I.
II.
SEJARAH
Timur
di
bawah
pimpinan
Konstantin
yang
masih
bisa
0-325 M
325 M
395 M
dibuat oleh para pendeta sendiri) ini berlanjut kurang lebih selama 1000
tahun sampai dengan zaman Gotik. Pada periode ini disebut sebagai zaman
kegelapan (dark ages) dimana perkembangan kebudayaan dan peradaban di
Barat tidak berkembang.
Pengaruh-pengaruh
Perjalanan selanjutnya dari bangunan gereja setelah masa arsitektur
Kristen awal diwarnai pengaruh arsitektur Byzantium. Pengaruh yang
mengedepan adalah adanya warna Asia berupa bentuk-bentuk lengkung,
busur, kubah, maupun dinding-dinding masif. Ciri dari pengaruh Byzantium
pada bangunan gereja adalah penggunaan dekorasi berupa fresco (teknik
lukis cat air pada dinding basah), mozaik, ataupun marmer pada ruang
dalamnya. Ciri lainnya yang menjadi identitas dan pengenal utama,
digunakannya atap kubah dengan konstruksi pendentive.
Beberapa contoh yang sangat terkenal di dunia untuk karya Byzantium
adalah Gereja S. Sophia di Konstantinopel, Gereja S. Vitale di Ravena, dan
Gereja S. Minerva Medica di Roma. Ketiga gereja ini menggunakan bentuk
dasar denah Salib Yunani (lengan atau transept-nya sama panjang) dengan
berbagai variasi setelah melampaui era arsitektur Byzantium bangunan
gereja mengalir perkembangannya ke era arsitektur Romanika yang
berlangsung sekitar abad IX-XII.
Ketika masa ini berlangsung, arsitektur Byzantium masih memiliki
peran yang sangat kuat. Terlebih lagi ketika itu daerah-daerah yang dikuasai
Roma melepaskan diri. Akibatnya, tradisi masing-masing daerah bangkit
kembali mewarnai corak dan ragam arsitekturnya. Menguatnya tradisi
setempat ditimpali dengan dibukanya jalur perdagangan laut dan darat
ketika itu di Venesia, Ravenna, dan Marseilles. Ini berakibat makin maraknya
lintas budaya dengan berbagai pengaruhnya yang akhirnya bermuara pada
perkembangan arsitekturnya.
Denah:
Bentuk denah Basilika yang dikembangkan dengan menghilangkan
salah satu tribun yang berbentuk setengah lingkaran, sehingga tribun yang
tinggal dijadikan sebagai suatu pengakhiran yaitu Apse (apsis). Jalan masuk
dari tengah/sisi memanjang dipindah ke Barat, sehingga umat yang datang
langsung menghadap altar. Sedangkan Nave atau ruang induk (ruang
peribadahan)
dipisahkan
oleh
sederetan
tiang-tiang
yang
dicapai
melalui
kesan
perspektif
memanjang
ke
arah Sanctuan (tempat altar) dan diakhiri oleh Apse di mana tempat Imam
berada. Hal yang demikian ini dikomposisikan dengan perbandingan
tinggi/rendahnya langit-langit sehingga proporsinya kelihatan lebih panjang
dari yang sebenarnya.
Gereja basilica diberi kiblat sehingga pusat perhatian yaitu lingkaran
di dalam Apse (apsis) berada di sisi timur ke arah Yerusalem. Pada
perkembangan gereja selanjutnya yaitu perluasan dikedua sisi (navis),
sehingga denahnya berbentuk salib yang selanjutnya mengawali bentuk
poko yang bertahan sampai sekarang.
Meskipun dari luar tampak sederhana namun gereja-gereja yang
dibangun
masa
Kaisar Constantinus
(sebelum
memindahkan
ibukota)
Atap:
Atap ditutup dengan konstruksi kayu yang sederhana, dimana hal ini
merupakan tipikal dari arsitektur Kristen Lama. Bentuk keseluruhan secara
skyline adalah horizontal dan sederhana.
Dinding:
Pemakaian metode konstruksi dari Romawi, yaitu beton/batu yang
diplester dan diberi hiasan ornamen Mosaic yaitu pecahan batuan berwarnawarni memberikan efek estetis dan plastis, sehingga berkesan cerah, merah
dan biasanya hiasan tersut menceritakan tentang Nabi Isa As.
korban
penindasan
yang
diletakkan
dibawah
dalam
prinsip
hidup
ajaran
agama
ini
yang
lebih
dan
mousoleum
(kuburan
di
atas
tanah).
Kebanyakan
bangunan yang digunakan untuk fungsi ini diambil dari ruang yang sudah
ada dengan mengganti fungsinya, sehingga bentuk yang dipakai sama
seperti arsitektur Romawi namun fungsi, isi dan maknanya berbeda.
Contohnya bangunan Basilika yang pada zaman Romawi digunakan untuk
ruang pengadilan, dirubah menjadi gereja dengan menghilangkan kolom
berupa patung dan hal-hal yang bersifat duniawi (materi) menjadi suasana
tempat peribadatan yang bersifat non materi (dematerialized).
Arsitektur
Bentuk gereja yang berasal dan Basilika dengan denah panjang
berbentuk silang latin dijadikan bentuk dasar yang akan dipakai untuk gereja
selanjutnya. Tempat babtis dan Mouseleum dengan bentuk denah bulat, segi
banyak bersifat konsentnis dan lebih mengutamakan bagian interior
(introspeksi), sedangkan ruang luar tidak diperhatikan karena tidak ada
hubungannya dengan ruang dalam. Ornamen sederhana yang hanya
ditempatkan pada bagian interior seperti pada tampilan mozaik dinding
dengan pola gambar naturalis. Dinding terbuat dan bata, kuda-kuda dari
kayu dan bagian atap terbuat dari bahan genteng.
Bangunun-bangunan Kristen Awal
bangunan-bangunan
lainnya
Temboknya
tebal,
bangunannya
tidak
terlalu
tinggi,
atapnya
yang menetapkan
Kekaisaran
Romawi
Kekristenan Katolik
dan
sebagai
agama
resmi
lain
dari
Baptisterium des
Laterans in Roma
hall
yang
berbentuk
longitudinal-Bassilica;
bangunan
terpusat-
III.
1. Kredo Nicea
Ialah rangkuman keyakinan-keyakinan Gereja Katolik yang meyakini
bahwa hanya ada satu Allah saja, yang hadir dalam tiga pribadi: Allah Bapa,
Yesus Sang Putera, dan Roh Kudus.
Ikon yang menggambarkan Para Bapa Suci dari Konsili Nicea Pertama
memegang Kredo Nicea.
2. Basilika
Merupakan cikal bakal gereja yang mempunyai denah memanjang.
Basilika Kristen dibuat berdasarkan Basilika Romawi yang juga berfungsi
sebagai tempat pertemuan. Namun ada juga yang mengatakan, bahwa
prinsip dasar Basilika Kristen adalah rumah tinggal gaya Romawi yang
tengahnya
dan
dikombinasikan
dengan
gaya
Basilika
Santo
Paulus
di
Luar
Tembok
Vatikan
atau
dikenal
3. Mouseleum (Makam)
Berbentuk denah bulat, segi banyak bersifat konsentnis dan lebih
mengutamakan bagian interior (introspeksi), sedangkan ruang luar tidak
diperhatikan karena tidak ada hubungannya dengan ruang dalam. Ornamen
sederhana yang hanya ditempatkan pada bagian interior seperti pada
tampilan mozaik dinding dengan pola gambar naturalis. Dinding terbuat dari
bata, kuda-kuda dari kayu dan bagian atap terbuat dari bahan genteng.
Mouseleum Paramore keluarga di Pemakaman Bellefontaine, St Louis,
Missouri
akhir
abad
VIII),
mempunyai
nilai
yang
mendasarkan
pada
bentuk dasar denah Basilica adalah segaris (linier) yang berbasis pada
tiga ruang yaitu tengah (utama) dan dua ruang samping yang mengapitnya.
Pola ruang ini dengan jelas menampilkan interaksi antara umat dengan
imamnya -- sama dengan yang terjadi pada ruang pengadilan ataupun ruang
kelas.
Gereja-gereja Basilikan mempunyai kolom-kolom berjarak lebar untuk
menyangga, kerangka atap dari kayu di atas ruang umat utama (nave), di
kiri-kanan terdapat sayap atau di sebut aisle. Warna, kaca warna dan mozaik
mulai banyak digunakan dalam bangunan-bangunan pada jaman ini,
termasuk lukisan pada bagian dalam dari kubah.
IV.
KEBUDAYAAN
PADA
MASA
AWAL
PENGARUH
AGAMA
KIRSTEN
Roma tidak lagi mendominasi budaya dan arsitektur kristen sejak
tahun
800-1000,
karena
selain
timbul
regionalisme,
juga
pengaruh
pemerintahan
juga
di
ubah
menjadi
kekuasaan
mutlak
menurunnya
kekuasaan,
membuat
pembangunan
lebih
V.
Perjalanan
selanjutnya
dari
bangunan
gereja
warna
Asia
berupa
bentuk-bentuk
Ciri
dari
bangunan gereja
pengaruh
Byzantium
pada
mozaik,
molding
dan
relief
ataupun
marmer pada ruang dalamnya. Ciri lainnya yang menjadi identitas dan
pengenal utama, digunakannya atap kubah dengan konstruksi portico lateral
berupa kolom-kolom lonik.
Ketiga gereja ini menggunakan bentuk dasar denah Salib Yunani (lengan
atau
transept-nya
melampaui
era
sama
panjang)
arsitektur
dengan
Byzantium
berbagai
bangunan
variasi
gereja
setelah
mengalir
Diluar
tidak
Roma
sedikit
gereja
dan
Gereja S. Apollinare
VI.
BANGUNAN
MAKAM
PADA
AWAL
PENGARUH
AGAMA
KRISTEN
Bentuk denahnya cenderung lingkaran atau polygonal. Kemungkinan
bentuk lingkaran cocok untuk makam karena mempunyai titik fokus,
sehingga pada titik itulah sangat tepat untuk meletakkan makam.
Salah satu contoh adalah makam
St. Constanza di Roma, dibangun pada
330 oleh Constantine untuk makam
adiknya
melalui
Constantia.
sebuah
Pintu
porch,
masuk
berdinding
VII.
Babtistery adalah bagian dari sebuah gereja atau kapel, dapat juga
berupa bangunan khusus untuk upacara pembabtisan adalah Babtistery
Constantine di Roma (432 40) di bangun di dekat gereja Lateran. Yang
membangun adalah Sixtus III. Nama Constantine dipakai karena kepadanya
pembabtisan ini diberikan untuk penghormatan.
Babtistery Constantine adalah salah satu tertua lainnya di Italy,
sehingga kemungkinan besar menjadi model banyak ditiru di di tempat lain.
Denah dan potongan diatas adalah salah satu contoh lain bangunan
babtistery selain Babtistery Constantine di Roma.
KESIMPULAN
Perkembangan arsitektur Kristen dipengaruhi oleh beberapa faktor
sesuai dengan masanya. Seperti misalnya pada masa periode pengajaran
dan awal mula kristen ditandai dengan penyaliban Yesus (sekitar tahun 30
Masehi), dalam masa ini berlaku prinsip hidup ajaran agama ini yang lebih
mengutamakan introspeksi pada din sendiri maka banyak bangunan bawah
tanah yang dibuat secara darurat dan sederhana. Ruang berbentuk lorong
yang difungsikan sebagai tempat tinggal, kuburan dan tempat berdoa. Letak
tersembunyi dengan jalan masuk rahasia agar tidak ditemukan oleh tentara
Kaisar Romawi. Kemudian ketika agama Kristen mulai diakui maka semakin
banyak kebutuhan ruang dan berkembanglah bangunan untuk pembabtisan
dan mosuleum atau pemakaman.
Eksterior gereja pada umumnya polos dan minus dekorasi yang
kontras dengan nuansa interiornya yang cenderung dekoratif dan glamour.
Seperti pada Gereja-gereja Basilikan yang mempunyai kolom-kolom berjarak
lebar untuk menyangga, kerangka atap dari kayu di atas ruang umat utama
(nave), di kiri-kanan terdapat sayap atau di sebut aisle. Warna, kaca warna
dan mozaik mulai banyak digunakan dalam bangunan-bangunan pada jaman
ini, termasuk lukisan pada bagian dalam dari kubah.
Selanjutnya arsitektur Kristen tidak mengalami banyak perkembangan,
seringkali lebih mengacu pada bangunan arsitektur Kristen yang sudah ada,
seperti Babtistery Constantine sebagai salah satu bangunan tertua lainnya di
Italy, sehingga kemungkinan besar menjadi model banyak ditiru di di tempat
lain.
SUMBER
http://rikasamira.blogspot.co.id/2010/06/kristen-awal-0m-4m.html
http://shie-arch.blogspot.co.id/2010_06_01_archive.html
http://dokumen.tips/documents/arsitektur-byzantium-gotik.html
http://arsitektur30.blogspot.co.id/2013/05/arsitektur-kristen-awal.html
raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14068/KRISTEN+AWAL.pd
f