi dan dicat atau dihias.
 Bukaan: Bukaan biasanya dengan ambang pintu persegi atau di atasnya terdapat
pedimen.

B. Contoh Bangunan Arsitektur Renaissance

1. Gereja Sant'Andrea, Mantua

Gereja ini dibangun antara 1470-1472, selesai sesudah


1482. Dirancang oleh leon battista alberti, pada masa
mendekati akhir hidupnya, menjadi salah satu karya
besarnya. Gereja terletak di pusat kota lama Mantua, Itali.
Menyatukan dua konsep matematik dan lukisan sebagai
elemen dekoratif. Bangunan berciri megah dan memiliki
konsep simetris.

2. Gereja Basilika Santo Petrus

Basilica Papale di San Pietro in Vaticano atau yang lebih dikenal dengan nama
Basilika Santo Petrus merupakan basilika utama Kepausan yang terletak di Vatikan.
Gereja ini pada awalnya dibangun sekitar tahun 319 dan 333 M, atas perintah Kaisar
Konstantinus Agung. Kemudian dibangun ulang pada tanggal 18 april 1506.

Basilika ini dirancang secara utama oleh Donato Bramante, Michelangelo,


Carlo Maderno dan Gian Lorenzo Bernini. Basilika Santo Petrus merupakan salah
satu karya paling terkenal dari arsitektur Renaisans[2] dan menjadi gereja terbesar di
dunia berdasarkan ukuran interiornya.
Basilika Santo Petrus terkenal sebagai tempat ziarah dan fungsi liturginya.
Area yang sekarang tercakup dalam Kota Vatikan telah menjadi pemakaman selama
beberapa tahun sebelum Sirkus Nero dibangun. Area tersebut merupakan kuburan
untuk orang-orang yang tereksekusi di Sirkus dan berisi banyak penguburan Kristen
karena selama bertahun-tahun setelah penguburan Santo Petrus banyak orang Kristen
memilih untuk dimakamkan di dekat Petrus.

3. El Escorial

El Escorial, adalah sebuah bangunan yang pernah menjadi kediaman penguasa


monarki Spanyol. El Escorial terletak di Kota San Lorenzo de Escorial, sekitar 45 km
sebelah barat laut Madrid. Bangunan ini merupakan salah satu situs kerajaan di
Spanyol dan berfungi sebagai biara, istana kerajaan, museum, dan sekolah. Lokasinya
adalah pada 2,06 km ke atas bukit (4,1 km jarak jalan) dari Kota El Escorial, Madrid.

El Escorial terdiri atas dua kompleks arsitektur dengan nilai sejarah dan
budaya yang tinggi, yaitu biara kerajaan dan La Granjilla de La Fresneda de El
Escorial, yang adalah sebuah pondok perburuan kerajaan dan lokasi biara sekitar 5
kilometer jauhnya. Situs-situs ini, pada abad ke-16 dan 17, melambangkan kekuatan
monarki dan dominasi Gereja Katolik Roma di Spanyol dalam wujud karya arsitektur.
El Escorial pernah menjadi sebuah biara dan istana kerajaan pada saat yang
bersamaan. El Escorial awalnya merupakan properti milik para biarawan Ordo
Hieronimus dan kini menjadi biara Ordo Santo Agustinus.

Anda mungkin juga menyukai