Anda di halaman 1dari 6

Maret, 2020

Perkembangan Arsitektur Merryle Merllyn Melego/F22118027

ARSITEKTUR
KRISTEN AWAL
1. Wilayah dan cara penyebaran
Agama kristen lahir dan berkembang di Wilayah timur, dibawa Santo Petrus dan santo
Paulus ke Roma yang kemudian menjadi pusatnya (sir Banister fletcherA History of
architecture, The Athlone Press. London. 1975.h.345.) Wilayah kekaisaran Roma
mencangkup seluruh wilayah di sekeliling Laut Mediterania, termasuk Syria, Asia Minor dan
Afrika Utara. Pada wilayah itulah berkembang Arsitektur yang mempunyai ciri khas, pada
jaman Kristen Awal (313-800).
Aspek geologi berpengaruh pada arsitektur Kristen Awal, pada bahan bangunan
khususnya bahan galian. Pada umumnya dimana didirikan, di situlah bahan banguna diambil
seperti misalnya batu dan marmer, demikian pula bahan-bahan lainnya untuk dekorasi
termasuk mozaik dan patung.
Sejarah Kristen Awal dimulai dari Jaman Constaintine (Constantine I 280-337 M, Kaisar
Roma dengan sebutan Konstaintin yang Agung/ Constaintine the Great, terkenal dengan
kebijakannya menerima dan mengesahkan agama Kristen, sama dan setingkat dengan
kepercayaan yang sudah ada sebelunnya. Terkenal pula sebagai Kaisar Roma yang
memindahkan pusat administrasi dan pemerintahan dari Roma ke Konstatntiopel
“Constantinople” sekarang Istanbul di Turki, pada 330). Hingga Charlemagne (800). Serbuan
Huns (Huns adalah suku bangsa Mongol yang hampir satu abad sangat berpengaruh terhadap
sejarah eropa, dengan serangan-serangan dan penguasaan, hingga 454 M). Yaitu orang-orang
mongol ke Eropa sekitar 376, berhasil menguasai wilayah utara hingga Itali. Pada 410 Roma
jatuh ke tangan orang-orang Goth di bawah Alaric.
Peperangan tersebut hanya bagian kecil dari berbagai konflik di Eropa. Pada 584 orang-
orang Lomdard (orang-orang jermal berasal dari skandinavia atau jermal utara yang
mendominasi seluruh itali antara 584-774), menguasai hampir seluruh itali sampir sekitar dua
abad.
Pada 800, charlemange (charlemange adalah raja frank, kaisar terbesar dalam dinasti
carolingian yang juga di ambil dari namanya. Charlemange artinya charles agung ”charles the
great”, juga digelari Charles I, selain menjadi raja perancis, juga emperor tahta suci romawi
“holy Roman Empire”) dinobatkan menjadi Emperor oleh Paus dari Roma, sejak itu
kekaisaraan menyatu dalam sisitem pemerintahan dengan tahta suci romawi, berlangsung
hingga 1806. Roma tidak lagi mendominasi budaya dan arsitektur kristen sejak tahun 800-
1000, karna sekain timbul regionalisme, juga pengaruh romanesque menjadi lebih kuat.
Constatine memindah pusat pemerintahan dari roma ke istanbul di wilayah byzantine
yang namanya kemudian di ubah menjadi Constantinople. Sistem pemerintahan juga di ubah
menjadi kekuasaan mutlak (absolute monarch) hingga saat kematianya pada 337. Kekuatan
kristen menjadi goyah karna kekacauan ditimbulkan oleh julian apostate, sehingga ke
keisaran romawi pada 364 terpecah menjadi dua: valentian memerintah wilayah barat dan
sodaranya valens diwilayah timur. Teodosius 379-95 berhasil menyatukan kembali kekuasaan
wilayah timur dan barat
Suatu rangkaian emperium di barat berakhir pada 376 M, setelah emperium barat dan
diruntuhkan oleh Zeno memerintah di konstantinople. Kembali lagi terjadi perubahan
kekuasaan, menjadi teodoric dan goth yang memerintah itali 493-526, dimana tercapai masa
puncak kedamaian dan kemakmuran. Pada jaman kebangkitan ini, budaya dan seni byzantine
banyak mendapat pengaruh dari zaman kristen awal berikutnya raja di pilih dari semacam
negara bagian dari spanyol, gaul (sebagian besar perancis sekarang), afrika utara dan itali
sendiri. Emansipasi di eropa barat langsung dengan kontrol dengan emperium, mendorong
berkembangnya budaya romano-teotonic, memberikan kemudahan, pada berdirinya negara-
negara baru (bukti dari sejarah ini, hingga sekarang masih terlihat pada banyak nya negara-
negara kecil di eropa seperti monaco, belgia dll, berasal dari sistem veodal, para tuan tanah).
Kecendrungan semacam itu medorong kristen menjadi lebih kuat, ditangan para uskup
(bishop) di roma. Formasi dari negara” baru ini selain membuat budaya regional jg
mendorong berkembangnya bahasa-bahasa mengganti bahasa latin.

2. Fungsi-fungsi bangunan yang mengaplikasikan


Seperti dalam prinsip hidup ajaran agama ini yang lebih mengutamakan introspeksi pada
diri sendiri maka banyak bangunan bawah tanah yang dibuat secara darurat dan sederhana.
Ruang berbentuk lorong yang difungsikan sebagai tempat tinggal, kuburan dan tempat
berdoa. Letak tersembunyi dengan jalan masuk rahasia agar tidak ditemukan oleh tentara
Kaisar Romawi.
Pertemuan kebaktian orang-orang Kristen mula-mula diadakan di tempat-tempat rahasia,
seperti rumah-rumah penduduk dan di lorong-lorong bawah tanah. Karya seni, lukisan dan
mosaik gaya ini berasal dan abad pertama (V dan VI), hanyak ditemukan di lorong-lorong
bawah tanah atau yang biasa disebut catacomb, yang pada awal masa Kristen merupakan
tempat pemakaman. Catacomb dan bangunanbangunan lainnya kebanyakan dibangun di luar
perbatasan kota karena faktor keamanan dan harga tanah.
Akibat perkembangan umat Kristiani yang terus bertambah maka kebutuhan ruang ibadah
semakin besar. Sejak itu dibangun tempat peribadatan di seluruh wilayah kekaisaran Romawi
berupa gereja-gereja kuno. Pada pertengahan (abad ke-3) sudah ada lebih dari 40 buah rurnah
ibadah di Roma. Pada awalnya gereja mempunyai aturan yang berbeda dibandingkan dengan
kuil hedonisme zaman Romawi. Gereja merupakan tempat pertemuan para pengikut Kristen.
Bagian dalam bangunan yang diletakkan secara terpisah, terdapat ruang yang disucikan dan
dipercaya sebagai tempat bersemayam Tuhan yang tidak kelihatan. Umat memuja dan berdoa
melalui perantara pendeta atau imam. Karenanya letak altar dan pendeta harus berhadapan
dengan umat, maka bentuk gereja membutuhkan denah memanjang, seperti bangunan
Basilika zaman Romawi. Pendapat mengenai pengaruh masa kuno terhadap Basilika Kristen
masih beragam. Salah satu hipotesis yang mengungkapkan bahwa bangunan Basilika Kristen
dibuat berdasarkan Basilika Romawi yang juga berfungsi sebagai tempat pertemuan. Namun
ada juga yang mengatakan, bahwa prinsip dasar Basilika Kristen adalah rumah tinggal gaya
Romawi yang memiliki atrium di bagian tengahnya dan dikombinasikan dengan gaya
susunan gedung pertemuan (basilika).

3. Identifikasi karakteristik:
 Bentuk dan peruangan (pola dan fungsi ruang)
Bentuk dasar Arsitektur gereja Kristen lama mengacu dari bentuk arsitektur
Romawi, dimana arsitektur Kristen lama mengalami evaluasi dalam beberapa
tahap. Pengaruh lain secara umum adalah pemakaian altar, yang digunakan sebagai
tempat untuk persembahan pada para dewa Romawi, pada masa Kristen lama juga
dipakai untuk persembahan suci. Pemakaian model catacomb, yaitu makam umat
Kristen yang terletak pada ceruk-ceruk bukit, merupakan lorong-lorong panjang dan
gelap (tempat ini digunakan untuk tempat peribadahan). Pada waktu agama Kristen
masih dilarang model ini digunakan bila membangun katedral, maka nama katedral
tersebut memakai nama orang yang disucikan dan dimakamkan di situ, sedangkan
diatas makam tersebut dibangun altar.

Denah:
Bentuk denah basilika yang dikembangkan dengan menghilangkan salah satu tribun
yang berbentuk setengah lingkaran, sehingga tribun yang tinggal dijadikan sebagai
suatu pengakhiran yaitu Apse (apsis). Jalan masuk dari tengah sisi memanjang
dipindah ke barat, sehingga umat yang datang langsung menghadap altar. Sedangkan
Nave atau ruang induk (ruang peribadahan) dipisahkan oleh sederetan tiang-tiang
yang menopang entablature (balok dengan hiasan berbentuk segitiga diatasnya), atau
kalau bentangan lebar, maka deretan kolom memakai bentuk setengah lingkaran
diatasnya. Kemegahan dicapai melalui kesan perspekti memanjang ke arah Sanctuan
(tempataltar) dan diakhiri oleh Apse di mana tempat Imam berada. Hal yang
demikian ini dikomposisikan dengan perbandingan tinggi rendahnya langit-langit
sehingga proporsinya kelihatan lebih panjang dari yang sebenarnya. Gereja basilica
diberi kiblat sehingga pusat perhatian yaitu : lingkaran di dalamApse (apsis) berada
di sisi timur ke arah Yerusalem. Ada perkembangan gereja selanjutnya yaitu
perluasan dikedua sisi (navis), sehingga denahnya berbentuk salib yang selanjutnya
mengawali bentuk pokok yang bertahan sampai sekarang. Meskipun dari luar tampak
sederhana namun gereja-gereja yang dibangun masa Kaisar Constantinus (sebelum
memindahkan ibukota) memperindah keindahan interiornya. Agama Kristen lama
mengikuti adat Ibrani, yang melarang pemujaan patung maka gerejanya tidak dihiasi
patung sebesar manusia yang sebelumnyabanyak menghiasi basilica-basilika romawi.

 Estetika dan ornament


Ornamen sederhana yang hanya ditempatkan pada bagian interior seperti pada
tampilan mozaik dinding dengan pola gambar naturalis atau lukisan-lukisan tentang
perjalanan Yesus Kristus. Pilar-pilar yang sangat besar yang diadopsi dari arsitektur
romawi.

 Struktur konstruksi dan material


Dinding terbuat dari bata atau beton/batu yang diplester, kuda-kuda dari kayu dan
bagian atap terbuat dari bahan genteng.
Konstruksi atapnya yaitu kayu yang sederhana, di mana hal ini merupakan tipikal
dari arsitektur Kristen awal. Bentuk keseluruhan secara skyline yaitu horizontal dan
sederhana. Nave atau ruang induk dipisahkan oleh sederetan tiang-tiang yang
menopang entablature (balok dengan hiasan bentuk segitiga di atasnya), atau kalau
bentang lebar, maka deretan kolom memakai bentuk setengah lingkaran di atasnya.

Anda mungkin juga menyukai