Anda di halaman 1dari 12

Nama : Narizka Ayu Nasution

NIM : 052.001300.052
Dosen : Ir. Rita Walaretina, MSA.

TAKE HOME UTS


SEJARAH ARSITEKTUR DUNIA

Perkembangan sejarah arsitektur dunia dibagi menjadi Arsitektur Klasik (Kosmosentris),


Abad Pertengahan Middle Ages (Teosentris) & Renaissance (Anthroposentris). The Middle Ages
disebut juga Abad Pertengahan atau Abad Gelap. Pada abad ini sejarah arsitektur berkembang
pesat di benua Eropa, dengan dimulainya kebangkitan religi setelah runtuhnya Kerajaan Romawi
Barat (Roma) & munculnya Kerajaan Romawi Timur (Konstantinopel).
Abad ini dikenal dengan Teosentrisme, yaitu kepercayaan akan Tuhan. Sejarah arsitektur
dimulai pada tahun 313 M ketika agama kristen dinyatakan sebagai agama yang legal oleh Kaisar
Constantine. Agama Kristen lahir dan berkembang di wilayah Judea (salah satu provinsi Roma)
yang dibawa oleh Santo Petrus & Paulus ke Pusat Roma, Italia.
Arsitektur Abad Pertengahan (The Middle Ages) dibagi menjadi empat masa, yaitu:
Kristen Awal, Byzantium, Romanesque, dan Gothik. Pada abad ini ilmu pengetahuan dan
kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi yaitu membangun tempat memuja Tuhan.
Pemahaman terhadap kepercayaan Tuhan lebih mendominasi, manusia mulai memikirkan
hal-hal yang bersifat kehidupan dunia setelah kematian, cenderung berintrospeksi diri, karya
arsitekturnya bersifat religius (tempat-tempat ibadah), dan karya seni lebih ditonjolkan untuk
kepentingan agama. Tempat ibadah umat agama Kristen disebut Gereja.
Mempelajari sejarah perkembangan arsitektur gereja pada abad pertengahan dilakukan
karena arsitektur merupakan ilmu perencanaan dan perancangan, salah satu bentuk dari
kebudayaan yang lahir dan berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia yang
diwariskan secara turun-temurun, sebagai wadah aktivitas religi manusia. Sulit untuk dapat
memahami secara menyeluruh sebuah karya arsitektur tanpa latar belakang pengetahuan
(sejarah) yang mendukung.
Perkembangan arsitektur gereja di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh yang
cukup kuat terhadap perkembangan arsitektur gereja di dunia. Oleh karena itu, pemahaman
tentang sejarah perkembangan arsitektur gereja penting sebagai ilmu dalam perencanaan dan
perancangan arsitektur gereja dikemudian zaman.
Timeline Sejarah Perkembangan Arsitektur Gereja The Middle Ages
Matrix Perbandingan Arsitektur Gereja The Middle Ages
Early Christian Byzantine Romanesque Gothic
Denah Persegi Panjang Denah Bentuk T Denah Cross & Ramping
Denah Basilika (Persegi)
Hagia Sophia, Constantinopel, berdasarkan Bentuk Salib Notre Dame, Paris (1163 M)
Saint Peter, Rome (432 M).
Instanbul (537 M) Simetris
Pisa Cathedral,
Pisa (1063 M)
APSE

TRANSEPT

Denah Persegi dengan


Konsep Mata Angin Legenda :
ST Basin, Mocow (1555 M) 1. Aisle
2. Nave
3. Apse
Bentuk Denah Lingkaran 4. Trancept
Denah S. Stefano Rotondo,
Rome (468 M) Durham Cathedral,
Inggris (1093 M)
Denah Cross & Ramping
tetapi lebih Rumit
Canterbury Cathedral,
Canterbury (1071 M)

Legenda :
1. Nave
2. Ambulatory
3. Chaples
4. Aisles
5. Clerestory
Fokus pada pusat Denah Segi Delapan
(centralized). San Vitale, Ravenna (526 M) Legenda :
1. Aisle
2. Nave
3. Apse
4. Trancept
5. Caple

Fokus pada pusat (centralized).


Ciri Khas Bentuk Atap Ciri Khas Bentuk Atap Dome Ciri Khas Arch Ciri Khas Bentuk Menara dan
Pelana Bertumpuk Hagia Sophia, Melengkung dan Menara Arch yang Tinggi Meruncing
Saint Peter, Rome (432 M). Instanbul (537 M) Sentral di setiap bangunan serta Entrance berupa Portal
Pisa Cathedral, Notre Dame, Paris (1163 M)
Pisa (1063 M)

Bentuk
Bangunan ST Basin, Mocow (1555 M)
S. Stefano Rotondo, San Vitale, Ravenna (526 M) Durham Cathedral,
Rome (468 M) Inggris (1093 M)

Area entrance biasanya terdiri


dari 3 portal dengan arche yang
meruncing.

Saint Peter, Rome (432 M). Hagia Sophia, Pisa Cathedral, Notre Dame, Paris (1163 M)
Instanbul (537 M) Pisa (1063 M)
APSE

CHOIR

S. Stefano Rotondo,
Rome (468 M) TRANSCEPT
Organisasi Legenda :
Ruang 6. Aisle
7. Nave
8. Apse NAVE
9. Trancept

PINTU MASUK

Sisanya Double Aisle


Legenda : ST Basin, Mocow (1555 M) Durham Cathedral, Canterbury Cathedral,
1. Nave Inggris (1093 M) Canterbury (1071 M)
2. Ambulatory
3. Chaples
4. Aisles
5. Clerestory

Fokus pada pusat


(centralized).

Legenda :
1. Aisle
2. Nave
3. Apse
4. Trancept
5. Caple

Denah Keseluruhan
San Vitale, Ravenna (526 M)

Fokus pada pusat (centralized).


Konstruksi :
 Dinding pendukung Notre Dame, Paris (1163 M)
Hagia Sophia, (butresses)
Instanbul (537 M)  Atap Kubah
Saint Peter, Rome (432 M).
 Kolom-kolom berjarak lebar
 Kerangka atap dari kayu
 Atap pelana dengan kuda-
kuda kayu
 Kemiringan atap 55°
 Struktur “romantic forest”
 Pelengkung setengah karena masing-masing balok
lingkaran yang digunakan berasal dari
 Kolom Piers, pilaster pohon yang berbeda
sebagai pemikul beban  Struktur terbuat dari kayu ek
 Atap Pelana Kayu
Sistem S. Stefano Rotondo, (Nave)
Struktur Rome (468 M)
Konstruksi  Tambour dengan kerangka
& Material kuda-kuda kayu piramidal,
ditutup genteng
 Atap lingkaran luar,
setengah kuda-kuda, miring
ke satu arah, posisi lebih
rendah dari atap Tambour  Menggunakan flying buttres
 Ambang melengkung pada
kolom corintien order  Bukaan jendela kecil
untuk menahan entablure  Dinding massif dari
 Dinding silindris marmer putih

 Arch tinggi dan runcing


 Struktur Spire pada menara
lonceng diatas persimpangan
transcept
 Adanya tower diatas
crossing yang mengapit
Apse

APSE

San Vitale, Ravenna (526 M)

 Kubah yang bergaris

 Plafond Atap Ribbelt Vault

 Atap Kerucut
 Jendela stained glass yang
berbentuk rose atau roda

Canterbury Cathedral,
Canterbury (1071 M)

Material

Firmitas :
 Secara struktural kuat
karena dapat menampung
kapasitas umat banyak
 Atap lengkung, mempunyai
 Fire resistance belahan pada satu titik puncak
Secara Keseluruhan

 Triforium berfungsi sebagai


penyangga bangunan
 Mosaik  Kolom Korintien dan Ionic  Mozaik  Ukiran dan Relief
Order Pada Plafond

 Hiasan Dinding  Patung Kecil


 Ornamen-ornamen lipatan
 Lukisan dinding  Kolom Korintien Order
Ornamen

Pada Portal dan Jendela Bunga


 Kolom Korintien Order  Mozaik  Mozaik dan Kaca Patri
 Pilar Marmer Pada Jendela Bunga

Rosette

 Kolom dihiasi Salib Kecil


 Kolom Ionic Order
Melukiskan
Nabi-nabi

 Hiasan Eksterior lainnya


 Kolom Gothik
 Hiasan Fresco pada Dinding

 Relief dan Ukiran  Kolom Drums & Hiasan


Jendela (wheel window)

 Hiasan Emas pada Dinding


 Lukisan dan Monumen

 Ukiran atau Patung

 Battlement di atas Dinding


Rasa ruang pada : Rasa Ruang : Gereja Style Gothik
1. Nave Basilika 1. Narthex Kesan yang indah, megah dan
Kesan megah dan agung Kesan mengundang untuk mulia sebab kekayaan raja
didapat dari tingginya masuk ke dalam gereja dari didukung oleh kemegahan
plafond pada nave, adanya inner dan outer Rasa Ruang : gerejanya.
tempat umat duduk dan narthex, dimana inner dua 1. Nave
beribadah, dengan skala kali lebih tinggi dan lebar Kesan mistis dari
arsitektur bukan manusia dari pada outer jendela, efek pantulan
cahaya matahari pada
mozaik emas, seperti
cahaya surga

2. Nave Salah satunya dari Vertikalisme,


2. Nave Circular Kesan mistis dari jendela, yang tinggi melambangkan
Kesan fokus, memusat efek pantulan cahaya kesan Ketuhanan Yang Maha
atau centralized di dapat matahari pada mozaik Tinggi.
dari denah nave yang emas, seperti cahaya surga Kesan megah dan agung
Detail berbentuk lingkaran dari tingginya plafond
pada nave, dengan skala
arsitektur bukan manusia
2. Apse
Kesan privat dari
bentuk ruang yang
menjorok ke luar
sebagai tempat imam
Kesan cahaya yang
3. Apse menyimbolkan Tuhan yang
Kesan privat dari bentuk masuk menerangi para umat.
ruang yang menjorok ke Kesan megah dan agung
luar dan terdapat altar dari tingginya plafond pada
nave, dengan skala
arsitektur bukan manusia
4. Atrium 3. Apse Rasa Ruang :
Kesan adanya peralihan Kesan privat dari bentuk 1. Portal
antara ruang dalam dan ruang menjorok ke luar Kesan selalu ingat akan
luar gereja, berupa Tuhan, pahala dan dosa.
halaman atau taman

Gerbang Pengampun
Gerbang Neraka
Gerbang Kiamat
2. Nave
Kesan panjang seperti
lorong seakan mengarahkan
umat pada choir dan apse

3. Apse
Kesan privat dari bentuk
ruang menjorok ke luar
Pembahasan Matrix
Sejarah Perkembangan Arsitektur Gereja The Middle Ages

Berdasarkan bentuk denah


Berdasarkan ciri khas bentuk bangunan
Periode Romanesque gaya arsitekturnya dapat dikatan perpaduan antara fitur dari
bangunan Romawi Barat dengan gaya arsitektur Byzantium. Romanesque Karakteristik gereja
terdapat bentuk lengkung.
Arsitektur Gothik memiliki tiga karakteristik yang membedakannya dari periode
Romanesque, yakni lengkungan runcing, kubah bergaris, dan penopang layang. Perkembangan
ini memungkinkan arsitek untuk membuat gereja jauh lebih besar dan lebih cerah. Unsur-unsur
gereja Gothik yang berupa tiga pintu masuk, jendela mawar dan menara tinggi.
Berdasarkan organisasi ruang
Arsitektur Gothik adalah perwujudan keyakinan Kristen lebih modern daripada periode-
periode sebelumnya, dimana bangunan Gothik yang paling dikenal adalah katedral. Katedral
merupakan bangunan yang penting bagi sebuah komunitas atau suatu kota di Eropa pada abad
pertengahan.
Berdasarkan sistem struktur, konstruksi & material
Berdasarkan ornament
Para arsitek di masa itu menampilkan interior bangunan basilika dengan dekorasi berupa
hiasan ornamen atau gambar tentang ceria tokoh atau pemuka agamanya.
Berdasarkan detail
Periode Kristen awal adanya nilai-nilai kesombongan yang ditampilkan melalui skala
bangunan masa Romawi di luar skala manusia untuk mengedepankan skala Tuhan yang agung,
sakral, suci, magis, dan religius.

Anda mungkin juga menyukai