Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

ARSITEKTUR
KRISTEN AWAL
YUSUF ABDUR RAZAQ
(20321374)
2TB03
GEOGRAFIS
Agama Kristen lahir dan berkembang di wilayah Yudea, salah satu
Provinsi Roma di wilayah Timur, dibawa Santo Petrus dan Santo
Paulus ke Roma kemudian menjadi pusatnya . Wilayah kekaisaran
Roma mencakup seluruh wilayah di sekeliling laut Mediterania,
termasuk Syaria, Asia Minor dan Afrika Utara. Pada wilayah itulah
berkembang arsitektur yang mempunyai ciri khas, pada zaman
Kristen Awal (313-800 M).

2
GEOLOGIS DAN IKLIM
Aspek Geologis berpengaruh pada arsitektur Kristen Awal
pada bahan bangunan khususnya bahan galian. Pada
umumnya dimana bangunan didirikan, disitulah bahan
bangunan diambil seperti misalnya batu dan marmer, demikian
pula bahan bahan lainnya untuk dekorasi termasuk mozaik dan
patung.

Iklim berpengaruh pada sistem penghawaan dan


pencahayaan alami. Pada wilayah yang lebih panas, biasanya
lebih banyak membuat jendela.

2
SEJARAH DAN RELIGI
Arsitektur Kristen awal bermula pada abad ke-1 dan ke-2
Masehi di Roma dan Yudea. Pada saat itu, gereja-gereja
masih berupa rumah-rumah kecil atau bahkan di bawah tanah,
karena Kristen pada masa itu masih dianggap sebagai agama
minoritas yang dianiaya oleh pemerintahan Romawi.
Namun, pada abad ke-4 Masehi, setelah Kekaisaran Romawi
mengakui Kristen sebagai agama resmi, gereja-gereja mulai
dibangun dengan lebih besar dan megah. Salah satu contoh
arsitektur Kristen awal yang paling terkenal adalah Basilika
Santo Petrus di Roma, yang dibangun pada abad ke-4 Masehi
oleh Kaisar Konstantinus.
2
SEJARAH DAN RELIGI
Arsitektur Kristen awal pada umumnya mengikuti gaya arsitektur Romawi klasik, dengan menara dan kubah
yang menjulang tinggi serta ornamen-ornamen yang menghiasi dinding dan atap gereja. Namun, unsur-
unsur simbolis dan religius juga terlihat jelas dalam arsitektur Kristen awal, seperti salib yang diukir di
dinding dan langit-langit gereja.
Pada akhir abad ke-5 Masehi, gaya arsitektur Kristen awal mulai beralih menjadi gaya-gaya arsitektur
yang lebih khas Kristen, seperti arsitektur Byzantium dan arsitektur Romanesque. Gaya-gaya arsitektur ini
terus berkembang dan mempengaruhi arsitektur Kristen di seluruh dunia hingga saat ini.

Pantheon, Roma - Italia Hagia Sophia, Istanbul - Turki Cathédrale Notre-Dame de Paris
SEJARAH DAN RELIGI
Pernah dengar SEKOLAH MINGGU? Jauh sebelum nama tersebut dicetuskan di Inggris, “sekolah
minggu” sudah dilakukan di rumah-rumah komunitas, khususnya setelah era Milan 313 Masehi.
Modelnya tetap rumah benteng pada umumnya, entrance kecil yang mengarah ke sebuah
courtyard besar yang kemudian membagi akses ke ruang-ruang lebih kecil fungsional.
Di bawah ini adalah salah satu contohnya.
CIRI KHAS PERUMAHAN PADA MASA
KRISTEN AWAL

Di sisi perumahan, rumah-rumah masa Kristen awal punya


ciri khas tersendiri, Masyarakat yang tingkat
keamanannya belum seperti sat in mengakibatkan
tumbuhnya rumah yang menyerupai benteng. Tembok
tinggi mengelilingi rumah dengan hanya dua entrance,
satu entrance mengarah ke rung utama rumah, satu lagi
ke kandang kuda.
Mirip dengan sekarang, satu ke akses utama, satu lagi ke
garasi
MENGENALI GEREJA KRISTEN AWAL
Karakter utama: denah bentuk segi empat, turunan dari bangunan basilica (Romawi), biasanya
ukuran panjang = dua kali lebar.
Bangunan cukup luas untuk menampung jumlah umat yang besar. Bagian tengah (nave) yang
seperti lorong panjang memberikan pandangan yang tak terputus bagi umat ke bagian depan.
Pintu masuk selalu berada di sebelah barat.
Bagian depan adalah portico atau narthex. Orang yang tidak boleh masuk gereja (karena dosa-
dosanya) mendengarkan kutbah di portico
Altar diletakkan di podium bagian timur (bema) yang di belakangnya terdapat ruang setengah
lingkaran yang disebut apse.
Ukiran gaya fresco yang sangat sederhana.
Interior utama terdiri dari sebuah ruang besar di tengah (nave) yang di samping kiri-kanannya
terdapat lorong (aisle) yang dibatasi oleh deretan kolom.
Atap dan kontruksi sederhana, konstruksi atap portico setengah kuda-kuda, dan memiliki sisi miring
tunggal
KARAKTER ARSITEKTUR KRISTEN AWAL
Entrance hall yang sering ditemui hari- hari ini di bangunan
komersial. Atrium aslinya berasal dari arsitektur Romawi –
Kristen awal, yang merupakan central court di Rumah Romawi
lama, yang kemudian berkembang menjadi gedung-gedung
pertemuan dan gereja masa awal.
KARAKTER RUANG
RUANG DALAM
Gereja-gereja Basilikan mempunyai kolom kolom berjarak lebar menyangga entabitaure
ataupun pelengkung untuk mendapatkan bentangan lebih lebar. Ciri lain Gereja Basilikan
adalah kerangka atap dari kayu diatas rang umat utama (nave), dikiri kanan terdapat sayap
(aisle). Kolom berderet di kiri kanan membentuk rang panjang, pada ujungnya terdapat
(apse) dan biasanya altar ditempatkan pada titik fokus pada apse yang denah nya berbentuk
setengah lingkaran atau setengah
KARAKTER RUANG
RUANG LUAR
Gereja Basilika terdapat atrium atau
halaman dalam dikelilingin oleh portico
sebagai rang pengalihan dari luar
kedalam gereja dan menjadi ciri dari
arsitektur jaman Kristen Awal. Terdapat
juga dua menara kembar yang mengapiti
gerbang masuk.

Rekonstruksi Gereja Basilika


KARAKTER RUANG
DINDING
Pemakaian metode konstruksi dari Romawi, yaitu
beton/batu yang di plester dan diberi hiasan
ornamen Mosaic yaitu pecahan batuan berwarna
memberikan efek estetis dan plastik, sehingga
berkesan cerah merah dan biasanya hiasan tersebut
menceritakan tentang perjalanan tokoh.

ATAP
Atap ditutup dengan konstruksi kayu yang sederhana, dimana hal ini
merupakan tipikal dari arsitektur Kristen Awal. Bentuk keseluruhan secara
skyline adalah horizontal dan sederhana.
DEKORASI GEREJA
PADA ZAMAN KRSITEN AWAL
Dalam Arsitektur Yunani, dekorasi hanya dibuat
pada bagian-bagian tertentu dengan relief,
ukiran dan lain-lain, tidak sebanyak ornamen
pada zaman Romawi. Pada Arsitektur jaman
Kristen Awal yang merupakan perkembangan
dari gaya Romawi, dekorasi lebih banyak dari
sebelumnya, antara lain dengan mozaik dan
lukisan dinding.
DORIC, IONIC DAN CORINTHIAN
Langgam Doric, merupakan kepala tiang tanpa hiasan
(polos lengkung sederhana dan tapa alas pada dasar
tiangnya, sehingga langsung menempel pada lantai.

Langgam Ionic, kepala tiangnya mengambil bentuk


noctilus (kerang besar). Bentuknya melingkar pada kedua
sisinya, sedangkan pada dasar tiang memakai alas.

Corinthian mengambil alih bentuk-bentuk alam (flora)


daun Achantus. Pada dasar tiang menggunakan alas
bertumpu pada lantai berundak.
Thank you
for listening!
Any Question?

I Hope Not! :)

Anda mungkin juga menyukai