> Berkembang pada saat pertengahan Kekaisaran Romawi dan abad pertama.
> Tahun 313 – Kaisar Konstantin mengeluarkan peraturan yang memungkinkan umat Kristen
mempraktekkan agama secara bebas di Romawi
> Tahun 325 – Kaisar Konstantin masuk agama Kristen
> Tahun 380 – Kristen adalah agama resmi Kekaisaran Romawi
Galla Placidia
> Namun interior kaya dengan mosaik yang penuh warna, menghiasi dinding, kubah dan langit-
langit. Warna dominan adalah biru dan emas.
> Gambar mosaik adalah cerita-cerita dari Injil atau cerita kekaisaran
> Mosaik dibuat dari kubus-kubus kecil (dari marmer atau kaca) yang direkatkan di lapisan
semen.
> Capital kolom Byzantium memiliki banyak ornamen. Biasanya monogram (inisial) kaisar atau
penguasa dipahat di capital kolom.
> Bentuk umum capital kolom adalah keranjang atau kubus.
> Fitur lain yang penting pada gereja Byzantium adalah kubah. Kubah Byzantium diletakkan di
atas bukaan denah berbentuk persegi (kubah Romawi diletakkan di atas bukaan denah bentuk
lingkaran).
Daftar isi
[sembunyikan]
Katedral di Spanyol bernama Compostela memiliki naos bersayap atau transep sehingga
membentuk salib di ujung dekat katedra.[4]
Di Indonesia kita bisa menemui Arsitektur dengan model Katedral di beberapa kota:
Katedral Santo Franciscus Regis di Bandung yang dibangun pada tahun 1895.[5]
Katedral Santo Petrus di Bandung yang dibangun pada tahun 1895.[5]
Tiga Gereja Kathedral Termegah dari Zaman Gotik
Karakter Arsitektur
Bentuk dasar Arsitektur gereja Kristen Lama mengacu dari bentuk arsitektur Romawi, dimana
arsitektur Kristen Lama mengalami evaluasi dalam beberapa tahap. Pengaruh lain secara
umum adalah pemakaian altar, yang digunakan sebagai tempat untuk persembahan pada para
dewa Romawi, pada masa Kristen lama juga dipakai untuk persembahan suci.
Pemakaian model catacombe, yaitu makam umat Kristen yang terletak pada ceruk-ceruk bukit,
merupakan lorong-lorong panjang dan gelap (tempat ini digunakan untuk tempat peribadahan).
Pada waktu agama Kristen masih dilarang model ini digunakan bila membangun katedral, maka
nama katedral tersebut memakai nama orang yang disucikan dan dimakamkan di situ,
sedangkan diatas makam tersebut dibangun altar.
Denah :
Bentuk denah Basilika yang dikembangkan dengan menghilangkan salah satu tribun yang
berbentuk setengah lingkaran, sehingga tribun yang tinggal dijadikan sebagai suatu
pengakhiran yaitu Apse (apsis). Jalan masuk dari tengah/sisi memanjang dipindah ke Barat,
sehingga umat yang datang langsung menghadap altar. Sedangkan Nave atau ruang induk
(ruang peribadahan) dipisahkan oleh sederetan tiang-tiang yang menopang entablature (balok
dengan hiasan berbentuk segitiga diatasnya), atau kalau bentangan lebar, maka deretan kolom
memakai bentuk setengah lingkaran diatasnya.
Kemegahan dicapai melalui kesan perspektif memanjang ke arah Sanctuan (tempat altar) dan
diakhiri oleh Apse di mana tempat Imam berada. Hal yang demikian ini dikomposisikan dengan
perbandingan tinggi/rendahnya langit-langit sehingga proporsinya kelihatan lebih panjang dari
yang sebenarnya.
Gereja basilica diberi kiblat sehingga pusat perhatian yaitu ½ lingkaran di dalam Apse (apsis)
berada di sisi timur ke arah Yerusalem. Pada perkembangan gereja selanjutnya yaitu perluasan
dikedua sisi (navis), sehingga denahnya berbentuk salib yang selanjutnya mengawali bentuk
poko yang bertahan sampai sekarang.
Meskipun dari luar tampak sederhana namun gereja-gereja yang dibangun masa Kaisar
Constantinus (sebelum memindahkan ibukota) memperindah keindahan interiornya. Agama
Kristen Lama mengikuti adat Ibrani, yang melarang pemujaan patung maka gerejanya tidak
dihiasi patung sebesar manusia yang sebelumnya banyak menghiasi basilica-basilika romawi.
Atap :
Atap ditutup dengan konstruksi kayu yang sederhana, dimana hal ini merupakan tipikal dari
arsitektur Kristen Lama. Bentuk keseluruhan secara skyline adalah horizontal dan sederhana.
Dinding :
Pemakaian metode konstruksi dari Romawi, yaitu beton/batu yang diplester dan diberi hiasan
ornamen Mosaic yaitu pecahan batuan berwarna-warni memberikan efek estetis dan plastis,
sehingga berkesan cerah, merah dan biasanya hiasan tersut menceritakan tentang Nabi Isa As.
Bangunan-Bangunan pada Masa Kristen Lama